Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

Ny. K ETCAUSE DIABETES MELLITUS DI


DESA KEBUMEN RT 03/RW 04,
BATURRADEN

NAMA : NUR AENI AZIZAH


NIM : 1811020226
KELAS : 6D KEPERAWATAN S1
Definisi
• Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang
mengakibatkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, lemak,
dan berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler,
dan neurologis (Long, 1995).
• Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes
mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau kedua-duanya. (ADA, 2010)
• Diabtes mellitus adalah suatu kumpulan kelainan metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang disebabkan oleh karena adanya
defisiensi insulinbaik relatif maupun absolut. (Colledge, 2006)
• Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa diabetes
mellitus adalah suatu penyakit metabolisme kronis yang disebabkan
adanya kelainan dari produksi, sekresi, dan kerja insulin yang ditandai
dengan peninggian kadar glukos darah (hiperglikemia).
Penyebab Tanda & Gejala
Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan Menurut Kumar dan Clark (2005), tanda
terjadinya diabetes mellitus dapat dibagai dan gejala diabetes mellitus terdiri dari
menjadi dua (WHO, 2006), yaitu: gejala utama/klasik dan gejala
 Faktor risiko yang tidak dapat diubah (non- tambahan.
modifiable): • Gejala utama/klasik, berupa: poliuri
• Usia (sering kencing), polifagia (cepat
• Ras atau latar belakang etnis lapar), dan polidipsi (sering haus)
• Riwayat penyaki diabetes mellitus dalam • Gejala tambahan: berat badan
keluarga menurun tanpa alasan yang jelas,
kesemutan, penglihatan kabur, cepat
• Riwayat diabetes pada kehamilan
lelah, luka sulit sembuh, mudah
 Faktor risiko yang dapat diubah mengatuk, gatal di daerah kemaluan
(modifiable): wanita, keputihan, dan impotensi
• Obesitas pada pria.
• Gaya hidup
• Hipertensi
• Kadar glukosa darah
Patofisiologi
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan
dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin. Resistensi insulin ini disertai dengan penurunan reaksi
intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada
gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar glukosa akan
dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat.
Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan
kebutuhan insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat
intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka
awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi.
PENGKAJIAN
 Data Umum
• Nama Kepala Keluarga: Bapak S
• Usia: 69 tahun
• Pendidikan: SD
• Pekerjaan Buruh
• Alamat: Kebumen, RT 03/RW 04, Kec Baturraden
• Komposisi Anggota Keluarga

No Nama Umur L/P Hub dg Agama Pend Pek.


KK
1. Ibu K 66 th P Istri Islam SD IRT
2. An J 43 th L Anak Islam SD Buruh
3. An K 35 th L Anak Islam SD Buruh
4. An S 26 th L Anak Islam SMP Buruh
Genogram
Lanjutan

• Tipe/Bentuk Keluarga: Keluarga usila, terdiri dari suami dan


istri yang sudah berpisah dengan anak yang sudah
memisahkan diri
• Suku Bangsa: Suku Jawa
• Agama: Islam
• Status Sosial Ekonomi Keluarga: Untuk kebutuhan makan dan
sehari-hari Bapak S bekerja sebagai buruh dengan menggarap
sawah atau menanam padi di sawah orang lain, penghasilan
yang Bapak S dapatkan ± Rp 35.000/hari. Sedangkan untuk
biaya kesehatan Bapak S dan Ibu K memiliki Kartu Jaminan
Kesehatan (KIS)
• Aktivitas Keluarga: Bapak S dan Ibu K mengatakan hampir
tidak pernah rekresi ke tempat hiburan. Rekreasi yang Bapak S
dan Ibu K lakukan saat ini hanya menonton TV.
Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga
• Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini: Keluarga berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan lansia, ketiga anak dari Bapak S dan Ibu K sudah menikah dan
memisahkan diri dari rumah. Bapak S dan Ibu K sudah menjalankan tugas
perkembangan saat ini yaitu saling menerima perubahan fisik yang mereka alami.
• Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi: Bapak S dan Ibu K kadang-
kadang belum bisa mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan. Bapak S
kadang masih suka merasa stres karena pendapatannya sudah menurun, dan harus
mengerjakan pekerjaan rumah menggantikan istrinya yang sedang sakit.
• Riwayat Keluarga Inti: Bapak S menikah saat usianya 27 tahun dan Ibu K berusia 23
tahun. Bapak S jarang sekali mengalami sakit, namun ketika usianya sudah lanjut usia
Bapak S rentan sekali untuk sakit, biasanya sakit yang Bapak S alami seperti masuk
angin biasa. Bapak S mengatakan Ibu K sudah 4 tahun menderita penyakit DM. Ibu K di
diagnosis penyakit DM pada bulan Juni tahun 2017. Ibu K mengatakan suka
mengkonsumsi makanan yang manis-manis dan medang (minum air teh manis),
sehingga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit DM.
• Riwayat Keluarga Sebelumnya: Ibu K adalah anak kedua dari 2 bersaudara, kedua orang
tua Ibu K sudah meninggal dunia, karena usianya sudah sepuh. Sedangkan Bapak S
adalah anak pertama dari 3 bersaudara, keluarga dari pihak Bapak S tidak mempunyai
riwayat penyakit Diabetes Mellitus ataupun penyakit keturunan lainnya. Ibu K adalah
anggota keluarga pertama yang menderita penyakit Diabetes Mellitus. Anak-anak dari
Bapak S dan Ibu K juga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit DM.
Lingkungan
• Karakteristik Rumah (lengkap dengan denah rumah): Rumah milik sendiri
ukuran 8x7m2 menghadap kearah timur, jenis rumah permanen, lantai
rumah plester, namun untuk bagian dapurnya masih dengan tanah tidak
diplester. Sumber air yang digunakan dari air pegunungan kualitas air tidak
berbau, tidak berwarna dan tidak berasa. Berdasarkan observasi penilaian
rumah sehat mendapatkan skore (1.137,5) yang berarti rumah Bapak S
termasuk rumah sehat.
Fungsi-Fungsi Keluarga

Manjemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif


• Fungsi Afektif: Anak-anak dan cucu cucu Bapak S menyayangi dan menghargai
Bapak S dan Ibu K sebagai orang tua. Bapak S mengatakan semenjak Ibu K sakit,
Ibu K jadi sangat ketergantungan dengan suami dan anak-anaknya. Bapak S
mengatakan bahwa dirinya merasa kecapean karena harus bekerja, merawat Ibu K
dan mengerjakan pekerjaan rumah.
• Fungsi Sosialisasi: Bapak S dan Ibu K dapat bersosialisasi dengan baik dalam
lingkungan rumah maupun dimasyarakat, namun semenjak Ibu K sakit jarang
sekali mengikuti kegiatan masyarakat.
• Fungsi Perawatan Kesehatan: Ibu K mengatakan memiliki riwayat Diabetes
Melitus sudah 4 tahun yang lalu, yaitu pada tahun 2017. Ibu K awalnya mengalami
penurunan berat badan dan sering kali kencing dan merasa haus, namun Ibu K
mengatakan hanya minum obat dari warung. Namun karena tidak kunjung
sembuh, akhirnya Bapak S memutuskan untuk membawanya berobat ke
puskesmas. Kemudian Ibu K dianjurkan mengikuti program prolanis setiap 1 bulan
sekali dan mengkonsumsi obat anti diabetes. Namun Ibu K tidak rutin meminum
obatnya, dan hanya di minum saat dirasa ada gejala sering BAK, merasa haus dan
mudah lapar. Bapak S mengatakan jarang membawa Ibu K untuk chek rutin di
puskesmas, kecuali jika keluhan Ibu K sudah parah. Bapak S mengatakan
meskipun Ibu K sudah di diagnosa mengalami Diabetes Melitus, Ibu K masih
sering memakan makanan yang manis dan medang (minum teh manis).
Koping Keluarga
• Stressor Keluarga Jangka Pendek dan Jangka Panjang:
Jangka Pendek: Bapak S mengatakan sering mengalami stres karena harus
membagi waktu untuk bekerja dan mengurus rumah menggantikan Ibu K yang
sedang sakit. Ibu K juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa khawatir jika Bapak
S sudah tidak mau merawat dirinya lagi karena penyakitnya tidak kunjung sembuh
Jangka Panjang: Ibu K khawatir jika penyakit DM yang dideritanya bertambah
parah dan dapat menimbulkan komplikasi.
• Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Masalah: Ibu K sering kesal dan
marah jika Bapak S sibuk untuk bekerja dan jarang ada waktu untuk
menemaninya yang sedang sakit di rumah. Sedangkan Bapak S mengatakan jika
Ibu K sedang marah dirinya lebih sering diam serta cuek menghadapi Ibu K
• Strategi Koping yang Digunakan: Bapak S mengatakan dalam menghadapi
masalah Ibu K cenderung marah-marah atau ngomel-ngomel kepada Bapak S.
Sedangkan Bapak S kalau menghadapi masalah dengan diam dan melakukan
kegiatan yang disukai Bapak S seperti memberi makan ikan di kolam ikan.
• Strategi adaptasi disfungsional: Bapak S mengatakan dalam menghadapi
masalah Ibu K cenderung ngomel-ngomel, kemudian meninggalkan Bapak S
tidur. Sedangkan Bapak S apabila sudah jengkel/kesal akan pergi mengabaikan
Ibu K
Penurunan Koping Keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Data Fokus Masalah Etiologi

1. DS: Manajemen Kompleksitas


• Ibu K dan keluarganya mengatakan belum terlalu kesehatan program
mengerti tentang penyakit DM keluarga tidak perawatan/pengo
• Ibu K mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang efektif batan
pertama kali menderita penyakit DM di keluarganya.
• Ibu K mengatakan masih suka mengkonsumsi makanan
yang manis-manis dan medang (minum air teh manis).
• Bapak S mengatakan jarang membawa Ibu K
memeriksakan kadar glukosa darah secara rutin melalui
PROLANIS di puskesmas, kecuali jika keluhan Ibu K sudah
parah
• Bapak S mengatakan Ibu K tidak rutin minum obat anti
diabetes. Bila dirasa gejala seperti banyak BAK dan
merasakan ingin banyak makan dan minum, Ibu K baru
meminum obat anti diabetes tersebut.
DO:
• Saat dilakukan pengkajian Ibu K tampak terlihat lesu dan
mengantuk

D.0115: Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif bd


kompleksitas program perawatan/pengobatan
Lanjutan

No Data Fokus Masalah Etiologi

2. DS: Penurunan koping Perubahan peran


• Bapak S mengatakan sering mengalami stres karena harus keluarga keluarga
membagi waktu untuk bekerja dan mengurus rumah
menggantikan Ibu K yang sedang sakit.
• Ibu K juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa
khawatir jika Bapak S sudah tidak mau merawat dirinya
lagi karena penyakitnya tidak kunjung sembuh.
• Ibu K sering kesal dan marah jika Bapak S sibuk untuk
bekerja dan jarang ada waktu untuk menemaninya yang
sedang sakit di rumah.
• Bapak S mengatakan ketika Ibu K sedang marah
cenderung diam atau melakukan kegiatan yang disukai
Bapak S seperti memberi makan ikan di kolam ikan.
DO:
• Tampak terbatasnya komunikasi antara Bapak S dan Ibu K
saat pengkajian

D.0097: Penurunan koping keluarga bd perubahan peran keluarga


INTERVENSI KEPERAWATAN
No Perencanaan
DX
Tujuan Luaran/Kriteria Hasil Intervensi

1. Tujuan Umum: SLKI SIKI


Membantu menangani Setelah dilakukan asuhan I.13477: Dukungan Keluarga
masalah kesehatan dalam keperawatan selama 3x24 jam, Merencanakan Perawatan
keluarga untuk diharapkan mampu menangani Observasi
memulihkan kondisi masalah kesehatan keluarga secara • Identifikasi kebutuhan dan
kesehatan keluarga optimal. harapan keluarga tentang
Tujuan Khusus: L.12105: Manajemen Kesehatan kesehatan
• Dapat menjelaskan Keluarga • Identifikasi tindakan yang
masalah kesehatan dapat dilakukan keluarga
yang dialami Terapeutik
• Dapat membantu Indikator A T • Motivasi pengembangan sikap
keluarga dalam dan emosi yang mendukung
mengatasi Kemampuan menjelaskan 2 5 upaya kesehatan
kesehatannya dengan masalah kesehatan yang Edukasi
tepat dialami
• Anjurkan menggunakan
• Dapat memahami fasilitas kesehatan yang ada
tindakan untuk Aktivitas keluarga 2 4 • Ajarkan cara perawatan yang
mengurangi faktor mengatasi masalah bisa dilakukan keluarga
risiko kesehatan tepat Kolaborasi
• Kolaborasi dengan keluarga
Tindakan untuk 2 5 dalam hal perawatan
mengurangi faktor risiko
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Perencanaan
DX
Tujuan Luaran/Kriteria Hasil Intervensi

2. Tujuan Umum: SLKI SIKI


Untuk meningkatkan dukungan Kriteria Evaluasi I.09260: Dukungan Koping
rasa nyaman, bantuan, motivasi Setelah dilakukan asuhan Keluarga
anggota keluarga yang keperawatan selama 3x24 jam, Observasi
dibutuhkan klien untuk diharapkan status koping • Identifikasi respons emosional
mengelola/mengatasi masalah keluarga membaik terhadap kondisi saat ini
kesehatannya. L.09088: Status Koping Terapeutik
Tujuan Khusus: Keluarga • Dengarkan masalah, perasaan,
• Dapat membantu mengatasi dan pertanyaan keluarga
perasaan diabaikan • Fasilitasi pengungkapan
• Dapat membantu mengatasi Indikator A T perasaan antara pasien dan
kekhawatiran tentang keluarga atau antar anggota
anggota keluarga Perasaan diabaikan 2 5 keluarga
• Dapat mengatasi perilaku Kekhawatiran anggota 2 5
Edukasi
mengabaikan pada nggota keluarga • Informasikan kemajuan pasien
keluarga secara berkala
• Dapat membantu Perilaku mengabaikan 2 4 Kolaborasi
meningkatkan komunikasi anggota keluarga • Rujuk untuk terapi keluarga
antara anggota keluarga
• Dapat mengatasi perasaan Komunikasi antara 2 4
tertekan (depresi) pada anggota keluarga
anggota keluarga Perasaan tertekan 2 4
(depresi)
Jurnal intervensi yang mendukung
• Judul Jurnal: Pengaruh Pemberian Edukasi Tentang Manajemen
Diabetes Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2
• Penulis dan tahun : Sukma Saini, Yulianto M, Mutmainnah
Hasrat, Nurwahidah (2020)
• Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh
edukasi tentang manajemen diabetes mellitus terhadap tingkat
pengetahuan dan sikap dan aktifitas fisik pasien diabetes
mellitus tipe 2.
• Metode Penelitian: Penelitian pre-experimental design dengan
rancangan pre-post test one group design.
• Hasil Penelitian: Hasil penelitian yang diperoleh dari 55
responden menunjukkan peningkatan pengetahuan responden
dari sebelumnya hanya 54 responden (98,2%) menjadi 55
reponden (100%) yang memiliki pengetahuan baik setelah
mendapatkan edukasi tentang manajemen DM. Pada variabel
sikap didapatkan hasil yaitu sebelum diberikan pendidikan
kesehatan terdapat 40 responden (71,4%) yang memiliki sikap
pada kategori baik, dan meningkat menjadi 55 responden (100%)
setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang manajemen DM.
sedangkan variabel aktivitas fisik menunjukkan bahwa sebelum
diberikan pendidikan kesehatan terdapat 51 responden (92,7%)
yang melakukan aktifitas fisik sedangkan setelah pemberian
intervensi berupa edukasi maka secara keseluruhan yaitu 55
responden (100%) menunjukkan peningkatan frekuensi aktifitas
fisik sesuai pedoman manajemen DM.
IMPLEMENTASI & EVALUASI
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1. 27 April I.13477: Dukungan Keluarga S: Nur
2021 Merencanakan Perawatan • Klien Ibu K mengatakan harapannya saat ini adalah Aeni
Jam 13.00 Observasi ingin mengetahui lebih banyak tentang penyakit DM
• Mengidentifikasi kebutuhan dan yang di deritanya
harapan keluarga tentang • Bapak S masih belum paham tentang cara
kesehatan perawatan penyakit DM yang diderita Ibu K
• Mengidentifikasi tindakan yang • Bapak S mengatakan jarang membawa Ibu K
dapat dilakukan keluarga memeriksakan kadar glukosa darah secara rutin
Terapeutik melalui PROLANIS di puskesmas, kecuali jika keluhan
• Memotivasi pengembangan Ibu K sudah parah
sikap dan emosi yang • Bapak S mengatakan Ibu K tidak rutin minum obat
mendukung upaya kesehatan anti diabetes. Bila dirasa gejala seperti banyak BAK
Edukasi dan merasakan ingin banyak makan dan minum, Ibu
• Menganjurkan menggunakan K baru meminum obat anti diabetes tersebut.
fasilitas kesehatan yang ada • Ibu K mengatakan masih suka mengkonsumsi
• Mengajarkan cara perawatan makanan yang manis-manis dan medang (minum air
yang bisa dilakukan keluarga teh manis)
Kolaborasi O: Bapak S tampak bingung saat menjawab tindakan
• Berkolaborasi dengan keluarga yang dilakukan untuk klien
dalam hal perawatan A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi (Mengidentifikasi tindakan yang
dapat dilakukan keluarga, memotivasi pengembangan
sikap dan emosi yang mendukung upaya kesehatan, dan
mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
keluarga)
IMPLEMENTASI & EVALUASI
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1. 28 April I.13477: Dukungan Keluarga S: Nur
2021 Merencanakan Perawatan • Bapak S mengatakan akan mulai membawa Ibu K Aeni
Jam 13.00 Observasi untuk memeriksakan kadar glukosa darah secara
• Mengidentifikasi tindakan yang rutin melalui PROLANIS di puskesmas
dapat dilakukan keluarga • Bapak S mengatakan sudah mulai mengingatkan Ibu
Terapeutik K untuk minum obat diabetes sesuai anjuran dokter
• Memotivasi pengembangan • Ibu K mengatakan sudah mulai mengurangi
sikap dan emosi yang mengkonsumsi makanan yang manis-manis dan
mendukung upaya kesehatan medang (minum air teh manis) walaupun hanya
Edukasi sedikit.
• Mengajarkan cara perawatan • Bapak S mengatakan Ibu K masih susah untuk
yang bisa dilakukan keluarga meminum obat anti diabetes
• Bapak S mengatakan sudah sedikit mengetahui cara
perawatan penyakit DM
O: Bapak S tampak lebih banyak bertanya dari
sebelumnya terkait menu makanan yang boleh dan
dihindari oleh orang yang menderita DM
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi (Mengidentifikasi tindakan yang
dapat dilakukan keluarga, memotivasi pengembangan
sikap dan emosi yang mendukung upaya kesehatan, dan
mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
keluarga)
IMPLEMENTASI & EVALUASI
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1. 29 April I.13477: Dukungan Keluarga S: Nur
2021 Merencanakan Perawatan • Bapak S mengatakan sudah mulai mengingatkan Ibu K Aeni
Jam 13.00 Observasi untuk minum obat diabetes sesuai anjuran dokter
• Mengidentifikasi tindakan • Bapak S mengatakan sudah mulai mengurangi konsumsi
yang dapat dilakukan gula saat memasak makanan
keluarga • Ibu K mengatakan sudah mulai mengurangi
Terapeutik mengkonsumsi makanan yang manis-manis dan medang
• Memotivasi (minum air teh manis) walaupun hanya sedikit dan mulai
pengembangan sikap dan menerapkan program diet DM
emosi yang mendukung O: Bapak S tampak sudah mulai banyak mengetahui cara
upaya kesehatan perawatan yang dapat diterapkan ke Ibu K
Edukasi A: Masalah teratasi
• Mengajarkan cara P: Intervensi dihentikan
perawatan yang bisa
dilakukan keluarga

Indikator A T A
Kemampuan menjelaskan 2 5 5
masalah kesehatan yang
dialami

Aktivitas keluarga mengatasi 2 4 4


masalah kesehatan tepat
Tindakan untuk mengurangi 2 5 5
faktor risiko
IMPLEMENTASI & EVALUASI
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
2. 27 April SIKI S: Nur
2021 I.09260: Dukungan Koping • Bapak S mengatakan cenderung diam ketika Aeni
Jam 13.00 Keluarga menghadapi masalah, sedangkan Ibu K cenderung
Observasi sering kesal dan marah
• Mengidentifikasi respons • Ibu K mengatakan bahwa dirinya merasa diabaikan
emosional terhadap kondisi oleh Bapak S dan khawatir jika Bapak S tidak mau
saat ini merawatnya lagi
Terapeutik • Bapak S mengatakan bahwa dirinya sering merasa
• Medengarkan masalah, stres karena harus bekerja dan mengurus rumah
perasaan, dan pertanyaan menggantikan Ibu K yang sedang sakit
keluarga O:
• Memfasilitasi pengungkapan • Ibu K tampak gelisah jika Bapak S tidak mau
perasaan antara pasien dan merawatnya lagi
keluarga atau antar anggota • Komunikasi antara Bapak S dan Ibu K tampak masih
keluarga belum baik dan masih saling mengabaikan
Edukasi • Terapi keluarga yang dilakukan kepada keluarga Bapak
• Menginformasikan kemajuan S tampak masih belum memberikan hasil yang baik
pasien secara berkala A: Masalah teratasi sebagian
Kolaborasi P: Lanjutkan intervensi (Mengidentifikasi respons
• Merujuk untuk terapi keluarga emosional terhadap kondisi saat ini, memfasilitasi
pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau
antar anggota keluarga, menginformasikan kemajuan
pasien secara berkala dan merujuk untuk terapi keluarga)
IMPLEMENTASI & EVALUASI
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
2. 28 April SIKI S: Nur
2021 I.09260: Dukungan Koping • Bapak S mengatakan masih lebih memilih diam dan Aeni
Jam 13.00 Keluarga melakukan kegiatan lain yang dia sukai, ketika Ibu K
Observasi sedang kesal dan marah
• Mengidentifikasi respons • Ibu K mengatakan bahwa dirinya masih sering khawatir
emosional terhadap kondisi jika Bapak S tidak mau merawatnya lagi
saat ini • Ibu K mengatakan bahwa saat ini Ibu K ingin mengontrol
Terapeutik emosinya agar tidak sering marah dengan Bapak S
• Memfasilitasi pengungkapan • Bapak S mengatakan bahwa dirinya juga tidak ingin
perasaan antara pasien dan berlarut-larut stres karena masih ada istrinya yang
keluarga atau antar anggota sedang sakit
keluarga O:
Edukasi • Tampak komunikasi sudah mulai membaik dari pada
• Menginformasikan sebelumnya
kemajuan pasien secara • Terapi keluarga yang diberikan kepada keluarga Bapak S
berkala mulai membantu memperbaiki komunikasi antara
Kolaborasi Bapak S dan Ibu K
• Merujuk untuk terapi A: Masalah teratasi sebagian
keluarga P: Lanjutkan intervensi (Mengidentifikasi respons emosional
terhadap kondisi saat ini, memfasilitasi pengungkapan
perasaan antara pasien dan keluarga atau antar anggota
keluarga, menginformasikan kemajuan pasien secara
berkala dan merujuk untuk terapi keluarga)
IMPLEMENTASI & EVALUASI
No Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
2. 29 April SIKI S: Nur
2021 I.09260: Dukungan Koping • Ibu K mengatakan sudah tidak terlalu khawatir karena Aeni
Jam 13.00 Keluarga Bapak S sudah tidak mengabaikannya lagi
Observasi • Bapak S mengatakan dirinya sudah tidak merasa stres
• Mengidentifikasi respons dan merasa lebih baik dari pada sebelumnya
emosional terhadap kondisi O:
saat ini • Bapak S dan Ibu K tampak cenderung lebih terbuka dari
Terapeutik sebelumnya ketika sedang ada masalah
• Memfasilitasi pengungkapan • Komunikasi antara Bapak S dan Ibu K sudah lebih baik
perasaan antara pasien dan dari sebelumnya
keluarga atau antar anggota A: Masalah teratasi
keluarga P: Hentikan intervensi
Kolaborasi
• Merujuk untuk terapi
keluarga
Indikator A T A
Perasaan diabaikan 2 5 5
Kekhawatiran anggota keluarga 2 5 5

Perilaku mengabaikan anggota 2 4 4


keluarga
Komunikasi antara anggota 2 4 4
keluarga
Perasaan tertekan (depresi) 2 4 4
DOKUMENTASI
Leaflet

Anda mungkin juga menyukai