Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bayi dengan kualitas tidur yang baik sangat penting untuk meningkatkan

kesehatan fisik dan mental. Karena pertumbuhan bayi dipengaruhi oleh kualitas

tidur yang nyenyak. Kebutuhan tidur pada bayi yang terpenuhi merupakan

salah satu faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan bayi. Tidur yang baik

tidak hanya terlijat pada aspek kuantitas, tetapi juga dari aspek kualitas tidur.

Rija menjelaskan pada jurnal penelitiannya mengatakan bahwa kualitas tidur

yang baik berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan bayi tercapai

optimal (Rija, 2020). Mitchell et al., (2012) menjelaskan bahwa

pertubumbuhan serta perkembangan bayi akan menjadi efektif apabila bayi

dapat menadapatkan tidur yang berkualitas dengan baik.

Bayi baru lahir (BBL) pada umumnya memerlukan sepanjang waktu

untuk tertidur, setelah bayi berusia 6 bulan maka bayi akan tertidur selama 14-

15jam setiap harinya (Motors & Europe, 2016). Kondisi psikis, fisik serta

lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap lamanya seseorang tertidur. Bayi

yang berusia 6-9 bulan akan tertidur sekitar 14jam prharinya dan dapat tertidur

selama tujuh jam sekali. Bayi dapat tertidur pada pagi dan sore, atau dengan

kata lain bayi dapat tidur siang sebanyak dua kali perhari. Bayi yang berusia 9-

12 bulan memerlukan waktu tidur berkisar 12 jam pada malam, tidur siang

sebanyak dua kali dalam sehari dengan waktu 1 jam sekali (Fathonah, 2019).
Perkembangan dan pertumbuhan bayi dapat dipengaruhi oleh kualitas

tidur. Tidur yang tidak cukup atau tidur dengan kualitas yang buruk

mengakibatkan munculnya gangguan pada bayi, seperti aktivitas sehari-hari

menurun, munculnya rasa cemas, rewel, merasakan ngantuk berlebih serta

merasakan lelah. Bayi belum mengalami pertumbuhan sel syaraf dengan

sempurna, sehingga bayi memerlukan tidur dengan waktu yang berkualitas.

Bayi yang tertidur mengalami perbaikan pada sel otak, produksi hormon serta

perbaikan dan pertumbuhan pada sistem saraf pusat. Permata mengatakan paa

jurnal penelitiannya bahwa tidur sangat berperan penting dalam pertumbuhan

pada bayi serta fungsi imun dan kesehatan emosi (Permata, 2017).

Gangguan kualitas tidur pada bayi dapat menyebabkan perkambangan

kognitif dan fisik pada bayi terganggu, selain itu kemampuan berfikir saat

dewasa juga dapat terpengaruh. Masa tumbuh kembang bayi sangat

membutuhkan kualitas tidur yang baik karena sangat berpengaruh terhadap

perkembangan otak. Pematangan otak berada pada bayi yang tertidur pada

tahap Rapid Eye Movement (REM) atau bisa dikatakan tidur bermimpi.

Kematangan otak dibutuhkan bayi untuk belajar mermacam hal (Candraini,

2019). Secara optimal dengan kualitas tidur yang baik, akan mensekresikan

75% hormon ketika anak tertidur. Hormon tersebut berfungsi untuk melakukan

perangsangan pada pertumbuhan tulang serta jaringan. Hormon tersebut juga

berfungsi untuk mengatur metabolisme pada tubuh seperti otak. Hormon

pertumbuhan juga dapat berfungsi guna memperbarui serta memperbaiki sel

dalam tubuh. pemabuan sel dapat berlangsung cepat saat bayi tertidur daripada
ketika bangun. Ifalahma menyatakan bahwa otak bayi saat tahun pertama akan

mengalami pertumbuhan 3 kali lebih besar dari bayi ketika lahir atau 80% dari

otak orang dewasa (Ifalahma, 2016).

WHO tahun 2012 dalam Simanungkalit (2019) menyatakan bahwa 33%

bayi memiliki masalah pada tidurnya. Hicock menyatakan pada jurnal

penelitiannya bahwa 32% ibu melaporkan bahwa bayi mereka memiliki

gangguan tidur. Adapun di Indonesia sendiri bayi memiliki masalah tidur ada

44,2%, akan tetapi 72% dari orang tua tersebut tidak mengerti masalah yang

muncul pada bayinya. Tanjung dan Sekartini (2018) dalam penelitiannya

menyimpulkan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada kualitas idur

anak, yakni faktor eksternal dan internal. Penyakit kronis pada bayi dapat

disebut sebagai faktor internal, dan kondisi lingkungan yang bising serta tidak

nyaman dapat dikatakan sebagai faktor eksternal.

Menurut Riksani (2014) bahwa baby massage merupakan salah satu cara

agar kebutuhan tidur pada bayi terpenuhi. Pijatan pada bayi akan menyebabkan

bayi tertidur lelap, dan ketika terbangun bayi akan memiliki daya konsentrasi

yang tinggi. Baby massage dapat menyebabkan tubuh melepaskan oksitoksin,

dimana bayi akan memiliki kualitas tidur yang baik. Oksitoksin adalah hormon

yang diproduksi oleh hipotalamus. Pituary akan diperintah oleh hipotalamus

untuk mensekresikan hormon oksitoksin, yang dapat menyebabkan bayi

menjadi nyaman, tenan serta frekuensi nangis pada bayi akan berkurang. Selain

itu, Baby massage membantu merangsang kekebalan tubuh (system imun)

sehingga ubuh dapat melawan infeksi pada bayi. Teknik baby massage selain
dapat meningkatkan kualitas tidur juga dapat berfungsi untuk menghilangkan

masuk angin, rasa mulas serta sulit BAB. Stimulasi touch atau pijat bayi sering

disebut juga terapi sentuh. Pijat bayi yang dilakukan dapat membangun

komunikasi yang nyaman serta tenang pada ibu dengan anaknya. Pijat sebagian

besar dimulai pada minggu pertama kehidupan (82%), itu secara luas

dipandang sebagai praktik tradisional. Pemijatan bayi dilakukan sekali sehari

(77%%), sebelum mandi (77%), dan setelah menyusui (57%).

Sentuhan pijatan pada otot bermanfaat pada peredaran darah, pola tidur

dapat diperbaiki, merangsang saraf motorik, menenangkan emosional,

pencernaan terbantu. Otot yang dipulihkan bermanfaat agar kinerja organ tubuh

meningkat (Roesli, 2016). Yunarsih dan Rahayu (2021) menunjukkan bahwa

pada penelitiannya terdapat 5 bayi (15,2%) dengan durasi tidur yang cukup

sebelum dilakukan pemijatan, dan 21 bayi (63,6%) dengan durasi tidur yang

cukup setelah dilakukan pemijatan.

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti diposyandu mekar 1

sampai dengan posyandu mekar 11 Desa Tunjung – Jatilawang didapatkan bayi

berusia 0-6 bulan sebanyak 56 bayi pada bulan Maret 2022. Berdasarkan studi

pendahuluan terhadap 5 bayi di Posyandu Mekar 7, dibagi menjadi 2 bayi laki-

laki dan 3 bayi perempuan. Hasil wawancara terhadap 5 ibu dari orang tua bayi

umur 0-6 bulan diketahui ada 4 ibu tidak melakukan pemijatan pada bayinya

mengatakan bahwa bayinya kerap terbangun pada malah hari dengan durasi

tidur yang kurang, yaitu hanya 11 jam perhari. Bayi yang memiliki durasi tidur

yang tidak cukup menyebabkan anaknya sering menangis dan rewel di pagi
hari. 1 ibu melakukan pemijatan pada bayinya mengatakan bahwa anaknya

memiliki durasi yang cukup yaitu 15 jam perhari.

Uraian yang telah disampaikan diatas maka penulis tertarik melakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada

Bayi Usia 0-6 Bulan Yang Ada Di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung

Kecamatan Jatilawang”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan pada uarain latar

belakang diatas yaitu “apakah ada pengaruh baby massage terhadap kualitas

tidur pada bayi usia 0-6 bulan yang ada di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa

Tunjung Kecamatan Jatilawang”.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

D. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah mengetahui “pengaruh baby

massage terhadap kualitas tidur pada bayi usia 0-6 bulan yang ada di

Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang”.

b. Tujuan Khusus

1) Melakukan identifikasi distribusi karakteristik pada responden

meliputi umur, jenis kelamin dan durasi tidur di Posyandu Mekar 7

RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang


2) Mengidentifikasi kualitas tidur bayi sesudah dan sebelum diberikan

terapi baby massage di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung

Kecamatan Jatilawang.

3) Menganalisis pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur pada

bayi usia 0-6 bulan yang ada di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa

Tunjung Kecamatan Jatilawang.

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil pada penelitian dapat digunakan sebagai informasi tambahan

tentang kualitas tidur bayi setelah diberikan baby massage yang bisa

sebagai acuan pada pendidikan kebidanan.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Ibu

Peneliti berharap hasi penelitian ini mampu memberikan wawasan dan

pengetahuan tambahan pada ibu yang memiliki anak dengan umur 0-

6bulan tentang pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur pada

bayi usia 0-6 bulan.

2) Bagi Puskesmas

Peneliti berharap hasi penelitian ini mampu memberikan informasi dan

memberikan masukan bagi petugas puskesmas mengenai pengaruh

baby 0-6 bulan.


3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini mampu dijadikan literatur review ataupun acuan

pada penelitian selanjutnya tentang pengaruh baby massage pada

kualitas tidur bayi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. HASIL PENELITIAN TERDAHULU

Referensi yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian adalah penelitian

terdahulu, karena berfungsi untuk memperdalam teori serta memperluas

wawasan yang dijadikan acuan pada penelitian. Penelitia akan mencari

perbedaan dan perbandingan sehingga peneliti menemukan inspirasi baru untuk

penelitian selanjutnya, selain itu juga dapat membantu penelitian untuk

memperlihatkan tingkat keorisinilitasannya (Sulala, 2016 ).

Penelitian terdahulu terdiri dari berbagai penelitian sebelumnya yang

melakukan penelitian dengan variabel dan teknik yang hampir sama. Adapun

jurnal tersebut dapat terlihat pada tabel 2.1 di bawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu


Nama (tahun), Perbedaan dan
No Metode Penelitian Hasil Penelitian
Judul Perbedaan
1 Amalu (2020) Jenis penelitian ini Ada pengaruh Perbedaan pada
Pengaruh Terapi adalah quasi sebelum diberikan penelitian ini yaitu
Murrotal Al- experimen dengan terapi murrotal memberikan terapi
Qur’an terhadap rancangan one Al-Qur’an dan murrotal Al Qur’an
Kualitas Tidur group pretest- sesudah diberikan pada bayi yang
Bayi Usia 3-6 posttest design. terapi murrotal memiliki gangguan
Bulan Populasi penelitian Al-Qur’an tidur, sampel, populasi
ini adalah bayi yang terhadap dan tempat penelitian
berusia 3-6 bulan peningkatan
dengan gangguan kualitas tidur pada Persamaan pada
tidur. Sampel bayi usia 3-6 penelitian ini yaitu
penelitian 16 bayi bulan. sama-sama meneliti
yang berusia 3-6 tentang kualitas tidur
bulan, secara
purpossive
sampling. Variable
independent terapi
murrotal Al-Qur’an
dan variabel
dependent kualitas
Nama (tahun), Perbedaan dan
No Metode Penelitian Hasil Penelitian
Judul Perbedaan
tidur bayi usia 3-6
bulan. Instrument
penelitian
menggunakan
kuesioner.
Pengolahan data uji
statistic Wilcoxon.

2 Diantari (2019) Metode penelitian Hasil penelitian Perbedaan pada


Hubungan ini adalah cross didapatkan p penelitian ini yaitu
Riwayat Pijat sectional dengan uji value sebesar pemberian dilakukan
Bayi Dengan Chi Square. 0,000 lebih kecil pada bayi usia 3-6
Kualitas Tidur Penelitian dilakukan dari a (0,05), bulan di wilayah PMB
Bayi DiPMB di PMB Kota setelah dilakukan dan tidak dari awal
Kota Bengkulu Bengkulu Tahun pijat Sebagian bulan, sampel,
Tahun 2018 2018, jumlah besar 70 % populasi dan tempat
sampel 80 bayi kualitas tidur bayi penelitian
umur 3-6 bulan baik dan 30% bayi
dengan total dengan kualitas Persamaan pada
sampling. tidur kurang. penelitian ini yaitu
sama-sama meneliti
tentang tidur

3 Aswitami Desain penelitian ini Terdapat Perbedaan pada


(2019) Pengaruh menggunakan pra pengaruh pijat penelitian ini yaitu
pijat bayi eksperimen design bayi terhadap hanya untuk
terhadap durasi dengan rancangan durasi tidur bayi, mengetahui durasi
tidur pada bayi one group pretest- hal ini dipertegas tidur pada usia 1-3
umur 1-3 bulan posttest design tanpa nilai uji wilcoxon bulan, sampel,
kelompok kontrol. dengan sig 0,000 populasi dan tempat
Sampel adalah bayi yang selanjutnya penelitian
usia 1-3 bulan yang dilakukan
berjumlah 42 orang pengujian Persamaan pada
yang dipilih secara hipotesis dengan penelitian ini yaitu
purposive sampling. nilai α = 0,05. sama-sama meneliti
Variabel yang Dengan nilai sig tentang kualitas tidur
diukur dalam 0,000 < 0,05
penelitian ini adalah diketahui bahwa
pijat bayi dan durasi Ho ditolak dan Ha
tidur. Penelitian ini diterima
ini menggunakan uji
statistik paired t-test
(a=0,05).

4 Sari (2014) Penelitian Uji Wilcoxon Perbedaan pada


Efektifitas Pijat kuantitatif ini Signed Rank Test penelitian ini yaitu
Bayi Terhadap menggunakan untuk intervesi yang
Pertumbuhan desain quasi keterampilan , dilakukan, sampel,
dan ekperimental didapatkan nilai Z populasi dan tempat
Perkembangan dengan pendekatan sebesar -2,046 penelitian
Bayi usia 0-6 non randomized pre dengan pvalue
bulan and post test with kontrol) dan nilai
control group Z sebesar -3,826 Persamaan pada
Nama (tahun), Perbedaan dan
No Metode Penelitian Hasil Penelitian
Judul Perbedaan
design. Populasi dengan pvalue penelitian ini yaitu
pada penelitian ini perlakuan). sama-sama meneliti
yaitu semua ibu Sedangkan untuk tentang baby massage
yang memiliki bayi uji beda pengaruh
usia 12 bulan. antara kelompok
Teknik sampling perlakuan dan
menggunakan total kelompok kontrol.
sampling sampel
sebanyak 38
responden. Pada
penelitian ini
menggunakan dua
variabel yaitu
variabel independen
adalah keterampilan
ibu melakukan pijat
bayi dan variabel
dependen adalah
kelas pijat bayi.
Pengumpulan data
menggunakan
checklist

5 Nurbadlina Desain penelitian Rerata usia bayi Perbedaan pada


(2021) The yang digunakan 3,69 bulan untuk penelitian ini yaitu
effectiveness of adalah eksperimen kedua kelompok, variabel yang diamati,
baby massage in semu jenis pre and rerata usia saat sampel, populasi dan
increasing post-test with lahir 37,8 minggu tempat penelitian
infant’s body control group. Ada (intervensi) dan
weight 16 bayi untuk setiap 38 minggu Persamaan pada
kelompok yang (kontrol), rerata penelitian ini yaitu
dipilih secara berat lahir bayi sama-sama meneliti
purposive sampling. 2,295 gram tentang baby massage
Pijat bayi diberikan (intervensi) dan
kepada bayi dua kali 2,288 gram
seminggu dalam (kontrol) .
waktu empat Sebagian besar
minggu, 10 hingga bayi adalah laki-
15 menit per sesi. laki untuk kedua
Analisis data kelompok. Ada
menggunakan uji t pengaruh pijat
berpasangan dan uji bayi terhadap
t independen. peningkatan
pertambahan berat
badan bayi dengan
riwayat BBLR
secara signifikan
dengan p value <
0,05.
B. TINJAUAN TEORI

1. Tidur

a. Pengertian

Tidur merupakan proses yang dinilai penting pada manusia, karena

ketika tidur akan terjadi proses pemulihan yang bermanfaat kondisi

seseorang akan kembali seperti semula. Tubuh yang kelelahan akan

berubah menjadi segar. Bayi dengan kualitas tidur yang kurang akan

menyebabkan terganggunya pertumbuhan pada bayi. Ifalahma

menyatakan dalam jurnal penelitiannya bahwa ketika bayi tidur maka

proses pembaruan pada sel terjadi lebih cepat. Otak bayi pada tahun

pertama akan bertumbuh 3 kali lebih besar dari keadaan ketika lahir atau

setara dengan 80% dari otak manusia dewasa. Kusumastuti menyatakan

bahwa bayi yang tidur dalam waktu yang lama maka perkembangan dan

pertumbuhan dapat dicapai dengan secara optimal yang bermanfaat untuk

memperbarui serta memperbaiki sel pada tubuh (Kusumastuti et al,

2016).

Tidur memiliki peran penting dalam peningkatan daya tahan tubuh

terhadap infeksi. Tidur yang terganggu menyebabkan kadar sel darah

putih menurun, sehingga efektifitas daya tahan tubuh akan menurun yang

mengakibatkan pertumbuhan pada bayi terganggu serta bayi gampang

sakit. Bayi dengan tidur yang kurang akan terhambat pertumbuhannya

daripada bayi dengan tidur cukup. Bayi yang tertidur akan memicu
pertumbuhan fisik pada bayi yang berhubungan dengan kesehatan fisik,

berat badan serta tinggi badan akan meningkat. Bayi dengan durasi tidur

yang lama bermanfaat dalam pencapaian perkembangan dan

pertumbuhan bayi terjadi secara optimal sehingga tubuh mampu

memperbarui serta memperbaiki sel dalam tubuh (Walker et al, 2017).

b. Fisiologi Tidur

Fisiologi pada tidur dibagi menjadi dua jenis, yaitu Rapid Eye

Movement (REM) dan non-REM. Perbedaan pada kedua jenis tersebut

adalah pada pola electroencephalogram (EEG), tonus otot serta gerakan

pada mata (Ziliwu, 2021). Reticular activating system mampu

menstimulasi korteks serebral seperti proses pikir dan emosi. Seseorang

dalam keadaan sadar maka neuron yang terlletak pada RAS akan

melakukan pelepasan hormon katekolamin misalnya norepineprin ketika

tidur yang disebabkan oleh pelepasan serum serotonin pada sel pons dan

bulbar synchronizing regional (BSR). RAS dan BSR Sistem yang terletak

di batang otak akan mengatur siklus pada tidur. Tidur REM akan dimulai

ketika asetilkolin meningkat yang akan mengaktifkan korteks serebrum

namun bagian pada otak lain akan tidak aktif,. Tidur REM akan dikahiri

dengan kadar norefineprin dan serotonin yang meningkat sehingga

aktivasi otak akan meningkat untuk mencapai keadaan sadar (Wahab,

2017).

Menurut (Sekartini, R. 2015), Tidur berfungsi sebagai restorative

yakni dapat memulihkan tenaga yang telah hilang serta meningkatkan


efisiensi belajar dan menghilangkan kelelahan. Tidur Non-REM juga

berfungsi sebagai restorative dimana fungsi tersebut berhubungan dengan

pemeliharan pada pertumbuhan fisik serta pemeliharaan pada sistem

imun. Tidur REM juga memiliki fungsi restofative dimana fokus

perhatian dapat diatur dengan baik serta mampu berkonsentrasi dengan

baik pada suatu hal. Tidur REM juga berpengaruh pada kemampuan

beradaptasi terhadap sosial dan fisik. Tidur Non-REM dapat terdeteksi

pada periode relative efektivitas otak bagian bawah, dimana otak akan

mengatur pergerakan tubuh agar terjaga, tidur REM terbagi menjadi 4

tahap yaitu:

1) Stadium 1

Stadium 1 merupakan tahapan yang dapat terjadi jika seseorang

merasa ngantuk lalu tertidur, apabila terdengar sesuatau ataupun bunyi

yang lain akan terbangun dikenal dengan sebutan sebagai tidur ringan.

Sebenarnya seseorang tersebut telah tidur 30 detik-5 menit pertama

pada siklus tidur.

2) Stadium 2

Stadium 2 merupakan tahapan tidur dimana tubuh berada pada

tahap stadium 1 tidur dengan lebih dalam namun masih mudah jika

dibangunkan. Meskipun sudah tertidur 10-40 menit, seseorang

tersebut dapat terbangun apabila mendapat sentakan yang mendadak

dari tubuh. stadium 2 memiliki ciri khusus yaitu aktifitas ritme EEG
yang cepat atau biasa disebut sebagai kumparan tidur atau amplitude

yang tinggi namun gelombang puncak cepat.

3) Stadium 3

Tidur pada staidum 3 yaitu kondisi dimana seseorang tidur

dengan pulas atau biasa dikenal dengan tidur dalam. Ciri khusus pada

stadium ini adalah memiliki gelombang lambat atau bisa disebut

sebagai tidur delta. Stadium ini didapatkan dari polysomnogram

ketika gelombang delta menempati antara 20%-50% dari aktivitas

EEG.

4) Stadium 4

Stadium 4 adalah tidur dengan kondisi sangat nyenyak tidak

disertai mimpi dan susah jikan dibangunkan. Orang yang sudah

mencapai pad atahap ini biasanya jika terbangun secara langsung akan

merasa bingung serta membutuhkan waktu beberapa menit untuk

memberikan respon. Stadium 4 jumlah delta lebih dari 50%. Orang

yang tidur pada stadium 3 dan 4 akan memiliki denyut jantung serta

pola nafas yang teratur. Bayi yang mencapai tahapan tersebut biasanya

akan muncul keringat dengan jumlah yang banyak.

Tidur REM juga memiliki pengaruh pada kecerdasan anak.

Seseorang yang mencapai tahap ini menimbulkan aliran darah menuju

otak akan meningkat, merangsang fungsi otak, pertumbuhan pada sel


otak juga lebih cepat. Usia juga berpengaruh pada tahap stadium 4,

dimana seiring pertambahan usia makan berkurang pula tingkat tidur

aktif seseorang.

Aktifitas tidur adalah proses stimulus pada tumbuh kembang

otak seseorang, karena 75% hormon yang mempengaruhi

pertumbuhan akan diekskresikan ketika anak sedang tertidur. Hormon

tersebut memiliki tugas untuk memberikan rangsangan terhadap

pertumbuhan jaringan dan tulang dan mengatur metabolisme tubuh,

termasuk otak. Hormon tersebut juga dapat memperbarui serta

memperbaiki seluruh sel dalam tubuh seperti sel darah, sel kulit serta

sel saraf pada otak. Bayi yang tertidur akan bermanfaat pada proses

pembaruan, dimana proses pembaruan berlangsung dengan cepat.

Hormon tersebut berfungsi membantu perkembangan konsolidatif,

psikis emosi, kognitif serta kecerdasan. Sehingga kebutuhan tidur

pada bayi harus diperhatikan agar tercapainya perkembangan serta

pertumbuhan yang optimal pada bayi.

2. Kualitas Tidur

a. Pengertian

Tidur yang cukup dapat dilihat dari kuantitas serta kualitas, kualitas

tidur yang baik pada bayi akan berpengaruh pada perkembangan dan

pertumbuhan bayi dimana akan tercapai dengan optimal (Amalu, 2020).

Menurut Candraini (2019) bahwa tidur berperan penting pada daya tahan

tubuh bayi, bayi yang tertidur lebih adri 9 jam akan memiliki
perkembangan yang optimal serta dapat tercegah dari terbangu ketika

malam hari.

Bayi baru lahir memiliki dua kategori perilaku yang utama :

periode terjaga dan periode tidur. Walaupun banyak peneliti lebih jauh

mengkarateristikkan kedua kategori ini, Brazelton mengembangkan

skema klasifikasi yang paling umum, mencatat status perilaku pada bayi

yang baru lahir dimana status tersebut berjumlah 6 status. Status sadar

yaitu sadar, menangis, mengantuk, status aktivitas motoric. Status tidur

seperti tidur dalam dan ringan.

Pengetahuan tentang status perilaku bayi bermanfaat baik bagi

bidan maupun bagi orang tua. Kemampuan bayi baru lahir untuk makan

dan berhubungan secara visual dengan lingkungan adalah perilaku yang

paling menonjol dalam status sadar. Itu juga merupakan waktu yang

optimal untuk memeriksa beberapa refleks. Namun, bayi baru lahir cukup

bulan meluangkan kurang lebih hanya 15 persen keseluruhan waktu

mereka pada status terjaga. Maka periode tidur bayi 20,4 jam (Varney,

2007).

Khasanah mengatakan dalam jurnal penelitiannya kualitas tidur

merupakan keadaan fisiologis yang diperoleh seseorang saat tertidur

yang bermanfaat untuk pemulihan tubuh ketika seseorang terbangun.

Kualitas tidur yang baik makan sel otak akan pulih seperti keadaan

terbangun (Khasanah, 2017).


Seseoran mencapai kualitas tidur yang baik jika seseorang tersebut

tidak memiliki masalah serta tidak merasakan gejala kurang tidur.

Kekurangan tidur dapat terlihat dari tanda psikologis serta tanda fisik

(Wahab, 2017).

Aspek kuantitas serta kualitas ketika bayi tidru juga memili

pengaruh pada perkembangan emosional serta perkembangan fisik

seseorag. Bayi dengan tidur yang cukup akan merasa lebih segar serta

tidak rewel pada esok hari (Nurmalasari, Agung, dan Nahariani, 2016).

b. Dampak

Kualitas tidur yang terganggu akan memberikan dampak buruk

pada perkembangan fisik maupun kognitif pada bayi, dimana

perkembangan tersebut merupakan indikator agar tercapainya

perkembangan pada kesehatannya serta kemampuannya dalam berfikir

ketika dewasa. Otak akan mengembangkan sinapsis yang merupakan

proses yang penting, dimana manusia dapat belajar bergerak serta

mengembangkan keterampilan (Hanniyah, 2013).

c. Lama Tidur

Bayi yang baru lahir lebih banyak waktu tertidur, tetapi pola

tidurnya belum teratur. Bayi dapat bangun beberapa kali selama tidur dan

durasi tidur bayi berbeda-beda. Akan tetapi rata-rata tidur 15-18 jam per

hari. Pada saat anak bertambah usia tiga bulan keatas durasinya menjadi

13-15 jam per hari. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah durasi tidur

bayi berdasarkan kondisinya;


Tabel 2.2 Durasi Kebutuhan Tidur Normal Berdasarkan Usia
Usia Tidur Pagi Tidur Siang Tidur Malam Total
0-6 Bulan + 3,5 jam + 3,5 jam + 9 jam + 16 jam
6-9 Bulan + 2 jam + 3 jam + 10 jam + 15 jam
9-12 bulan + 1 jam + 2 jam + 10 jam + 13 jam
Sumber : Eveline (2010)

d. Manfaat Tidur

Tidur merupakan proses yang berperna penting dalam peningkatan

daya tahan tubuh bayi agar terhidar dari infeksi. Tidur yang terganggu

dapat menyebabkan sel darah putih akan menurun yang mengakibatkan

daya tahan tubuh bayi akan terganggu. Daya tahan tubuh padabayi yang

terganggu dapat menyebabkan bayi akan mudah sakit serta terganggunya

pertubumbuhan pada bayi. Tidur yang baik berpengaruh pada

pertumbuhan fisik bayi, seperti bertambahnya berat badan seta tinggi

badan bayi dan kesehatan fisik pada bayi (Mutyah dan Anggraeni, 2017).

Menurut Pamungkas (2019) bahwapertumbuhan bayi dapat dipengaruhi

oleh tidur yang nyenyak, karena ketika bayi tertidur otak bayi mengalami

pertumbuhan yang optimal.

e. Faktor yang mempengaruhi tidur bayi

Kuantitas serta kualitas tidur dapat dipengaruhi beberapa faktor.

Kualitas tidur yang baik menunjukan kemampuan individu untuk

mendapatkan waktu istirahatnya sesuai dengan kebutuhan. Faktor yang

mempengaruhi tidur ialah:

1) Lingkungan
Lingkungan yang nyaman dan aman agar mempercepat proses

tidur. Lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh pada kualitas

tidur. Suasana kamar yang diatur dengan baik akan memberikan

kenyaman pada bayi, seperti mengatur ventilasi, cahaya, suhu, serta

warna dinding. Untuk mengatur keadaan boks, maka dapat

meletakkan boks baik disamping ataupu di kamar pribadi.

Suara bising juga berpengaruh pada kualitas tidur, maka

sebaiknya hindari kebisingan. Hindari pemakaian obat serangga serta

pengharum ruangan yang menimbulkan rasa sesak. Nyamuk

merupakan serangga yang dapat mengganggu tidur bayi, disarankan

untuk menggunakan kelambu. Lampu yang sangat terang juga

berpengaruh pada kualitas tidur, dimana bayi sulit untuk membedakan

antara malam dan siang hari. keadaan kamr yang gelap dapat

merangsang otak untuk memproduksi melatonin, yaitu hormon yang

dikeluarkan oleh kelenjar pinela yang berfungsi untuk memberitahu

otak bahwa sudah gelap.

2) Latihan Fisik

Aktifitas fisik yang berlebih akan menimbulkan masalah

keletihan sehingga seseorang akan membutuhkan waktu tidur lebih

banyak agar keseimbangan energi tetap terjaga. Bayi setelah

melakukan aktivitas fisik dan setelah dipijat akan mencapai kelelahan.

Aktifitas fisik 2 jam atau lebih sebelum tidur akan bermanfaat tubuh
akan mempertahan tubuh pada keadaan lelah sehingga relaksasi tubuh

meningkat sehingga hormon melatonin akan dikeluarkan.

3) Nutrisi

Nutrisi yang cukup dapat memaksimalkan pertumbuhan otak

pada anak. ASI memilik kandungan alfa protein yang tinggi

meurpakan jenis protein yang halus serta mudah dicerna. Alfa protein

merupakan jenis zat dengan kandungan asam amino yang banyak

yang berperan penting pada pertumbuhan bayi seperti triptofan, yaitu

jenis asam amino yang memiliki peran pada proses neurotransmitter

dan neurobehavioral yang berfungsi mengatur pola tidur.

Bayi yang sering terbangun atau mengalami kesulitan tidur

biasanya disebabkan karena bayi belum merasa kenyang, sehingga

kebutuhan asupan makanan dan minum hendaknya dipenuhi. Agar

kesehatan gigi tetap terjaga, maka hindari meminum susu pada malam

hari pada bayi dengan usai lebih dari 6 bulan. Air putih merupakan

alternatif yang dapat digunakan untuk menggantikan asi. Memberikan

makanan yang berlebihan ataupun susu formula yang berlebih

menyebabkan kantong kemih mejadi kencang yang mengakibatkan

bayi akan sering terbangun.

4) Penyakit

Penyakit akan menimbulkan sensasi nyeri serta

ketidaknyamanan sehingga berpengaruh pada kualitas tidur.

Gangguan yang biasa muncul pada bayi adalah rasa sakit pada saluran
nafas, gigi, kulit, telinga. Salurah kemih, otot, saluran cerna sehingga

tidur bayi terganggu (Potter dan Perry, 2012).

3. Baby Massage

a. Pengertian

Massage merupakan stimulasi dengan cara menyentuh untuk

memberikan efek yang positif. Massage bukan lagi pijet tradisional,

namn seiring perkembangan zaman massage adalah pijet modern yang

menyatukan pendapat ilmiah, kasih sayang serta seni. Pijat tradisional

merupakan pijet yang biasanya dilakukan oleh dukun bayi sedangkan

massage dapat dilakukan oleh orang terdekat bayi, seperti ibu, ayah

ataupun kakek dan neneknya. Baby masage adalah cara yang bermanfaat

guna masalah gangguan pada tidur dapat teratasi, dan dapat mengetangi

durasi lama tidur dan kualitas tidur pada bayi (Setiawandari, 2019).

Saputri (2019) menyatakan bahwa baby massage dapat disebut

dengan nama terapi sentuh karena didalamnya terdapat pijatan disertai

komunikasi antara ibu dengan bayi. Sentuhan pijetan ringan akan

memberikan sensani nyaman dan aman pada bayi. Menurut Aswitami

(2019) bahwa baby massage merupakan cara yang digunakan agar

masalah tidur pada bayi dapat teratasi. Baby massage berisi gerakan

mengusap secara lembut pada tubuh, wajah serta lali pada bayi.
Puspitasari dan Suharjana (2015) menjelaskan bahwa baby

massagememberikan perubahan pada fisiologis yang sangat

menguntungkan dimana mampu mengurangi rasa lelah pada bayi.

Secure attachment merupakan hal yang penting terutama pada anak 2

tahun pertama dimana usia tersebut merupakan usia yang menentukan

anak pada perkembangan kepribadian pada anak. Srimulus yang berasal

dari luar juga sangat berperan pada perkembangan emosional serta

perkembangan fisik anak.

b. Awal Mula Baby Massage

Baby massage adalah tradisi lama yang kemudia dikembangkan

dengan ilmu yang berkembang serta hasil ilmiah pada penelitian para

ahli. Papyrus ebers merupakan temuan tertua yang membehas tentang

seni memijat. India merupakan salah satu negara yang menemukan seni

pijat yang dikenal dengan Ayur-veda. Riksani menyatakan buku

kedokteran paling tua menuliskan tentang pijat olahraga serta diet

sebagai upaya penyembuhan adalah buku ayur-veda (Riksani, 2012).

Baby massage adalah jenis pijet yang berkembang di Indonesia.

Teknik pada pijet tradisional menggunakan gerakan yang tidak disertai

penjelasan ilmiah dan diyakini menganggung manfaat yang banyak pada

bayi.

c. Manfaat

Penelitian Sari (2014) menunjukkan bahwa massage bayi

berpengaruh pada pertumbuhan serta perkembangan pada bayi yang


berusia 6 bulan. Menurut Setiawandari (2019) bahwa pijat dengan teknik

yang benar serta teratur memiliki banyak manfaat, yaitu:

1) Aspek Kesehatan

a) Daya tahan tubuh meningkat

b) Merangsang saraf vagus

c) Produksi ASI meningkat

d) Mengatasu kolik (Sakit perut)

e) Mengatasi asma

f) Mengurangi komplikasi

g) Proses myelinisasi dapat dipercepat

h) Kualitas tidur meningkat

i) Kekebalan tubuh bayi meningkat terutama bayi yang memiliki ibu

dengan infeksi HIV.

2) Aspek Psikologis

a) Memberikan sensasi nyaman

b) Bonding yaitu terbinanya ikatan kasih sayang antara anak dengan

orang tuanya

3) Aspek tumbuh dan kembang anak

d. Mekanisme pijet bayi

Beta endokrin yang dikeluarkan merupakan mekanisme baby

massage, dimana akan berpengaruh pada peningkatan volume ASI,

produksi serotoni guna meningkatkan daya tahan tubuh serta mampu

mengubah gelombang pada otak (Paldi, 2016). Mengubah gelombang


otak merupakan mekanisme pada pijat bayi. Benrmanfaat agar bayi dapat

tertidur dengan pulas serta meningkatkan konsentrasi serta kesiagaan.

Perubahan tersebut dapat terjadi melalui cara gelombang alpha

diturunkan serta gelombang beta ditingkatkan (Candraini, 2019).

e. Faktor – faktor yang harus diperhatikan

1) Pelaksanaan Baby Massage

Baby massage dilaksanakan sesuai dengan keinginan orang tua,

bisa dimulai setelah bayi dilahirkan. Baby massage yang dilakukan

dengan cepat memberikan efek positif. Baby massage dapat

dilaksanakan pada waktu kapan saja seperti pagi hari ataupun ketika

anak dan ibu sudah siap, malam hari yang dilakukan sebelum tidur

merupakan waktu yang tepat agar bayi tertidur pulas (Susanti, 2020)

2) Persiapan sebelum massage

Susanti mengatakan hal yang harus diperhatikan (Susanti, 2020) ialah:

a) Kondisi tangan hangat dan bersih

b) Hindari perhiasan serta kuku yang panjang yang dapat melukai

bayi

c) Gunakan ruangan yang tidak pengan dan hangat

d) Bayi tidak dalam keadaan lapar

e) Durasi yang tidak mengganggu minimal 15menit

f) Duduk dengan posisi tenang dan nyaman

g) Baringkan bayi pada kain yang lembut, rata dan bersih.


h) Siapkan popok, handuk, minyak bayi serta baju ganti

i) Meminta izin pada bayi dengan membelai kepala dan wajah bayi

serta mengajak bayi untuk berbicara.

j) Pemijatan dapat dimulai.

f. Langkah-langkah

Mahayu (2016) menjelaskan langkah pemijatan bayi yaitu;

1) Bayi usia 0 bulan, gerakan diusahakan lebih emndekat serta halus.

Sebaiknya lakukan pemijatan pada perut sebelum tali pusat lepas.

2) Bayi usia 1-3 bulan, gerakan halus dengan tekanan yang ringan

dilakukan secara singkat.

3) Bayi usia 3 bulan-3 tahun. Gerakan dilakukan dengan tekanan serta

waktu yang lebih lama.

Massage yang dilakukan pada bayi dengan usia yang cukup

ataupun batita dapat dilakukan selama 15 menit. Gerakan dapat

dilakukan secara tidak berurutan namun harus dihentika setelah semua

rangkaian selesai. Setiawandari mengatakan bahwa gerakan dilakukan

sebanyak 6 kali (Setiawandari, 2019).


C. KERANGKA TEORI

Durasi lama tidur

Gangguan pola tidur Baby Massage

Kualitas Tidur Pada Bayi


Usia 0-6 Bulan Manfaat Baby Massage
1. Memberi kenyamanan
2. Menlancarkan peredaran darah
3. Meningkatkan kualitas tidur

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Setiawandari (2019)

D. KERANGKA KONSEP

Kerangka konseptual atau pemikiran merupakan dasar pemikiran

penelitian yang dirumuskan dari fakta, observasi, dan tinjauan pustaka yang
digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian (Kurniawan & Agustini,

2021). Adapun kerangka konsep yang peneliti buat adalah sebagai berikut

Variabel Independen Variabel Dependen

Kualitas Tidur Pada Bayi Usia 0-


Baby Massage
6 Bulan

Faktor yang Memengaruhi:


1. Lingkungan
2. Latihan Fisik
3. Nutrisi
4. Penyakit

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel yang Diteliti

: Variabel yang Tidak Diteliti

: Arah Penelitian

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Notoatmodjo mengatakan bahwa hipotesis adalah dugaan yang bersifat

sementara dimana tingkat kebenarannya harus ditindak lanjuti (Notoatmodjo,

2018). Hipotesis pada penelitian ini yaitu adanya pengaruh baby massage pada

bayi usia 0-6 bulan di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan

Jatilawang.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalan jenis penelitian kuantitatif. Kegiatan ilmiah guna

memperoleh pengetahuan yang benar mengenai sesuatu masalah disebut

penelitian. Penelitian kuantitatif adalah jensi penelitian yang digunakan

untuk mengetahui hubungan pada variabel dengan cara melakukan uji pada

teori tertentu. Variabel penelitian akan diukur menggunakan instrumen yang

digunakan pada penelitian dengan data yang berbentuk angka sehingga akan

dianalisis melalui prosedur tatistik (Kusumastuti, 2020).

2. Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah pre-

eksperimen one group pre post test. Penelitian ini akan dilakukan

pengukuran pada awal sebelum diberikan sebuah perlakuan (Pretest) dan


akan dilaksanakan pengukuran kembali (posttest). Notoatmodjo mengatakan

untuk membandingkan hasil dari pretest dan posttest dapat dilakukan

dengan melakukan uji pada sebab akibat (Notoatmodjo, 2018).

Pre Test Perlakuan Post Test


Kelompok 01 X 02

Gambar 3.1 Desain Penelitian


Sumber: Notoatmodjo (2018)

Keterangan:

O1 : Pengukuran kualitas tidur sebelum adanya perlakuan.

X : Pemberian baby massage

O2 : Pengukuran kualitas tidur sesudah adanya perlakuan

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung

Kecamatan Jatilawang.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dimulai ketika proposal disusun sampai dengan skripsi

disusun pada bulan agustus 2022.

C. VARIABEL PENELITIAN
Variabel adalah suatu gejala serta fokus pada peneliti untuk diamati.

Karakteristik ataupun perilaku yang menyajikan nilai yang berbeda disebut

sebagai variabel (Nursalam, 2013). Penelitian ini memiliki dua jenis variabel,

yaitu variabel independent dan variabel dependen (Sugiyono, 2014)..

1. Variabel Bebas

Variabel yang meberikan pengaruh serta dianggap menentukan pada

variabel terikat adalah variabel bebas (Saryono, 2013). Baby massage

merupaka variabel bebas pada penelitian ini.

2. Variabel Terikat

Variabel yang mendapatkan pengraun ataupun menjadi akibat disebut

variabel terikat. Variabel terikat memiliki ketergantngan denga variabel

bebas pada perubahan (Hidayat, 2014). Kualitas tidur merupakan variabel

terikat pada penelitian ini.

D. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING

1. Popuasi

Wilayah yang bersifat general yang terdiri dari objek serta subjek

dimana memiliki karakteristik serta kuantitas yang telah ditentukan oleh

peneliti yang nantinya akan dipelajari dan ditarik kesimpulan disebut

sebagai populasi (Sugiyono, 2014). Populasi pada penelitian ini ialah bayi

dengan usia 0-6bulan berjumlah 56 bayi.

2. Sampel
Bagian yang memiliki karanteristik pada suatu populasi disebut

sebagai sampel (Sugiyono, 2014). Sampel pada penelitian ditentukan

dengan uji hipotesis beda rata-rata kelompok berpasangan (Supriyadi,

2014):

Keterangan:

n : Besar sampel

Zα : Harga kurva normal tingkat kesalahan yang ditentukan dalam

penelitian pada CI 95 % (α= 0.05), maka Zα= 1.96

Zß : Bila α= 0.05 dan power = 90% maka Z ß = 1.28

α : Simpangan baku penelitian terdahulu (3.6) (Fatkhonah, 2019)

µ1-µ2 : Perbedaan klinis yang diinginkan (clinical judgment) (3)

Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

[2.33+ 1.28]. 3.6 2

n=
(3)

3.61 x 3.6 2

n=
(3)

n = 3.8882

n = 15,1 = 15

Hasil perhitungan didapatkan sampel minimal 15 responden pada

penelitian ini, agar drop out dapat tercegah maka peneliti menambahkan
estimasi drop out sebesar 20% (3 responden) sehingga total sampel

berjumlah 18 responden.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan untuk mendapatkan sampel disebut sebagai

teknik pengambilang sampel (Arikunto, 2012). Teknik sampling pada

penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Pengambilan sampling

dilakukan dengan cara peneliti menentukan ciri khusus yang sejalan dengan

tujuan pada penelitiannya sehingga masalah penelitian dapat terjawab

dengan baik (Notoatmodjo, 2012). Sampel tentunya memiliki kriteria yaitu

kriteria inklusi dan eksklusi ialah:

a. kriteria inklusi

Adapun kriteria inkusi pada penelitian yaitu:

1) Bayi berusia 0-6 bulan dengan kondisi sehat

2) Bayi berusia 0-6 bulan yang kooperatif selama proses intervensi.

b. Kriteria eksklusi

Adapun kriteria eksklusi pada penelitian yaitu:

1) Bayi berusia 0-6 bulan memiliki riwayat penyakit seperti gangguan

saluran nafas.

2) Bayi berusia 0-6 bulan tidak bersedia menjadi responden.

E. DEFINISI OPERASIONAL
Variabel yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan kriteria peneliti

lalu diamati serta diukur secara cermat disebut definisi operasional

(Notoatmodjo, 2014). definisi operasional pada penelitian ini yaitu:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Operasional
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel
1. Kualitas Kualitas tidur bayi Kuesioner 1. Kualitas tidur Ordinal
tidur diketahui apabila bayi Baik jika
tidur ≥ 10 jam, tidak skor>75%
sering terbangun, 2. Kualitas tidur
tidak rewel saat akan Cukup, jika
tidur, bangun dengan skor 45-74%
keadaan segar dan 3. Kualitas tidur
ceria Kurang baik
jika skor
<44%

2. Baby Suatu pemijatan pada SOP


massage seluruh angggota
tubuh bayi, dimana
pelaksanannya sesuai
SOP. Teknik baby
massage :
1. Kaki
2. Perut
3. Dada
4. Tangan
5. Muka
6. Punggung
7. Gerakan-ogerakan
Peregangan

F. INSTRUMEN PENELITIAN

Alat bantu yang digunakan peneliti pada penelitiannya agar data dapat

terkumpul sistematis disebut instrumen penelitian (Notoatmodjo, 2014).

Kuisioner merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Sebelum

diberikan intervensi responden diukur terlebih dahulu pengeluaran kualitas

tidur kemudian diberikan intervensi (baby massage). Lembar selanjutnya


merupakan lembaran kuisioner guna mengukur kualitas tidur pada bayi.

Lembar kuesioner ini mengambil dari peneliti sebelumnya yaitu penelitian

Diantari (2018).

G. METODE PENGUMPULAN DATA

Pendekatan pada subjek serta proses pengumpulan data sesuai dengan

karakteristik yang ditentukan oleh peneliti disebut sebagai pengumpulan data

(Kurniawan & Agustini, 2021). Data dikumpulkan dengan beberapa cara,

yaitu:

1. Jenis Data

Data primer merupakan jenis data pada penelitian ini. Data rimer merupakan

data yang berasal dari tangan pertama. Data primer diperoleh dari subjek

penelitian secara langsung dengan alat pengambilan data (Hidayat, 2020).

Responden memperoleh secara langsung pada data primer dalam penelitian

ini, yakni saat penelitian yaitu data-data terkait kualitas tidur sebelum dan

sesudah intervensi melalui lembar kuesioner.

2. Teknik Pengumpulan data

Tahapan pada pengumpulan data ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap awal dan perizinan

1) Menentukan permasalahan, tempat, subjek, judul serta tujuan dan

manfaat penelitian. Peneliti akan memberikan surat izin dari

universitas kepada pihak tempat penelitian (Posyandu Mekar 7 RW 04

Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang).


2) Perizinan yang disetujuim maka peneliti akan melaksanakan studi

pendahuluan terkait penelitian yang akan dilakukan.

3) Studi pendahuluan dilakukan di Posyandu Mekar 7 RW 04 Desa

Tunjung Kecamatan Jatilawang untuk mengetahui data jumlah bayi

usia 0-6 bulan.

4) Setelah melakukan studi pendahuluan, selanjutnya peneliti menyusun

proposal skripsi dan melakukan ujian seminar proposal skripsi.

b. Tahap pengambilan data dilakukan dengan cara

1) Permohonan izin dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto ke

Dinas Kesehatan, DPMPPSP dan tempat dilakukan di Posyandu

Mekar 7 RW 04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang yang akan

dijadikan tempat penelitian.

2) Setelah mendapat izin peneliti melakukan koordinasi dengan pengurus

puskesmas tentang maksud dan tujuan penelitian, kriteria sampel yang

akan diambil dan proses penelitian.

3) Peneliti melakukan pemilihan responden dengan cara melakukan

random dengan teknik arisan yang disaksikan oleh pihak pengurus

posyandu sampai didapatkan jumlah responden yang sesuai.

4) Setelah mendapatkan nama-nama responden yang akan dijadikan

sampel peneliti meminta alamat rumah responden, setelah

mendapatkan alamat responden yang telah dipilih.


5) Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan memperkenalkan diri

sendiri pada responden penelitiannya serta memaparkan tujuan

penelitiannya.

6) Sebelum melakukan proses pengambilan data, peneliti terlebih dahulu

memberikan kepada responden informed consent serta memaparkan

tujuan serta maksud penelitian sebagai bukti persetujuan responden.

Responden akan menjelaskan cara mengisi kuisioner serta

menganjurkan responden untuk bertanya jika terdapat pertanyaan atau

pernyataan yang tidak dapat dipahami.

7) Peneliti akan mengajukan kontrak waktu dengan responden. Peneliti

melakukan pengukuran kualitas tidur dengan menggunakan kuesioner.

8) Setelah itu bayi diberikan intervensi baby massage selama 2 x.

9) Melakukan pengukuran kembali terkait kualitas tidur dengan

kuesioner setelah diberikan intervensi baby massage selama 2 x

c. Tahap Akhir atau Pengolahan Data

1) Peneliti melakukan pengecekan kelengkapan pengisian lembar

kuesioner.

2) Lembar kuesioner yang telah diisi secara lengkap selanjutnya diolah

dan dianalisis oleh peneliti.

3) Pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dari tahap editing,

scoring, coding, entry data dan tabulating.

H. METODE ANALISA DATA

1. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2018), Pengolahan data penelitian tentunya

menggunakan proses statistik yaitu dengan cara:

a. editing

editing proses pengolahan data dimana peneliti akan melakukan

pemeriksaan kembali apakah data tersebut benar atau tidak. Peneliti akan

melakukan pemeriksaan kembali ditempat pengumpulan data, jawaban

yang diisi akan dicek kembali kelengkapannya, jika terdapat kesalahan

dan kekurangan makan untuk segera dilengkapi, lalu peneliti akan

menjumlah kuisioner dan dikoreksi.

b. Scoring

Scoring dalam penelitian ini adalah kegiatan pemberian skor pada

kuesioner jawaban responden yang terdapat dalam kuesioner untuk dapat

melakukan kegiatan penilaian kategori terhadap hasil jawaban kuesioner

responden. Scoring dalam penelitian digunakan untuk kuesioner kualitas

tidur sebagai berikut:

1) Jika responden menjawab “Ya” diberi skor 1

2) Jika responden menjawab “Tidak” diberi skor 0

c. Coding

Data yang diperoleh lalu diberikan kode agar pengolahan data

berjalan dengan mudah. Kode diberikan ketika entry data menggunakan

komputer. Pemberian coding pada penelitian digunakan untuk variabel

kualitas tidur sebagai berikut:

1) Kualitas Tidur kurang diberikan kode 1


2) Kualitas Tidur Cukup diberikan kode 2

3) Kualitas Tidur Baik diberikan kode 3

d. Entry Data

Memasukan data ke dalam tabel komputer disebut sebagai entry

data yang kemudia akan dibuat distribusi frekuensi sederhana dengan

membuat tabel. Peneliti akan memasukkan jawaban responden pada

kuisioner kedalam tabel yang nantinya akan dihitung.

e. Tabulating

Tabulating merupakan tahap meringkas jawaban pada satu tabel,

dengan memberikan kode pada jawaban responden. Data mentah akan

diberikan penataan yang nantinya akan disusun ke tabel.

f. Cleaning

Pengecekan pada data kembali yang sebelumnya sudah

dimasukkan untuk mendeteksi apakah terdapat kesalahan atau tidak

disebut sebagai cleaning. Peneliti akan melakukan pengecekan pada data,

apabila terdapat kesalahan dapat diperbaiki segera.

2. Analisis Univariat

Langkah terakhir dari suatu penelitian adalah melakukan analisa data.

Analisis data dilakukan secara bertahap dan dilakukan melalui proses

komputerisasi (Notoatmodjo, 2018). Analisis data dalam penelitian ini

meliputi:
a. Analisis Univariat

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel

dalam penelitian ini. Uji statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui

gambaran umum atau karakteristik data yang digunakan dalam penelitian

ini (Sugiyono, 2016). Analisis univariat dalam penelitian ini yang

digunakan untuk melihat data skala kategorikal (nominal-ordinal)

menggunakan distribusi frekuensi. Setelah data didapatkan maka

dilakukan perhitungan persentase dengan rumus:

F
P= x100%
N

Keterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Jumlah sampel

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga memiliki hubungan atau pengaruh (Notoatmodjo

2018). Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh

dalam penelitian ini dimana skala data dalam penelitian ini menggunakan

data kategorik yaitu dengan menggunakan wilcoxon. Rumus uji wilcoxon

sign rank test adalah sebagai berikut


Dimana:

N = banyak data yang berubah setelah diberi perlakuan berbeda

T = jumlah renking dari nilai selisih yang negatif (apabila banyaknya

selisih yang positif lebih banyak dari banyaknya selisih negatif)

Menurut Sugiyono (2016), dalam pengambilan keputusan

berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut :

1) Ha diterima jika p-value ≤ α (0,05) untuk taraf signifikan 5% berarti

terdapat pengaruh.

2) Ha ditolak jika p-value > α (0,05) untuk taraf signifikan 5% berarti

tidak terdapat pengaruh.

I. ETIKA PENELITIAN

Nursalam menyatakan etika penelitian terbagi menjadi 3 jenis ialah:

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Peneliti berusaha untuk tidak membahayakan responden, sehingga

peneliti memberikan intervensi berupa baby massage dan menggunakan

lembar kuesioner untuk mengumpulkan data penelitian agar tidak terjadi

resiko yang membahayakan responden.

b. Bebas dari eksploitasi

Peneliti akan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan


responden. Peneliti akan menjelaskan jawaban responden akan dijaga

dengan baik oleh peneliti serta tidak disebarluaskan. Selama penelitian

berlangsung, responden akan diminta untuk mendapatkan invervensi dari

peneliti dalam keadaan yang sesadar-sadarnya.

c. Risiko

Peneliti akan melakukan pertimbangan keuntungan serta resiko yang

dapat muncul pada penelitian, meskipun peneliti memberikan intervensi

berupa baby massage. Data diambil dengan kuisioner agar terhindar dari

resiko yang merugikan responden.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a. Hak untuk bersedia menjadi responden atau tidak

Responden akan dilakukan secara manusiawi. Peneliti akan menjelaskan

bahwa responden berhak membuat keputusan untuk menolak menjadi

responden, tidak mendapat sanksi serta berhak memutuskan untuk

bersedia.

b. Hak mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

Peneliti akan menjelaskan dengan rinci serta tidak ada hal apapun yang

ditutupi dari responden. Peneliti akan menjelaskan tujuan dan maksud

penelitian ini.

c. Informed consent

Peneliti akan menjelaskan secara detail tentang tujuan dan maksud

penelitian ini. responden juga memiliki hak untuk bersedian serte

menolak untuk berpartisipasi pada penelitian ini. informed consent juga


menjelaskan jika data hanya digunakan untuk mengembagkan ilmu

pengetahuan.

3. Prinsip Keadilan

a. Hak mendapat perilaku adil

Peneliti akan bersikap adil tidak membedakan responden satu dengan

yang lain. Pada saat penelitian berlangsung peneliti juga akan

menerapkan jika ternyata calon responden menolak menjadi responden

peneliti akan bersikap adil pada responden.

b. Hak menjaga kerahasiaan

Responden pada penelitian ini memiliki hak untuk dijaga kerahasiaannya

seperti tidak mencantumkan nama serta rahasia. Kuisioner yang

digunakan ketika penelitian tidak dicantumkan identitas responden.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini tentang “pengaruh baby massage terhadap kualitas

tidur pada bayi di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan

Jatilawang” telah dilaksanakan pada Juli 2022 sample sebanyak 18 responden

yaitu:

1. gambaran karakteristik pada bayi berdasarkan jenis kelamin, usia serta

durasi tidur di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan

Jatilawang
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Bayi Berdasrkan Usia,
Jenis Kelamin, dan Durasi Tidur Di Posyandu Mekar 7
RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang (N: 18)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)


Usia
a. 1 bulan 1 5.6
b. 2 bulan 3 16.6
c. 3 bulan 4 22.2
d. 4 bulan 3 16.6
e. 5 bulan 5 27.8
f. 6 bulan 2 11.2
Jenis Kelamin
a. Laki-Laki 11 61.1
b. Perempuan 7 38.9
Durasi Tidur
a. < 10 jam 7 38.9
b. ≥ 10 jam 11 61.1
Total 18 100

Tabel 4.1 menjelaskan tentang distribusi karakteristik responden,

dimana responden paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11

responden (61,1%) dengan usia responden paling banyak adalah 5 bulan dan

memiliki durasi tidur ≥ 10 jam/hari sebanyak 11 responden (61.1%).

2. Gambaran kualitas tidur bayi sebelum dan sesudah diberikan baby massage

di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Bayi Sebelum Dan


Sesudah Diberikan Baby Massage Di Posyandu Mekar 7
RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang (N: 18)

Sebelum Sesudah
Kualitas Tidur
n % n %
1. Baik 0 0 18 100
2. Buruk 1 5.6 0 0
3. Kurang 17 94.4 0 0
Total 18 100 18 100
Tabel 4.2 menjelaskan tentang kualitas tidur anak sebelum diberikan

baby massage sebagian besar adalah kurang sebanyak 17 responden

(94.4%) dan sesudah diberikan baby massage semuanya dengan dilakukan

2x pemijatan adalah baik sebanyak 18 responden (100%).

3. Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi di Posyandu

Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang

Tabel 4.3 Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada


Bayi di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan
Jatilawang (n: 18)

Kualitas Tidur Sesudah


Kualitas Tidur
Baik Cukup Kurang p value
Sebelum
n % n % n %
1. Baik 0 0 0 0 0 0
2. Cukup 1 5.6 0 0 0 0 0.0001
3. Kurang 17 94.4 0 0 0 0
Total 18 100 0 0 0 0

Tabel 4.3 menjelaskan kualitas tidur anak mengalami peningkatan

sabelum dan sesudah dilakukan 2x pemijatan sebanyak 18 responden dan

tabel 4.3 menjelaskan bahwa baby massagae berpengaruh pada kualitas tidur

bayi di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang

dibuktikan dengan p-value 0,0001 < 0,05.

B. PEMBAHASAN

1. Gambaran karakteristik bayi berdasarkan usia, jenis kelamin dan durasi

tidur di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang

Distribusi karakteristik pada penelitian ini adalah responden paling

banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 responden (61,1%) dengan


usia responden paling banyak adalah 5 bulan dan memiliki durasi tidur ≥ 10

jam/hari sebanyak 11 responden (61.1%).

Usia merupakan salah satu jenis faktor yang berpengaruh pada

kualitas tidur bayi, usia yang semakin tua akan berpengaruh pada kualitas

tidur dimana kualitas tidur akan menjadi buruk. Bayi baru lahir higga usia 2

bulan memiliki durasi tidur selama 15-17 jam perhari. Bayi usia 4 bulan

memiliki pola tidur yang hampir sama dengan orang dewasa. Dewi

mengataka dalam jurnal penelitiannya bahwa kondisi psikis, fisik serta

lingkungan dapat mempengaruhi jumlah tidur pada bayi. Setidaknya bayi

membutuhkan waktu 15,5 jam perhari untuk tertidur.

Faktor lain yang berpengaruh pada kualitas tidur adalah jenis kelamin,

dimana kebutuhan bayi berdasarakan jenis kelamin akan berbeda. Bayi laki-

laki memiliki keaktifan lebih besar dibandingkan perempuan dan

menyebabkan laki-laki lebih beresiko mengalami kelelahan fisik, sehingga

laki-laki memiliki kebutuhan pemijatan lebih besar dibandingkan

perempuan. Sehingga bayi laki-laki cenderung mengalami gangguan pada

tidurnya daripada bayi dengan jenis kelamin perempuan (Kusumastuti,

2019).

Durasi tidur bayi dalam penelitian ini tergolong kurang dimana

dengan sebagian besar responden memiliki usia < 6 bulan seharusnya

memiliki durasi atau lama tidur 14-15 jam/hari. Bayi baru lahir (BBL) pada

umumnya memerlukan sepanjang waktu untuk tidur dan pada usia 6 bulan

bayi akan tertidur 14-15jam perhari (Motors & Europe, 2016). Tiap
kelompok usia memiliki durasi tidur yang berbeda tergantung pada faktor

psikis, fisik dan lingkungan. Bayi berusia 6-9bulan membutuhkan 14 jam

perhari untuk tidur dan dapat tertidur selama 7 jam sekali. Bayi

membutuhkan tidur siang sebanyak 1-2 kali yakni pada pagi dan sore hari.

bayi berusia 9-12 bulan memilik durasi tidur 12jam pada malam hari,

dengan tidur siang sebanyak 2 kali dengan durasi 1 jam sekali (Fathonah,

2019).

2. Gambaran kualitas tidur sesudah dan sebelum diberikan baby massage di

Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang

Penelitian ini menjelaskan tentang kualitas tidur anak sebelum

diberikan baby massage sebagian besar adalah kurang sebanyak 17

responden (94.4%) dan sesudah diberikan baby massage semuanya dengan

dilakukan 2x pemijatan adalah baik sebanyak 18 responden (100%).

Sebelum dilakukan baby massage menujukkan bahwa kualitas tidur

bayi dalam kategori kurang. Bayi yang mengalami kualitas tidurnya

terganggu sehingga akan mempengaruhi pada perkembangan kognitif dan

fisik pada bayi, dimana perkembangan tersebut merupaka indikator

perkembangan pada anak yaitu kemampuan berpikir pada bayi saat beranjak

dewasa. Bayi merupakan masa dimana tumbuh kembang terjadi sehingga

bayi membutuhkan kualitas pada tidurnya dengan baik. Tidur bermanfaat

untuk proses pematangan pada otak. Proses tersebut berjalan pada saat bayi

tertidur pada tahap REM atau bisa dikatakan tidur bermimpi. Kematangan

otak dibutuhkan bayi untuk belajar mermacam hal (Candraini, 2019).


Kualitas tidur yang kurang salah satunya ditandai dengan kurangnya

durasi tidur bayi. Bayi baru lahir memerlukan sepanjang waktu untuk

tertidur, setelah 6 bulan bayi akan tertidur selama 13jam perhari (Motors &

Europe, 2016). Usia 2 tahun membutuhkan 12 jam untuk tidur berikut tidur

siang. Usia 4 tahun memiliki waktu 10-12 jam perhari untuk tidur. Usia

remaja memiliki durasi 9jam perhari (Gregory, 2012). Kualitas tidur yang

buruk pada bayi dapat menyebabkan beberapa masalah seperti gangguan

pada pertumbuhan fisiknya, kekebalan tubuh menurun serta gangguan

perkembangan otak bayi. (Geometry et al, 2011).

Sejalan dengan penelitian Khasanah yang berjudu Pengaruh pijat bayi

terhadap pola tidur pada bayi usia 3-6 bulan didapatkan hasil 33,33%

responden memiliki kualitas tidur yang buruk dimana anak mengalami 3

kali lebih terbangun ketika pada malam hari. Sejalan dengan penelitian

Rohmawati tentang pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur pada

bayi dengan usia 3-12 bulan yang menghasilkan bahwa jumlah responden

sebanyak 22 responden diperoleh hasil responden dengan kualitas tidur yang

kurang dengan persentase sebanyak 40%.

Setelah bayi diberikan terapi baby massage seluruh responden

memiliki tidur dengan kualitas yang baik (100%). Kualitas tidur yang baik

akan terjadinya proses sekresi 75% hormon dalam tubuh anak, dimana

berfungsi untuk merangsang pertumbuhan jaringan dan tulang serta

mengatur metabolisme dalam tubuh, seperti otak. Hormon tersebut juga

berfungsi untuk memperbarui serta memperbaiki seluruh sel dalam tubuh.


proses ini akan berlangsung dengan cepat saat bayi tertidur dibandingkan

dengan bayi saat terjaga. Otak bayi usia tahun awal akan mengalami

pertumbuhan 3 kali lebih besar dari ketika bayi lahir, setara dengan 80%

dari otak orang dewasa (Ifalahma, 2016).

Kualitas tidur bayi yang baik setelah diberikan terapi baby massage

sehingga bayi akan tertidur dengan nyenyak yang bermanfaat untuk

meningkatkan konsentrasi dan kesiagaan, karena pijat akan membuat

gelombang otak berubah, dimana gelombang alpha akan menurun serta

gelombang beta dan tetha meningkat (Suprihatin et al., 2014). Baby

massage adalah gerakan berupa usapan yang lembut ke seluruh tubuh bayi

seperti perut, wajah, dada, punggung, tangan serta kaki. Pijat bayi atau

sering disebut terapi sentuh, merupakan jenis terapi yang dapat terjadinya

reaksi komunikasi antara ibu dengan anaknya dengan nyaman dan aman

(Riksani, 2014).

3. Pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur pada bayi di Posyandu

Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas tidur

anak sabelum dan sesudah dilakukan 2x pemijatan sebanyak 18 responden

dan adanya pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur pada bayi di

Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang dibuktinag

dengan p-value 0,0001 < 0,05. Peneliti berasumsi bahwa pijat bayi berfungsi

dalam peningkatan kualitas tidur pada bayi, dimana bayi akan tertidur

dengan mudah pada malam hari serta merasakan lebih bugar ketika
terbangun pada pagi hari, dengan tidur siang sampai sore memiliki durasi

yang tidak berlebih.

Menurut Riksani (2014) bahwa baby massage merupakan cara yang

berfungsi untuk memenuhi kenutuhan tidur. Baby massage akan membuat

bayi tertidur dengan lelap dan daya konsentrasi akan meningkat ketika

terbangun. Saat pemijatan makan jormon oksitosin akan dilepaskan oleh

hipotalamus. Pituary akan diperintah oleh hipotalamus untuk melakukan

sekresi oksitosin, sehingga bayi akan nyaman, lebih tenang serta frekuensi

menangis akan berkurang. Selain itu, Baby massage membantu merangsang

kekebalan tubuh (system imun) yang berfungsi untuk melawan proses

infeksi. Teknik baby massage berfungsi untuk menghilangkan masuk angin,

mulas serta sulit BAB. Pijat bayi atau sering disebut terapi sentuh

merupakan terapi dimana akan terjadi proses komunikasi antara ibu dengan

anaknya dengan aman dan nyaman. Sebagian besar pijat dimulai pada

minggu pertama kehidupan (82%), itu secara luas dipandang sebagai praktik

tradisional. Pemijatan bayi dilakukan sekali sehari (77%%), sebelum mandi

(77%), dan setelah menyusui (57%).

Sentuhan pijat pada jaringan otot akan memperlancar peredaran darah,

saraf motorik terangsang dengan baik, membantu sistem pencernaan,

memperbaiki pola tidur, ketenangan emosional akan meningkat serta otot

akan pulih secara otomatis sehingga organ tubuh akan meningkat dengan

baik (Roesli, 2016). sejalan dengan penelitian Yunarsih dan Rahayu (2021)

menunjukkan bahwa 5 responden (15,2%) mengalami tidur yang cukup


sebelum diberikan terapi pijat, dan 21 responden (63,6%) memiliki durasi

yang cukup setelah diberikan terapi pijat.

Roekistiningsi mengatakan pada jurnal penelitiannya bahwa pijat

berfungsi untuk meningkatkan serotonin dalam tubuh dimana melalu proses

N-sentralisasi dan O-metilisasi serotonin akan diubah menjadi melatonin.

Hormon melatonin adalah jenis hormon sintesis yang akan disekresi oleh

kelenjar pineal yang akan disebarkan ke tubuh. Tidur dalam keadaan gelap

akan meningkatkan sekresi melatonin sehingga SCN dan wake promoting

signal akan tertekan sehingga kesadaran akan ditahan dan dorongan untuk

tidur akan terhambat. Melatonin pada proses tidur berfungsi untuk

menurunkan sleep oncet latency melalui sleep witch model sehingga

keadaan tidur ketika malam hari akan lebih lama dan lelap.

Terapi pijat bayi berfungsi untuk pertumbuhan pada anak, dimana

ketika pemijatan akan terjadi rangsangan pada hormon beta endorfin,

produksi serotonin meningkat, atktivitas nervus vagus serta gelombang otak

mengalami perubahan (Aji, 2016). Suprihatini et al, 2019 menyatakan terapi

pijat pada bayi bermanfaat pada kualitas tidur akan meningkat sehingga bayi

akan merasa rileks. Selain itu tidak hanya pada bayi sehat saja tetapi pada

bayi dengan keluhan flu batuk kualitas tidur akan meningkat dinyatakan

oleh Matina et al., pada tahun 2015 dengan studi nya yang berjudul

Effectiveness Of Massage Therapi On Respiratory Status Amon Toddler

With Lower Respiratory Tract Infection.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan pada penelitian yang telah dilakuka penelitia ialah:


1. Distribusi karakteristik bayi di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung

Kecamatan Jatilawang sebagian besar memiliki usia 5 bulan (27.8%),

memiliki jenis kelamin laki-laki (61.1%) dan memiliki durasi tidur ≥ 10

jam/hari (61.1%).

2. Kualitas tidur bayi di Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan

Jatilawang sebelum diberikan baby massage sebagian besar adalah kurang

(94.4%) dan sesudah diberikan baby massage semuanya adalah baik

(100%).

3. Terdapat pengaruh baby massage terhadap kualitas tidur pada bayi di

Posyandu Posyandu Mekar 7 RW04 Desa Tunjung Kecamatan Jatilawang

(p-value 0,0001 < 0,05)

B. SARAN

1. Bagi Orang Tua

Hasil pada penelitian ini mampu memberikan pengetahuan dan

informasi kesehatan tentang tatacara serta manfaat dari Baby spa pada bayi,

sehingga orang tua dapat melakukan sendiri teknik Baby spa.

2. Bagi Institusi Kesehatan

Hasil pada penelitian ini disarkan mampu dijadikan sebagai pustaka

guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi bidan mengenai

perlakuan Baby spa untuk mencapai kuantitas dan kualitas tidur pada bayi
3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam

pengembangan penelitian dan memperluas materi khususnya mengenai

fakto yang mempengaruhi kualitas tidur seperti gangguan kesehatan dan

lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai