Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIK

PATOLOGI RONGGA MULUT

Disusun Oleh :
Lea Indy Avriela Rayani
(P27825121022)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PROGRAM STUDI TERAPI GIGI PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN KESEHATAN GIGI
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK

Penanggung Jawab Pembimbing


Mata Kuliah Patologi Rongga Mulut
Praktik

drg.Ida Chairanna M.,,M.Kes


Drg.I.G.A.Kusuma Astuti NP,M.Kes NIP.196104271989112001
NIP.196408271989032001

Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Ketua Program Studi Terapi Gigi


Jurusan Keperawatan Gigi Program Sarjana Terapan
Ketua

Isnanto,S.Si.T.,M.Kes
Imam Sarwo Edi, S.Si.T.,M.Pd NIP. 197904122005011003
NIP. 197606231995031001

ii
KATA PENGATAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelasaikan penulisan laporan kegiatan Praktik Patologi Rongga Mulut.
Laporan ini, penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Praktik Patologi
Rongga Mulut. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:
1. Imam Sarwo Edi, S.Si.T.,M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Kesehatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
2. Bapak Isnanto, S.Si.T, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Terapi Gigi
Program Sarjana Terapan Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya.
3. Drg I.G.A. Kusuma Astuti N.P.,,M.Kes selaku Dosen Penanggung Jawab
Mata Kuliah dan pembimbing kelompok mata kuliah Patologi Rongga
Mulut.
4. drg I.G.A. Kusuma Astuti N.P.,M.Kes. selaku pembimbing kelompok
mata kuliah Patologi Rongga Mulut.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan do’a serta dukungannya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.
6. Pasien dan orang tua yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan kegiatan ini, sehingga berjalan dengan lancar.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam berlangsungnya kegiatan
Praktik Patologi Rongga Mulut.
Dalam penulisan laporan ini, saya selaku penulis menyadari berbagai
kelemahan, kekurangan, dan keterbatasan yang ada sehingga tetap terbuka
kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam penulisan dan penyajian laporan ini.

Surabaya, 24 Maret 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum...............................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus..............................................................................2
1.3 Metode Praktik........................................................................................2
1.3.1 Syarat Pasien Praktik......................................................................2
1.3.2 Bahan..............................................................................................2
1.3.3 Alat.................................................................................................2
1.3.4 Cara Kerja.......................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................3
1.4.1 Bagi Pasien.....................................................................................3
1.4.2 Bagi Penulis...................................................................................3
1.4.3 Bagi Institusi Jurusan Terapis Gigi Dan Mulut
Poltekkes Kemenkes Surabaya .......................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
BAB 3 HASIL PRAKTIK KEGIATAN...............................................................6
BAB 4 PEMBAHASAN.........................................................................................7
BAB 5 PENUTUP...................................................................................................9
5.1 Kesimpulan..............................................................................................9
5.2 Saran.........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................13

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Logbook
Lampiran 2 : Dokumentasi kartu status pemeriksaan pasien 1 dan 2

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu penyakit gigi dan mulut atau oral patologi adalah ilmu yang mempelajari
penyakitpenyakit dan kelainan yang terjadi pada rongga mulut, tanda-tanda atau
gejalanya, penyebabnya serta perawatannya. Diagnosis dalam kedokteran gigi
dapat diartikan sebagai penentuan jenis penyakit yang diderita pasien. Pengertian
lainnya adalah cara-cara pemeriksaan untuk menentukan suatu diagnosa.
Mengidentifikasi kelainan–kelainan yang berhubungan dengan gigi dan jaringan
sekitarnya dengan jalan menanyakan, memeriksa, dan menyatukan gambaran
penyakit yang terlihat dengan faktor-faktor yang diperoleh dari wawancara
tersebut yang dapat membedakan dari penyakit yang lain.
Dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi, diagnosis dapat diartikan sebagai
analisis dari penyebab dan sifat dari suatu masalah dan atau situasi atau suatu
pernyataan mengenai solusinya. Miller memperkenalkan suatu konsep dari
Diagnosis Keperawatan Gigi ( Dental Hygiene Diagnosis) sebagai “ Bentuk yang
tepat untuk mengambarkan ekspresi dari kemampuan pembuatan keputusan dan
penilaian dari perawatan gigi”. Diagnosis adalah suatu proses berpikir kritis
berdasarkan data - data klinis klien yang dianalisa dan ditandai oleh sebuah
pernyatan diagnosa.
Darby & Walsh (2003) mengemukakan suatu teori diagnosa keperawatan gigi
sebagai bagian dari proses diagnosa keperawatan gigi yang menggunakan teori
kebutuhan manusia dengan penekanan kepada 8 kebutuhan manusia dari klien
yang berhubungan dengan perawatan gigi. Mengunakan teori kebutuhan manusia
sebagai kerangka kerja konsepnya Diagnosa Keperawatan Gigi adalah suatu
identifikasi dari tidak terpenuhinya kebutuhan manusia dari pasien yang
berhubungan dengan perawatan gigi. Diagnosa keperawatan gigi menurut Darby
and Walsh (2005) ini dibuat oleh seorang perawat gigi professional yang
mempunyai lisensi dengan mengidentifikasi faktor-faktor aktual maupun potensial
dari ketidak terpenuhinya kebutuhan manusia dari pasien.
Maka dari itu, adamya mata kuliah Patologi Rongga Mulut ini agar mahasiswa
1
paham dan mampu untuk mendiagnosa penyakit dan kelainan yang ada pada
rongga

2
mulut seseorang serta mengerti tindakan perawatan yang akan diberikan ke pasien.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Melakukan pemeriksaan oral diagnostik kesehatan gigi dan mulut pada


pasien umum.
1.2.2 Tujuan Khusus

1. Dapat menegakkan diagnosa pada pasien umum setelah


pemeriksaan.
2. Dapat memberikan edukasi pada pasien umum tentang
perawatan yang harus dilakukan
1.3 Metode Praktikum

1.3.1 Syarat Pasien Praktek

1. Pasien dalam keadaan sehat jasmani dan rohani

2. Untuk pasien dewasa wajib sudah vaksis dosis 2

3. sedangkan anak-anak wajib minimal sudah vaksin dosis 1.

4. dan pasien wajib untuk swab dengan hasil negatif.

5. Pasien memiliki karies dentin atau karies pulpa.

1.3.2 Bahan

1. Betadine kumur

2. Cotton pallete

3. Ethyl alcohol

4. Alkohol 70%

5. APD lengkap

6. Kartu status

1.3.3 Alat

1. SPKE (sonde, pinset, kaca mulut, excavator)

2. Nierbekken
3
3. Gelas kumur

4. Kanebo

5. Alat tulis

1.3.4 Cara Kerja

1. Operator memakai APD lengkap.

2. Membersihkan dental chair dengan disemprot alkohol dan diusap


dengan kanebo.

4
1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Memverifikasi data pasien ke dosen pembimbing, jika pasien telah


vaksin dosis ke 2 atau swab antigen dengan hasil negatif.
3. Memanggil pasien kemudian memakaikan pasien APD dan
celemek lalu mendudukan pasien ke dental chair.
4. Memperkenalkan diri ke pasien dan melakukan pemeriksaan
subjektif tentang gigi yang dikeluhkan.
5. Melakukan pemeriksaan objektif ke seluruh rongga mulut pasien
dengan SPKE dan chlor ethyl.
6. Mengisi kartu status pasien.

7. Memanggil dosen pembimbing untuk verifikasi kartu status.

8. Memberikan edukasi kepada pasien tentang gigi yang dikeluhkan.

9. Melepas APD pasien.

10. Merapikan alat dan bahan. Untuk SPKE dan nierbekken dilakukan
sterilisasi.
11. Membersihkan dental chair dengan alkohol dan diusap dengan
kanebo.

1.4 Manfaat

1.4.2 Manfaat pasien

Diharapkan pasien mengerti akan masalah kesehatan gigi dan

mulutnya sehingga dapat meningkatkan kebersihan dan kesehatan


rongga mulutnya.
1.4.3 Manfaat penulis

Diharapkan hasil kegiatan ini dapat menambah wawasan penulis secara


5
pribadi, sehingga dapat menjadi bekal dalam mengembangkan potensi
diri sebagai terapis gigi.
1.4.4 Bagi Institusi Jurusan Terapis Gigi dan Mulut Poltekkes Kemenkes
Surabaya
Diharapkan dapat menambah khasanah perpustakaan sehingga dapat
dijadikan referensi untuk mengembangkan praktik patologi rongga
mulut atau oral diagnosis kesehatan gigi dan mulut masyarakat
selanjutnya.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Karies gigi atau gigi berlubang adalah suatu penyakit pada jaringan keras
gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan dentin di sebabkan oleh aktivitas.
Metabolism bakteri dalamplak yang menyebabkan terjadinya demineralisasi akibat
interaksi antar produk-produk mikroorganisme, ludah dan bagian bagian yang
berasal darimakanan dan email.
Karies gigi disebabkan oleh plak yang menyumbat sehingga menyebabkan
gigi berlubang diantaranya karena sisa makanan manis dan lengket, kuman yang
berasal dari plak tersebut menyebabkan suasana asam pada mulut sehingga email
larut dalam asam yang mengakibatkan gigi berlubang. Makanan yang
menyebabkan antara lain, makanan manis seperti coklat, permen dan ice cream;
makanan yang lengket seperti dodol dan selai; makanan yang tidak merusak gigi
antara lain: buah- buahan, sayur-sayuran dan kacang-kacangan (Fitriani, 2014).
Proses terjadinya karies pada gigi melibatkan beberapa faktor yang tidak
berdiri sendiri tetapi saling bekerjasama. Ada 4 faktor penting yang saling
berinteraksi dalam pernbentukan karies gigi yaitu:
a. Mikroorganisme

Mikroorganisme sangat berperan menyebabkan karies. Streptococcus


mutcins dan Lactobacillus merupakan 2 dari 500 bakteri yang terdapat pada plak
gigi dan merupakan bakteri utama penyebab terjadinya karies.
b. Gigi

Morfologi setiap gigi manusia berbeda-beda, permukaan oklusal gigi


memiliki lekuk dan fisur yang bermacam-macam dengan kedalaman yang berbeda
pula. Gigi dengan lekukan yang dalam merupakan daerah yang sulit dibersihkan
dari sisasisa makanan yang melekat sehingga plak akan mudah berkembang dan
dapat menyebabkan terjadinya karies gig, Karies gigi sering terjadi pada
permukaan gigi yang spesifik baik pada gigi susu maupungigi permanen.
c. Makanan

Peran makanan dalam menyebabkan karies bersifat lokal, derajat kariogenik


makanan tergantung dari komponennya. Sisa-sisa makanan dalam mulut

7
(karbohidrat) merupakan substrat yag difermentasikan oleh bakteri untuk
mendapatkan energi. Sukrosa dan gluosa di metabolismekan sedemikian rupa

8
sehingga terbentuk polisakarida intrasel danekstrasel sehingga bakteri melekat pada
permukaan gigi.
D. Waktu

Karies merupakan penyakit yang berkembangnya lambat dan keaktifannya


berjalan bertahap serta merupakan proses dinamis yang ditandai oleh periode
demineralisasi dan remineralisasi. Kecepatan karies anak-anak lebih tinggi
dibandingkan dengan kecepatan kerusakan gigi orang dewasa.
Tanda awal karies gigi adalah daerah permukaan gigi yang nampak
berkapur berwarna coklat dan membentuk lubang. Jika keadaan sebelum daerah
permukaan gigi menjadi coklat dan membentuk lubang keadaan bias kembali ke
asal (Reversibel), namun ketika daerah permukaan gigi sudah menjadi coklat dan
membentuk lubang maka struktur gigi sudah rusak dan tidak dapat di regenerasi
(Fitriani, 2014).
Jenis karies gigi Menurut Widya (2008), jenis karies gigi berdasarkan
tempat terjadinya :
a. Karies Insipiens Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email
gigi (lapisan terluar dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email.
b. Karies Superfisialis Merupakan karies yang sudah mencapai bagian
dalam dari email dan kadang-kadang terasa sakit.
c. Karies Media Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (
tulang gigi ) atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi
biasanya terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.
d. Karies Profunda Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan
telah mencapai pulpa sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa
sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati
dan ditambal maka gigi akan mati, dan untuk perawatan selanjutnya akan lebih
lama dibandingkan pada karies-karies lainnya.

9
BAB 3

HASIL PRAKTIKUM KEGIATAN

3.1 Pasien 1
Pasien pertama yang merupakan anak laki-laki berusia 9 tahun, atas nama
Mochamad Ergavin Ar Rofiq yang merupakan siswa kelas 3 SD dari SDN Ngagel Rejo V
Surabaya. Pada pemeriksaan subjektif, keluhan utamanya yaitu gigi rahang bawah sebelah
kanan terasa sakit sejak satu tahun yang lalu, pasien merasa ngilu saat makan ataupun
minum dingin, tidak ada keluhan spontan, pernah bengkak dan pernah minum obat
ibuprofen, pasien datang dalam keadaan tidak sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan objektif
maka di diagnosis karies dentin pada gigi 83 dengan rencana perawatannya pro GIC, selain
itu juga ditemukan masalah lain pada rongga mulutnya seperti gigi 55 karies pulpa dengan
rencana perawatannya pro exodontia, gigi 53 karies enamel dengan rencana perawatannya
pro GIC, gigi 75 karies dentin dengan rencana perawatannya pro GIC, gigi 73 karies enamel
dengan rencana perawatannya pro GIC, dan gigi 85,64,65 sisa akar dengan rencana
perawatannya pro exodontia.

3.2 Pasien 2
Pasien kedua yang merupakan anak laki-laki berusia 9 tahun, atas nama Asyraf
Khanza Tamam A yang merupakan siswa kelas 3 SD dari SDN Manyar II Surabaya. Pada
pemeriksaan subjektif, keluhan utamanya yaitu gigi rahang bawah sebelah kanan sejak satu tahun
yang lalu terasa sakit, apabila malam atau kadang-kadang sakit saat makan atau minum dingin,
tidak ada keluhan spontan, tidak pernah bengkak, tidak pernah minum obat, datang dalam
keadaan tidak sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan objektif maka di diagnosis karies dentin pada
gigi 84 dengan rencana perawatan pro GIC, selain itu juga ditemukan masalah lain pada rongga
mulutnya seperti gigi 74,82,83,85 karies dentin dan rencana perawatannya pro GIC.

3.3 Pasien 3
Pasien ketiga yang merupakan anak perempuan berusia 9 tahun atas nama Zafirah
Alya Farzana yang merupakan siswi kelas 3 SD dari SDN Ngagel Rejo I Surabaya. Pada
pemeriksaan subjektif, keluhan utamanya yaitu gigi rahang bawah sebelah kanan sejak 2 bulan
yang lalu terasa sakit, pasien merasa sakit saat kemasukan makanan ataupun saat makan eskrim,

1
0
tidak ada rasa sakit spontan ataupun yang disebabkan oleh rangsangan, tidak pernah bengkak,
tidak minum obat, datang dalam keadaan tidak sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan objektif
maka di diagnosis karies pulpa pada gigi 85 dengan rencana perawatan pro exodontia dan tunggu
waktu, selain itu juga ditemukan masalah lain pada rongga mulutnya seperti gigi 54 karies dentin
dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 55 karies dentin pro GIC dan rencana perawatannya pro
GIC, gigi 64 karies enamel dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 65 karies enamel dan
rencana perawatannya pro GIC, gigi 74 karies dentin dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 75
karya enamel dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 36 karies dentin dan rencana
perawatannya pro composite, dan gigi 46 karies dentin dan rencana perawatannya pro composite.

3.4 Pasien 4
Pasien keempat yang merupakan anak perempuan berusia 9 tahun atas nama Betari
Ratna Ajani yang merupakan siswi kelas 3 SD dari SDN Ngagel Rejo I Surabaya. Pada saat
pemeriksaan subjektif, keluhan utamanya yaitu gigi rahang bawah sebelah kiri terasa sakit
sejak satu tahun yang lalu, kadang-kadang terasa sakit saat makan dan minum dingin, pernah
ada keluhan spontan, pernah bengkak, pernah minum obat lodecon, datang dalam keadaan
tidak sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan objektif maka di diagnosis karies pulpa perforasi
non vital pada gigi gigi 36 dengan rencana perawatan rujuk konservasi dan tunggu waktu,
selain itu juga ditemukan masalah lain di dalam rongga mulutnya seperti gigi 55 karies
dentin dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 53 karies enamel dan rencana perawatannya
pro GIC, gigi 65 karies enamel dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 74 sisa akar dan
rencana perawatannya pro ekstrasi, gigi 85 karies pulpa dan rencana perawatannya pro
ekstrasi dan tunggu waktu, gigi 64 karies dentin dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 82
persistensi dan rencana perawatannya pro ekstrasi, gigi 84 karies pulpa goyang 2 derajat dan
rencana perawatannya pro ekstrasi dan tunggu waktu, gigi 83 karies dentin dan rencana
perawatannya pro GIC, gigi 11 ulcus decubitus dan rencana perawatannya pro exodontia,
gigi 46 karies dentin dan rencana perawatannya pro composite, dan gigi 26 terdapat karang
gigi dan rencana perawatannya yaitu scalling.

3.5 Pasien 5
Pasien kelima yang merupakan anak perempuan berusia 9 tahun atas nama Larissa
Putri yang merupakan siswi kelas 3 SD dari SDN Ngagel Rejo I Surabaya. Pada saat pemeriksaan
subjektif, keluhan utamanya yaitu gigi rahang atas sebelah anan sejak satu tahun yang lalu terasa
sakit, apabila makan dan minum dingin terasa ngilu, belum pernah ada rasa sakit jika tidak ada
1
1
rangsangan, tidak pernah bengkak, tidak pernah minum obat, datang dalam keadaan tidak sakit.
Setelah dilakukan pemeriksaan objektif maka di diagnosis karies dentin pada gigi 54 dengan
rencana peerawatannya pro GIC, selain itu juga ditemukan masalah lain di dalam rongga
mulutnya seperti gigi 84 karies dentin dengan rencana perawatannya pro GIC.

1
2
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pasien 1

Dengan keluhan utama gigi 83 karies dentin. Cara mendiagnosanya


dengan cara pemeriksaan subyektif dan obyektif. Untuk pemeriksaan subyektif,
mengajukan pertanyaan kepada pasien tentang bagian mana yang terasa sakit,
sejak kapan rasa sakit tersebut, bagaimana timbul sakitnya, apakah ada rasa sakit
spontan atau tidak, pernah konsumsi obat atau tidak, sekarang sakit atau tidak.
Jika karies dentin biasanya akan terasa sakit saat makan dan minum dingin dan
tidak ada rasa sakit spontan. Untuk pemeriksaan obyektif, maka akan dilakukan
pengecekan vitalitas gigi dengan cara sondasi dan pemberian chlor ethyl. Jika
karies dentin, maka hasil sondasi dan chlor ethyl akan positif. Sondasi juga
berfungsi untuk mengecek kedalaman karies. Selain itu, pada pasien 1 juga
terdapat masalah kesehatan gigi yang lain yaitu gigi 53 dan 73 karies enamel, cara
mendiagnosanya untuk pemeriksaan objektif adalah dengan sondasi. Jika pada
saat sondasi, sondenya menyangkut pada permukaan gigi menandakan bahwa gigi
tersebut karies enamel. Karies enamel tidak merasakan sakit saat makan panas
atau minum dingin (pasien tidak memiliki keluhan). Lalu pada gigi 55 karies
pulpa, cara mendiagnosanya untuk pemeriksaan objektif adalah dengan cara
diberi chlor ethyl lalu diperkusi dan didruk. Jika karies pulpa, maka hasil chlor
ethyl, perkusi, dan druk akan positif.
4.2 Pasien 2
Pasien 2 dengan keluhan utama gigi 84 karies dentin. Cara
mendiagnosanya dengan cara pemeriksaan subjektif dan objektif. Untuk
pemeriksaan subyektif, mengajukan pertanyaan kepada pasien tentang bagimana
yang terasa sakit, sejak kapan rasa sakit tersebut, bagaimana timbul sakitnya,
apakah ada rasa sakit spontan atau tidak, pernah konsumsi obat atau tidak,
sekarang sakit atau tidak. Jika karies dentin biasanya akan terasa sakit saat makan
dan minum dingin akan tetapi tidak ada rasa sakit spontan. Untuk pemeriksaan
obyektif, maka akan dilakukan pengecekan vitalitas gigi dengan cara sondasi
dan pemberian chlor ethyl. Jika karies dentin, maka hasil sondasi

1
3
dan chlor ethyl akan positif. Sondasi juga berfungsi untuk mengecek kedalaman karies.
Selain itu, pada pasien 2 juga terdapat masalah kesehatan gigi yang lain yaitu gigi 74,82,83,
dan 85 karies dentin. Cara mendiagnosanya untuk pemeriksaan objektif adalah dengan
sondasi. Jika pada saat sondasi, sondenya menyangkut pada permukaan gigi menandakan
bahwa gigi tersebut karies dentin. Karies dentin tidak merasakan sakit saat makan dan
minum dingin (pasien tidak memiliki keluhan).

4.3 Pasien 3

Pasien 3 dengan keluhan utama gigi 85 karies pulpa. Cara mendiagnosanya dengan
pemeriksaan subjektif dan objektif. Untuk pemeriksaan subjektif, mengajukan pertanyaan
kepada pasien tentang bagian mana yang terasa sakit, sejak kapan rasa sakit tersebut,
bagaimana timbul sakitnya, apakah ada rasa sakit spontan atau tidak, pernah konsumsi obat
atau tidak, sekarang sakit atau tidak. Jika karies pulpa biasanya akan terasa sakit saat makan
dan minum dingin dan ada rasa sakit spontan. Untuk pemeriksaan objektif, maka akan
dilakukan pengecekan vitalitas gigi dengan cara pemberian chlor ethyl. Jika karies pulpa,
maka hasil chlor ethyl, perkusi, dan druk adalah positif. Selain itu, pada pasien 3 juga
terdapat masalah kesehatan gigi yang lain yaitu gigi 54,55,74 karies dentin dengan rencana
perawatannya yaitu pro GIC lalu gigi 64,65,75 karies enamel dengan rencana perawatannya
yaitu pro GIC, lalu gigi 36 dan 46 karies dentin rencana perawatannya adalah pro
composite.

4.4 Pasien 4

Pasien 4 dengan keluhan utama gigi 36 karies pulpa perforasi non vital. Cara
mendiagnosanya dengan cara pemeriksaan subjektif dan objektif. Untuk pemeriksaan
subjektif, mengajukan pertanyaan kepada pasien tentang bagian mana yang terasa sakit,
sejak kapan rasa sakit tersebut, bagaimana timbul sakitnya, apakah ada rasa sakit spontan
atau tidak, pernah konsumsi obat atau tidak, pernah bengkak atau tidak, sekarang sakit atau
tidak. Untuk pemeriksaan objektif, maka akan dilakukan pengecekan vitalitas gigi dengan
cara chlor ethyl. Jika karies pulpa diberi chlor ethyl akan positif namun karies pulpa dalam
kasus ini sudah perforasi dan non vital maka hasilnya negatif. Selain itu, pasien 4 juga
terdapat masalah kesehatan gigi di dalam rongga mulutnya yaitu gigi 55,64,83 karies dentin
dengan rencana perawatannya pro GIC, lalu pada gigi 53,63,65 karies enamel dengan
rencana perawatannya pro GIC, lalu pada gigi 74 sisa akar dengan rencana perawatannya
pro ekstrasi, lalu gigi 85 karies pulpa dengan rencana perawatannya pro ekstrasi dan tunggu
1
4
waktu, lalu gigi 82 persistensi dengan rencana perawatannya pro ekstrasi, lalu gigi 84 karies
pulpa goyang derajat 2 dengan rencana perawatannya pro ekstrasi dan tunggu waktu, lalu
gigi 11 ulcus decubitus dengan rencana perawatannya pro exodontia, lalu gigi 46 karies
dentin dengan rencana perawatannya pro composite, lalu gigi 26 terdapat karang gigi
dengan rencana perawatannya pro scalling.

4.5 Pasien 5

Dengan keluhan utama gigi 54 karies dentin. Cara mendiagnosanya dengan cara
pemeriksaan subjektif dan objektif. Untuk pemeriksaan subjektif, mengajukan pertanyaan
kepada pasien tentang bagian mana yang terasa sakit, sejak kapan rasa sakit tersebut,
bagaimana timbul sakitnya, apakah ada rasa sakit spontan atau tidak, pernah konsumsi obat
atau tidak, pernah bengkak atau tidak, sekarang sakit atau tidak. Untuk pemeriksaan
objektif, maka akan dilakukan pengecekan vitalitas gigi dengan cara sondasi dan pemberian
chlor ethyl. Jika karies dentin, maka hasil sondasi dan chlor ethyl akan postif. Sondasi
untuk mengecek kedalaman karies. Selain itu pasien juga terdapat masalah kesehatan gigi di
dalam rongga mulutnya yaitu gigi 54 dan 84 karies dentin dengan rencana perawatannya
pro GIC.

1
5
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi setelah dilakukan pemeriksaan, pasien 1 keluhan utamanya adalah
gigi 15 karies dentin dengan rencana perawatan di rujuk konservasi.
Sedangkan pasien 2 keluhan utamanya adalah gigi 26 karies dentin profunda
dengan rencana perawatan pro komposit yaitu tumpatan permanen.
5.2 Saran
a. Bagi pasien
Setelah pasien 1 dan 2 mengetahui masalah kesehatan rongga mulutnya,
diharapkan dapat meningkatkan kebersihan dan kesehatan rongga mulutnya
serta mengikuti anjuran TGM untuk perawatan selanjutnya.
b. Bagi Institusi Jurusan Terapi Gigi dan Mulut Poltekkes Kemenkes Surabaya
Dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan praktik oral diagnosis
kesehatan gigi dan mulut masyarakat selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Miftakhun, N. F., Salikun, S., Sunarjo, L., & Mardiati, E. (2016). Faktor eksternal
penyebab terjadinya karies gigi pada anak pra sekolah di paud strowberry rw 03
kelurahan bangetayu wetan kota semarang tahun 2016. Jurnal Kesehatan Gigi, 3(2), 27-
34.

https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jkg/article/view/1781

Ramayanti, S., & Purnakarya, I. (2013). Peran makanan terhadap kejadian karies gigi. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas, 7(2), 89-93.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-henitakusu-6115-2- babii.pdf

http://rsjiwajambi.com/wp-content/uploads/2019/09/MODUL-ILMU-PENYAKIT-
GIGI-DAN-MULUT-pdf-1.pdf

17
LAMPIRAN
Lampiran 1 : logbook

Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan Dokumentasi Paraf


kegiatan pembimbing
Rabu,16 Maret 13.00-13.15 Membersihkan
2022 dental chair dan
menyiapkan alat
dan bahan .
13.15-13.25 Melakukan
verifikasi data
pasien ke dosen
pembimbing
kemudian
memasukan pasien.
14.01-14.41 Melakukan oral
diagnosis ke pasien
dengan
pemeriksaan
subjektif dan
objektif serta
menuliskan ke
kartu status.
14.41-15.05 Pengecekan kartu
status oleh dosen
pembimbing .
15.05-15.20 Membersikan
dental chair dan
mensterilkan alat.
15.30-15.45 Mengantarkan
pasien pulang.

18
Jumat,18 08.00-09.30 Membersihkan
Maret 2022
dental chair dan
menyiapkan alat
dan bahan.

09.30-10.50 Melakukan
verifikasi data
pasien ke dosen
pembimbing
kemudian
memasukan pasien.
Melakukan oral
diagnosis ke pasien
dengan
pemeriksaan
subjektif dan
objektif serta
menuliskan ke
kartu status.
10.50-11.30 Pengecekan kartu
status oleh dosen
pembimbing.
11.30-11.55 Membersihkan
dental chair dan
mensterilkan alat.
11.55-12.35 Mengantar pasien
pulang.

19
Lampiran 2 : Dokumentasi kartu status pemeriksaan pasien 1 dan 2

1. Kartu status pemeriksaan pasien 1

2. Kartu status pemeriksaan pasien 2

13

Anda mungkin juga menyukai