Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE DI


RUANG PERAWATAN BAJI NYAWA
RS LABUANG BAJI

Oleh :

MARIA GABRIELA BEBE EA


NIM :A1C122112

CI LAHAN CI INSTITUSI

(......................................) (.....................................)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS


KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN....................................................................1
1. DEFINISI............................................................................................2
2. ETIOLOGI........................................................................................10
A. ETIOLOGI GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN DAN
NYERI..............................................................................................10
3. MANIFESTASI KLINIS..................................................................14
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG.....................................................15
5. PENATALAKSANAAN..................................................................16
BAB II PENGKAJIAN.........................................................................................17
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN......................................................22
B. INTERVENSI...................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….26
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat- Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya
mampu menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas dari mata kuliah
Keperawatan Dasar Profesi dengan judul “Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Personal Hygiene”
Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca laporan ini, agar nantinya
dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada CI Lahan dan CI Institusi yang telah membimbing dalam menulis dan
menyusun laporan ini.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 10 Januari 2023

Penulis
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI

Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal


yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2004)
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis
(Alimul, 2006).
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini
diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik
personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit
merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi.
Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota
keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat
kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2005).
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila,
orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi
kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga,
kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan
pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal
hygiene dan tujuannya adalah:

1. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung
dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur
temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang
adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Tujuan perawatan kulit
adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan,
pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan
sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode
perawatan kulit.
2. Mandi
memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi
dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi
ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan
ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total.

1
2

3. Hygiene mulut
pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan
mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi
dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat
akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan
mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung terhadap keadaan.
Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki
mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus,
hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya
tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami
praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri
perawatan hygiene mulut dengan benar.
4. Perawatan Rambut
penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung
dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit
atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara
perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo
adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut. Tujuan perawatan
rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang
bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri,
dan pasien dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatan
rambut.
5. Kuku
Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat
masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku
seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat
digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan
perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan
permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih,
pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan
kuku dengan benar.
6. Genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien
yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang
beresiko terbesar memperoleh infeksi. Tujuan perawatan genitalia
adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan
kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta
mempertahankan personal higiene.
3

B. Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi
yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. antara
lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial-ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga
kebersihan kakinya.
4

C. Patofisiologi

Penurunan tingkat keadaran

Keterbatasan untuk menggerakan tubuh

Kelemahan sendi dan otot

Gangguan pemenuhan perawatan diri

D. Manifestasi klinis
Menurut Depkes (2000), manifestasi klien dengan gangguan
perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan.
b. Hidung kotor dan telinga juga kotor.
c. Gigi kotor disertai mulut bau.
d. Kulit kusam dan tidak terawatt.
e. Kuku panjang dan tidak terawatt.
f. Badan kotor,bau dan pakaian kotor.
g. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang.
c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur.
e. BAB/BAK disembarangan tempat.
5

E. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan


a. Budaya : sejumlah mitos yang berkembang di
masyarakat menjelaskan bahwa jika sedang sakit tidak boleh mandi
karenba dapat memperparah penyakitnya.
b. Status Sosial-Ekonomi : untuk melakukan personal hygiene yang
baik dibituhkan sarana dan prasarana yang memadai, serta
perlengkapan mandi yang memadai.
c. Agama : juga berpengaruh terhadap keyakinan
individu dalam melakukan kebiasaan sehari-hari.
d. Tingkat pegetahuan dan perkembangan individu : kedewasaan
seseorang akan berpengaruh terhadap kualitas diri orang tersebut,
salah satun ya adalah pengetahuan yang lebih baik.
e. Status kesehatan : kondisi sakit/ cedera akan menghambat
kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri.
f. Kebiasaan : ini ada kaitannya dengan kebiasaan tiap
individu dalam menggunnakan produk-produk tertentu untuk
mmelakukan perawatan diri.
g. Cacat jasmani/ mental bawaan : kondisi cacat dan gangguan mental
menghambat kemampuian individu untuk melakukan perawatan diri
srcara maksimal.

F. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
1) Amati kondisi rambut.
2) Keadan rambut yang mudah rontok.
3) Keadaan rambut yang kusam.
4) Tekstur rambut.
b. Kepala
1) Amati dengan benar kebersihan kulit kepala.
2) Normosepal.
3) Ketombe.
4) Berkutu.
5) Kebersihan.
6) Apakah ada nyeri tekan.
c. Mata
1) Apakah mata kanan dan kiri simetri.
2) Konjungtiva ananemis.
3) Sclera aninterik.
4) Seklera pada kelopak mata.
6

d. Hidung
1) Apakah pilek.
2) Apakah ada perubahan penciuman.
3) Kebersihan hidung.
4) Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi.
e. Mulut
1) Keadaan mukosa mulut.
2) Kelembapan.
3) Adanya lesi.
4) Kebersihan.
f. Gigi
1) Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut.
2) Apakah ada karang gigi.
3) Apakah ada carries.
4) Kebersihan.
g. Telinga
1) Amati telinga kanan kiri apa simetris.
2) Apakah ada lesi.
3) Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h. Kulit
1) Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban).
2) Apakah ada lesi.
3) Apakah ada luka.
i. Kuku, Tangan, dan Kaki
1) Amati kebersihan kuku.
2) Perhatikan adanya luka.
j. Tubuh secara umum
1) Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
2) Perhatikan adanya klainan pada kulit pasien.

H. Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit
yang mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut
khususnya pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan
tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat
tekanan lama dan tidak hilang.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan
menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada
pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau
ketombe yang melekat pada kulit dan memperlancar sistem peredaran
darah di bawah kulit.
7

Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan


menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah
infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu
menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut.Tindakan
keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara sendiri.
Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka
atau infeksi akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu
menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut.Tindakan
keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara sendiri.
Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka
atau infeksi akibat garukan dari kuku.
8

A. PENGKAJIAN
B AB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian (Ardiansyah, 2022)
a) Biodata
Berisi biodata pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, tempat
tanggal lahir, golongan darah, pendidikan terakhir, agama, suku, status
perkawinan, pekerjaan, TB/BB, alamat

b) Identitas penanggung jawab

Berisikan biodata penangguang jawab pasien yaitu nama, umur,


jenis kelamin, agama, suku, hubungan dengan klien, pendidikan
terakhir, pekerjaan, alamat.

c) Keluhan utama

Selama pengumpulan riwayat kesehatan, perawat menanyakan


kepada pasien tentang tanda dan gejala yang dialami oleh pasien.
Setiap keluhan harus ditanyakan dengan detail kepada pasien
disamping itu diperlukan juga pengkajian mengenai keluhan yang
disarasakan meliputi lama timbulnya.
1) Riwayat penyakit sekarang
Pada riwayat penyakit sekarang, perawat mengkaji apakah gejala
terjadi pada waktu yang tertentu saja, seperti sebelum atau sesudah
makan, ataupun setelah mencerna makanan pedas dan pengiritasi dan
setelah mencerna obat tertentu atau setelah mengkonsumsi alhohol.
2) Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengkaji riwayat penyakit dahulu atau riwayat penyakit
sebelumnya, perawat harus mengkaji apakah gejala yang berhubungan
dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau
makan terlalu cepat. Selain itu perawat juga harus mengkaji adakah
riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung.

8
25

8
3) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam riwayat kesehatan keluarga perawat mengkaji riwayat
keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap gastritis, kelebihan
diet, serta diet sembarangan. Selain itu perawata juga menanyakan
tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga. Selain
pengkajian riwayat harus bisa diseimbangkan sesuai dengan
kebutuhan seorang pasien. Setiap pola merupakan suatu rangkaian
perilaku yang membantu perawat dalam mengumpulkan suatu data
2. Pengkajian pola-pola fungsi Gordon adalah :
1) Pola Persepsi Kesehatan
Persepti terhadap adanya arti kesehatan, penatalaksanaan kesehatan
serta pengatahuan tentang praktek kesehatan.
2) Pola nutrisi
Mengidentifikasi masukan nutrisi dalam tubuh, balance cairan serta
elektrolit. Pengkajian meliputi: nafsu makan, pola makan, diet,
kesulitan menelan, mual, muntah, kebutuhan jumlah zat gizi.
3) Pola eliminasi
Menjelaskan tentang pola fungsi ekskresi serta kandung kenih dan
kulit. Pengkajian yang dilakukan meliputi: kebiasaan deddekasi, ada
tidaknya masalah defekasi, masalah miksi (oliguria, disuri), frekuensi
defekasi dan miksi. Karakteristik urine dan feses, pola input cairan,
masalah bau badan.
4) Pola latihan-aktivitas
Menggambarkan tentang pola latihan, aktivitas, fumgsi
pernapasan. Pentingnya latihan atau gerak dalam keadaan sehat
maupun sakit, gerak tubuh dan kesehatan berhubungan dengan satu
sama lain. Kemampuan klien dalam menata dirinya sendiri apabila
tingkat kemampuannya: 0: mandiri, 1: dengan alat bantu,2: dibantu
orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung dalam
melakukan ADL, kekuatan otot dan ROM, riwayat penyakit jantung,

8
frekuensi, irama dan kedalaman napas, bunyi napas, riwayat penyakit
paru.
5) Pola kognitif perseptual
Menjelaskan tentang persepsi sendori dan kognitif. Pola ini
meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan,
pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Dan pola kognitif
memuat kemampuan daya ingat klien terhadap peristiwa peristiwa
yang telah lama atau baru terjadi.
6) Pola istirahat dan tidur
Menggambarkan pola tidur serta istirahat pasien. Pengkajian yang
dilakukan pada pola ini meliputi: jam tidur siang dan malam pasien,
masalah selama tidur, insomnia atau mimpi uruk, penggunaan obat
serta mengaluh letih.
7) Pola konsep diri-persepsi diri
Menggambarkan sikap tentan diri sendiri serta persepsi terhadap
kemampuan diri sendiri dan kemampuan konsep diri yang meliputi:
gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri.
8) Pola peran dan hubungan
Menggambarkan serta mengatahui hubungan pasien serta peran
pasien terhadap anggota keluarga serta dengan masyarakat yang
berada dalam lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
9) Pola reproduksi atau seksual
Menggambarkan tentang kepuasan yang dirasakan atau masalah
yang dirasakan dengan seksualitas. Selain itu dilakukan juga
pengkajian yang meliputi: dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat
haid, pemeriksaan payudara sendiri, riwayat penyakit hubungan seks,
serta pemeriksaan genetalia.
10) Pola koping dan Toleransi Stres
Menggambarkan tentang pola cara menangani stress, yang meliputi
dengan cara: interaksi dengan orang terdekat menangis, dam lain
sebagainya.

8
11) Pola keyakinan dan nilai
Menggambarkan tentang pola nilai dan keyakinan yang dianut.
Menerangkan sikap serta keyakinan yang dianaut oleh klien dalam
melaksanakan agama atau kepercayaan yang dianut.
3. Pemeriksaan Fisik:
1. Kesadaran: pada awalnya compos mentis, adalah perasaan tidak berdaya.
2. Respirasi: tidak mengalami gangguan.
3. Kardiovaskuler: hipotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer lemah,
pengisian kapiler lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis, dan
kulit/ membrane mukosa berkeringat (status shock, nyeri akut).
4. Persarafan: sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi/bingung, dan nyeri epigastrium.
5. Pencernaan: anoreksia, mual, muntah yeng disebabkan karena adanya
luka duodenal, nyeri pada ulu hati, tidak toleran terhadap adanya
makanan seperti cokelat dan makanan pedas serta membran mukosa
kering.
4. Faktor pencetus Faktor-faktor pencetus yaitu:
1) Makanan, rokok, alkohol, obat-obatan, dan stresor (faktor-faktor pencetus
stress).
2) Kondisi psikologis.
3) Musculoskeletal (ditunjukkan dengan adanya kelemahan dan kelelahan)
4) Integritas ego, yaitu faktor stress akut, kronis, dan perasaan tidak berdaya

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

D.0109 Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan gangguan musculoskeletal,

gangguan neuromuskuler, kelemahan, gangguan psikologis dan/atau psikotik,

penurunan motivasi atau minat.

8
C. INTERVENSI

NO. Diagnosa Tujuan SLKI Intervensi SIKI


Keperawatan
1 Defisit Perawatan Dalam …x 24 jam diharapkan Dukungan perawatan diri: Mandi
Diri perawatan diri meningkat 1. Observasi
dengan kriteria hasil: a. Identivikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
b. Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
Perawatan diri c. Monitor kebersihan tubuh
1. Kemempuan mandi m d. Monitor integritas kulit
en-ingkat 2. Terapeurtik
2. Mempertahankan keb a. Sediakan peralatan mandi
er-sihan diri b. Sediakan lingkungan yang man dan nyaman
mrningkat c. Fasilitasi mandi sesuai kebutuhan
d. Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
e. Berikan bantuan sesuai tingkat kemandirian
3. Edukasi
a. Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap
kesehatan
b. Ajarkan kepada keluarga cara memendikan pasien (jika perlu)
(Sumber : PPNI, Standar Luaran Keperawatan Indonesia, 2019 dan PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2018).

8
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan


yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk
memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien
(Nursalam, 2009

E. EVALUASI

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemis dan terencana tentang kesehatan klien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersambungan dengan
melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatannya. Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan klien mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil
pada perencanaan (Wahyuni, 2016). Jenis evaluasi yang digunakan adalah evaluasi
berjalan/formatif dengan memakai format SOAP yaitu :

S : Data Subjektif

Adalah perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang

dirasakan, dikeluhkan, dan dikemukakan klien.

O : Data Objektif

Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim kesehatan
lain.

A : Analisis

Penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif maupun objektif)

apakah berkembang ke arah perbaikan atau kemuduran.

P : Perencanaan

Rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil analisis diatas yang
berisi melanjutkan perencaan sebelumnya apabila keadaan atau masalah
belum teratasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2018a). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia; Definisi dan Indikator


Diagnostik (Edisi 1). DPP PPNI.

PPNI. (2018b). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai