Anda di halaman 1dari 22

STUDI KASUS

KEPERAWATAN KELUARGA
OLEH:

1. BELLA A.C KORE

2. EMILIA SOGA
PENGKAJIAN
1. Identitas keluarga

a. Identitas kepala keluarga

• Nama : Tn. J

• Pendidikan : -

• Pekerjaan : Supir Truk

• Agama : -

• Suku :-

• Alamat : -
Lanjutan..
b. Komposisi Keluarga
c. Genogram
d. Ecomap
a) Tipe keluarga: Tipe keluarga Ny. S adalah keluarga tradisional dengan tipe keluarga inti yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah yang sama.

b) Latar belakang budaya/suku bangsa: Indonesia

c) Agama dan kepercayaan: Perlu dikaji lebih lanjut

d) Status social ekonomi: KK merupakan seorang supir truk perusahaan local. Status ekonomi
keluarga mereka kurang stabil. Keluarga ini memiliki televisi, sofa, mereka memiliki rumah
yang terletak di area yang cukup besar.

e) Kegiatan waktu luang/rekreasi: Perlu dikaji lebih lanjut

f) Kebiasaan hidup sehari-hari: Perlu dikaji lebih lanjut


2. Tahap perkembangan dan Riwayat keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Tahap perkembangan keluarga Ny. S adalah tahap VI

b. Jangkauan pencapaian tahap perkembangan:

Tugas perkembangan keluarga saat ini belum tercapai karena AK1 belum meninggalkan
orang tua, dan memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya: Tn. J memiliki ayah yang telah bertahun-
tahun bekerja di pertambangan namun, tidak ada riwayat sakit. Ibu Ny. S didiagnosis
diabetes tipe 2 beberapa tahun yang lalu dan mengalami kerusakan saraf dan pandang
mata yang buruk sampai akirnya meninggal
b. Riwayat Kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini:
Sekitar satu tahun yang lalu dokter mengatakan bahwa Ny. S beresiko memiliki
penyakit kronis karena berat badannya yang semakin meningkat bahkan dalm 3 sampai 4
tahun berat badannya mengalami kenaikan sebanyak 20 sampai 25 kg. Dokter mengatakan
Ny. S harus harus mengubah kebiasaannya jika ingin memiliki umur panjang dan sehat.
Ny. S tetap melakukan kebiasaan pola hidupnya tanpa berusaha untuk mengubah gaya
hidupnya. Pada kunjungan dokter terakhir Ny. S memiliki diabetes tipe 2 dan dokter
memintanya untuk menemui seorang perawat Pendidikan di kliniknya.
Ny. S menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk belajar tentang kondisinya dan Ny. S
menulikan tentang perubahan diet, resep obat, glucometer dan alat-alat lain untuk
melakukan pemantauan darah setiap hari. Ny. S juga memiliki hipertensi selama
bertahun-tahun dan menjadi takut Ketika tahu bahwa diabetes dapat memberikan resiko
lebih besar pada penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, dan kebutaan. Dia juga
belajar diabetes menyebabkan kakinya mati rasa dan kesemutan (neuropati) dan jika
diabaikan bisa menyebabkan luka yang sembuh perlahan-lahan (gangrene) dan dapat
menyebabkan amputasi. Anaknya An. J dan an. H memiliki kelebihan berat badan
bahkan berada pada batas menuju obesitas. Suaminya Tn. J mengalami stress yang
berlebihan dari pada biasanya karena prihatin dengan status ekonomi keluarganya yang
kurang stabil. Ibu Ny. S didiagnosis diabetes tipe 2 beberapa tahun yang lalu dan
mengalami kerusakan saraf dan pandang mata yang buruk sampai akirnya meninggal.
4. Data Lingkungan

a. Karakteristik rumah  Rumah keluarga Ny. S terletak di area yang cukup luas dan besar

b. Karakteristik lingkungan rumah (tetangga dan komunitas): Rumah Ny. S berdekatan dengan
tempat tinggal keluarga besarnya

c. Mobilitas Geografi keluarga: -

d. Perkumpulan dan interaksi keluarga dengan komunitas: Ny. S tidak lagi terlibat dengan
keluarga atau teman-temannya. Dia takut pergi ke luar di depan umum.

e. System dukungan social keluarga: Ny. S tidak lagi terlibat dengan keluarga atau teman-teman,
menjadi tidak aktif dan tidak pernah membahas masalahnya dengan keluarganya.
5. Struktur Keluarga

a. Pola dan proses komunikasi: Ny. S tidak mau membahas masalahnya dengan keluarganya
(tertutup)

b. Struktur Kekuatan  IK mengatakan yang membuat dan mengambil keputusan dalam keluarga
adalah KK

c. Struktur peran: Tn. J berperan sebagai kepala keluarga dan kepala rumah tangga serta mencari
nafkah untuk keluarga, Ny. S berperan sebagai ibu rumahtangga, AK1 berperan sebagai kakak
dari AK2 dan sebagai anak. AK2 berperan sebagai anak dan adik dari AK1.

d. Nilai-nilai dan norma-norma Keluarga : Ny.S ketika sakit pergi ke dokter namun apa yang
dokter sarankan tidak diikuti oleh Ny.S

 
1. Fungsi-fungsi keluarga

a. Fungsi afektif  Ny.S menyayangi AK1 dan AK2, sehingga ,mereka sangat di manjakan. Dalam hal
bermain game dan tidak pernah melakukan aktivitas fisik.

b. Fungsi sosialisasi  Suami dan keluarga Ny. S mengatakan bahwa semenjak sakit Ny. S tidak lagi
terlibat dengan keluarga atau teman-temannya. Ny. S juga menjadi takut pergi ke luar dan di depan
umum.

c. Fungsi perawatan Kesehatan  Ny. S didiagnosis diabetes tipe 2. Selama dua tahun terakhir, setiap
kali Ny. S pergi ke dokter, dokter selalu mengatakan padanya untuk mengurus dirinya sendiri karena
berat badannya yang semakin meningkat dan tidak melakukan aktivitas fisik. Dokter mengatakan,
jika Ny. S tidak mengambil tindakan untuk menurunkan berat badan, Ny. S berisiko memiliki
penyakit kronis. Ny. S berjanji pada dokter bahwa dia akan berusaha lebih keras untuk
mengendalikan berat badannya, namun dia tidak menunjukkan tanda tanda perubahan. Sekitar
setahun yang lalu, dokter mengatakan bahwa Ny. S berada pada borderline diabetes.
Ny. S mengalami kenaikan berat badan sebesar 20 sampai 25 kg selama tiga sampai empat tahun,
dan dia disarankan untuk lebih aktif dan mengontrol makanannya. Pada kunjungan terakhirnya,
dokter mengatakan bahwa Ny. S baru berusia 40 tahun namun dia memiliki diabetes. Dia harus
mengubah kebiasaannya jika dia ingin memiliki umur panjang dan sehat.
Meskipun demikian, Ny. S melanjutkan pola hidup/perilakunya tanpa berusaha untuk mengubah
gaya hidupnya. suami dan keluarga besarnya yang tinggal di dekatnya mengatakan bahwa dia
tampak tidak lagi terlibat dengan keluarga atau teman-teman. Dia sering tidur larut malam dan
sering tidur siang dalam waktu yang lama. Dia takut pergi keluar di depan umum. Dia menjadi
tidak aktif, meninggalkan piring kotor bertumpuk dan dapur yang kotor. Dia tidak pernah
membahas masalah ini dengan dokter, tapi terus mengambil obat yang sama yang sudah ia dapat
sejak lama.
Pada kunjungan dokter terakhir, dokter mengatakan bahwa dia sekarang memiliki diabetes tipe 2 dan
memintanya untuk melihat seorang perawat pendidik di kliniknya. Santy menghabiskan sekitar 30
menit dengan perawat untuk belajar tentang kondisinya. Santy menulis tentang perubahan diet, resep
obat, glucometer, dan alat-alat lain untuk melakukan pemantauan darah setiap hari

1) Makanan: Keluarga Ny. S sangat suka makan nasi dalam porsi banyak dan daging-dagingan.
Keluarganya suka ngemil dan sering mengonsumsi makanan cepat saji. Makan malam pilihan
keluarganya adalah makanan yang digoreng, nasi dengan porsi besar dan makanan bersantan.
Mereka tidak suka buah dan sayuran.

d. Fungsi reproduksi: Ny. S memiliki seoran suami dan 2 orang anak laki-laki.

e. Fungsi ekonomi: Suami Ny. S bekerja sebagai supir pada sebuah perusahaan lokal. Keluarganya
memiliki televisi, sofa dan handphone.
7. Koping Keluarga

a. Stressor keluarga jangka pendek dan Panjang  Jangka Panjang: Ny.S mengingat masalah
ibunya yang mengalami kerusakan saraf dan pandangan mata yang buruk sebelum dia meninggal
sehingga dia merasa penuh ketidakpastian tentang perubahan yang di butuhkan dan takut tentang
apa yang bisa terjadi. Jangka pendek: Tn.J mengalami stress yang berlebihan karena dia prihatin
tentang status ekonominya yang kurang stabil.

b. Respon keluarga terhadap stressor: Ny.S menyadari perubahan pola hidup diperlukan tetapi
tidak tahu bagaimana dan dimana untuk memulai serta tidak mau membahas masalahnya.

c. Penggunaan strategi koping: Ny.S tidak mau membahas masalahnya dengan keluarganya

d. Koping yang berhasil dilakukan oleh keluarga: Tidak ada koping yang dilakukan

e. Koping disfungsional: Tidak ada di kasus


8. Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan d.d Ny.S
mengatakan tidak tahu bagaimana cara untuk memulai perubahan pola hidup

2. Obesitas b.d ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan (pola makan) d.d klien
mengatakan sering makan makanan yang di goreng, nasi dalam porsi besar, makanan bersantan,
dan mengkonsumsi makanan cepat saji, dengan IMT: 33,34 (obesitas)
3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d penambahan berat badan d.d Ny.S mengatakan
mengalami kenaikan berat badan sebesar 20-25 kg selama 3-4 tahun
4. Berat badan berlebih b.d rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut
gender dan usia d.d Ny. S mengatakan kedua anaknya memiliki hobi menonton televisi dan
bermain video game serta menghabiskan waktu berjam-jam duduk di sofa dengan mata tertuju
pada layar daripada bermain bola kaki atau bola basket seperti anak lain yang seusianya.
5. Stres berlebihan b.d sumber daya tidak cukup d.d Tn. J mengatakan prihatin dengan status
ekonominya yang kurang stabil
Intervensi
Lanjut…
Evaluasi
 Ketidakmampuan keluarga dan pasien dalam mengerti apa itu diabetes melitus, penyebab dan
akibat dari diabetes melitus dapat teratasi

 Pasien dan keluarga mengetahui tindakan yang dapat dilakukan keluarga untuk mengatasi
diabetes melitus

 Memotivasi keluarga untuk mendukung klien dalam melakukan tindakan dalam mengontrol
ladar glukosa dalam darah

 Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan oleh klien dan keluarga
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai