Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHA KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN


PADA LEOKIMIA

Disusun oleh : Mirna Apriani

NIM:191012115201003

S1 KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

T.A 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala,


Rabb Penguasa alam, Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan
dan karunia kepada semua makhluk-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah seminar ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta
orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah


ini Penyusun menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami.Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki kekurangan
ataupun kekeliruan yang ada.Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para mahasiswa kebidanan untuk menambah wawasan dalam bidang
kesehatan.

Penulis mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih


terdapat kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan penulis dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

18 MARET 2021

penulis

2
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang ............................................................................5


2. Tujuan penulisan ........................................................................6
3. Metode penullian ........................................................................6
4. Sistematika penulisan..................................................................7

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA

1. KONSEP DASAR .....................................................................8


2. Defenisi ......................................................................................8
3. Anatomi fisiologi.........................................................................
4. Etiologi .......................................................................................
5. Manifestasi kilinis.......................................................................
6. Fatopisiologi ...............................................................................
7. Pemeriksaan diagnostic ..............................................................
8. Penatalaksanaan..........................................................................
9. Pemeriksaan diagnostic...............................................................
10. Komplikai....................................................................................
11. Tanda dan gejala manifestasi klinis............................................
12. KONSEP DASAR ASUHAN ....................................................
13. Obsevasi dalam pengkajian data ................................................
14. Pbservasi dalam mengindenterpretasi data ...............................
15. Observasi dalam mengidentivikasi diagnosis atau maslah pontensial..
16. Observasi dalam menetapkan kebutuhan yang memerlukan penananan
segera ..........................................................................................
17. Observasi dalam melakukan penangana yang menyeluruh ........
18. Observasi dalam melaksanakan perncanaan tindakan ................

3
19. Oservasi dalam mengevaluasi tindakan .....................................

BAB 111 KESIMPULAN

1. KESIMPULAN ..........................................................................
2. SARAN.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

4
BAB 1

PENDAHULUAN

A.latar belakang

Leukemia adalah penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sum sum
tulang yang di tandai oleh proliferasi sel-sel yang abnormal dalam darah tepi
(Muthia dkk, 2012)

Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari


sumsum tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi
adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi. Pada leukemia leukosit dalam darah
berproliferasi secara tidak teratur, tidak terkendali dan fungsinya menjadi tidak
normal. Oleh karena proses tersebut, fungsi-fungsi lain dari sel darah normal juga
terganggu hingga menimbulkan gejala leukemia yang dikenal dalam klinik.
Leukemia merupakan kanker anak yang paling sering dan mencapai lebih kurang
33% dari keganasan pediatrik. Insidensi tahunan keseluruhan dari leukemia adalah
42,1 juta anak kulit putih dan 24,3 juta anak kulit hitam.1,2 Leukemia dapat
diklasifikasikan berdasarkan perjalanan alamiah penyakitnya dan berdasarkan tipe
sel predominan yang terlibat.

Berdasarkan perjalanan alamiah penyakitnya leukemia dibedakan menjadi


leukemia akut dan kronis. Leukemia akut mencapai 97% dari semua leukemia
pada anak sementara leukemia kronik hanya ditemukan sekitar 3%. Leukemia
akut merupakan leukemia dengan perjalanan klinis yang cepat dan tanpa
pengobatan penderita rata-rata meninggal dalam 2 sampai 4 bulan. Leukemia kaut
terdiri dari 2 tipe yaitu leukemia limfoblastik akut (LLA) yang merupakan 82%
dari semua leukemia akut dan leukemia mieloblastik akut (LMA) yang ditemukan
mencapai 18%. Di RSU Dr. Sardjito LLA ditemukan sebanyak 79%, LMA 9%
dan sisanya leukemia kronik, sementara itu di RSU Dr. Soetomo pada tahun 2002
LLA ditemukan sebanyak 88%, LMA 8% dan 4% leukemia kronik.1,6 Penyebab
leukemia sampai saat ini sebagian besar belum diketahui dengan pasti. Namun

5
demikian, pada penelitian mengenai proses leukemogenesis pada binatang
percobaan ditemukan bahwa penyebab leukemia mempunyai kemampuan
melakukan modifikasi nukleus DNA dan kemampuan ini meningkat bila terdapat
suatu kondisi genetik tertentu seperti translokasi, amplifikasi, dan mutasi onkogen
seluler. Kondisi-kondisi tertentu seperti cacat genetik, radiasi ionik, infeksi virus
atau bakteri, kondisi perinatal dan paparan bidang elektomagnetik, benzene,
pestisida dan produk minyak bumi dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya
leukemia pada anak-anak.1,3 Di Negara berkembang, diagnosis leukemia harus
dipastikan dengan aspirasi sumsum tulang (BMA) secara morfologis,
imunofenotip dan karakter genetik. Pada leukemia akut, penting untuk
membedakan LLA dengan LMA karena akan sangat menentukan jenis terapi dan
prognosis penderita. Walaupun dewasa ini pengobatan leukemia telah
menunjukkan hasil yang sangat baik terutama untuk LLA, tidak jarang ditemukan
kasus gawat darurat leukemia dengan komplikasi infeksi, perdarahan atau
disfungsi organ yang terjadi akibat leukostasis. Hal ini menunjukkan bahwa
diagnosis dini leukemia sangat penting dilakukan. (Muthia dkk, 2012).

B.TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui definisi dari leukemia


2. Mengetahui etiologi dari leukimia
3. Mengetahui anatomi fisiologi dari leukimia
4. Mengetahui patofisiologi dari leukimia
5. Mengetahui manifestasi klinis
6. Mengetahui Pemeriksaan diagnostic
7. Mengetahui penatalaksaan dari leukimia
8. Mengetahui komplikasi

C.METODE PENULISAN

Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan


melakukan, pencarian sumber-sumber yang relevan dan pencarian data melalui
internet. Data dan informasi yang digunakan yaitu data dari skripsi, media
elektronik, dan beberapa pustaka yang relevan.

6
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:

1. Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi


pustaka yang menjadi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan untuk penulis
mengenai lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup dalam penulisan

2. Untuk melakukan pembahasan analisis dan sintesis data-data yang


diperoleh, diperlukan data referensi yang digunakan sebagai acuan, dimana data
tersebut dapat dikembangkan untuk dapat mencari kesatuan materi sehingga
diperoleh suatu solusi dan kesimpulan.

D.SITEMATIKA PENULISAN

Tugas laporan kasus ini terdiri dari 3bab, antara lain :

1. Bab I Pendahuluan Menjelaskan mengenai latar belakang masalah,


tujuan, metode penulisan , sistematika penulisan.
2. Bab II Tinjauan Pustaka Menjelaskan mengenai konsep dasar penyakit ,
dan konsep dasar asuhan.
3. Bab III penutup,menjelaskan kesimpulan dan saran
4. Daftar pustaka

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Definisi

Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembulu darah yang sering


ditemui pada anak- anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum tulang
dan sistem limfatik (Wong et al, 2009).

Leukemia merupakan keganasan hematologik yang terjadi akibat proses


neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai
tingkatan sel induk hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok
(clone) sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, yang kemudian beredar secara
sistemik. Leukemia akut merupakan leukemia dengan perjalanan klinis yang cepat
dan dibagi atas leukemia limfoblastik akut (LLA) dan leukemia mieloblastik akut
(LMA).6 Leukemia limfoblastik akut adalah keganasan klonal dari sel-sel
prekursor limfoid. Lebih dari 80% kasus, sel-sel ganas berasal dari limfosit B dan
sisanya berasal dari sel T. Sementara itu, leukemia mieloblastik akut adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan diferensiasi
sel-sel progenitor dari seri myeloid.

sel-sel leukemia menyusup ke dalam sumsum tulang, mengganti unsur-


unsur sel yang normal. Akibatnya timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam
jumlah yang tidak mencukupi. Timbulnya perdarahan akibat menurunya jumlah
trombosit yang bersirkulasi. Inflasi juga terjadi lebih sering karena berkurangnya
jumlah leukosit. Penyusupan sel-sel leukemia ke dalam semua orgna-organ vital
menimbulkan hepatomegaly, splenomegaly dan lomfadenopati. Timbul disfungsi
sum-sum tulang, menyebabkan turunya jumlah eritrosit, neutrophil dan trombosit.
Sel-sel leukemia menyusipi limfonodus, limfa, hati, tulang dan susunan saraf
pusat (David,2015)

2. Epidemiologi

8
Leukemia akut merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada
anak, yaitu mencapai 30-40% dari seluruh keganasan dan merupakan 97% dari
semua leukemia pada anak. Insidens rata-rata leukemia akut yaitu 4-4,5
kasus/tahun/100.000 anak dibawah usia 15 tahun dan lebih banyak ditemukan
pada anak kulit putih dibandingkan anak kulit hitam.1 Di negara berkembang,
leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan 82% dari seluruh kasus leukemia
akut pada anak dengan insidensi tertinggi pada usia 3-5 tahun dan lebih banyak
ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan. Sementara itu, leukemia
mieloblastik akut (LMA) lebih sering ditemukan pada dewasa dan berjumlah 18%
dari seluruh kasus leukemia akut pada anak dengan insidensi yang tetap dari lahir
hingga usia 10 tahun, meningkat sedikit pada masa remaja. Pada leukemia akut,
rasio laki-laki dan perempuan adalah 1,15 untuk LLA dan mendekati 1 untuk
LMA.1 Di Jepang, leukemia akut mencapai 4/100.000 anak, dan diperkirakan tiap
tahun terjadi 1000 kasus baru. Sedangkan di Jakarta pada tahun 1994 insidennya
mencapai 2,76/100.000 anak usia 1-4 tahun. Pada tahun 1996 didapatkan 5-6
pasien leukemia baru setiap bulannya di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
sementara itu di RSU Dr. Soetomo sepanjang tahun 2002 dijumpai 70 kasus
leukemia baru.

3. Etiologi

Penyebab leukemia sebagian besar belum diketahui, namun terdapat


beberapa kondisi yang dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya leukemia
pada anak-anak, yaitu cacat genetik, radiasi ionik, infeksi virus atau bakteri,
kondisi perinatal dan paparan bidang elektomagnetik, benzene, pestisida dan
produk minyak bumi.1,3,4

1. Cacat genetik.
Anak-anak dengan cacat genetik (Trisomi 21, sindrom
Bloom, anemia Fanconi dan ataksia telangiektasi) mempunyai
resiko lebih tinggi untuk menderita leukemia. Pasien dengan
sindrom down mempunyai resiko 10 sampai 18 kali lebih tinggi
untuk terkena leukemia baik LLA maupun LMA.
2. Radiasi ionik.

9
Radiasi dosis tinggi merupakan leukemogenik, seperti
dilaporkan di Hiroshima dan Nagasaki sesudah ledakan bom atom.
Meskipun demikian paparan radiasi dosis tinggi in utero secara
signifikan tidak mengarah pada peningkatan insidens leukemia,
demikian juga halnya dengan radiasi dosis rendah. Namun hal ini
masih menjadi perdebatan. Pemeriksaan X-ray abdomen selama
trimester I kehamilan menunjukkan peningkatan kasus LLA
sebanyak 5 kali.
3. Infeksi virus atau bakteri.
Hipotesis yang menarik saat ini mengenai etiologi leukemia
pada anak-anak adalah peranan infeksi virus dan atau bakteri
seperti disebutkan Greaves (Greaves, Alexander 1993). Ia
mempercayai ada 2 langkah mutasi pada sistem imun. Pertama
selama kehamilan atau awal masa bayi dan kedua selama tahun
pertama kehidupan sebagai konsekuensi dari respons terhadap
infeksi pada umumnya.
4. Kondisi perinatal.
Beberapa kondisi perinatal merupakan factor resiko
terjadinya leukemia pada anak, seperti yang dilaporkan Cnattingius
dkk (1995). Faktor-faktor tersebut adalah penyakit ginjal pada ibu,
penggunaan suplemen oksigen, asfiksia, berat badan lahir > 4.500
gram, dan hipertensi saat hamil. Sedangkan Shu dkk (1996)
melaporkan bahwa ibu hamil yang menkonsumsi alkohol
meningkatkan resiko terjadinya leukemia pada bayi, terutama
LMA.
5. Paparan elektomagnetik.
Kontroversi tentang paparan bidang elektromagnetik masih
tetap ada. Beberapa studi tidak menemukan peningkatan, tetapi
studi terbaru menunjukkan peningkatan 2 kali diantara anak-anak
yang tinggal di jalur listrik tegangan tinggi, namun tidak signifikan
karena jumlah anak yang terpapar sedikit.
6. Paparan benzene.

10
Paparan dengan benzene kadar tinggi dapat menyebabkan
aplasi sumsum tulang, kerusakan kromosom dan leukemia.
Paparan benzene ini meningkatkan resiko LLA maupun LMA.
7. Paparan pestisida dan produk minyak bumi.
Paparan terhadap pestisida dan produk minyak bumi pada
masa paternal/maternal menunjukkkan peningkatan resiko
leukemia pada keturunannya

4. . Anatomi dan Fisiologi

Anatomi sistem sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan


oksigen dari traktus digestius dan dari paru-paru ke sel-sel tubuh selain itu sistem
sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel-sel ke
ginjal, paru,dan kulit yang merupakan tempat ekskresi sisa-sisa metabolisme
organ-organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah, dan darah

a. Jantung
organ berongga,berada di mediastinum diantara kedua paru-paru didalam
rongga dada diatas diafragma fungsinya dalah memompa darah daya oksigen
ke dalam sistem arteri dan menampung darah dari sistem vena dan
meneruskannya keparu untuk reoksigenasi fungsi  arteri,  kapiler,
vena dan pembuluh limfe adalah membawa darah kedalam sel di seluruh
tubuh

 b.pembuluh darah

1. arteri meninggalkan jantung pada fentrikel kanan dan kiri


2. kapiler pembuluh darah yang sangat kecil yang  berasal dari cabang
terhalus
dari arteri sehingga tidak tampak, kecuali dibawah mikroskop kapiler me
mbentuk anyaman diseluruh jaringan tubuh, kapiler selanjutnya bertemu
satu dengan yang lain menjadi pembuluh darah yang lebih besar yang
disebut vena. vena membawa darah kotor kembali ke jantung
3. darah merupakan suatu bentuk jaringan ikat kusus, terdiri atas elemen
berbentuk sel-seldarah dan trombosit dan suatu substansi intraseluler cair

11
yaitu plasma darah.ada 2 jenis utama sel-sel darah yang digambarkan
menurut penampilannya dalam keadaan segar tanpa pulasan yaitu darah
merah dan sel darah putih (Leeson1997,hal133)

4. Patofisiologi

Leukemia sebenarnya merupakan istilah untuk beberapa jenis penyakit


yang berbeda dengan manifestasi patofisiologis yang berbeda pula. Mulai dari
yang berat dengan penekanan sumsum tulang yang berat pula seperti pada
leukemia akut sampai kepada penyakit dengan perjalanan yang lambat dan gejala
yang ringan seperti pada leukemia kronik. Pada dasarnya patofisiologi berbagai
macam leukemia akut mempunyai kemiripan tetapi sangat berbeda dengan
leukemia kronik. Sel-sel darah berkembang di dalam sumsum tulang yang disebut
sitem sel yang berkembang menjadi berbagai macam sel darah yang memiliki
fungsi yang berbeda-beda. Sel sitem akan berkembang menjadi sel stem myeloid
ataupun limfoid. Sel stem mieloid berkembang menjadi mieloid blast yang dapat
berkembang menjadi sel darah merah, platelet, atau menjadi beberapa jenis sel
darah putih. Sementara sel stem limfoid akan berkembang menjadi limfoid blast
yang akan berkembang menjadi beberapa tipe sel darah putih seperti sel B atau sel
T.

Penelitian morfologik dan kinetika sel menunjukkan bahwa pada leukemia


akut terjadi hambatan pada proses diferensiasi sel-sel seri myeloid maupun
limfoid yang terhenti pada sel-sel muda (blast) dengan akibat terjadi akumulasi
blast di sumsum tulang. Akumulasi blast di dalam sumsum tulang akan
menyebabkan gangguan hematopoesis normal dan pada giliran akan
mengakibatkan sindrom kegagalan sumsum tulang (bone marrow failure
syndrome). Sel-sel blast yang terbentuk juga mempunyai kemampuan untuk
migrasi keluar sumsum tulang dan berinfiltrasi ke organ-organ lain sehingga
menimbulkan organomegali. Keadaan hiperkatabolik terjadi karena katabolisme
sel yang meningkat

5. Tanda dan Gejala Leukemia

12
Pada awalnya, leukemia sering kali tidak menimbulkan tanda-tanda. Gejala
baru muncul ketika sel kanker sudah semakin banyak dan mulai menyerang sel
tubuh. Gejala yang muncul pun bervariasi, tergantung jenis leukemia yang
diderita. Namun, secara umum ciri-ciri penderita leukemia adalah:

 Demam dan menggigil.
 Tubuh terasa lelah dan rasa lelah tidak hilang meski sudah beristirahat.
 Berat badan turun drastis.
 Gejala anemia.
 Bintik merah pada kulit.
 Mimisan.
 Tubuh mudah memar.
 Keringan berlebihan (terutama pada malam hari).
 Mudah terkena infeksi.
 Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
 Perut terasa tidak nyaman akibat organ hati dan limpa membengkak.

Gejala yang lebih berat dapat dialami penderita apabila sel kanker menyumbat


pembuluh darah organ tertentu. Gejala yang dapat muncul meliputi:

 Sakit kepala hebat


 Mual dan muntah
 Otot hilang kendali
 Nyeri tulang
 Linglung
 Kejang

6. Manifestasi klinis

Gejala klinik leukemia akut sangat bervariasi, tetapi pada umumnya timbul
cepat, dalam beberapa hari sampai minggu. Gejala leukimia akut dapat
digolongkan menjadi tiga golongan besar :

1. Gejala kegagalan sumsum tulang, yaitu :[13]


a. Anemia menimbulkan gejala pucat dan lemah.

13
b. Netropenia menimbulkan infeksi yang ditandai oleh demam,
infeksi rongga mulut, tenggorok, kulit, saluran nafas, dan sepsis
sampai syok peptik. Pasien sering menunjukkan gejala infeksi atau
perdarahan atau keduanya pada waktu diagnosis.
c. Trombositopenia menimbulkan easy bruising, perdarahan mukosa,
seperti perdarahan gusi, epistaksis, ekimosis (perdarahan dalam
kulit), serta perdarahan saluran cerna dan system saluran kandung
kemih.
Pasien dengan jumlah sel darah putih meningkat secara nyata dan
blas dalam sirkulasi (jumlah melebihi 200.000/mm 3) dapat menunjukan gejala
hiperviskositas. Gejala ini mencakup nyeri kepala, perubahan penglihatan,
kebingungan, dan dispnea yang memerlukan leukoforesis segera (pembuangan sel
darah putih melalui pemisah sel)

2. Keadaan hiperkatabolik, yang ditandai oleh :[9]


a. Kaheksia
b. Keringat malam (gejala hipermetabolisme)
c. Hiperurikemia yang dapat menimbulkan gout dan gagal ginjal

3. Infiltrasi ke dalam organ menimbulkan organomegali dan gejala lain


seperti
1) bakta hematologi):
a. Nyeri tulang dan nyeri sternum Tulang mungkin sakit dan lunak
yang disebabkan oleh infark tulang atau infiltrate subperiosteal
b. Limfadenopati, splenomegali dan hepatomegali
c. Hipertrofi gusi dan infiltrasi kulit
d. Sindrom menigeal: sakit kepala, mual muntah, mata kabur, kaku
kuduk.
Pemeriksaan fundus dapat memperlihatkan adanya papiledema dan
kadang-kadang perdarahan. Manifestasi yang lebih jarang terjadi adalah
pembengkakan testis atau tanda- tanda kompresi mediastinum di ALL-T.
Pada pasien LLA dengan resiko tinggi dan standar ditemukan 2 daerah
relaps ekstramedular (di luar sumsum yang penting), yaitu susunan saraf pusat

14
(SSP) dan testis. Manifestasi awal yang lazim pada leukemia SSP adalah akibat
peninggian intrakranial. Muntah dan nyeri kepala (terutama pagi hari),
papiledema, dan letargi yang progresif. Kejang dan kaku kuduk biasanya
merupakan manifestasi lanjut, demikian juga paresis saraf cranial ke-6 dengan
diplopia dan strabismus. Hipotalamus jarang terlibat tetapi harus dicurigai jika
ditemui peningkatan berat badan yang berlebihan, gangguan tingkah laku, serta
hirautisme. Dengan sendirinya keterlibatan SSP seringkali terdeteksi sebelum
tanda- tanda klinis.[8,9]

7. Diagnosis

Gejala klinis dan pemeriksaan darah lengkap dapat dipakai untuk


menegakkan diagnosis leukemia. Namun untuk memastikannya harus dilakukan
pemeriksaan aspirasi sumsum tulang dan dilengkapi dengan pemeriksaan
radiografi dada, cairan serebrospinal dan beberapa pemeriksaan penunjang yang
lain. Cara ini dapat mendiagnosis sekitar 90% kasus, sedangkan sisanya
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu sitokimia, imunologi, sitogenetika
dan biologi molekuler.

8. Penatalaksanaan

Penanganan leukemia meliputi penanganan suportif dan kuratif.


Penanganan suportif meliputi pengobatan penyakit lain yang menyertai leukemia
dan pengobatan komplikasi antara lain berupa pemberian transfusi
darah/trombosit, pemberian antibiotik, pemberian obat untuk meningkatkan
granulosit, obat anti jamur, pemberian nutrisi yang baik dan pendekatan aspek
psikososial.

9. Kompilaksi

Adapun komplikasi dari Leukemia secara umum yaitu berupa :

 Pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali)


yaitu kompensasi dari beban organ yang semakin berat kerjanya akibat
pemindahan proses pembentukan sel darah dari intamedular (sumsum
tulang) ke ekstramedular (hati dan limpa),

15
 Osteonekrosis yaitu suatu keadaan yang berpotensi melumpuhkan tulang
akibat dari komplikasi kombinasi kemoterapi berups dosis tinggi steroid.
Insiden dan resiko faktor utama untuk gejala osteonekrosis telah diperiksa
pada kelompok perlakuan anak dengan dosis tinggi steroid, prednison dan
dexamitason untuk anak Leukemia Limfoblas Akut,[15]
 Thrombosis meningkat pada pasien dengan Leukemia Limfoblas Akut dan
kejadian ini mungkin komplikasi dari bagian penatalaksanaan dengan
tubrukan prognostic negative. Frekuensi terjadinya komplikasi ini menurut
laporan berkisar diantara 1,1% sampai 36,7%, kesungguhan ini memiliki
variasi besar berhubungan beberapa factor, seperti perbedaan definisi dari
thrombosis ( gejala atau nongejala ), metode diagnosis untuk mendeteksi
terjadinya komplikasi, study design, dan perbedaan pada protocol
pengobatan.[16]
Selain itu dari pengobatan leukemia menyebabkan beberapa komplikasi
oral maupun craniofacial. Masalah mulut mungkin menyusahkan anak-anak untuk
menerima semua pengobatan kankernya. Pada banyak pasien leukemia,
komplikasi oral yang paling menyakitkan dan berpotensi kematian. Terkadang,
pengobatan leukemia harus dihentikan seluruhnya. [17,18]

B.KONSEP DASAR ASUHAN

1. Observasi dalam pengkajian data dasar

IDENTITAS

Nama : Afnan raziq rabbani

Jenis kelamin : laki-laki

Tgl lahir :01-11-2020

Umur : 4 bulan 9 hari

Alamat : piladang

Tgl masuk : 10-13-2021

16
Diagnosa : hiperleukosis susp leukimis akut + sepsis

Penanggung jawab :

Nama :ny.m

Alamat :piladang

Status kawin :dibawah umur

Perkerjaan :belum berkerja

Suku bangsa : minang

Agama :islam

Status psikologis

Cemas

Takut

Status generalis

Anemia +

Keadaan umum

Sakit sedang

Kesadaran :cm

GCS : E 4,M 6, V5

TTV : N :10 RR: 24 S:36,4

BB: 6,4

2. Observasi dalam menginterpretasi data

Keluhan utama

Tidak mau menyusui 7 hari ini

17
Riwayat penyakit sekarang

- Tidak mau menyusi selama 7 hari ini


- Lemah +
- BB di bawah sejak bulan februari + 1,5kg
- Demam +
- Batuk ,flu - ,sesak nafas
- Riwayat kelainan pada jempol dan jari telunjuk kaki kanan sejak lahir +
3. Observasi dalam mengidentifikasi diagnosisi atau masalah pontensial
Diagnosis :hiperleukosis susp leukimia akut =sepsis
Diagnosis bandingan : tumor lisis sydrome dy sepas
4. Obsevasi dalam menetapkan kebutuhan yang memerlukan penangan
segera

seperti pada saat sesak nafas kita bisa memasangkan oksigen lansung dan juga
dengan mebersihkan jalan nafas,memasang infus,mengambil darah untuk
diagnosa selanjutnya dan pemasangan EKG.

PEMERIKSAAN PENUH

-laboratorium

Gdr : 105 mg /dl hb/hh lev /linforit

Assd lut : 9,6 /27/150.00 / 4 75.000/13.700

Na:127

-radiologi k: 5,7

Cc:106

Ur :96

Cr:0,9

Abumin :3,4

As,vrat :8,7

5. Obsrvasi dalam merencanakan asuhan yang menyeluruh

RENCANAKAN ASUHAN PELAYANAN –PON ANAROTIN CC MG VSD

18
1. EDUKASI:ASI 8X 30 CC/ORAL
2. ANJURkAN PEMERIKSAAN PENUNJANG : RO REME

6. Observasi dalam melaksanakan prencanaan tindakan


 Pemberian ttv
 Pemberian oksigen
 Pemasangan infus
 Pemberian injeksi iv bolus
 Pemberian obar oral
 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaab urin

TERAPI /TINDAKAN

- 02-2-41.1,
- IVFD dr ns 1 per 4 rg 121, mero /dgr nafas punf + bicrat 21 meg dlm ,hat
- Cgcetmaxan 1x 600 mg iv dlm 50 a naci 0.92 lakukan dlm jam
- Alunpunra 3x 50 mg po
- Ramreemrol 70 mg iv (u/i)
- Balank cairan /6 jam

DIET: tanset divresu 2 cc /hydr /jam

Rila di bawah dcm 1 cc ig mn

Ig lanx r ,mg w

Aninalin tap ha

7.OBSERVASI DALAM MENGEVALUASI ASUHAN YANG DILAKUKAN

Evaluasi respon pasien terhadap aktifitas chatat laporan peningkatan


kelmahan dan perubahan tanda vital selama dan setrlah aktifitas dan berikan
kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan.

BAB III

19
Kesimpulan

A.kesimpulan

Leukemia merupakan keganasan hematologik yang terjadi akibat proses


neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi (maturation arrest) pada berbagai
tingkatan sel induk hemopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif dari kelompok
(clone) sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, yang kemudian beredar secara
sistemik. Leukemia akut merupakan leukemia dengan perjalanan klinis yang cepat
dan dibagi atas leukemia limfoblastik akut (LLA) dan leukemia mieloblastik akut
(LMA).6 Leukemia limfoblastik akut adalah keganasan klonal dari sel-sel
prekursor limfoid. Lebih dari 80% kasus, sel-sel ganas berasal dari limfosit B dan
sisanya berasal dari sel T. Sementara itu, leukemia mieloblastik akut adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan diferensiasi
sel-sel progenitor dari seri myeloid.

Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari


sumsum tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi
adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi. Pada leukemia leukosit dalam darah
berproliferasi secara tidak teratur, tidak terkendali dan fungsinya menjadi tidak
normal. Oleh karena proses tersebut, fungsi-fungsi lain dari sel darah normal juga
terganggu hingga menimbulkan gejala leukemia yang dikenal dalam klinik.
Leukemia merupakan kanker anak yang paling sering dan mencapai lebih kurang
33% dari keganasan pediatrik. Insidensi tahunan keseluruhan dari leukemia adalah
42,1 juta anak kulit putih dan 24,3 juta anak kulit hitam.1,2 Leukemia dapat
diklasifikasikan berdasarkan perjalanan alamiah penyakitnya dan berdasarkan tipe
sel predominan yang terlibat.

DAFTAR PUSTAKA

Suriadi,Skp,MSN,Yulianni Rita,Skp,M.Psi.(2006).Asuhan Keperawatan Pada


Anak(Ed 2). Jakarta:PT.PERCETAKAN PENEBAR SWADAYA

David ,mutia ,asuhan keprawatan pada anak (ed 1). Jakarta

20
.

21

Anda mungkin juga menyukai