Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PERSONAL HYGIENE


DI DESA MULYOREJO RT 07 / RW 03

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Keluarga


Dosen Pembimbing : Trina Kurniawati, M.Kep.

Disusun Oleh:
Abdul Muhaji
18.1409.S

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PERSONAL HYGIENE
DI DESA MULYOREJO RT 07 / RW 03

A. Latar Belakang
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan (kebersihan diri) adalah
suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahtaraan fisik dan psikis (Ahmad,2013).
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis (Dharma,2018).
Definisi–definisi diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene merupakan
kegiatan atau tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh yang bertujuan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang (Hanum,2017).
Pada keluarga Tn.W saya menemukan masalah manajemen keluarga yang
tidak efektif yaitu berupa personal hygiene pada Tn.W dimana secara fisik bapak
tersebut sama sekali tidak memperdulikan kebersihan dirinya. Sehingga saya akan
melakukan asuhan keperawatan keluarga pada bapak tersebut dan keluarga agar
kedepanya bapak tersebut bisa mendapatkan kebersihan diri yang layak.

B. Diagnosa Keperawatan Dan Tujuan


Diagnosa Keperawatan:
a. Kesiapan meningkatkan menejemen kesehatan diri.
Tujuan:
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan tindakan keperawatan keluarga Tn.W dapat menjaga
kebersihan diri (personal hygiene) secara menyeluruh.
2. Tujuan Khusus
Mampu melakukan personal hygiene yang baik dan benar.

C. Strategi Intervensi
1. Demonstrasi
Cara melakukan personal hygiene yang baik dan benar.
D. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Prosedur Tindakan : Cara melakukan personal hygiene yang baik dan benar.
2. Metode : Demonstrasi.
3. Media : Lembar balik dan alat personal hygiene
4. Tempat : Rumah Tn.W
5. Waktu : 15 menit
6. Sasaran : Keluarga Tn.W
7. Pelaksana : Abdul Muhaji
8. Ringkasan Kegiatan
No Kagiatan fasilitator Kegiatan Peserta Waktu
didik
1 Pembukaan
1. Mengucapkan salam Menjawab salam 2 Menit
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran Mendengarkan
3. Melakukan kontrak pembelajaran Berpartisipasi
4. Melakukan apersepsi Berpartisipasi
2 Kegiatan Inti
5. Melakukan cara personal hygiene Mengikuti cara 10
yang baik dan benar. personal hygiene Menit
yang baik dan
benar

3 Penutup
6. Melakukan evaluasi Melaksanakan 3
7. Salam penutup Menjawab Menit

E. Kriteria Hasil
1. Struktur
a. Laporan pendahuluan sudah disiapkan
b. Media sudah dipersiapkan
c. Waktu dan tempat sudah dipersiapkan
2. Proses
a. Kegiatan cara melakukan personal hygiene.
b. Peserta berperan aktif
c. Semua media dimanfaatkan.
3. Hasil
a. Mampu mengikuti cara personal hygiene yang baik dan benar
Lampiran
PERSONAL HYGIENE

A. Pengertian personal hygiene


Personal hygiene berasal dari kata Yunani, berasal dari kata personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya
(Permatasari, Rohimah & Romlah, 2019).
Personal hygiene yaitu suatu upaya yang dilakukan oleh seorang individu yang
digunakan sebagai menjaga kebersihan agar terhindar dari penyakit. Personal hygiene
perlu untuk diimplementasikan kepada diri pribadi serta keluarga agar terhindar dari
penyakit dan produktivitas diri kita (Prabasari,2017). Personal hygiene juga
merupakan hal atau langkah awal untuk hidup yang lebih sehat. Masalah kesehatan
sangat banyak yang timbul karena kelalaian kita, namun personal hygiene memiliki
standar yang dapat mengontrol dengan baik. Di dalam personal hygiene mencakup
praktik kesehatan seperti mandi,keramas, personal hygiene , memotong kuku, dan
membersihkan telinga. Apabila menjalankan atau memelihara personal hygiene yang
akan membantu mencegah infeksi dengan membuang kuman dan bakteri yang ada
dikulit (Ahmad, 2013).

B. Tujuan Personal Hygiene


Tujuan umum perawatan diri adalah untuk mempertahankan perawatan diri,
baik secara sendiri maupun dengan bantuan, dapat melatih hidup sehat/bersih dengan
cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan, serta
menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan. Membuat rasa
nyaman dan relaksasi dapat dilakukan untuk menghilangkan kelelahan serta
mencegah infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah, dan mempertahankan
integritas pada jaringan. (Harnilawati,2013).
Menurut (Laila,2018) tujuan perawatan personal hygiene antara lain:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan kepercayaan diri seseorang
f. Menciptakan keindahan

C. Macam-macam Personal Hygiene


Macam-macam personal hygiene yaitu sebagai berikut :
a. Perawatan kulit
Kulit yaitu sebuah organ yang aktif berfungsi sebagai sekresi, eksrkesi ,
pengatur temperatur, sensasi , dan kulit juga berfungsi sebagai pertukaran oksigen,
nutrisi dan cairan dengan pembuluh dibawahnya , sintesa sel baru dan eliminasi
sel yang mati. Pada lapisan luar kulit yaitu epidermis merupakan sebuah
pelindung jaringan dibawahnya terhadap kehilangan cairan , cedera mekanis
maupun kimia serta masuknya mikroorganisme penyakit. Seseorang harus
menjaga kebersihan kulit karena memang sangat penting. Dermis lapisan kulit
yang lebih tebal terdiri jaringan ikat kolagen dan serabut saraf, pembuluh darah,
kelenjar keringat. Cara merawat kulit yaitu dengan melakukan mandi minimal dua
kali dalam satu hari setelah melakukan aktivitas, apabila keadaan kulit kotor maka
segera mandi, dan sebaiknya sabun yang digunakan tidak iritasi (Prakoso, 2015).
b. Perawatan kaki dan kuku
Pada kaki dan kuku sering memerlukan perhatian khusus untuk mencegah
infeksi, ada bau dan cedera pada jaringan. Kuku merupakan pelengkap kulit, tetapi
bila tidak mendapatkan sebuah perawatan yang baik maka kuku bisa sebagai
sarang penyakit. Ada beberapa masalah yang dihasilkan karena perawatan yang
salah atau kurang misal seperti menggigit kuku, memotong tidak tepat, pemaparan
zat kimia yang tajam, dan pemakaian alas kaki atau sepatu yang sempit.
Ketidaknyamanan dan nyeri pada kaki dapat mengarah pada stres fisik dan
emosional. Cara untuk perawatan kaki dan kuku yaitu dengan cara memotong
kuku sesuai kebutuhan agar dapat menjaga kebersihan kotoran di balik kuku
(Prakoso, 2015).
c. Perawatan rambut
Rambut yaitu struktur kulit, rambut yang sehat memiliki ciri-ciri seperti
rambut terlihat mengkilap,tidak berminyak, tidak kering, tidak patah, rambut tidak
rontok, tidak tipis. Malnutrisi merupakan salah satu penyakit yang mengganggu
pertumbuhan rambut. Apabila rambut kotor dan tidak segera dibersihkan maka
akan menyebabkan ketombe dan sarang kutu. Rambut dengan pasien imobilisasi
akan terlihat menjadi kusut , balutan yang bisa meninggal darah atau antiseptik
bisa membuat rambut lengket. Rambut bisa dipotong sesuai kebutuhan yang
diinginkan. Cara merawat rambut yaitu dengan cara mencuci rambut 1-2 kali
dalam seminggu sesuai dengan keadaan pasien, dengan memakai shampo yang
cocok , gunakan sisir besar untuk rambut keriting dan tidak bergigi lancip
(Prakoso,2015).
d. Perawatan gigi dan mulut
Organ mulut merupakan sistem pencernaan dan bagian tambahan sistem
pernafasan sehingga tidak bersih dan penuh dengan bakteri, maka harus
dibersihkan. Di dalam mulut terdiri dari gigi, bibir, lidah, langitlangit dan gusi.
Hygiene pada mulut dapat membantu untuk mempertahankan kesehatan mulut,
gigi, bibir dan gusi yang sehat dan menstimulasi makanan. Cara merawatnya yaitu
dengan cara membersihkan atau menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur,
atau juga bisa sesuai kebutuhan, yaitu dengan menggunakan sikat yang halus dan
bulu banyak (Prakoso, 2015).
e. Perawatan telinga
Hygiene pada telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran ,
apabila ada benda asing yang masuk atau berkumpul di kanal telinga luar, dan
akan mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia yang rentan terkena
masalah ini. Perawat harus sensitive pada isyarat perilaku apapun yang
mengindikasikan kerusakan pendengaran. Cara merawat telinga harus dibersihkan
apabila ada sumbatan pada telinga dengan mengeluarkan secara perlahan. Apabila
pada pasien yang menggunakan alat bantu pendengaran, perawat
menginstruksikan pasien untuk membersihkan dan memelihara yang tepat seperti
teknik komunikasi yang meningkatkan pendengaran kata yang diucapkan
(Prakoso, 2015).

D. Faktor penyebab
Faktor penyebab yang dapat mempengaruhi personal hygiene yaitu :
a. Status kesehatan
Dalam status ini dapat dijelaskan apabila seseorang yang mengalami sakit atau
cedera , maka memerlukan istirahat total atau bedrest dalam waktu yang lama,
sehingga hal ini memiliki banyak mempengaruhi seseorang dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene. Dan disinilah peran seorang perawat untuk
memenuhi kebutuhan personal hygiene dan dapat mencegah gangguan kerusakan
membrane mukosa dan kulit (Sistari, 2017).
b. Budaya
Indonesia memiliki banyak budaya sehingga banyak sekali mitos yang
berkembag dimasyarakat dengan menjelaskan apabila ada seseorang dalam
keadaan sakit maka tidak perlu untuk dimandikan karena nanti malah bertambah
parah penyakitnya (Sistari, 2017).
c. Status sosial-ekonomi
Pada status ini dapat diartikan bahwa seseorang akan memenuhi kegiatan
personal hygiene dengan baik maka harus memerlukan sarana dan prasarana.
Misal seperti : kamar mandi, air yang bersih , wc , peralatan mandi ( ada
sabun,shampo,sikat gigi,pasta gigi dan lain lain) sehingga hal ini memerlukan
biaya dan akan mempengaruhi seseorang dalam pemenuhan personal hygiene
dengan baik (Sistari, 2017).
d. Tingkat pengetahuan dan perkembangan
Pada status tingkat pengetahuan dan perkembangan ini di dalam kedewasaan
seseorang memiliki pengaruh yang baik pada kualitas hidupnya , pengetahuan itu
sangat penting untuk meningkatkan status dan perkembangan status kesehatan.
Misal seperti ini : Apabila ingin terhindar dari penyakit kulit maka seharusnya
orang-orang tersebut tahu agar menjaga kulit tetap bersih dan sehat dengan cara
mandi yang teratur dan menggunakan sabun dan lain-lain (Sistari, 2017).
e. Praktik sosial
Pada masa anak-anak akan mendapatkan praktik personal hygiene dari orang
tuanya terkadang juga dari gurunya, untuk masa remaja terkadang lebih cenderung
diperhatikan oleh teman atau bahkan pacarnya dan sedangkan pada praktik
personal hygiene lansia dapat berubah karena situasi kehidupannya (Sistari, 2017).
f. Citra tubuh
Di dalam citra tubuh merupakan penampilan umum klien yang dapat
menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut. Apabila klien rapi atau
bersih sekali maka perawat akan mempertimbangkan ketika merencanakan
perawatan dan akan berkonsultasi dalam membuat keputusan personal hygiene
(Sistari, 2017).
g. Pilihan pribadi
Pada setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan kapan untuk mandi,
sikat gigi, perawatan rambut, memotong kuku dan lain-lain. Setiap klien juga
bebas memiliki pilihannya sendiri terkait perawatan personal hygiene dengan apa
saja atau bisa juga di maksud bebas memilih merk alat mandi yang cocok dengan
klien dan sesuai kebutuhan klien (Sistari, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhammad Iqbal. (2013). Perilaku Personal Hygiene Di Kelurahan Karema


Kecamatan Mamuju Sulawesi Barat.Makasar.
Dharma, K. (2018). Pemberdayaan Keluarga Untuk Mengoptimalkan Kualitas
Hidup.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hanum, P., & Lubis, R. (2017). Hubungan Karakteristik Dan Dukungan Keluarga Lansia
Dengan Kejadian Stroke Pada Lansia Hipertensi Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik Medan. Jumantik, 3(1), 72–88.
Hardono. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Personal Hygiene Pada
Lansia. Issn, 1(February), 29–40.
Harnilawati. (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Laila. (2018). Gambaran Dukungan Keluarga Dalam Pemenuhan Personal Hygiene Pada
Anggota Keluarga Yang Mengalami Stroke. 9, 1–8. Mutiarasari, D. (2019). Ischemic
Stroke: Symptoms, Risk Factors, And Prevention. Medika Tadulako, Jurnal Ilmiah
Kedokteran, 1(2), 36–44.
Permatasari, Rohimah & Romlah, 2019. (2019). Gambaran Kepuasan Keluarga Pasien Stroke
Pada Personal Hygiene Oleh Perawat Di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah
Ciamis.
Prabasari, N. A., Juwita, L., & Maryuti, I. A. (2017). Jurnal Ners Lentera, Vol. 5, No. 1,
Maret 2017 Pengalaman Keluarga Dalam Merawat Lansia Di Rumah. Jurnal Ners
Lentera, 5(1), 56–68.
Prakoso, Y. (2015). A. Personal Hygiene A. Definisi Personal Hygiene.Diponegoro.
Química, 15(3), 210. Https://Doi.Org/10.22201/Fq.18708404e.2004.3.66178. Jakarta.
Sistari, Wahtu Ningsih. (2017). Hubungan Peran Keluarga Dengan Personal Hygiene Bendo
Kabupaten Magetan. Magetan.
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik.
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai