OLEH
Fathan Amay (841720096)
Ni Kadek Oka Piyadayanti (841720083)
Nanda Amalia Darwin (841720097)
Ayu Tirta Lestari (841720090)
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
Analisis Jurnal dengan judul PELAKSANAAN TINDAKAN ORAL HYGIENE
PADA PASIEN DI RUANGAN INTENSIVE CARE UNIT (ICU)
Analisis Jurnal ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan analisis jurnal
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan Analisis Jurnal ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki Analisis Jurnal ini.
Akhir kata kami berharap semoga Analisis Jurnal ini dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................................... 3
1.3 Manfaat..................................................................................................... 3
BAB II METODE DAN TINJAUAN TEORITIS.......................................... 5
2.1 Metode Pencarian..................................................................................... 5
2.2 Konsep tentang Tinjauan Teoritis............................................................ 5
A. Intensive Care Unit (ICU).................................................................. 5
B. Cedera Otak berat (COB)................................................................... 6
C. Oral Hygiene....................................................................................... 13
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 15
3.1 Hasil........................................................................................................ 15
3.2 Pembahasan............................................................................................. 18
3.3 Implikasi Keperawatan............................................................................ 20
BAB IV PENUTUP............................................................................................ 21
4.1 Kesimpulan............................................................................................ 21
4.2 Saran....................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 22
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
(instalasi di bawah direktur pelayanan) dengan staf dan perlengkapan khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien yang menderita penyakit,
satu peralatan standar di ICU adalah ventilasi mekanik yang digunakan untuk
batuk sering ditekan atau dikurangi dengan adanya pemasangan ETT, dan gangguan
pada pertahanan silia mukosa pada saat intubasi dilakukan, sehingga akan menjadi
peningkatan produksi dan sekresi sekret yang kemudian akan tergenang dan menjadi
media untuk pertumbuhan bakteri maka di perlkan tindakan oral hygiene. (Agustyn,
Oral hygiene merupakan salah satu bentuk dari kebersihan diri. Oral hygiene
dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa masalah mulut dan gigi
dapat terjadi karena kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Secara ilmiah
i
mulut akan melakukan pembersihan yang dilakukan oleh lidah dan air liur, tetapi
apabila lidah dan air liur tidak dapat bekerja dengan semestinya akan menimbulkan
terjadinya infeksi pada rongga mulut (Bouwhuizen, 2006). Oral hygiene merupakan
salah satu bentuk dari kebersihan diri. Oral hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut
sangatlah penting, beberapa masalah mulut dan gigi dapat terjadi karena kurangnya
menjaga kebersihan gigi dan mulut. Secara ilmiah mulut akan melakukan
pembersihan yang dilakukan oleh lidah dan air liur, tetapi apabila lidah dan air liur
tidak dapat bekerja dengan semestinya akan menimbulkan terjadinya infeksi pada
Oral hygiene merupakan tindakan yang mutlak dilakukan oleh perawat untuk
menjaga mulut agar terhindar dari infeksi, membersihkan, dan menyegarkan mulut.
Dampak jika tidak dilakukan oral hygiene akan muncul infeksi akut berupa
menelan, kemerahan dan tidak dapat membuka mulut. Infeksi pada rongga mulut
dapat disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk, ulkus pada mulut, kerusakan
gigi, gingivitis (Roeslan, 2012). Selain itu oral hygiene juga mampu mengurangi
Pemilihan alat dalam oral hygiene ada beberapa yaitu bisa menggunakan
kapas, cairan chlorhexidine dan madu sebagai pelmbab bibir serta bisa menggunakan
i
aktivitas mikroorganisme bakteri gram positif, bakteri gram negative dan jamur
yang dilakukan oleh Aoun (2015) menghasilkan bahwa larutan hexetidine efektif
untuk mengurangi jumlah koloni candida albicans didalam mulut sebesar 80% setelah
digunakan sebagai oral hygiene selama 8 jam sekali dalam 4 hari berturut-turut.
hexetidine yang digunakan untuk oral hygiene sangat bermanfaat untuk mengurangi
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
A. Manfaat Praktis
2. Bagi Perawat
i
Dapat memberikan suatu alternatif untuk dapat dijadikan sebagai
tindakan oral hygiene pada pasien di ruangan intensive care unit (ICU)’’
unit (ICU)’’.
B. Manfaat Teoritis
pengetahuan pada umumnya dan juga bisa memberikan ilmu khusus bagi
keperawatan.
i
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS
ilmiah tahun 2017 – 2021 dengan penelusuran menggunakan data based Google
cendekia/scholar.
1) Definisi
Definisi Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit
i
1) Fasilitas ini menyediakan keahlian pengobatan klinis lebih intensif,
ICU juga dikenal sebagai Intensive Therapy Unit (I.T.U), dalam menangani beragam
2) Zonasi
Zonasi fungsi pada Intensive Care Unit dibagi menjadi (Kemenkes, 2012):
a. Daerah steril yang terdiri dari ruang perawatan ICU / ICCU, nurse station
b. Daerah non steril / ruangan umum yang tidak berkaitan langsung dengan
3) Fungsi
i
a. Melakukan perawatan pada pasien-pasien gawat darurat dengan potensi
berpengalaman
(Kemenkes, 2012):
b) Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan
i
d) Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat
1) Definisi
suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak
yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada
i
2) Klasifikasi
Jika dilihat dari ringan sampai berat, maka dapat kita lihat sebagai
berikut:
a. Cedera kepala ringan ( CKR ) Jika GCS antara 13-15, dapat terjadi
kurang dari 2 jam, jika ada penyerta seperti fraktur tengkorak, kontusio
b. Cedera kepala kepala sedang (CKS) jika GCS antara 9-12, hilang
c. Cedera kepala berat ( CKB ) jika GCS 3-8, hilang kesadaran lebih dari
atau edema.
sebagai berikut
3) Etiologi
i
Penyebab dari cedera kepala adalah adanya trauma pada kepala
(NINDS,2013).
dan morfologi.
i
dan respon motorik. Skor ditentukan oleh jumlah skor dimasing
Jong, 2010).
C. Oral Hygien
Oral hygiene merupakan salah satu bentuk dari kebersihan diri. Oral hygiene
dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa masalah mulut dan
gigi dapat terjadi karena kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Secara
ilmiah mulut akan melakukan pembersihan yang dilakukan oleh lidah dan air
liur, tetapi apabila lidah dan air liur tidak dapat bekerja dengan semestinya akan
hygiene merupakan salah satu bentuk dari kebersihan diri. Oral hygiene dalam
kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa masalah mulut dan gigi
i
dapat terjadi karena kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Secara ilmiah
mulut akan melakukan pembersihan yang dilakukan oleh lidah dan air liur, tetapi
apabila lidah dan air liur tidak dapat bekerja dengan semestinya akan
Oral hygiene merupakan tindakan yang mutlak dilakukan oleh perawat untuk
mulut. Dampak jika tidak dilakukan oral hygiene akan muncul infeksi akut
sakit menelan, kemerahan dan tidak dapat membuka mulut. Infeksi pada rongga
mulut dapat disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk, ulkus pada mulut,
kerusakan gigi, gingivitis (Roeslan, 2012). Selain itu oral hygiene juga mampu
Pemilihan alat dalam oral hygiene ada beberapa yaitu bisa menggunakan
kapas, cairan chlorhexidine dan madu sebagai pelmbab bibir serta bisa
bakteri gram negative dan jamur seperti Candida albicans, Aspergillus niger,
i
(2015) menghasilkan bahwa larutan hexetidine efektif untuk mengurangi jumlah
koloni candida albicans didalam mulut sebesar 80% setelah digunakan sebagai
penelitian oleh Aznita (2009) juga membuktikan bahwa larutan hexetidine yang
i
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Amat Pengaruh oral hygiene Penelitian menggunakan rancangan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan rata-rata
Tohirin ,Mona menggunakan Hexadol gargle Pre-Eksperimental dengan desain skor CPIS sebelum pelaksanaan oral hygiene
Saparwati, Siti dalam meminimalkan kejadian One Group Pretest–posttest Design. dengan menggunakan hexadol gargle adalah 3,2
Haryani 2019 ventilator associated pneumonia Penelitian dilakukan di ICU RSUD kemudian rata-rata skor CPIS sesudah
(VAP) di ruangan ICU RSUD Tugurejo Semarang. Pengambilan pelaksanaan oral hygiene dengan menggunakan
Tugurejo Semarang sampel dilakukan secara consecutive hexadol gargle adalah 1,6. Hasil penelitian
sampling sejumlah 15 responden. menunjukkan Ada pengaruh yang barmakna
Kriteria inklusi sampel adalah antara kejadian Ventilator Associated Pneumonia
pasien usia 25 tahun sampai 60 (VAP) sebelum dan sesudah oral hygiene
tahun. menggunakan hexadol gargle di ICU RSUD
Tugurejo Semarang, dengan nilai p value adalah
i
0,003 (p < 0,05).
Agus Purnama, Perbandingan efektivitas oral Pada penelitian ini, peneliti Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
Raushan Fikri, hygiene menggunakan Enzim menggunakan rancangan Control berdasarkan karakteristik usia responden yang
2020 Lactoperoxidase dengan Group Pretest-Posttest.Jenis mengalami kejadian VAP paling banyak pada
Chlorhexidine dalam pencegahan penelitian adalah quasi eksperimen. usia lansia awal (45-55) tahun .Berdasarkan
VAP di ICU RS X Sedangkan data yang digunakan karakteristik jenis kelamin, responden yang
berupa data primer dengan teknik mengalami kejadian VAP seimbang antara laki-
pengumpulan data menggunakan laki (50%) dan perempuan (50%).Oral hygiene
lembar observasi CPIS. Populasi tidak ada perbedaan yang signifikan antara oral
pada penelitian ini adalah Pasien Hygiene dengan menggunakan Enzym
ICU RS X yang terpasang Ventilator Lactoperoxide dan Chlorhexidine dalam
selama 3 bulan mulai dari 15 pencegahan VAP.
Nopember 2018 sampaidengan 15
Januari 2019.
Nur Rizki Implementasi Oral Care Hygiene Implementasi dilakukan dengan Berdasarkan hasil analisis data dan tujuan dalam
Amalia Shidiq, untuk Mengurangi Risiko menggunakan metode case study. penelitian ini, didapatkan bahwa oral care
Sidik Ventilator Associated Pneumonia Implementasi dibagi menjadi dua hygiene dengan panduan Beck Oral Assessment
Awaludin, Aji (VAP) di Ruang Intensive Care kelompok, yaitu kelompok kontrol Scale (BOAS) dapat digunakan untuk
Kurniawan, Unit (ICU) Rumah Sakit Prof. dan intervensi. Masing-masing mengurangi risiko terjadinya Ventilator
2021 Dr. Margono Soekarjo: Case kelompok dilakukan kepada lima Associated Pneumonia (VAP) pada pasien yang
Study pasien. Waktu pelaksanaan terintubasi.
implementasi dimulai dari tanggal
15-20 Juli 2019 di Ruang ICU
RumaSakit Prof. Dr. Margono
Soekarjo. Kriteria pasien yang
dijadikan responden memiliki usia
lebih dari 17 tahun, terintubasi
secara oral dengan penggunaan
ventilasi mekanik, tanda-tanda vital
i
stabil serta tidak memiliki edentulos.
i
3.2 Pembahasan
Oral hygiene merupakan salah satu bentuk dari kebersihan diri. Oral hygiene dalam
kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa masalah mulut dan gigi dapat terjadi
karena kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut. Secara ilmiah mulut akan melakukan
pembersihan yang dilakukan oleh lidah dan air liur, tetapi apabila lidah dan air liur tidak
dapat bekerja dengan semestinya akan menimbulkan terjadinya infeksi pada rongga mulut
(Bouwhuizen, 2006 dalam satianingsih dkk, 2017) Oral hygiene merupakan salah satu
tindakan keperawatan yang diperlukan agar kondisi rongga mulut tetap bersih dan segar
sehingga terhindar dari infeksi. Tindakan perawatan oral hygiene merupakan salah satu
tindakan yang tepat dilakukan oleh seorang perawat untuk mencegah kejadian VAP. Hal ini
dikarenakan oral hygiene dapat menyegarkan, membersihkan dan menjaga mulut tetap
terhindar dari infeksi kuman. (Perry & Potter, 2009 dalam Satianingsih dkk, 2017).
Asyrofi, 2017 yang bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pelaksanaan Tindakan Oral
Hygiene Pada Pasien Di Ruangan Intensive Care (ICU) di RSUD dr. M. Asharidan RSUD
ketidakseimbangan antara rasio perawat dengan pasien, fasilitas dalam pelaksanaan oral
hygiene masih belum memadai, dan perawat juga belum memahami sepenuhnya bagaimana
Pada penelitian yang dilakukan oleh Amat Tohirin ,Mona Saparwati, Siti Haryani
2019 yang bertujuan untuk mengetahui Implementasi Oral Care Hygiene Untuk Mengurangi
Risiko Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah
Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo: Case Study di ICU RSUD Tugurejo Semarang dengan
i
sampel penelitian sebanyak 15 responden. Hasil penelitian menunjukkan Ada pengaruh yang
barmakna antara kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) sebelum dan sesudah
oral hygiene menggunakan hexadol gargle di ICU RSUD Tugurejo Semarang Larutan
hexetidine yang digunakan untuk oral hygiene sangat bermanfaat untuk mengurangi koloni
bakteri dalam mulut. Hexetidine mengikat protein mukosa mulut sehingga dapat
efek antibakteri karena adanya ikatan dengan protein mukosa. Ikatan protein tersebut
Ikatan dengan mukosa dan plak ini terjadi selama 7 jam setelah kumur (Rowe, 2009 dalam
Pada penelitian yang dilakukan oleh Agus Purnama, Raushan Fikri, 2020 yang
sampel penelitian yaitu Populasi pada penelitian ini adalah Pasien ICU RS X yang terpasang
Ventilator selama 3 bulan mulai dari 15 Nopember 2018 sampaidengan 15 Januari 2019.
Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara oral Hygiene dengan
Penggunaan zat enzim seperti Lactoperoxidase memproduksi oksidan kuat dari mekanisme
pertahanan nonimmune terhadap bakteri patogen, jamur, atau parasit yang membuat
peroksidase bersifat kompleks dan berbagai molekul dapat menambah atau mengurangi
i
Pada penelitian yang dilakukan oleh Nur Rizki Amalia Shidiq, Sidik Awaludin, Aji
Kurniawan, 2021 yang bertujuan untuk mengetahui Implementasi Oral Care Hygiene untuk
Mengurangi Risiko Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di Ruang Intensive Care Unit
(ICU) Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo: Case Study dengan sampel penelitian yaitu
sebanyak 10 orang. Hasil penelitian menunjukan oral care hygiene dengan panduan Beck
Oral Assessment Scale (BOAS) dapat digunakan untuk mengurangi risiko terjadinya
Ventilator Associated Pneumonia (VAP) pada pasien yang terintubasi. Pemantauan terkait
kebersihan keadaan mukosa oral masih jarang dilakukan di Ruang ICU. Penggunaan cairan
chlorhexidine dalam proses perawatan mulut efektif untuk menghilangkan plak gigi secara
berkala. Penurunan nilai BOAS menunjukkan bahwa kondisi kelima area dalam masing
masin penilaian BOAS pasien membaik dan mengurangi kolonisasi bakteria pada mulut
pasien perawatan mulut efektif untuk mengurangi kolonisasi bakteri dalam plak gigi serta
mencegah dan mengobati peradangan yang apabila terjadi pada gusi pasien.
i
DAFTAR PUSTAKA
Nur Rizki Amalia Shidiq, S. A. (2021). Implementasi Oral Care Hygiene untuk
Mengurangi Risiko Ventilator Associated Pneumonia (VAP) di Ruang Intensive Care
Unit (ICU) Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo: Case Study. Jurnal of
Bionursing , 3, 113-121