Mengutip ini sebagai: Prawesti, A., Emaliyawati, E., Mirwanti, R., & Nuraeni, A. (2019). Efektivitas
Posisi Prone and Supine Nesting Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen dan Berat
Badan Pada Bayi Prematur. Jurnal Ners, 14(2), 138-144.
doi:http://dx.doi.org/10.20473/jn.v14i2.7755
PENDAHULUAN WHO menyatakan bahwa 44%
kematian bayi di dunia pada tahun 2012
Proses penyesuaian lingkungan pada bayi terjadi dalam 28 hari pertama, dan
prematur akan semakin sulit. Kesulitan penyebab utamanya adalah kelahiran
penyesuaian ini disebabkan karena sistem prematur, yaitu sekitar 37% (WHO, 2012).
organ yang belum matang (Sari, 2018). Di Indonesia, berdasarkan data Profil
Kekebalan organ pada bayi prematur Kesehatan Indonesia tahun 2014,
meliputi ketidakmatangan sistem saraf disebutkan bahwa angka kematian bayi
dan rendahnya stabilitas fungsi fisiologis tertinggi terjadi pada masa neonatus. Riset
bayi, rendahnya kemampuan mengatasi Kesehatan Dasar (Kemenkes RI, 2018)
stres pada bayi akan mempengaruhi fungsi menunjukkan bahwa 78,5% kematian
tubuh, dan akan mempengaruhi fungsi terjadi pada neonatus pada usia 0-6 hari).
hipotalamus yang akan berdampak buruk. Peningkatan konsumsi oksigen akan
pertumbuhan, produksi panas dan menyebabkan risiko gangguan
mekanisme neurologis (Hockenberry & pernapasan, asidosis dan hipoksia
Wilson, 2013). Stres pada bayi akan (Hockenberry & Wilson, 2013). Perubahan
mempengaruhi fungsi tubuh dengan fisiologis dalam peningkatan hormon stres
meningkatkan metabolismenya, sehingga meningkatkan denyut nadi dan
membutuhkan konsumsi oksigen yang menurunkan saturasi oksigen (Oken,
lebih banyak untuk menstabilkan fungsi Chamine, & Wakeland, 2015). Dampak lain
fisiologis. dari stres
http://e-journal.unair.ac.id/JNERS | 137
A. PRAWESTI, ET AL.
http://e-journal.unair.ac.id/JNERS | 139
A. PRAWESTI, ET AL.
Tabel 2. Saturasi Oksigen dan Timbang Sebelum dan Setelah Menggunakan Nesting
dalam posisi terlentang dan tengkurap
(n=30) Posisi Terlentang (n=15) Posisi
Prone (n=15)
Sebelum Setelah Sebelum Setelah Saturasi
n%n%n%n% Variabel
kekuatan otot pernapasan yang lebih baik menunjukkan bahwa penggunaan nesting
dan episode hiposeksualitas yang rendah. pada posisi terlentang dan tengkurap
Hal ini terjadi terutama pada posisi berpengaruh terhadap perubahan nilai
terlentang dengan elevasi kepala 45 saturasi oksigen. Penelitian ini melakukan
derajat, dimana perkembangan paru uji beda terhadap perubahan nilai saturasi
menjadi maksimal (Spooner et al., 2014). oksigen antara nesting pada posisi
Penggunaan nesting pada posisi terlentang tengkurap dan nesting pada posisi
dapat mempengaruhi peningkatan nilai terlentang. Hal ini dilakukan untuk
saturasi oksigen pada bayi prematur mengetahui posisi terbaik untuk
karena penggunaan nesting dapat mendapatkan nilai saturasi oksigen yang
mengatur bayi pada posisi yang fleksibel. lebih baik. Berdasarkan tabel 7 didapatkan
Posisi fleksibel dapat berfungsi sebagai bahwa tidak terdapat perbedaan nilai
tindakan pengamanan untuk mencegah perbedaan perubahan saturasi oksigen
hilangnya panas yang disebabkan oleh pada posisi telentang dan tengkurap, hal
permukaan tubuh yang terpapar suhu ini dibuktikan dengan p-value > alpha
ruangan. Kehilangan panas pada bayi (0,05).
prematur atau hipotermia akan Hasil penelitian ini bertolak belakang
membutuhkan banyak kalori untuk dengan penelitian (Abdeyazdan et al.,
kestabilan suhu tubuh, sehingga akan 2010) bahwa posisi tengkurap
menyebabkan peningkatan konsumsi memperoleh nilai saturasi oksigen lebih
oksigen, dan nesting memastikan posisi tinggi dibandingkan dengan posisi
fleksibel, sehingga laju metabolisme akan terlentang (Abdeyazdan et al., 2010).
menurun, oksigen dalam tubuh cukup, Dalam penelitian yang dilakukan oleh
sehingga tingkat kejenuhan akan Abdeyazdan, pengukuran saturasi oksigen
meningkat. Posisi fleksibel pada bayi dilakukan selama 120 menit menggunakan
prematur merupakan posisi yang baik nesting, sedangkan pada penelitian ini
karena akan mempengaruhi relaksasi dan hanya mengukur saturasi oksigen setelah
menurunkan metabolisme (Kahraman et nesting hanya selama 20 menit. Faktor
al. 2018). penghuni bersarang dapat mempengaruhi
Penggunaan nesting pada posisi peningkatan saturasi oksigen. Beberapa
tengkurap pada Tabel 2 menunjukkan penelitian menunjukkan bahwa terjadi
bahwa terdapat perbedaan saturasi peningkatan nilai saturasi oksigen selama
oksigen sebelum dan sesudah penggunaan nesting pada posisi tengkurap
menggunakan nesting. Hal ini dibuktikan sekitar 1,18 hingga 4,36% (Rivas
dengan nilai rata-rata saturasi oksigen Fernandez, Roqué i Figuls, Diez-Izquierdo,
yang lebih tinggi setelah penggunaan Escribano, & Balaguer, 2016)
nesting dan p-value (0,000) < alpha (0,05), Berdasarkan Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh menunjukkan bahwa penggunaan nesting
penggunaan nesting pada posisi tengkurap pada bayi berpengaruh terhadap
terhadap nilai saturasi oksigen. Hasil peningkatan nilai saturasi oksigen.
penelitian ini sejalan dengan penelitian Perbedaan posisi terlentang atau
lain (Bayuningsih et al., 2011), bahwa tengkurap dalam penggunaan nesting
penggunaan sarang berpengaruh terhadap tidak berbeda pengaruhnya terhadap
peningkatan saturasi oksigen dengan nilai peningkatan saturasi oksigen, karena
p = 0,001. Dalam penelitian tersebut keduanya menyebabkan peningkatan nilai
(Bayuningsih et al., 2011) posisi bayi saturasi oksigen dalam penggunaan
dalam bersarang adalah tengkurap. Posisi nesting. Bersarang adalah penghalang
tengkurap dapat menurunkan tekanan yang berfungsi untuk menopang tubuh
pada diagfragma, menurunkan periode bayi. Nesting dapat mengurangi stres akut
apneu dan menurunkan refleks esofagus, pada bayi akibat gerakan yang tiba-tiba
sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan mengejutkan (Borle, 2015). Studi lain
volume paru (Abdeyazdan, Nematollahi, membuktikan bahwa bersarang dapat
Ghazavi, & Mohhamadizadeh, 2010). mengurangi stres pada bayi prematur.
Berdasarkan hasil penelitian
http://e-journal.unair.ac.id/JNERS | 141
A. PRAWESTI, ET AL.
Secara umum pada penelitian ini bobot dipertahankan untuk fungsi tubuh dan
responden mengalami peningkatan kebutuhan untuk tumbuh (Johnson &
setelah menggunakan nesting. Rata-rata Marlow, 2017). Seluruh responden dalam
berat badan bayi sebelum diberi nesting penelitian ini memperoleh nutrisi
adalah 1753,5 gram dan setelah diberi gabungan antara ASI dan susu formula.
nesting adalah 1894 gram, berat badan Gizi yang diperoleh semua responden
bayi prematur naik 140,5 gram selama 7 adalah sama, sehingga faktor gizi tidak
hari, hal ini sejalan dengan (Mohrbacher, berpengaruh terhadap hasil penelitian.
N. & Stock, 2010) pertambahan berat
badan akan meningkat 15-20 gram/hari di KETERBATASAN
awal kehidupan. Ini terjadi baik pada bayi
Penelitian ini memiliki keterbatasan,
cukup bulan atau pada bayi prematur.
jumlah responden dalam penelitian ini
Berat badan merupakan hasil dari
sedikit, selain itu pengukuran saturasi
bertambah atau berkurang semua sistem
yang ada di dalam tubuh dan suatu hanya dilakukan satu kali untuk saturasi
parameter dapat memberikan gambaran oksigen, padahal intervensi dilakukan
massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif selama tujuh hari.
terhadap perubahan mendadak, seperti
penyakit menular, penurunan jumlah KESIMPULAN
makanan yang dikonsumsi dan Bersarang dalam posisi terlentang dan
peningkatan metabolisme (Drassinower, dalam posisi tengkurap mempengaruhi
Friedman, Običan, Levin, & Gyamfi- saturasi oksigen dan penambahan berat
Bannerman, 2016). Faktor yang badan. Hal ini dibuktikan dengan
mempengaruhi pertambahan berat badan perbedaan saturasi oksigen dan
adalah nutrisi karena pemenuhan pertambahan berat badan yang meningkat
kebutuhan nutrisi dan cairan pada bayi sebelum dan sesudah penggunaan nesting.
prematur di ruangan disesuaikan dengan Perbedaan posisi bayi selama penggunaan
berat badan dan usia kehamilan. Penuhi nesting tidak mempengaruhi perbedaan
kebutuhan bayi sebesar 60-80 cc/kg peningkatan nilai saturasi oksigen dan
BB/hari yang secara bertahap meningkat berat badan. Selanjutnya
hingga 100-200c/kg BB/hari setelah direkomendasikan agar posisi bersarang
minggu pertama. Cairan awal yang terlentang dan tengkurap dapat dipilih
diberikan pada awal kehidupan bayi sebagai salah satu intervensi untuk
adalah ASI. Jika ASI tidak diberikan, maka merawat bayi prematur dalam
diberikan pregestimil dengan meningkatkan saturasi oksigen dan berat
pengenceran 2x. Bayi prematur hanya badan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
memiliki sedikit cadangan energi karena acuan untuk pembuatan standar
kurangnya cadangan glikogen di bawah operasional prosedur di bangsal NICU
kulit. Kebutuhan bayi prematur terbagi karena prosesnya melibatkan perawat,
menjadi 2 komponen penting yang perlu dokter, keluarga dan petugas lainnya,
sehingga dapat berjalan dengan baik. Brooker Chris. (2009). Ensiklopedia
Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan keperawatan mini Churchill livingstone.
penelitian dengan (B.Kris, Ed.). Jakarta: EGC.
sampel yang lebih banyak dan dengan Comaru, T., & Miura, E. (2009). Dukungan
waktu pengamatan yang lebih lama (120 postural meningkatkan tekanan dan
menit) menggunakan kelompok kontrol rasa sakit selama penggantian popok
posisi terlentang dan tengkurap pada pada bayi prematur. Jurnal
penggunaan nesting, sehingga hasilnya Perinatologi, 29(7), 504–507.
akan lebih signifikan. https://doi.org/10.1038/jp.2009.13
Deprtemen Kesehatan Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
https://doi.org/1 Desember 2013
Abdeyazdan, Z., Nematollahi, M., Ghazavi,
Dimitriou, G., Greenough, A., Pink, L.,
Z., & Mohhamadizadeh, M. (2010). Efek
McGhee, A., Hickey, A., & Rafferty, GF
dari posisi terlentang dan tengkurap
(2002). Pengaruh postur pada
pada oksigenasi pada bayi prematur
oksigenasi dan kekuatan otot
yang menjalani ventilasi mekanis.
pernapasan pada bayi yang baru lahir.
Jurnal Penelitian Keperawatan dan
Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed, 86(3),
Kebidanan Iran, 15(4), 229-233.
F147-50.
Anju, TR, & Paulose, CS (2015). Efek
https://doi.org/10.1136/FN.86.3.F147
jangka panjang hipoglikemia neonatus
Drassinower, D., Friedman, AM, Običan,
pada fungsi pankreas. Arsip Fisiologi
SG, Levin, H., & Gyamfi-Bannerman, C.
dan Biokimia, 121(1), 1– 12.
(2016). Latensi berkepanjangan
https://doi.org/
ketuban pecah dini dan risiko sepsis
10.3109/13813455.2014.96087 4
neonatorum. American Journal of
Bayuningsih, R. (2011). Efektifitas
Obstetrics and Gynecology, 214(6), 743-
Penggunaan Nesting Dan Posisi Prone
e1.
Terhadap Saturasi Oksigen Dan
https://doi.org/10.1016/j.ajog.2015.12
Frekuensi Nadi Pada Bayi Prematur Di
.031
Rumah Sakit Umum Daerah Bekasi.
Hockenberry, MJ, & Wilson, D. (2013).
Bayuningsih, R., Rustina, Y., & Widyatuti.
Esensi Keperawatan Anak Wong. Ilmu
(2011). Efektivitas Penggunaan
Kesehatan Elsevier.
Nesting Dan Posisi Prone Terhadap
Indriansari, A. (2011). pengaruh
Saturasi Oksigen Dan Frekuensi Nadi
developmental care terhadap fungsi
Pada Bayi Prematur Di Rumah Sakit
fisiologis dan perilaku tidur - terjaganya
Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi.
bayi lahir rendah di RSUP Fatmawati
Jurnal FIK UI.
Jakarta. FIK UI.
Borle, PS (2015). Efektivitas Nesting pada
Irwin, MR (2015). Mengapa tidur penting
Postur dan Gerakan Ekstremitas Atas
untuk kesehatan: perspektif
pada Bayi Prematur Sehat, (Juli), 143-
psikoneuroimunologi. Tahunan
146.
http://e-journal.unair.ac.id/JNERS | 143