Disusun Oleh:
Abdul Muhaji
18.1409.S
A. Latar Belakang
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan (kebersihan diri) adalah
suatu tindakan yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahtaraan fisik dan psikis (Ahmad,2013).
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis (Dharma,2018).
Definisi–definisi diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene merupakan
kegiatan atau tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh yang bertujuan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang (Hanum,2017).
Pada keluarga Tn.W saya menemukan masalah manajemen keluarga yang
tidak efektif yaitu berupa personal hygiene pada Tn.W dimana secara fisik bapak
tersebut sama sekali tidak memperdulikan kebersihan dirinya. Sehingga saya akan
melakukan asuhan keperawatan keluarga pada bapak tersebut dan keluarga agar
kedepanya bapak tersebut bisa mendapatkan kebersihan diri yang layak.
C. Strategi Intervensi
1. Demonstrasi
Cara melakukan personal hygiene yang baik dan benar.
D. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Prosedur Tindakan : Cara melakukan personal hygiene yang baik dan benar.
2. Metode : Demonstrasi.
3. Media : Lembar balik dan alat personal hygiene
4. Tempat : Rumah Tn.W
5. Waktu : 15 menit
6. Sasaran : Keluarga Tn.W
7. Pelaksana : Abdul Muhaji
8. Ringkasan Kegiatan
No Kagiatan fasilitator Kegiatan Peserta Waktu
didik
1 Pembukaan
1. Mengucapkan salam Menjawab salam 2 Menit
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran Mendengarkan
3. Melakukan kontrak pembelajaran Berpartisipasi
4. Melakukan apersepsi Berpartisipasi
2 Kegiatan Inti
5. Melakukan cara personal hygiene Mengikuti cara 10
yang baik dan benar. personal hygiene Menit
yang baik dan
benar
3 Penutup
6. Melakukan evaluasi Melaksanakan 3
7. Salam penutup Menjawab Menit
E. Kriteria Hasil
1. Struktur
a. Laporan pendahuluan sudah disiapkan
b. Media sudah dipersiapkan
c. Waktu dan tempat sudah dipersiapkan
2. Proses
a. Kegiatan cara melakukan personal hygiene.
b. Peserta berperan aktif
c. Semua media dimanfaatkan.
3. Hasil
a. Mampu mengikuti cara personal hygiene yang baik dan benar
Lampiran
PERSONAL HYGIENE
D. Faktor penyebab
Faktor penyebab yang dapat mempengaruhi personal hygiene yaitu :
a. Status kesehatan
Dalam status ini dapat dijelaskan apabila seseorang yang mengalami sakit atau
cedera , maka memerlukan istirahat total atau bedrest dalam waktu yang lama,
sehingga hal ini memiliki banyak mempengaruhi seseorang dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene. Dan disinilah peran seorang perawat untuk
memenuhi kebutuhan personal hygiene dan dapat mencegah gangguan kerusakan
membrane mukosa dan kulit (Sistari, 2017).
b. Budaya
Indonesia memiliki banyak budaya sehingga banyak sekali mitos yang
berkembag dimasyarakat dengan menjelaskan apabila ada seseorang dalam
keadaan sakit maka tidak perlu untuk dimandikan karena nanti malah bertambah
parah penyakitnya (Sistari, 2017).
c. Status sosial-ekonomi
Pada status ini dapat diartikan bahwa seseorang akan memenuhi kegiatan
personal hygiene dengan baik maka harus memerlukan sarana dan prasarana.
Misal seperti : kamar mandi, air yang bersih , wc , peralatan mandi ( ada
sabun,shampo,sikat gigi,pasta gigi dan lain lain) sehingga hal ini memerlukan
biaya dan akan mempengaruhi seseorang dalam pemenuhan personal hygiene
dengan baik (Sistari, 2017).
d. Tingkat pengetahuan dan perkembangan
Pada status tingkat pengetahuan dan perkembangan ini di dalam kedewasaan
seseorang memiliki pengaruh yang baik pada kualitas hidupnya , pengetahuan itu
sangat penting untuk meningkatkan status dan perkembangan status kesehatan.
Misal seperti ini : Apabila ingin terhindar dari penyakit kulit maka seharusnya
orang-orang tersebut tahu agar menjaga kulit tetap bersih dan sehat dengan cara
mandi yang teratur dan menggunakan sabun dan lain-lain (Sistari, 2017).
e. Praktik sosial
Pada masa anak-anak akan mendapatkan praktik personal hygiene dari orang
tuanya terkadang juga dari gurunya, untuk masa remaja terkadang lebih cenderung
diperhatikan oleh teman atau bahkan pacarnya dan sedangkan pada praktik
personal hygiene lansia dapat berubah karena situasi kehidupannya (Sistari, 2017).
f. Citra tubuh
Di dalam citra tubuh merupakan penampilan umum klien yang dapat
menggambarkan pentingnya hygiene pada orang tersebut. Apabila klien rapi atau
bersih sekali maka perawat akan mempertimbangkan ketika merencanakan
perawatan dan akan berkonsultasi dalam membuat keputusan personal hygiene
(Sistari, 2017).
g. Pilihan pribadi
Pada setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan kapan untuk mandi,
sikat gigi, perawatan rambut, memotong kuku dan lain-lain. Setiap klien juga
bebas memiliki pilihannya sendiri terkait perawatan personal hygiene dengan apa
saja atau bisa juga di maksud bebas memilih merk alat mandi yang cocok dengan
klien dan sesuai kebutuhan klien (Sistari, 2017).
DAFTAR PUSTAKA