Disusun Oleh :
Lea Indy Avriela Rayani
(P27825121022)
Isnanto,S.Si.T.,M.Kes
Imam Sarwo Edi, S.Si.T.,M.Pd NIP. 197904122005011003
NIP. 197606231995031001
ii
KATA PENGATAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum...............................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus..............................................................................2
1.3 Metode Praktik........................................................................................2
1.3.1 Syarat Pasien Praktik......................................................................2
1.3.2 Bahan..............................................................................................2
1.3.3 Alat.................................................................................................2
1.3.4 Cara Kerja.......................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................3
1.4.1 Bagi Pasien.....................................................................................3
1.4.2 Bagi Penulis...................................................................................3
1.4.3 Bagi Institusi Jurusan Terapis Gigi Dan Mulut
Poltekkes Kemenkes Surabaya .......................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
BAB 3 HASIL PRAKTIK KEGIATAN...............................................................6
BAB 4 PEMBAHASAN.........................................................................................7
BAB 5 PENUTUP...................................................................................................9
5.1 Kesimpulan..............................................................................................9
5.2 Saran.........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................13
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Logbook
Lampiran 2 : Dokumentasi kartu status pemeriksaan pasien 1 dan 2
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Ilmu penyakit gigi dan mulut atau oral patologi adalah ilmu yang mempelajari
penyakitpenyakit dan kelainan yang terjadi pada rongga mulut, tanda-tanda atau
gejalanya, penyebabnya serta perawatannya. Diagnosis dalam kedokteran gigi
dapat diartikan sebagai penentuan jenis penyakit yang diderita pasien. Pengertian
lainnya adalah cara-cara pemeriksaan untuk menentukan suatu diagnosa.
Mengidentifikasi kelainan–kelainan yang berhubungan dengan gigi dan jaringan
sekitarnya dengan jalan menanyakan, memeriksa, dan menyatukan gambaran
penyakit yang terlihat dengan faktor-faktor yang diperoleh dari wawancara
tersebut yang dapat membedakan dari penyakit yang lain.
Dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi, diagnosis dapat diartikan sebagai
analisis dari penyebab dan sifat dari suatu masalah dan atau situasi atau suatu
pernyataan mengenai solusinya. Miller memperkenalkan suatu konsep dari
Diagnosis Keperawatan Gigi ( Dental Hygiene Diagnosis) sebagai “ Bentuk yang
tepat untuk mengambarkan ekspresi dari kemampuan pembuatan keputusan dan
penilaian dari perawatan gigi”. Diagnosis adalah suatu proses berpikir kritis
berdasarkan data - data klinis klien yang dianalisa dan ditandai oleh sebuah
pernyatan diagnosa.
Darby & Walsh (2003) mengemukakan suatu teori diagnosa keperawatan gigi
sebagai bagian dari proses diagnosa keperawatan gigi yang menggunakan teori
kebutuhan manusia dengan penekanan kepada 8 kebutuhan manusia dari klien
yang berhubungan dengan perawatan gigi. Mengunakan teori kebutuhan manusia
sebagai kerangka kerja konsepnya Diagnosa Keperawatan Gigi adalah suatu
identifikasi dari tidak terpenuhinya kebutuhan manusia dari pasien yang
berhubungan dengan perawatan gigi. Diagnosa keperawatan gigi menurut Darby
and Walsh (2005) ini dibuat oleh seorang perawat gigi professional yang
mempunyai lisensi dengan mengidentifikasi faktor-faktor aktual maupun potensial
dari ketidak terpenuhinya kebutuhan manusia dari pasien.
Maka dari itu, adamya mata kuliah Patologi Rongga Mulut ini agar mahasiswa
1
paham dan mampu untuk mendiagnosa penyakit dan kelainan yang ada pada
rongga
2
mulut seseorang serta mengerti tindakan perawatan yang akan diberikan ke pasien.
1.2 Tujuan
1.3.2 Bahan
1. Betadine kumur
2. Cotton pallete
3. Ethyl alcohol
4. Alkohol 70%
5. APD lengkap
6. Kartu status
1.3.3 Alat
2. Nierbekken
3
3. Gelas kumur
4. Kanebo
5. Alat tulis
4
1. Menyiapkan alat dan bahan.
10. Merapikan alat dan bahan. Untuk SPKE dan nierbekken dilakukan
sterilisasi.
11. Membersihkan dental chair dengan alkohol dan diusap dengan
kanebo.
1.4 Manfaat
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Karies gigi atau gigi berlubang adalah suatu penyakit pada jaringan keras
gigi yang ditandai oleh rusaknya email dan dentin di sebabkan oleh aktivitas.
Metabolism bakteri dalamplak yang menyebabkan terjadinya demineralisasi akibat
interaksi antar produk-produk mikroorganisme, ludah dan bagian bagian yang
berasal darimakanan dan email.
Karies gigi disebabkan oleh plak yang menyumbat sehingga menyebabkan
gigi berlubang diantaranya karena sisa makanan manis dan lengket, kuman yang
berasal dari plak tersebut menyebabkan suasana asam pada mulut sehingga email
larut dalam asam yang mengakibatkan gigi berlubang. Makanan yang
menyebabkan antara lain, makanan manis seperti coklat, permen dan ice cream;
makanan yang lengket seperti dodol dan selai; makanan yang tidak merusak gigi
antara lain: buah- buahan, sayur-sayuran dan kacang-kacangan (Fitriani, 2014).
Proses terjadinya karies pada gigi melibatkan beberapa faktor yang tidak
berdiri sendiri tetapi saling bekerjasama. Ada 4 faktor penting yang saling
berinteraksi dalam pernbentukan karies gigi yaitu:
a. Mikroorganisme
7
(karbohidrat) merupakan substrat yag difermentasikan oleh bakteri untuk
mendapatkan energi. Sukrosa dan gluosa di metabolismekan sedemikian rupa
8
sehingga terbentuk polisakarida intrasel danekstrasel sehingga bakteri melekat pada
permukaan gigi.
D. Waktu
9
BAB 3
3.1 Pasien 1
Pasien pertama yang merupakan anak laki-laki berusia 9 tahun, atas nama
Mochamad Ergavin Ar Rofiq yang merupakan siswa kelas 3 SD dari SDN Ngagel Rejo V
Surabaya. Pada pemeriksaan subjektif, keluhan utamanya yaitu gigi rahang bawah sebelah
kanan terasa sakit sejak satu tahun yang lalu, pasien merasa ngilu saat makan ataupun
minum dingin, tidak ada keluhan spontan, pernah bengkak dan pernah minum obat
ibuprofen, pasien datang dalam keadaan tidak sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan objektif
maka di diagnosis karies dentin pada gigi 83 dengan rencana perawatannya pro GIC, selain
itu juga ditemukan masalah lain pada rongga mulutnya seperti gigi 55 karies pulpa dengan
rencana perawatannya pro exodontia, gigi 53 karies enamel dengan rencana perawatannya
pro GIC, gigi 75 karies dentin dengan rencana perawatannya pro GIC, gigi 73 karies enamel
dengan rencana perawatannya pro GIC, dan gigi 85,64,65 sisa akar dengan rencana
perawatannya pro exodontia.
3.2 Pasien 2
Pasien kedua yang merupakan anak laki-laki berusia 9 tahun, atas nama Asyraf
Khanza Tamam A yang merupakan siswa kelas 3 SD dari SDN Manyar II Surabaya. Pada
pemeriksaan subjektif, keluhan utamanya yaitu gigi rahang bawah sebelah kanan sejak satu tahun
yang lalu terasa sakit, apabila malam atau kadang-kadang sakit saat makan atau minum dingin,
tidak ada keluhan spontan, tidak pernah bengkak, tidak pernah minum obat, datang dalam
keadaan tidak sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan objektif maka di diagnosis karies dentin pada
gigi 84 dengan rencana perawatan pro GIC, selain itu juga ditemukan masalah lain pada rongga
mulutnya seperti gigi 74,82,83,85 karies dentin dan rencana perawatannya pro GIC.
3.3 Pasien 3
Pasien ketiga yang merupakan anak perempuan berusia 9 tahun atas nama Zafirah
Alya Farzana yang merupakan siswi kelas 3 SD dari SDN Ngagel Rejo I Surabaya. Pada
pemeriksaan subjektif, keluhan utamanya yaitu gigi rahang bawah sebelah kanan sejak 2 bulan
yang lalu terasa sakit, pasien merasa sakit saat kemasukan makanan ataupun saat makan eskrim,
1
0
tidak ada rasa sakit spontan ataupun yang disebabkan oleh rangsangan, tidak pernah bengkak,
tidak minum obat, datang dalam keadaan tidak sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan objektif
maka di diagnosis karies pulpa pada gigi 85 dengan rencana perawatan pro exodontia dan tunggu
waktu, selain itu juga ditemukan masalah lain pada rongga mulutnya seperti gigi 54 karies dentin
dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 55 karies dentin pro GIC dan rencana perawatannya pro
GIC, gigi 64 karies enamel dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 65 karies enamel dan
rencana perawatannya pro GIC, gigi 74 karies dentin dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 75
karya enamel dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 36 karies dentin dan rencana
perawatannya pro composite, dan gigi 46 karies dentin dan rencana perawatannya pro composite.
3.4 Pasien 4
Pasien keempat yang merupakan anak perempuan berusia 9 tahun atas nama Betari
Ratna Ajani yang merupakan siswi kelas 3 SD dari SDN Ngagel Rejo I Surabaya. Pada saat
pemeriksaan subjektif, keluhan utamanya yaitu gigi rahang bawah sebelah kiri terasa sakit
sejak satu tahun yang lalu, kadang-kadang terasa sakit saat makan dan minum dingin, pernah
ada keluhan spontan, pernah bengkak, pernah minum obat lodecon, datang dalam keadaan
tidak sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan objektif maka di diagnosis karies pulpa perforasi
non vital pada gigi gigi 36 dengan rencana perawatan rujuk konservasi dan tunggu waktu,
selain itu juga ditemukan masalah lain di dalam rongga mulutnya seperti gigi 55 karies
dentin dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 53 karies enamel dan rencana perawatannya
pro GIC, gigi 65 karies enamel dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 74 sisa akar dan
rencana perawatannya pro ekstrasi, gigi 85 karies pulpa dan rencana perawatannya pro
ekstrasi dan tunggu waktu, gigi 64 karies dentin dan rencana perawatannya pro GIC, gigi 82
persistensi dan rencana perawatannya pro ekstrasi, gigi 84 karies pulpa goyang 2 derajat dan
rencana perawatannya pro ekstrasi dan tunggu waktu, gigi 83 karies dentin dan rencana
perawatannya pro GIC, gigi 11 ulcus decubitus dan rencana perawatannya pro exodontia,
gigi 46 karies dentin dan rencana perawatannya pro composite, dan gigi 26 terdapat karang
gigi dan rencana perawatannya yaitu scalling.
3.5 Pasien 5
Pasien kelima yang merupakan anak perempuan berusia 9 tahun atas nama Larissa
Putri yang merupakan siswi kelas 3 SD dari SDN Ngagel Rejo I Surabaya. Pada saat pemeriksaan
subjektif, keluhan utamanya yaitu gigi rahang atas sebelah anan sejak satu tahun yang lalu terasa
sakit, apabila makan dan minum dingin terasa ngilu, belum pernah ada rasa sakit jika tidak ada
1
1
rangsangan, tidak pernah bengkak, tidak pernah minum obat, datang dalam keadaan tidak sakit.
Setelah dilakukan pemeriksaan objektif maka di diagnosis karies dentin pada gigi 54 dengan
rencana peerawatannya pro GIC, selain itu juga ditemukan masalah lain di dalam rongga
mulutnya seperti gigi 84 karies dentin dengan rencana perawatannya pro GIC.
1
2
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pasien 1
1
3
dan chlor ethyl akan positif. Sondasi juga berfungsi untuk mengecek kedalaman karies.
Selain itu, pada pasien 2 juga terdapat masalah kesehatan gigi yang lain yaitu gigi 74,82,83,
dan 85 karies dentin. Cara mendiagnosanya untuk pemeriksaan objektif adalah dengan
sondasi. Jika pada saat sondasi, sondenya menyangkut pada permukaan gigi menandakan
bahwa gigi tersebut karies dentin. Karies dentin tidak merasakan sakit saat makan dan
minum dingin (pasien tidak memiliki keluhan).
4.3 Pasien 3
Pasien 3 dengan keluhan utama gigi 85 karies pulpa. Cara mendiagnosanya dengan
pemeriksaan subjektif dan objektif. Untuk pemeriksaan subjektif, mengajukan pertanyaan
kepada pasien tentang bagian mana yang terasa sakit, sejak kapan rasa sakit tersebut,
bagaimana timbul sakitnya, apakah ada rasa sakit spontan atau tidak, pernah konsumsi obat
atau tidak, sekarang sakit atau tidak. Jika karies pulpa biasanya akan terasa sakit saat makan
dan minum dingin dan ada rasa sakit spontan. Untuk pemeriksaan objektif, maka akan
dilakukan pengecekan vitalitas gigi dengan cara pemberian chlor ethyl. Jika karies pulpa,
maka hasil chlor ethyl, perkusi, dan druk adalah positif. Selain itu, pada pasien 3 juga
terdapat masalah kesehatan gigi yang lain yaitu gigi 54,55,74 karies dentin dengan rencana
perawatannya yaitu pro GIC lalu gigi 64,65,75 karies enamel dengan rencana perawatannya
yaitu pro GIC, lalu gigi 36 dan 46 karies dentin rencana perawatannya adalah pro
composite.
4.4 Pasien 4
Pasien 4 dengan keluhan utama gigi 36 karies pulpa perforasi non vital. Cara
mendiagnosanya dengan cara pemeriksaan subjektif dan objektif. Untuk pemeriksaan
subjektif, mengajukan pertanyaan kepada pasien tentang bagian mana yang terasa sakit,
sejak kapan rasa sakit tersebut, bagaimana timbul sakitnya, apakah ada rasa sakit spontan
atau tidak, pernah konsumsi obat atau tidak, pernah bengkak atau tidak, sekarang sakit atau
tidak. Untuk pemeriksaan objektif, maka akan dilakukan pengecekan vitalitas gigi dengan
cara chlor ethyl. Jika karies pulpa diberi chlor ethyl akan positif namun karies pulpa dalam
kasus ini sudah perforasi dan non vital maka hasilnya negatif. Selain itu, pasien 4 juga
terdapat masalah kesehatan gigi di dalam rongga mulutnya yaitu gigi 55,64,83 karies dentin
dengan rencana perawatannya pro GIC, lalu pada gigi 53,63,65 karies enamel dengan
rencana perawatannya pro GIC, lalu pada gigi 74 sisa akar dengan rencana perawatannya
pro ekstrasi, lalu gigi 85 karies pulpa dengan rencana perawatannya pro ekstrasi dan tunggu
1
4
waktu, lalu gigi 82 persistensi dengan rencana perawatannya pro ekstrasi, lalu gigi 84 karies
pulpa goyang derajat 2 dengan rencana perawatannya pro ekstrasi dan tunggu waktu, lalu
gigi 11 ulcus decubitus dengan rencana perawatannya pro exodontia, lalu gigi 46 karies
dentin dengan rencana perawatannya pro composite, lalu gigi 26 terdapat karang gigi
dengan rencana perawatannya pro scalling.
4.5 Pasien 5
Dengan keluhan utama gigi 54 karies dentin. Cara mendiagnosanya dengan cara
pemeriksaan subjektif dan objektif. Untuk pemeriksaan subjektif, mengajukan pertanyaan
kepada pasien tentang bagian mana yang terasa sakit, sejak kapan rasa sakit tersebut,
bagaimana timbul sakitnya, apakah ada rasa sakit spontan atau tidak, pernah konsumsi obat
atau tidak, pernah bengkak atau tidak, sekarang sakit atau tidak. Untuk pemeriksaan
objektif, maka akan dilakukan pengecekan vitalitas gigi dengan cara sondasi dan pemberian
chlor ethyl. Jika karies dentin, maka hasil sondasi dan chlor ethyl akan postif. Sondasi
untuk mengecek kedalaman karies. Selain itu pasien juga terdapat masalah kesehatan gigi di
dalam rongga mulutnya yaitu gigi 54 dan 84 karies dentin dengan rencana perawatannya
pro GIC.
1
5
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi setelah dilakukan pemeriksaan, pasien 1 keluhan utamanya adalah
gigi 15 karies dentin dengan rencana perawatan di rujuk konservasi.
Sedangkan pasien 2 keluhan utamanya adalah gigi 26 karies dentin profunda
dengan rencana perawatan pro komposit yaitu tumpatan permanen.
5.2 Saran
a. Bagi pasien
Setelah pasien 1 dan 2 mengetahui masalah kesehatan rongga mulutnya,
diharapkan dapat meningkatkan kebersihan dan kesehatan rongga mulutnya
serta mengikuti anjuran TGM untuk perawatan selanjutnya.
b. Bagi Institusi Jurusan Terapi Gigi dan Mulut Poltekkes Kemenkes Surabaya
Dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan praktik oral diagnosis
kesehatan gigi dan mulut masyarakat selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Miftakhun, N. F., Salikun, S., Sunarjo, L., & Mardiati, E. (2016). Faktor eksternal
penyebab terjadinya karies gigi pada anak pra sekolah di paud strowberry rw 03
kelurahan bangetayu wetan kota semarang tahun 2016. Jurnal Kesehatan Gigi, 3(2), 27-
34.
https://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jkg/article/view/1781
Ramayanti, S., & Purnakarya, I. (2013). Peran makanan terhadap kejadian karies gigi. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas, 7(2), 89-93.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-henitakusu-6115-2- babii.pdf
http://rsjiwajambi.com/wp-content/uploads/2019/09/MODUL-ILMU-PENYAKIT-
GIGI-DAN-MULUT-pdf-1.pdf
17
LAMPIRAN
Lampiran 1 : logbook
18
Jumat,18 08.00-09.30 Membersihkan
Maret 2022
dental chair dan
menyiapkan alat
dan bahan.
09.30-10.50 Melakukan
verifikasi data
pasien ke dosen
pembimbing
kemudian
memasukan pasien.
Melakukan oral
diagnosis ke pasien
dengan
pemeriksaan
subjektif dan
objektif serta
menuliskan ke
kartu status.
10.50-11.30 Pengecekan kartu
status oleh dosen
pembimbing.
11.30-11.55 Membersihkan
dental chair dan
mensterilkan alat.
11.55-12.35 Mengantar pasien
pulang.
19
Lampiran 2 : Dokumentasi kartu status pemeriksaan pasien 1 dan 2
13