Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

S DENGAN DIABETES HEREDITER

Disusun Guna Memenuhi Tugas :


Mata Kuliah : Praktik Early Exposure Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing : Ns. Samudra Prihatin HB, S.Kep.,M.Ed

Disusun Oleh:

Nim : 1811020211
Nama : Ghina Nabila Dwi Pangestu
Kelas : 6D Keperawatan S1

JURUSAN KEPERAWATAN S-1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
PENGKAJIAN

A. Data Umum
Nama Kepala Keluarga : Tn. S
Usia : 49 Tahun
Alamat da Telepon : Dukuh babadan Rt 01 Rw 01 Desa Semut
Kecamatan Wonokerto , Kabupaten Pekalongan ,
Jawa Tengah
Pekerjaan Kepala Keluarga : Wirausaha
Pendidikan Kepala Keluarga : SLTA
Komposisi Keluarga Dan Genogram :

Komposisi Anggota Keluarga

No Nama Jenis Kelamin Hubungan umur Pendidikan Pekerjaan


1 Ny E Perempuan Istri 48 Th SLTA IRT
2 Tn R Laki-laki Anak 20 Th SMK Marketing
3 An R Laki-laki Anak 14 Th SMP Siswa

Genogram

DM

Ny. E Tn.S
(48 th) (49 th)

An.A Tn.R
(14 th) (20 th)
Tipe Keluarga : Keluarga Inti ( Nuclear family )
Latar Belakang Budaya Dan Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Status Sosial Ekonomi Keluarga : Sumber pendapatan keluarga di peroleh dari Tn. S
yang bekerja sebagai sopir dan anak pertamanya
yaitu Tn. R yang sudah cukup umur dan bekerja
pada bagian marketing pada salah satu perusahaan
di Pekalongan. Tn. S dan Ny. E memiliki hobi
menanam bunga hiasan, hasil dari hobi tersebut
seringkali diperjual belikan sebagai tambahan
pendapatan keluarga.
Aktivitas Rekreasi Keluarga : Tempat rekreasi untuk mengisi kekosongan adalah
berkebun dan menonton televisi. Sesekali keluarga
berlibur ke pantai atau tempat wisata. Keluarga
mengatakan rekreasi penting untuk merefresh otak
dan badan dari selah kesibukan aktivitas sehari-hari.

B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tn. S memiliki 2 orang anak, anak yang pertama berumur 20 tahun yang
sudah bekerja sebagai marketing dan anak kedua bersekolah di SMP kelas 8. Tn. S
dan Ny. E sudah mandiri sejak setelah menikah. Memiliki rumah sendiri dan
mencukupi kebutuhan sandang dan pangan dengan stabil sehinggan tidak mudah
terjangkit penyakit . Perkembangan kesehatan keluarga saat ini adalah Tn. S dengan
keturunan Diabetes Melitus yang diderita oleh ayahnya. Gula darah Tn. S naik turun
sehingga Tn. S harus bisa mengimbangi pola hidup dan dapat mengontrol manajemen
stress.

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Anak- anak Tn. S termasuk anak yang pekerja keras, ambisius dan cerdas
tetapi pada sisi lain malas untuk membantu mengurus rumah sehingga tergantung
dengan Ny. E.

3. Riwayat Keluarga Inti

Tn. S dan Ny. E menikah pada usia dewasa muda, yaitu Tn. S umur 24 tahun
dan Ny. E pada umur 23 Tahun. Tn. S memiliki riwayat diabetes mulitus sejak
memasuki umur 40 tahun, sedangkan Ny. E tidak mengalami penyakit yang serius ,
hanya saja pusing biasa, pegal , dan tidak sering. Tn. R memiliki riwayat tifus
abdominalis, An. R tidak pernah mengalami penyakit yang serius.

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Tn. S adalah anak ke empat dari 4 bersaudara, ayah dari Tn. S meninggal
dikarenakan diabetes melitus jangka panjang sehingga menjalar ke jantung.
Sedangkan Ny. E adalah anak tunggal. Orang tua dari Ny E masih utuh dan sehat wal
afiat dari ayah ataupun ibu Ny E.

C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah kepemilikan sendiri ukuran 8x6 m2 menghadap ke timur, jenis rumah
permanen dengan lantai keramik, keadaan rumah yaitu bersih dengan sumber
penerangan yang baik, ventilasi dan jendela pada setiap kamar, ruang tamu dan dapur
serta garasi. Sumber air menggunakan sumur bor dengan kualitas air tidak berbau,
tidak berasa dan tidak berwarna, jarak septic tank dengan rumah umum yaitu 10
meter. Sekitar 20 meter dari rumah Tn S adalah sungai kecil yang dipenuhi dengan
lumut dan air berhenti , air tidak bisa jalan karena tidak ada saluran.

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Rumah Tn. S masuk ke gang kecil yang dikelilingi kebun tanpa tumbuhan dan
sebelah kanan adalah rumah penduduk, jarak antara rumah Tn S dan tetangga adalah
sekitar 5 meter. Depan rumah Tn S adalah jalan setapak dengan cor untuk menuju
jalan utama. Mayoritas pekerjaan penduduk adalah nelayan , penduduk jarang
membersihkan selokan yang menyumbat sehingga hal ini mempengaruhi kesehatan
yaitu rawan malaria dan DBD, pelayanan kesehatan lumayan jauh sekitar 5 menit
untuk sampai ke puskesmas desa. Kejahatan yang sering terjadi adalah curanmor,
pencurian tanaman, dan burung hiasan.

3. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Tn. S sudah berdomisili di desanya , tidak berpindah ataupun
kontrak rumah.
4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat

Ny. E mengikuti grup pengajian di desanya dan setiap jumat mengadakan


ziarah makam, Ny. E juga anggota aktif PKK di desa. Tn. S sering mengikuti
musyawarah desa.
5. Sistem Pendukung Keluarga

Jika Tn. S jatuh sakit atau gula darah sedang tinggi, Tn. S bedrest total dan
periksa ke dokter andalan. Keluarga juga saling mendukung dan juga memberi
semangat kepada Tn. S.

Lampiran Form Penilaian Rumah Sehat

NO KOMPONEN NILAI BOBOT KETERANGAN NILAI


DAN ITEM YANG
YANG DIBERIKAN
DINILAI
A. KOMPONEN 2
RUMAH Aspek kebersihan dan keamanan
1). Langit- 0 *Tidak ada
langit 1 *Ada, kotor dan rawan kecelakaan
2 *Ada, bersih dan tidak rawan
kecelakaan
2). Dinding Aspek konstruksi 3
1 *Bukan tembok (terbuat dari
anyaman bambu atau ilalang)
2 *Semi permanen/setengah
tembok/pasangan bata atau batu yang
tidak kedap air
3
*Permanen (tembok, pasangan batu
bata atau batu yang diplester), papan
kedap air
3). Lantai Aaspek konstruksi 2
0 *Tanah
1 *Papan/anyaman bambu yang dekat
dengan tanah/plesteran yang
retak/berdebu
2 *Diplester/ubin/keramik/papan/rumah
panggung
4). Jendela Aspek kelengkapan 1
kamar tidur 0 *Tidak ada
1 *Ada
5). Jendela Aspek kelengkapan 1
ruang keluarga 0 *Tidak ada
1 *Ada
6). Ventilasi Aspek kelengkapan dan ukuran 2
0 *Tidak ada
1 *Ada, tetapi luasnya ≤ 10% luas
2 lantai
* Ada, tetapi luas ventilasi ≥ 10%
luas lantai
7). Sarana Aspek kelengkapan dan ukuran 2
pembuangan 0 *Tidak ada
asap dapur 1 *Ada, luas lubang ventilasi/asap
dapur ≤ 10% dari luas lantai dapur
2 *Ada, dengan lubang ventilasi ≥
10% luas lantai dapur (asap keluar
dengan sempurna atau ada exhaust
fan atau ada peralatan lain yang
sejenis)
8). Aspek kecukupan dan kegunaan 2
Pencahayaan 0 *Tidak terang, tidak bisa
dipergunakan
1 *Kurang terang, sehingga kurang
jelas untuk membaca normal
2 *Terang dan tidak silau sehingga
dapat dipergunakan untuk membaca
dengan normal
B. 15 31,25
SARANA 4
SANITASI Aspek ketersediaan, kepemilikan dan
1). Sarana air memenuhi syarat kesehatan
bersih 0 *Tidak ada
(SGL/SPT/KU 1 *Ada, bukan milik sendiri dan tidak
) memenuhi syarat kesehatan
2 *Ada, milik sendiri dan tidak
memenuhi syarat kesehatan
3
*Ada, bukan milik, sendiri dan
memenuhi syarat kesehatan
4
*Ada, milik sendiri dan memenuhi
syarat kesehatan
2). Jamban Aspek ketersediaan dan konstruksi 4
(Sarana 0 *Tidak ada
pembuangan 1 *Ada, bukan leher angsa, tidak ada
kotoran) tutup, disalurkan ke sungai/kolam
2 *Ada, bukan leher angsa, ada tutup
(Leher angsa), disalurkan ke sungai
atau kolam
3
*Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke septic tank
4
*Ada, leher angsa tertutup, septic
tank
3). Sarana Aspek ketersediaan dan konstruksi 3
pembuangan 0 *Tidak ada, sehingga tergenang tidak
air limbah teratur dihalaman rumah
(SPAL) 1 *Ada, diresapkan mencemari sumber
air (jarak dengan sumber air < 10m)
2 *Ada, dialirkan ke selokan terbuka
3 *Ada, diresapkan dan tidak
mencemari sumber air (jarak dengan
sumber air≥ 10m)
4 *Ada, dialirkan ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk diolah lebih
lanjut
4). Sarana Aspek ketersediaan 3
pembuangan 0 *Tidak ada
(Tempat 1 *Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak
sampah) ada tutup
2 *Ada, kedap air dan tidak tertutup
3 *Ada, kedap air dan tertutup
15 25
C. PERILAKU 2
PENGHUNI
1). Membuka Aspek kebiasaan

jendela kamar 0 *Tidak pernah di buka

tidur 1 *Kadang-kadang
2 *Setiap hari dibuka
2). Membuka Aspek kebiasaan 2
jendela ruang 0 *Tidak pernah dibuka
keluarga 1 *Kadang-kadang
2 *Setiap hari dibuka
3). Aspek kebiasaan 2
Membersihkan 0 *Tidak pernah dibuka
rumah dan 1 *Kadang--kadang
halaman 2 *Setiap hari
4). Membuang Aspek kebiasaan 2
tinja bayi dan 0 *Dibuang ke sungai/kebun/kolam
balita ke sembarangan
jamban 1 *Kadang-kadang dibuang ke jamban
2 *Setiap hari dibuang ke jamban
5). Membuang Aspek kebiasaan 2
sampah pada 0 *Dibuang, ke sungai/kebun/kolam
tempat sampah sembarangan
1 *Kadang-kadang dibuang ke tempat
sampah
2 *Setiap hari di buang ke tempat
sampah
10 43,75 1.256
HASIL PENILAIAN RUMAH SEHAT = JUMLAH TOTAL NILAI X BOBOT
STANDAR RUMAH SEHAT = 1068 – 1200, RUMAH TIDAK SEHAT = <1068

Denah Rumah

D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga Tn. S komunikatif dan kooperatif. Tn S dan Ny. E sangat welcome


terhadap orang baru. Anak pertamanya cenderung cuek dan berbicara seperlunya,
sedangkan anak ke 2 ekspresif dan cerewet.

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Selalu ada quality time untuk mengobrol , seperti pada makan malam dan
sedang menonton TV bersama. Jika terdapat masalah diselesaikan mandiri dulu,
apabila terasa sulit dan butuh masukan , anggota keluarga saling curhat dan memberi
solusi terbaik.

3. Struktur Peran

Tn. S sebagai kepala keluarga bijak dalam mengatur keluarga dan dapat
mencari nafkah. Tetapi jika Tn. S sedang drop maka kebutuhan tergantung dengan
anak pertama. Ny. E membantu perekonomian dengan menjual tanaman hias dan
anakke 2 fokus bersekolah.

4. Nilai atau Norma Keluarga


Keluarga Tn. S sangat menjunjung tinggi norma kesopanan, semua anggota
keluarga sangat menghormati orang lain, dan ketika berbicara sehari hari memakai
bahasa campuran jawa dan indonesia. Keluarga Tn. S tidak fanatik terhadap gerakan
organisasi islam yang dianutnya. Semua anggota keluarga toleran dan senang
bermasyarakat.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif

Anggota keluarga saling menyayangi dan mendukung satu sama lain, terlihat
dari kehangatan pada keluarga tersebut ketika berbincang dan bercanda. Tn. S
mendidik anaknya dengan pekerja keras, sehingga anak-anak tumbuh dengan rasa
tanggung jawab dan ambisius terhadap diri mereka.

2. Fungsi Sosialisasi

Tn. S dan Ny. E selalu mengajarkan untuk welcome dan ramah terhadap orang
lain, membantu jika ada orang yang membutuhkan baik kepada tetangga, teman
maupun saudara. Tn. S dan Ny. E juga ikut dalam kegiatan masyarakat, anak anaknya
pun berteman baik terhadap anak anak seumurannya.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan


Tn. S memiliki riwayat Diabetes Melitus yang hilang timbul. Gula akan
beranjak naik apabila Tn. S stress dan pola makan yang berantakan serta makan
makanan menandung gula yang kurang terkontrol. Jika ini terjadi Tn. S ditangani
sendiri dulu, jika sudah parah baru ke fasilitas kesehatan . Untuk memotong rantai
Diabetes Melitus, anak anak Tn. S sudah di ajari untuk mengatur pola hidup termasuk
makanan dan olahraga. Untuk penyediaan makanan 3x sehari Ny. E memasak sendiri
dan pasti terdapat protein nabati dan hewani, ketika anggota keluarga ada yang sakit ,
maka segera di urus dan dirawat dengan baik. Seringkali anggota keluarga memarahi
Tn. S karena tidak mengontrol makannya.

4. Fungsi Reproduksi
Tn. S sudah jarang melakukan hubungan seks , dan melakukan jika mau.

5. Fungsi Ekonomi

Keluarga Tn. S berkecukupan untuk memenuhu kebutuhan sandang, pangan


dan papan serta untuk biaya lain-lain.

Diagnosa : Ketidakpatuhan Berhubungan dengan Ketidakadekeuatan


pemahaman (Kurang Motivasi)

F. Stress Dan Koping Kelurga


1. Stressor dan Koping Keluarga

Tn. S dapat mengalami kekambuhan gula darah ketika stress dan bayak beban
pikiran. Sedangkan Ny. E dan Tn R adalah orang yang pemikir tapi dapat mengerti
apabila tubuh sudah berada pada puncak lelah. Untuk stressor jangka panjang Tn. S
khawatir akan riwayat penyakit diabetes melitusnya.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor

Ketika mengalami masalah seperti ada anggota keluarga yang sakit , Ny. E
langsung menangani dengan pengobatan aternatif ataupun dibawa ke dokter andalan
keluarga. Dalam hal jika masih dapat ditangani sendiri tidak diberi terapi fakmakologi.
Keluarga memahami hal tersebut, keluarga sering kali menghibur, membantu pekerjaan
dan seringkali Tn S mengajak keluarga untuk refreshing walaupun dekat dengan rumah.

3. Strategi Koping Yang Digunakan

Tn. S selalu memberikan solusi terbaik karena beliau tidak hanya berfokus dengan
stress tetapi juga akar masalah penyebab stres tersebut. Dukungan dari eksternal juga Tn
S gunakan seperti nenek , relasi dan teman dekat.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional
Jika ada anggota keluarga sakit , diharuskan bedrest total dirumah.

Diagnosa : Koping Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakcukupan persiapan


untuk menghadapi stresor

G. Pemeriksaan Fisik

No Aspek Yang Diperiksa Tn. S Ny. E Tn. R An. R


1. Tekanan Darah 130/100 120/100 110/80 100/70
Nadi mmHg mmHg mmHg mmHg
Respirasi Rate BB 75x/mnt 78x/mnt 70x/mnt 80x/mnt
GDS terakhir 22x/mnt 23x/mnt 22x/mnt 20x/mnt
145 mg/DL
2. Kepala dan leher Bersih, Bersih, sakit Bersih Bersih
 Rambut dan kulit beruban kepala
kepala keseluruhan

 Mata
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
Fungsi penglihatan
 Hidung Simetris, bersih Simetris, bersih Simetris, Simetris,
Fungsi penciuman dapat dapat bersih dapat bersih dapat
membedakan membedakan membedakan membedakan
bau kayu putih bau kayu putih bau kayu bau kayu
+ bawang + bawang putih + putih +
bawang bawang
 Telinga dan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
fungsi secret telinga , secret telinga , secret secret
pendengaran dapat dapat telinga , dapat telinga , dapat
mendengar mendengar mendengar mendengar
dengan jelas dengan jelas dengan jelas dengan jelas
 Mulut dan gigi Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
Otot-otot muka+mulut produksi air produksi air produksi air produksi air
liur cukup , liur cukup , liur cukup , liur cukup ,
otot rahang otot rahang otot rahang otot rahang
atas dan bawah atas dan bawah atas dan atas dan
kuat kuat, gigi bawah kuat bawah kuat,
sudah tanggal 3 gigi ompong
buah bagian
geraham,
tanggal
bagian depan
 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
3. Dada Dada simetris, Dada simetris, Dada Dada
tidak ada tidak ada simetris, tidak simetris, tidak
deformitas deformitas ada ada
dada, bunyi dada, bunyi deformitas deformitas
nafas vesikuler, nafas vesikuler, dada, bunyi dada, bunyi
suara jantung suara jantung nafas nafas
terdengar jelas terdengan jelas vesikuler, vesikuler,
S1 dan S2 S1 dan S2 suara jantung suara jantung
terdengan terdengan
jelas S1 dan jelas S1 dan
S2 S2
4. Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
disentri BU disentri BU disentri BU disentri BU
5. Ekstermitas
Kekuatan otot 55 55 55 55
Pergerakan sendi 55 55 55 55
Sensori
Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
normal, tidak normal, jika normal, tidak normal, tidak
memiliki hipertensi memiliki memiliki
keluhan pada kambuh nyeri keluhan pada keluhan pada
ektremitas atas seperti terbakar ektremitas ektremitas
dan bawah di tulang pada atas dan atas dan
ekstremitas bawah bawah
bawah
6. Genetalia BAB 1x/hari BAB 1x/hari BAB 1x/hari BAB 1x/2
BAB+BAK BAK lancar BAK lancar BAK lancar hari
4-5x sehari 2-3x sehari 2-3x sehari BAK lancar
2-3x sehari

Diagnosa : Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Berhubungan dengan Resistensi Insulin

H. Harapan Keluarga

Dengan adanya asuhan keperawatan keluarga, kesehatan anggota keluarga menjadi


terpantau dan jika terdapat gejala penyakit dapat terdeteksi dini sehingga mendapatkan
perawatan yang intens.

I. Analisa Data

Data Fokus Etiologi Problem


Data Subjektif :
Resistensi insulin Ketidakstabilan kadar
-Keluarga pasien glukosa darah
mengatakan Tn S memiliki
riwayat Diabetes melitus
saat memasuki umur 40
tahun
-Keluarga Tn S mengatakn
GDS naik turun
-Keluarga Tn S mengatakan
GDS terakhir 145 mg/dl
-Tn S mengatakan outout
BAK Tn S : 4-5x sehari

Data Objektif :
-Tn. S nampak segar dan
tidak ada keluhan

Data Subjektif : Ketidakcukupan persiapan Koping Tidak Efektif


-Keluarga mengatakan jika untuk menghadapi stresor
Tn. S sedang stres akan
mempengaruhi nilai GDS
-Keluarga mengatakan jika
pola makan tidak terkontrol
gula darah Tn S akan naik
-Keluarga mengatakan
sering memarahi Tn S jika
tidak mengontrol makannya

Data Objektif :
-Tn S cenderung keras
kepala

Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga


1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi urin
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan persiapan untuk
menghadapi stressor

Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga


1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi urin

No Kriteria Skala Bobot Skor Pembenarann


1 Sifat masalah Tn S sudah
Aktual (tidak/kurang sehat) 3 1 3/3 x 1 = 1 terjangkit DM sejak
Resiko 2 usianya memasuki
Potensial/sejatera 1 40 tahun
Keluarga
mengatakan GDS
naik turun
Jika drop , harus bed
rest total

2 Kemungkinan masalah Masalah untuk


dapat diubah 1 2/2 x 1 = 1 diubah yaitu tidak
Mudah 2 dapat, karena
Sebagian 1 diabetes melitus
Tidak dapat 0 sudah menjadi
penyakit hereditas .
tidak dapat diubah
sembuh tetapi dapat
dikurangi dan dapat
dihindari resikonya.
3 Potensi masalah untuk Masalah dapat
dicegah 1 3/3 x 1 = 1 dicegah apabila stres
Tinggi 3 dan pola makan Tn
Sedang 2 S terjaga.
Rendah 1

4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga berprinsip


masalah berat, harus segera jika masih bisa
di tangani disembuhkan sediri
Ada masalah tetapi tidak 1 tidak perlu pergi ke
perlu segera di tangani fasilitas kesehatan
Masalah tidak dirasakan 0
4

2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan persiapan untuk


menghadapi stressor

No Kriteria Skala Bobot Skor Pembenarann


1 Sifat masalah Keluarga
Aktual (tidak/kurang sehat) 3 1 1/3 x1 = 1/3 mengatakan jika
Resiko 2 pola makan tidak
Potensial/sejatera 1 terkontrol gula darah
Tn S akan naik
2 Kemungkinan masalah Masalah sebagian
dapat diubah 1 ½ x1 = 1/2 dapat di ubah jika
Mudah 2 pada Tn. S karena
Sebagian 1 dukungan dari
Tidak dapat 0 anggota keluarga
dan tim fasilitas
kesehatan untuk
perawatan penyakit
DM
3 Potensi masalah untuk 1 3/3 x1= 1 Masalah dapat
dicegah dicegah apabila Tn S
Tinggi 3 memiliki kesadaran
Sedang 2 dan paham akan
Rendah 1 resiko dan dampak
penyakitnya.
4 Menonjolnya masalah 2 1 1/1 x 1 = 1 Jika masalah maih
masalah berat, harus segera dapat dikontrol
di tangani ditangani dirumah,
Ada masalah tetapi tidak 1 jika parah makan
perlu segera di tangani segera pergi ke
Masalah tidak dirasakan 0 fasilitas kesehatan.
4/2

J. Intervensi

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hiperglikemi
glukosa darah keperawatan selama 3x24 jam O:
berhubungan dengan diharapkan pasien dapat Monitor tanda dan gejala
resistensi urin mengontrol faktor resiko hiperglikemi
dengan kriteria hasil :
N:
indikator Awl akr Berikan asupan cairan oral
Kemampuan 1 3
mengidentifikas E:
i faktor resiko Ajarkan pengelolaan
Kemampuan 1 3 diabetes ( penggunaan
mengubah insulin ,obat oral. Monitor
perilaku asupan cairandan bantuan
profesional kesehatan

C:
Kolaborasi dengan
keluarga tentang
pentingnya mencegah dan
mengurangi resiko
Diabetes melitus
Koping Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan Promosi Koping
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam O:
Ketidakcukupan persiapan diharapkan pasien dapat Identifikasi pemahaman
untuk menghadapi stresor mengingkatkan kesadaran diri proses penyakit
dengan kriteria hasil
N:
Indikator awl akhr Diskusikan resiko yang
Mengenali 1 4 menimbulkan nahaya pada
kebiasaan diri sendiri
diri
Membedakan 1 4 E:
diri dan Ajarkan cara memecahkan
orang lain masalah yang konstruktif

C:
Kolaborasi dengan
keluarga tentang
pemantauan stressor Tn. S

K. Implementasi

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi


Selasa, 27 April Ketidakstabilan kadar - Melakukan monitoring tanda
2021 glukosa darah berhubungan dan gejala hiperglikemi
dengan resistensi urin - Merikan asupan cairan oral :
rekomendasi wedang jahe
- Mengajarkan pengelolaan
diabetes ( penggunaan insulin
,obat oral. Monitor asupan
cairandan bantuan
profesional kesehatan)
- Berkolaborasi dengan
keluarga tentang pentingnya
mencegah dan mengurangi
resiko Diabetes melitus
Selasa, 27 April Koping Tidak Efektif - Mengidentifikasi pemahaman
2021 berhubungan dengan proses penyakit
Ketidakcukupan persiapan - Mendiskusikan resiko yang
untuk menghadapi stresor menimbulkan bahaya pada
diri sendiri
- Mengajarkan cara
memecahkan masalah yang
konstruktif
- Berkolaborasi dengan
keluarga tentang pemantauan
stressor Tn. S

L. Evaluasi

Hari/Tanggal Diagnosa Evaluasi


Selasa, 27 April 2021 Ketidakstabilan kadar S:
09.00 glukosa darah berhubungan -Keluarga pasien mengatakan
dengan resistensi urin Tn S memiliki riwayat
Diabetes melitus saat
memasuki umur 40 tahun
-Keluarga Tn S mengatakn
GDS naik turun
-Keluarga Tn S mengatakan
GDS terakhir 145 mg/dl
-Tn S mengatakan outout
BAK Tn S : 4-5x sehari

O:
-Tn. S nampak segar dan
tidak ada keluhan

A : Masalah belum teratasi


P : Pertahankan Intervensi
-Monitoring tanda dan gejala
hiperglikemi
- Mengajarkan pengelolaan
diabetes ( penggunaan insulin
,obat oral. Monitor asupan
cairandan bantuan
profesional kesehatan)

Koping Tidak Efektif S:


berhubungan dengan -Keluarga mengatakan jika
Ketidakcukupan persiapan Tn. S sedang stres akan
untuk menghadapi stresor mempengaruhi nilai GDS
-Keluarga mengatakan jika
pola makan tidak terkontrol
gula darah Tn S akan naik
-keluarga mengatakan sering
memarahi Tn S jika tidak
mengontrol makannya

O:
Tn S cenderung keras kepala

A:
Masalah Belum Teratasi

P:
Pertahankan Intervensi
-Mengidentifikasi
pemahaman proses penyakit
-Mengajarkan cara
memecahkan masalah yang
konstruktif

Rabu, 28 April 2021 Ketidakstabilan kadar S:


glukosa darah berhubungan -Tn S mengatakan tidak
dengan resistensi urin merasakan tanda dan gejala
gula darah naik
pasien dan keluarga paham
tentang penyakit diabetes
melitus
-Tn. S mengatakan 4-5x
sehari padahal jarang minum
O:
-pasien kooperatif ketika
berinteraksi
A:
Masalah Teratasi sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
-Merikan asupan cairan oral
-Berkolaborasi dengan
keluarga tentang pentingnya
mencegah dan mengurangi
resiko Diabetes melitus

Koping Tidak Efektif S:


berhubungan dengan -Tn S mengatakan paham
Ketidakcukupan persiapan tentang penyakitnya
untuk menghadapi stresor -Tn S mengatakan lebih
berhati hati dengan apa yang
di konsumsi
-Tn S mengatakan jika
memiliki masalah se
O:
-
A:
Masalah Teratasi
P:
Pertahankan Intervensi
-Mendiskusikan resiko yang
menimbulkan bahaya pada
diri sendiri
- Berkolaborasi dengan
keluarga tentang pemantauan
stressor Tn. S

Kamis, 29 April 2021 Ketidakstabilan kadar S:


glukosa darah berhubungan -Tn S mengatakan gula
dengan resistensi urin darahnya tidak kambuh
O:
-
A:
Masalah Teratasi

P:
Hentikan Intervensi
Koping Tidak Efektif S:
berhubungan dengan -Tn S mengatakan selalu
Ketidakcukupan persiapan mengatur pola makan dan
untuk menghadapi stresor stresnya

O:
-
A:
Masalah Teratasi
P:
Hentikan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai