Abstract
Preterm infant’s condition is a major risk factor for increased morbidity and mortality rate.
Preterm infants that getting treatment in the neonatal intensive care unit (NICU) will be disrupted
due to different factors that causing sleep distrubance on the infant. Due to the critical role of sleep
in premature infant’s brain development, that developmental care as nesting is needed to facilitate
sleep’s necessary. This study aimed to explore the implication of nesting on sleep quality’s preterm
infants in the NICU. Method of research was literatur review study. Articles were collected from
several databases including Google Scholar, PubMed, JSTOR, and ScienceDirect. The keywords were
preterm infant, nesting, and sleep were searched for original studies. The articles reviewed were
indexed article in Scopus and published during period 2010 to 2020. It found 7 articles that related
specifically to effect of nesting on sleep quality and period’s preterm infants. The implementation of
nesting as developmental care strategy can be combined with other intervention methods such as
nesting-swaddling, nesting-variation of positioning, and the use of new nest model. Nesting
methods affect the duration of sleep in the active sleep, quiet sleep, and the transitional sleep
status. Applying nesting as a developmental care is able to increase duration of sleep on active
sleep, quiet sleep, and transitional sleep status.
Meira Erawati - Pengaruh Pemberian Nesting Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Prematur: A Literature Review
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 17-26 19
yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian saraf bayi yang dilakukan di ruang NICU
dimasukkan ke eksklusi penelitian. Kriteria melalui alat bantu yang sesuai atau
inklusi dalam studi ini adalah literatur penyangga dalam mempertahankan posisi
berbahasa Indonesia dan Inggris. Literatur fleksi terhadap garis tengah tubuh, tertahan
dipublikasikan oleh jurnal yang terindeks dan nyaman serta rileks (Kenner et al., n.d.).
Scopus atau nasional Sinta 1-6 dalam rentang Pemberian posisi dengan penyangga atau
publikasi 10 tahun terakhir (2010-2020), dan yang biasa disebut “nest” merupakan
merupakan original penelitian. Jumlah artikel intervensi untuk membentuk postur dengan
yang termasuk kedalam inklusi adalah 7 posisi yang kokoh. Nesting bertujuan untuk
artikel. Keseluruhan artikel dirangkum dalam mempertahankan posisi yang diindikasikan
tabel matriks kemudian dianalisis kembali sehingga mencegah bayi dalam extended
terhadap isi dan temuan artikel. positioning akibat respon tonus dan kekuatan
otot yang sangat lemah (Laura Madlinger-
Gambar 1. Alur Review Studi Lewis et al., 2014). Hasil penelitian Costa, et al
mengungkapkan penggunaan nesting
dianggap sebagai standar emas untuk
meningkatkan kenyamanan bayi prematur
yang dirawat di rumah sakit. Nesting
merupakan faktor yang dapat membantu
tidur pada bayi jika dibandingkan dengan
tidak menggunakan metode tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tane, et al didapatkan pemberian nesting
yang difikasasi dan posisi pronasi atau
seperempat pronasi dapat meningkatkan
HASIL durasi tahap tidur tenang, serta menurunkan
durasi tidur aktif bayi dibandingkan dengan
Hasil penelusuran artikel dalam bayi yang hanya mendapatkan nesting tanpa
penelitian ini melibatkan 7 artikel yang pemberian posisi pronasi. Posisi pronasi
menggambarkan pengaruh implementasi mengakibatkan terjadinya refleks labirin
nesting terhadap frekuensi tidur bayi tonik sehingga mengurangi gerakan
prematur di ruang NICU. Penjelasan lebih mendadak dan melumpuhkan kaki dan
lanjut dari artikel yang digunakan dalam lengan. Selain itu, posisi tengkurap yang
literature review ini dapat dilihat pada benar dengan nesting dapat memberikan
matriks hasil studi literatur (Tabel 1). tekanan gravitasi yang normal dan
Rahim ibu mendukung dan memudahkan koordinasi tangan ke mulut
memperkuat postur fisik bayi dalam posisi tanpa memberikan tekanan berlebihan pada
fleksi, kepala dan leher tegak lurus, tangan lutut dan siku, sehingga bayi merasa rileks
mengarah ke garis tengah tubuh dan mulut, dan mengurangi stres pada bayi (Utario et al.,
dan bayi tampak seperti terkurung karena 2017). Hal tersebut berbeda dengan hasil
posisi yang ditopang secara melingkar penelitian oleh El-Nagger dan Bayoumi yang
(Kenner et al., n.d.). Perkembangan menunjukkan bahwa metode nesting dengan
muskuloskeletal pada bayi dapat distimulasi pemberian posisi supinasi, side-lying dan
melalui pengembangan pemberian posisi pronasi memiliki kesamaan dalam
secara intermiten dari posisi supinasi ,lateral memberikan efek pada durasi tahapan deep
kanan-kiri, dan pronasi yang juga telah sleep bayi prematur.
dimodifikasi berupa posisi semiprone Pemberian posisi pada bayi secara
dibandingkan dengan penggunaan tengkurap intermitten juga dapat didukung melalui
atau posisi terlentang yang dominan penyangga selain metode nest, yaitu swaddled
(Bredemeyer & Foster, 2012). atau bedong. Penelitian yang dilakukan oleh
Pemberian posisi termasuk ke dalam Abdeyazd, et al menunjukkan hasil bahwa
tujuh dasar intervensi perlindungan pada penggunaan nesting pada intervensi pertama
Meira Erawati - Pengaruh Pemberian Nesting Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Prematur: A Literature Review
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 17-26 20
dan dilanjutkan bedong pada intervensi membantu dalam permulaan tidur (Carter et
kedua ataupun sebaliknya dapat al., 2014).
meningkatkan durasi tidur total dan tahap Perkembangan intergasi dan
tidur tenang pada bayi. Perpaduan nesting koordinasi pola tidur-terjaga bayi
dengan bedong mendukung bayi memiliki merefleksikan kematangan sistem saraf pusat
postur tubuh yang kokoh dan pada bayi yang sehat di minggu pertama
menghindarkan bayi dari lingkungan yang setelah kelahiran. Selain itu perkembangan
dapat menganggu tidurnya seperti keadaan bayi juga melibatkan peningkatan
kehilangan kehangatan tubuh dan nyeri dalam tahap tidur tenang dan tahap tidur
melalui stimulasi lembut pada sistem saraf terjaga, penurunan tidur aktif, dan transisi
melalui kulit.(Costa et al., 2019; Tarullo et al., tidur yang lancar dan lebih sedikit (Park,
2012) 2020). Tidur pada bayi dimulai sejak bayi
Aplikasi penggunaan nest di Indonesia menunjukkan tanda pada tahapan tidur
umumnya menggunakan modifikasi dari hingga tahapan bayi terjaga atau bangun.
potongan beberapa kain yang digulung yang Tahapan tidur pada bayi utamanya terbagi
digunakan untuk membantu memperkuat dalam REM dan NREM, namun ada
penataan posisi pada bayi (Efendi et al., 2019). pembagian tahapan tidur lain yang membagi
Penggunaan potongan kain atau handuk periode tidur dalam 4 tahapan (tidur aktif,
dalam mebentuk gulungan berbentuk nest tidur tenang, tidur transisi,dan bangun tidur)
seperti huruf U atau O masih banyak dan 6 tahapan tidur yaitu : (1)deep sleep,
digunakan dalam prakteknya karena dinilai (2)light sleep, (3)sleepiness, (4)slow wake,
lebih mudah diaplikasikan dengan bahan (5)active wake, (6)crying.(Barbeau & Weiss,
yang tersedia di ruangan (Costa et al., 2019). 2017; Nakamura & Kihara, 2013) Pada 6
Modifikasi nest tersebut seringkali memiliki tahapan tidur, deep sleep dan slow-wake
struktur dan tekstur yang terlalu lunak untuk memilki keterkaitan dengan perkembangan
menahan gerakan tubuh bayi prematur, otak bayi (Reyhani et al., 2016).
terutama tidak dapat mencegah abduksi dari Waktu tidur pada bayi cukup bulan
postur sendi panggul dengan benar, sehingga yang sehat umumnya berlangsung selama 16
dapat menyebabkan dampak negatif pada jam di minggu pertama kehidupan. Durasi
perkembangan motorik dan saraf bayi (Tang rata-rata siklus tidur-terjaga bagi bayi cukup
et al., 2020). bulan adalah 47 menit dan berkembang
Hasil penelitian yang dilakukan oleh seiring bertambahnya usia, namun durasi
Xiaoli, et al menunjukkan pengunaan alat siklus tidur dapat berbeda pada bayi
nest yang terbaru lebih memiliki dampak prematur akibat belum matangnya fungsi
terhadap postur tubuh, gerakan dan saraf otak sehingga menyebabkan terjadinya
perkembangan neurobehavioral yang gangguan tidur (Bennet et al., 2018). Kondisi
ditunjukkan melalui siklus tidur-terjaga pada tidur pada bayi prematur antara lain pergi
bayi prematur dengan usia gestasi <34 tidur lebih awal, memiliki latensi awal tidur
minggu dibandingkan nest tradisional yang yang lebih lama, terjaga di malam hari, dan
menggunakan gulungan kain. Alat nest yang durasi tidur lebih lama (Donkor et al., 2017).
terbaru memiliki kelebihan dalam Durasi siklus tidur-bangun berkaitan dengan
mendukung bayi untuk beristirahat melalui dengan ritme sirkadian yang digerakkan
pemberian postur yang nyaman dalam secara internal, sehingga perbedaan durasi
jumlah lebih banyak, pembatasan gerakan tidur selama siklus bayi memilki keterkaitan
tubuh lebih baik, dan terdapatnya potongan dengan gangguan pada fungsi saraf otak.
peneduh mata yang mencegah stimulasi Berdasarkan penelitian Mony,et al Durasi
cahaya terang menuju mata. Hal ini sejalan Total Waktu Tidur per siklus (TST) secara
dengan review tentang gangguan tidur pada signifikan lebih tinggi pada prematur dengan
anak dimana perawatan dengan menghindari prosedur perawatan nesting (113 menit)
cahaya terang sebelum tidur dapat dibandingkan perawatan bedong rutin (86
meningkatkan sekresi melatonin yang menit). Durasi waktu tidur per siklus yang
lebih lama pada bayi prematur mendukung
Meira Erawati - Pengaruh Pemberian Nesting Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Prematur: A Literature Review
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 17-26 21
pematangan dalam pola tidur yang ditandai Nakamura & Kihara, 2013; Tane et al., 2019).
dengan penambahan jumlah siklus tidur dan Berbeda dengan penelitian sebelumnya,
total panjang siklus tidur (Tarullo et al., 2012). penelitian Reyhani menunjukkan pemberian
Tahapan tidur aktif memiliki peran nesting tidak mempengaruhi keadaan deep
penting untuk perkembangan otak, terutama sleep pada bayi prematur akibat faktor
untuk perkembangan awal koneksi saraf di lingkungan yang menganggu tidur seperti
otak. Bayi dalam tidur aktif biasanya ditandai kebisingan suara dan gerakan personel di
dengan mata tertutup, gerakan mata, gerakan sekeliling bayi yang tidak dapat dikontrol
tubuh dan anggota tubuh, EEG tegangan (Reyhani et al., 2016).
rendah, dan pernapasan tidak Bayi yang berada dalam tahapan tidur
teratur(Barbeau & Weiss, 2017; Park, 2020). transisi atau sleep-wake transition biasanya
Hasil penelitian Mony,et al menunjukkan merespons rangsangan sensorik, tetapi
bahwa durasi tidur aktif bayi prematur responsnya sering tertunda. Apabila
mengalami penurunan dibandingkan diberikan rangsangan, bayi dapat berubah
kelompok kontrol yang tidak diberikan menjadi waspada tenang, waspada aktif, atau
intervensi nesting meskipun secara statistik menangis, tetapi jika bayi dibiarkan sendiri
nilai perbedaannya tidak signifikan. tanpa rangsangan, mereka dapat kembali ke
Implementasi nesting dapat membantu bayi keadaan tidur (Park, 2020). Bayi yang lebih
berada pada posisi yang nyaman sehingga sering dan aktif berada dalam episode pendek
adaptasi bayi sebelum memulai tidur akan tidur aktif dan tidur tenang menunjukkan
lebih mudah dan dapat memperpendek hasil yang buruk dalam beberapa domain
durasi tidur bayi pada tahap tidur aktif. perkembangan selama 5 tahun pertama
Tahapan tidur selanjutnya adalah kehidupan, sehingga diperlukan
tahapan tidur tenang atau deep sleep yang implementasi dan intervensi perawatan
memiliki hubungan dengan perkembangan perkembangan yang berfokus untuk
bayi dalam sekresi hormon esensial seperti mendukung pengaturan tidur pada periode
melatonin, hormon pertumbuhan, neonatal (Weisman et al., 2011).
dehydroepi-androsterone, dan hormon seks. Perkembangan perawatan dengan
Tahapan tidur tenang pada bayi prematur menggunakan nesting dalam penelitian Mony,
biasanya memiliki durasi yang pendek akibat et al didapatkan hasil peningkatan durasi
lingkungan perawatan yang menganggu, tidur transisi lebih lama dibandingkan bayi
sehingga durasi waktu dalam tahap tidur prematur yang diberikan prosedur rutin
memiliki hubungan dengan lingkungan yang tanpa nesting. Pemberian nesting tidak
mendukung atau menganggu untuk istirahat berdampak pada durasi tidur transisi karena
(Levy et al., 2017). Hal tersebut sesuai dengan bisa diakibatkan dari sekeliling lingkungan
hasil penelitian pada artikel di atas yang perawatan bayi prematur yang memberikan
menggunakan nesting sebagai intervensi rangsangan yang menganggu tidur bayi
utama dalam mendukung kualitas tidur bayi (Reyhani et al., 2016).
dalam mendapatkan periode waktu tidur
tenang lebih lama (Mony et al., 2018;
Meira Erawati - Pengaruh Pemberian Nesting Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Prematur: A Literature Review
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 17-26 22
2. Effects of nesting and Mengetahui efek Crossover clinical Skala Prechtl : Observasi Nilai rata-rata
swaddling on the sleep nesting dan trial fase tidur (durasi tidur TST (tidur total) dan
duration of premature bedong pada total dan tidur tenang) QST (tidur tenang)
infants hospitalized in durasi tidur Sampel: yang dilakukan oleh selama periode nesting
neonatal intensive care bayi prematur 42 bayi prematur orang yang dan periode bedong
units yang dirawat di dengan usia gestasi berpengalaman setiap secara signifikan lebih
NICU. 31-34 minggu, >2 30 detik dengan tinggi daripada periode
Abdeyazda,et al (2020) hari postnatal, kronometer. kontrol pada kedua
APGAR skor >4 kelompok (P <0,001).
Iranian Journal of Tidak terdapat
Nursing and Midwifery perbedaan yang
Research signifikan pada
perbandingan nilai rata-
rata TST dan QST
periode bedong dan
nesting (p=0,245),
namun pemberian
bedong memilki rata-
rata waktu tidur tenang
lebih tinggi
dibandingkan nesting.
3. Effect of nesting on Mengetahui Crossover clinical Neonatal Sleep Durasi Total
sleep pattern among pengaruh trial Assessment Scale Waktu Tidur per siklus
preterm infants pemberian (TST) secara signifikan
admitted in NICU nesting pada pola Sampel: lebih tinggi pada
tidur bayi yang 21 bayi prematur prematur dengan
Mony K., et al dirawat di NICU. dengan BB 1.200- prosedur perawatan
(2018) 2.000 gram, usia nesting (113 menit)
post-konseptual 30- dibandingkan
Biomedical Research 36 minggu, memiliki perawatan bedong rutin
(India) pernapasan (86 menit) dengan (p
spontan , tidak ada <0,001).
kelainan bawaan Durasi tidur aktif
mayor/ kelainan pada bayi yang
neurologis, dan diberikan nesting
tidak mendapatkan mengalami penurunan
obat penenang 24 (34,76) dibandingkan
jam sebelum bayi dengan perawatan
intervensi. rutin (39.55), namun
hasil analisis tidak
menunjukkan
perbedaan yang
signifikan (p=0,270)
Meira Erawati - Pengaruh Pemberian Nesting Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Prematur: A Literature Review
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 17-26 23
Durasi tidur
tenang secara signifikan
(p<0,001) lebih tinggi
pada bayi prematur
dengan prosedur
perawatan nesting
(63,62) dibandingkan
perawatan rutin )
(38.76) .
Durasi tidur
indeterminate/
menengah secara
signifikan (p=0,003)
menunjukkan durasi
lebih tinggi pada bayi
prematur dengan
prosedur perawatan
nesting (15,52)
dibandingkan
perawatan rutin (10,15) .
4. Evaluation of the Effect Mengevaluasi Cross-over clinical Skala APIB (Assessment Tidak terdapat
of Nest Posture on the pengaruh postur trial of Preterm Infants' perbedaan yang
Sleep-wake State of nesting pada Behavior) adaptasi signifikan secara
Premature Infants kondisi tidur- Sampel: statistik yang diamati
bangun tidur bayi 60 bayi prematur instrument Dr.Als
antara kedua kelompok
Reyhani, et al prematur. dengan (2005): terdiri dari 7
dalam hal skor keadaan
(2016) usiakandungan komponen yang
deep sleep sebelum (P =
32-36 minggu digunakan untuk
0,50) dan setelah
Evidence Based Care (menggunakan menggambarkan siklus
intervensi (P = 0,59).
Journal skala Ballard), tidur-bangun tidur
Namun, skor rata-rata
BB >1500 gram, neonatus yang
deep sleep lebih tinggi
skor APGAR lima prematur, yaitu: deep
pada kelompok
menit ≥7. sleep, light sleep,
eksperimen (P = 0,08)
sleepiness, slow wake,
saat intervensi
active wake, crying, and
berlangsung.
transitive stage.
Skor rata-rata
slow wake state tidak
memiliki perbedaan
yang signifikan antara
kelompok eksperimen
sebelum (P = 0.67),
setelah (P = 0.86), dan
selama intervensi (P =
0.81).
5. The effects of a postural Membandingkan The Quasi- Postur dan gerakan Kelompok eksperimen
supporting “New efek hasil experimental study bayi : observasi mendapatkan efek yang
Nesting Device” on intervensi menggunakan lebih baik pada postur
early neurobehavioral pendukung Sampel: indikator yang tubuh (p < 0,001), dan
development of postur tubuh 95 bayi prematur menunjukkan durasi menunjukkan gerakan
premature infants terhadap postur yang lahir sebelum waktu dari postur tubuh yang lebih halus
bayi, gerakan usia kehamilan 34 fisiologis fleksi, (p = 0,018, p < 0,001)
Tang, et al tubuh, dan minggu. ekstensi tangan, dibandingkan bayi
(2020) perkembangan ekstensi lengan, arm- prematur yang
neurobehavioral freezed-fist, dan gestur diberikan “Nesting
Journal of Neonatal pada bayi membuka tangan atau Tradisional” pada usia
Nursing prematur yaitu merentangkan jari. 34 dan Usia kehamilan
antara Perkembangan 36 minggu.
"Perangkat neurobehavioral :
Meira Erawati - Pengaruh Pemberian Nesting Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Prematur: A Literature Review
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 17-26 24
Meira Erawati - Pengaruh Pemberian Nesting Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Prematur: A Literature Review
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 17-26 25
Meira Erawati - Pengaruh Pemberian Nesting Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Prematur: A Literature Review
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 2, Nov 2021/ page 17-26 26
Shellhaas, R. A. (2017). Impact of hands-on care Tang, X., Bei, F., Sha, S., & Qin, Y. (2020). The effects of a
on infant sleep in the neonatal intensive care unit. postural supporting “New Nesting Device” on
Pediatric Pulmonology, 52(1), 84–90. early neurobehavioral development of premature
https://doi.org/10.1002/ppul.23513 infants. Journal of Neonatal Nursing, August.
Mony, K., Selvam, V., Diwakar, K., & Vijaya Raghavan, R. https://doi.org/10.1016/j.jnn.2020.09.006
(2018). Effect of nesting on sleep pattern among Tarullo, A. R., Balsam, P. D., & Fifer, W. P. (2012). Sleep
preterm infants admitted in NICU. Biomedical and Infant Learning Amanda. Infant Child Dev.,
Research (India), 29(10), 1994–1997. 20(1), 1–11. https://doi.org/10.1002/icd.685.Sleep
https://doi.org/10.4066/biomedicalresearch.29- Tham, E. K. H., Schneider, N., & Broekman, B. F. P.
18-326 (2017). Infant sleep and its relation with
Nakamura, T., & Kihara. (2013). Nested and swaddled cognition and growth: A narrative review. Nature
positioning support in the prone position and Science of Sleep, 9, 135–149.
facilitates sleep and heart rate stability in very https://doi.org/10.2147/NSS.S125992
low birth weight infants. Research and Reports in Utario, Y., Rustina, Y., & Waluyanti, F. T. (2017). The
Neonatology, 11. Quarter Prone Position Increases Oxygen
https://doi.org/10.2147/rrn.s41292 Saturation in Premature Infants Using
Park, J. (2020). Sleep Promotion for Preterm Infants in Continuous Positive Airway Pressure.
the NICU. Nursing for Women’s Health, 24(1), 24– Comprehensive Child and Adolescent Nursing,
35. https://doi.org/10.1016/j.nwh.2019.11.004 40(1), 95–101.
Reyhani, T., Ramezani, S., Boskabadi, H., & Mazlom, S. https://doi.org/10.1080/24694193.2017.1386976
(2016). Evaluation of the effect of nest posture on Weisman, O., Magori-Cohen, R., Louzoun, Y., Eidelman,
the sleep-wake state of premature infants. A. I., & Feldman, R. (2011). Sleep-wake transitions
Evidence Based Care Journal, 6(1), 29–36. in premature neonates predict early development.
https://doi.org/10.22038/ebcj.2016.6713 Pediatrics, 128(4), 706–714.
Tane, R., Rustina, Y., & Waluyanti, F. T. (2019). Nesting https://doi.org/10.1542/peds.2011-0047
with Fixation and Position to Facilitate Quiet
Sleep and Oxygen Saturation on Low-Birth
Weight Infants. Comprehensive Child and
Adolescent Nursing, 42(sup1), 29–37.
https://doi.org/10.1080/24694193.2019.1577923
Meira Erawati - Pengaruh Pemberian Nesting Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Prematur: A Literature Review