Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Disusun Oleh:
WITNA HASTITI
2211040085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
1. Konsep Kebutuhan Nutrisi

a. Definisi / deskripsi kebutuhan nutrisi.

Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi adalah
substansi organik dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004).
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai
proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008).
Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat
dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.
Enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1) Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh

2) Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang


dan otot
3) Mengatur proses tubuh.
b. Anatomi dan fisiologi system pencernaan

1) Rongga oral

a) Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.


b) Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau
ditelan, untuk pengecapan dan dalam produksi wicara.
c) Kelenjar saliva : melarutkan makanan secara kimia, melembabkan
dan melumasi makanan, sekresi amilase untuk mengurang zat
tepung menjadi polisakarida dan maltosa, sebagai zat buang,
membersihkan rongga oral dan membantu memelihara kesehatan
oral serta mencegah kerusakan gigi.
d) Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian kecil
dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus
makanan yang dapat ditelan.
2) Faring : berperan dalam proses menelan.

3) Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui


gerak peristalis.
4) Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein,
produksi mukus, produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vit. B12),
absorpsi.
5) Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri proses
pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses
ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu
empedu dalam hati, secara selektif mengabsorpsi produk digesti.
6) Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolitdari
kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa
semi padat.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system pencernaan.

➢ Diet

Diet yang sembaranga dapat mempengaruhi kerja sistem pencernaan


sehingga terjadi gengguan dalam mencerna nutrisi dan akhirnya proses
pencernaan tida optimal dalam melakukan fungsinya. Diet yang dapat
mempengaruhi sistem pencernaan antara lain adalah makanan pedas, asam
dan bersantan pekat.
➢ Penyakit

Sistem pencrnaan adalah organ yang paling sering di lalui oleh benda-
benda dari luar tubuh misal makanan, sehingga sangat rentan sekali
terkena gangguan apabila sistem pertahanan tubuh tidak adekuat. Tidak
heran jika banyak terjadi gangguan pada sistem pencernaan karena hal
tersebut yang kita tidak tahu dan menyadari berapa banyak kuman yang
masuk kedalam sistem pencernaan kita.
➢ Bahan kimia

Sering kita memasukan bahan kimia kedalam mulut kita baik disengaja
maupun tidak disengaja, dan melukai salah satu organ di rongga mulut dan
bahkan masuk sampai organ pencernaan bagian dalam sehingga
mengakibatkan fungsi organ tersebut mengalami gangguan.
d. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system pencernaan.

 Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja bakteri
pada karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang pada
waktunya menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi.
 Kanker rongga mulut

 Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya peristaltik esofagus distal
disertai dengan kegagalan sfingter esofagus untuk rileks dalam respon
terhadap menelan.
 Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang
sembrono.
 Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam
dinding mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
 Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih
dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan
konsistensi (feses cair)
 Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan membran serisa rongga
abdomen dan meliputi visera.
2. Rencana Asuhan Keperawatan Kliean dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi

a. Pengkajian

1) Riwayat keperawatan

a) Keluhan utama

Klien mengatakan merasa mual, muntah, BAB lebih dari 5x/hari


dengan konsistensi cair, nafsu makan menurun/meningkat, mengalami
penurunan/peningkatan BB.
b) Keluhan sekarang

Klien merasa lemas dan tidak nafsu makan, mual, muntah. Nafsu
makan meningkat dan mudah merasa lapar.

c) Keluhan masa lalu

Klien pernah menderita gangguan sistem pencernaan.


2) Pemeriksaan fisik : data fokus

- Penampilan umum dan vitalitas : Apatis, lesu, tampak lelah

- Berat badan : Berat badan kurang atau berlebih

- Rambut : Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh

- Kulit : Kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen, ada


petekia atau memar, lemak subkutan sedikit
- Kuku : Rapuh, pucat, bentuk seperti sendok

- Mata : Kering, konjungtiva pucat atau merah, kornea lembut

- Lidah : Berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak,


ukuran lidah bertambah atau berkurang
- Bibir : Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir
- Gusi : Bengkak, meradang, mudah berdarah, berbentuk seperti spon
- Otot : Tonus buruk, lembek dan tidak berkembang
- Sistemkardiovaskular:Frekuensi nadi meningkat, TD meningkat,
trama jantung abnormal (ireguler)
- Sistem pencernaan : Anoreksia, indigesti, diare, konstipasi

- Sistem persarafan : Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang


perhatian, bingung
3) Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Hb
b. Pemeriksaan
Albumin (3,5-4,5
gr/dl)
c. Rontgen
d. TG (<150 mg/dl)
e. Kolesterol (<200
mg/dl)
f. HDL (>50 mg/dl)
g. LDL (<130 mg/dl)

b. Diagnosa keperawatan yang mungkin


muncul

Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Intake


nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

Batasan karakteristik

➢ Berat badan dibawah ideal lebih dari 20%

➢ Melaporkan intake makanan kurang dari kebutuhan yang dianjurkan


➢ Konjungtiva dan membran mukus pucat

➢ Lemah otot untuk menelan atau mengunyah

➢ Luka, inflamasi pada rongga mulut

➢ Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan

➢ Melaporkan kurang makan


➢ Melaporkan perubahan sensasi rasa

➢ Tidak mampu mengunyah makanan

➢ Miskonsepsi

➢ Penurunan berat badan dengan intake makanan adekuat

➢ Enggan makan

➢ Kram abdominal

➢ Tonus otot buruk

➢ Nyeri abdomen patologi atau bukan

➢ Kerusakan minat terhadap makan

➢ Pembuluh kapiler rapuh

➢ Diare atau steatorea

➢ Kehilangan rambut banyak

➢ Suara usus hiperaktif

➢ Kurang informasi, misinformasi

Faktor yang berhubungan


Tidak mampu dalam memasukkan,mencerna, mengabsorpsi makanan
karena faktor biologi, psikologi, atau ekonomi.
Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan, yaitu intake
nutrisi melebihi kebutuhan

Batasan karakteristik

➢ Tebal kulit trisep >25 mm pada wanita dan >15 mm pada laki- laki
➢ Berat badan 20% diatas ideal

➢ Respon makan karena eksternal (situasi sosial, waktu)

➢ Melaporkan disfungsi pola makan (misal memasang makan dengan


aktivitas lain)
➢ Tingkat aktivitas menetap

➢ Konsentrasi intake makanan pada menjelang malam

Faktor yang berhubungan

Intake berlebih dalam hubungan dengan metabolisme tubuh

h. Perencanaan

Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

i. Tujuan dan kriteria hasil


Tujuan:
- Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi sesuai dengan tingkat aktivitas
dan kebutuhan metabolik.
Kriteria hasil:

- Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

- Peningkatan BB

- Prtambahan LLA

- Menghabiskan porsi makanan yang diberikan

ii. Intervensi keperawatan dan rasional


Intervensi Rasional
1. Kaji faktor penyebab 1. Penyebab dapat memudahkan
untuk menentukan intervensi yang
tepat
2. Monitor TTV 2. Nadi dan TD meningkat dapat
menendakan hipoglikemi.
3. Jelaskan perlunya konsumsi 3. Asupan utrisi kompeks yang
karbohidrat, lemak, protein, adekuat berperan dalam
vitamin, mineral dan cairan. memenuhi kebutuhan energi dan
menjaga keseimbangan tubuh.
4. Diskusikan bersama klien 4. Rasa mual dapat menurunkan
kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan.
nafsu makan.
5. Timbang BB 5. Peningkatan BB menunjukan
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
6. Lakukan oral hygiene 6. Mulut yang bersih dan sehat dapat
meningkatkan selera makan.
7. Inspeksi konjungtiva, mukosa 7. Nutrisi yang adekuat dapat
bibir ditandakan dengan konjungtiva
dan mukosa bibir lembab dan
berwarna merah muda.
8. Tawarkan makanan dalam jumlah 8. Makan yang berlebih akan
sedikit tapi sering. menimbulkan rasa mual dan
muntah.
9. Konsultasikan dengan ahli gizi 9. Mencegah komplikasi jika ada
untuk menetapkan kebutuhan penyakit penyerta.
kalori harian dan jenis makanan
yang sesuai bagi klien.
10. Kolaborasi untuk pemberian 10. Klien dengan gangguan rongga
nutrisi melalui NGT. oral an esofagus tidak dapat
mengunyah dan menelan
makanan.
11. Kolaborasi untuk pemberian 11. Pada pasien gangguan usus halus
nutrisi intravena. terjadi hambatan dalam absorpsi
nutrisi.
Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan

1) Tujuan dan
kriteria hasil
Tujuan :
- Menurunkan BB dalam batas
normal/ideal Kriteria hasil :
- Menjelaskan alasan peningkataan asupan nutrisi

- Penurunan BB

- LLA berkurang

2) Intervensi keperawatan dan rasional

Intervensi Rasional
1. Kaji adanya faktor penyebab 1. Penyebab dapat memudahkan
peningkatan berat badan. untuk menentukan intervensi yang
tepat.
2. Timbang BB 2. Mengukur setiap perubahan BB
secara berkala.
3. Ajarkan teknik-teknik modifikasi 3.
prilaku untuk mengurangi asupan
kalori, seperti :
- Jangan makan pada saat - Makanan selingan
melakukan kegiatan lain menambah kalori secara
tidak disadarai dan akan
terjadi penumpukan lemak
secara berlebih.
- Minum satu gelas air - Mnstimulus reseptor
sesaat sebelum makan kenyanga agar tidak
mekan secara berlebihan.
- Kurangi porsi makanan
tambahan, makanan - Makanan berlebih
berlemak, makanan manis mengakibatkan
dan alkohol penyimpanan energi
berupa lemak yang
- Siapkan makanan dalam berlebih.
porsi kecil yang hanya - Kebutuhan energi sesuai
cukup untuk satu kali kebutuhan mencegah
makan dan buang sisanya penyimpanan kalori
4. Instruksikan klien untuk berlebih.
memperbanyak aktivitas guna 4. Kalori yang menumpuk berisiko
membekar kalori. tinggi terkena penyakit
5. Konsultasikan dengan ahli gizi kardiovaskular.
untuk menetapkan kebutuhan 5. Diet tinggi protein dan tinggi serat
kalori harian dan jenis makanan dapat membantu dalam program
yang sesuai bagi klien. penurunan berat badan.
DAFTAR PUSTAKA

➢ Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar


Manusia. Jakarta
: EGC
➢ NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa keperawatan
➢ Sloane, Ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.

➢ Bare, Brenda G.,(2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner


& Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai