Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


TERAPI KOGNITIF KETERAMPILAN KERAJINAN TANGAN

OLEH

KELOMPOK 9 & 10

Ayu thirta lestari, S.Kep


Hardiyanto linggengge, S.Kep
Nur sintiya mohamad, S.Kep
Ratniyati Ma’ruf, S.Kep
Rahmi Paputungan, S.Kep
Sela P Yunus, S.Kep
Siti Fadlina Barnawi, S.Kep
Tiansi Oktaviani Usman, S.Kep

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Proses penuaan merupakan akumulasi secara progresif dari berbagai

perubahan fisiologi organ tubuh yang berlangsung seiring berlalunya waktu.

Penuaan atau proses menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan

fungsi normalnya. Sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang diderita. Memasuki masa tua berarti mengalami

kemunduran baik fisik maupun psikis (Azizah, 2011).

Corak perkembangan proses penuaan bersifat lambat namun dinamis dan

bersifat individual baik secara fisiologis maupun patologis, karena banyak

dipengaruhi oleh riwayat maupun pengalaman hidup di masa lalu yang terkait

dengan faktor biologis, psikologis, spiritual, fungsional, lingkungan fisik dan

sosial. Perubahan struktur dan penurunan fungsi sistem tubuh tersebut diyakini

memberikan dampak yang signifikan terhadap gangguan homeostasis sehingga

lanjut usia mudah menderita penyakit yang terkait dengan usia misalnya:

stroke, Parkinson, dan osteoporosis dan berakhir pada kematian. Pada lansia

juga terjadi penurunan fungsi tubuh, baik itu kognitif, persepsi, sensori dan

motoric (Maryam dkk ,2018).

Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia seperti mudah lupa,

disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada kemampuan pemecahan

masalah, gangguan dalam berinteraksi antar lansia, gangguan dalam aktifitas


sehari-hari dan minta intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri,

semua itu terjadi sebagai proses penuaan.

Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak, diantara

kemampuan yang menurun secara linear atau seiring proses penuaan adalah

daya ingat. Salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk daya ingat yaitu terapi

kognitif. Kognitif adalah istilah yang menjelaskan tentang semua aktifitas

mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan

informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan

memecahkan masalah dan merencanakan masa depan, atau semua proses

psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari,

memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan

memikirkan lingkungannya. Kognitif sering disebut juga intelek (Maryam dkk,

2018).

Oleh karena itu, diperlukannya pelaksanaan program terapi yang bisa

digunakan untuk mengevaluasi kondisi lansia, sehingga mudah untuk

menentukan program terapi selanjutnya. Dalam keadaan ini maka upaya

pencegahan berupa latihan-latihan atau terapi yang sesuai harus dilakukan

secara rutin dan berkesinambungan (Lilik dan Ma’rifatul, 2011).

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok

digunakan sebagai target asuhan. Salah satu terapi yang dapat diterapkan
sebagai intervensi yaitu terapi aktivitas kelompok kerajinan tangan (Yosep,

2020).

Kerajinan dalah suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus dengan

penuh semangat ketekunan, kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi, dan

berdaya maju yang luas dalam melakukan suatu karya. Produk kerajinan yang

di hasilkn itu sangat unik. Karena hasil dari proses pembuatan yang masih

manual yaitu masih menggunakan tangan manusia. Kerajinan tangan adalah

mnciptaan suatu produk atau barang yang dilakukan oleh tangan dan memiliki

fungsi pakai atau keindahan sehingga memiliki nilai jual (Kadjim, 2011)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka mahasiswa/i profesi Ners

Universitas Negeri Gorontalo akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok

(TAK) Terapi Kerajinan Tangan Membuat Pengait Masker

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Diharapkan lansia dapat melatih sensorik, motoric dan kognitifnya

dengan terapi kognitif berupa kerajinan tangan.

2. Tujuan Khusus

a. Lansia mampu meningkatkan keterampilannya

b. Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian

c. Lansia merasa tidak bosan dalam melewati hari-harinya di Panti Sosial

Griya Lansia Jannati


d. Lansia mampu mengungkapkan perasaannya berupa pengalaman yang

menyenangkan.

D. MANFAAT KEGIATAN

a. Menghilangkan stress pada lansia.

b. Meningkatkan konsentrasi dan memperlambat kepikunan.

c. Membuat emosi lebih tenang.

d. Membuat perasaan bahagia.

E. SASARAN STRATEGIS

a. Lansia yang ada di Panti Sosial Griya Lansia Jannati

b. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik

c. Lansia yang kooperatif

F. PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan skrining pada

lansia yang termasuk dalam sasaran strategis. Kemudian di lakukan

pendampingan selama kegiatan TAK berlangsung oleh petugas panti dan

mahasiswa profesi ners UNG.

G. PERENCANAAN

Hari/ Tanggal : jumat, 27 Agustus 2021

Waktu : 10:00 WITA

Tempat : Panti Sosial Griya Lansia Jannati

Topik : Membuat Pengait Masker

Peserta : Lansia yang berada di Panti Sosial Griya Lansia Jannati

Metode : Demonstrasi / roleplay


Media : Sound system

Setting Tempat :

Ket :

: Leader

: Coleader

: Observer

: Fasilitator

: Lansia

H. PENGORGANISASIAN

1. Pengarah :

Ns. Vik salamanja., M.Kep

Ns. Rini Wahyuni Mohamad., S.Kep

2. TIM Terapis :

a. Leader :

Siti Fadlina Barmawi, S.Kep


b. Co-Leader :

Nur Sintiya Mohamad, S.Kep

c. Fasilitator :

Ayu Thirta Lestari, S.Kep

Ratniyati Ma’ruf, S.Kep

Sela P Yunus, S.Kep

Tiansi Oktafiani Usman, S.Kep

Hardiyanto Linggengge, S.Kep

d. Observer :

Rahmi Paputungan, S.Kep

3. Tugas masing-masing penanggung jawab

a. Leader

1) Membuka jalannya kegiatan

2) Memperkenalkan diri

3) Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok

4) Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok

5) Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan

dimulai

6) Motivasi kelompok untuk aktif

7) Memberi reinforcement positif

8) Menyimpulkan keseluruhan aktivitas kelompok

9) Memaparkan materi yang ingin disampaikan

10) Memperagakan relaksasi progresif


b. Co leader

1) Membantu tugas leader

2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader

3) Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang

4) Mengingatkan leader untuk lamanya waktu kegiatan

5) Bersama leader menjadi contoh kerjasama yangbaik

c. Fasilitator

1) Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok

2) Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama

TAK berlangsung

3) Menjadi role model selama acara berlangsung

d. Observer

a. Ikut serta sebagai anggota kelompok

b. Mengawasi jalannya kegiatan

c. Menilai setiap jalannya kegiatan

e. Operator

1. Menyipakan alat/media yang digunakan pada TAK

2. Mensetting tempat

3. Pemegang kendali sound/musik yang dijalankan

I. PROSES PELAKSANAAN

1. Fase Orientasi :

a. Memberi salam terapeutik: salam mulai dari terapis, perkenalan nama dan

panggilan terapis.
b. Evaluasi/ validasi : menanyakan perasaan lansia

c. Kontrak :

1) Menjelaskan tujuan kegiatan

2) Menjelaskan aturan tersebut

3) Jika ada lansia yang meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada

terapis

4) Lama kegiatan 15 menit

5) Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

6) Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelasan leader dapat

menanyakan kepada leader dengan menunjuk tangan terlebih dahulu

2. Fase Kerja

a. Demostrasi Kerajinan Tangan Pengait Masker

1) Mendemontrasikan kerajinan tangan pmembuat pengait masker kepada

lansia

2) Memberikan kesempatan pada lansia untuk mencoba kembali sendiri

3) Mengulang kembali membuat pengait masker bersama lansia

4) Membuat pengait masker bersama-sama dengan mahasiswa

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti kegiatan

2) Memberikan pujian atas keberhasilan lansia


b. Rencana Tindak Lanjut

1) Terapis meminta lansia untuk mengulang hal yang telah di pelajari secara

mandiri

2) Memasukan dalam jadwal kegiatan harian panti

c. Kontrak Yang Akan Datang

Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia untuk

melakukan kegiatan yang biasa dilakukan. Fasilitator, Co-leader, Leader dan

Observer

d. Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap

kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai

dengan tujuan TAK, untuk TAK tebak gambar, kemampuan lansia yang

diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons yang diharapkan adalah

lansia mampu melakukan kegiatan tebak gambar secara mandiri dan bila

dilakukan secara rutin diharapkan fungsi kognitif lansia dapat meningkat.

Evaluasi TAK

Terapi Kognitif Tebak Gambar


No Nama Kemandiria
Kerapian Keindahan Keberhasilan
n
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Petunjuk :Untuk tiap lansia, semua aspek dinilai dengan memberi tanda √

(checklist) jika ditemukan jawaban yang sesuai atau tanda “X” jika tidak

ditemukan jawaban yang tidak sesuai.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Terapi Kognitif

1. Definisi

Cognitive stimulation therapy (CST) adalah sebuah program yang

melibatkan peserta dalam diskusi mengenai kegiatan atau tugas sehari-hari

sebagai usaha untuk menstimulasi aktivitas mental. (Sanchia, 2019)

Penelitian menunjukkan bahwa CST adalah intervensi yang efektif,

namun studi yang asli sangat minim keragaman subjek karena

menggunakan lansia di Eropa (Inggris). Oleh karena itu, implementasi

CST sangat disarankan untuk diadaptasi sesuai dengan budaya negara

yang sesuai. (Sanchia, 2019)

2. Macam- Macam Terapi Kognitif

a. Terapi Puzzle

Satu hal yang dapat dilakukan pada lansia secara kognitif adalah

dengan mengajak mereka bermain puzzle. Ha ini bertujuan untuk melatih

organ otak untuk mengingat hal dan tidak mudah pikun.Dengan permainan

ini maka lansia akan terangsang daya ingat dan kreatifnya untuk berpikir

dan melakukannya dengan perasaan yang riang gembira serta antusia

tinggi.

b. Terapi Teka-Teki

Dengan mengajak bermain teka teki, materi atau bahan teka teki

dapat didapat dari apa saja. Permainan ini juga dapat merangsang

perasaan, daya ingat juga semangat lansia untuk menjawab dan berperan
didalamnya. Dengan demikian lansia akan merasa gembira serta terhibur.

Yang perlu dilakukan dalam proses contoh terapi bermain pada gangguan

jiwa.

c. Terapi Keterampilan

Dengan membuat ketrampilan yang bertujuan meningkatkan daya

ingat. Contoh ketrampilan itu berupa merajut kain, menyulan benang,

membuat kerajian buang – bungaan dan lain sebagainya.Hal ini tentu

cukup menarik untuk dilakukan bagi para lansia untuk mengisi waktu

luang dan merasa gembira secara hati dan pikirannya. Pola dan

metode terapi seni dalam psikologi yang berguna dalam melatih mental.

d. Terapi Tebak-Tebakan

Permainan ini cukup asyik dan juga menantang, para lansia harus

menebak apa yang menjadi tebakannya. Permainan ini dapat

meningkatkan daya ingat, memori, juga menjaga perasaan menjadi lebih

tenang dan juga atraktif.Tujuan lain agar lansi juga menjadi lebih segar

untuk berlatih mengingat dan belajar untuk mengeluarkan ekspresi yang

ada dipikiran juga hatinya. Ragam dan macam – macam terapi dalam

psikologi yang efektif dan menyenangkan.

3. Manfaat Terapi Kognitif

Manfaat dari Terapi Kognitif yaitu untuk menghambat terjadinya

penurunan kognitif pada lansia, agar lansia tidak mudah pikun, dan bias

mempertahankan daya ingat lansia.


DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, H.(2014). Dasar-dasar Statistik Terapan. Bandung : Program


Pascasarjana, Unpad.

Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia.Yogyakarta: Graha Ilmu

Guyton A.C., & Hall, J.E. (2017). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerjemah :
Ermita I, Ibrahim I. Singapura: Elsevier

Ma’rifatul dan Lilik. (2011). Keperawatan Lanjut Usia Edisi Pertama.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Maryam, R. Siti dkk. (2018). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika

Pearce, Evelyn C. (2016). Anatomi Fisiologis Untuk Para Medis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama

Iyus, Yosep. (2020). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refia Aditama

Anda mungkin juga menyukai