OLEH:
NIM : 191111026
KELAS/SEMESTER : A/IV
TAHUN AJAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penyusunan makalah yang berjudul " Klien dengan Ganggum Kecanasan” dapat tarselesaikan dengan
lancar dan tepat waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan segala kerendahan
hati,menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah
membantu dengan setulus hati dalam proses penyusunan makalah ini yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari sempuma dan masih banyak
kekurangan mengingat kanampuan kami yang terbatas. Untak itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan dan kami terima dengan senag hati
Penulis
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkanmeningkatnya jumlah penderita penyakit
jiwa, terutama gangguankecemasan. Berbagai macam krisis yang terjadi sebenarnya bukan krisisekonomi
sebagai pangkal masalahnya, melainkan mendasar pada kesehatanmental bangsa ini sendiri. Minimnya
perhatian terhadap kesehatan mental bangsa termanifestasi dalam begitu banyak masalah yang disebut
krisismultidimensional. Pernyataan ini dinyatakan dengan jelas oleh dr. DanardiSosrosumihardjo, Sp.K.J.,
dari Perhimpunan Dokter Spesialis KedokteranJiwa Indonesia (PDSKJI) dalam konferensi pers Konvensi
NasionalKesehatan Jiwa ke-2, yang bertema “Kesehatan Jiwa Masyarakat, KesehatanJiwa Bangsa,” pada
hari Kamis (9/ 10) di Jakarta.
Pernyataan ini bukanlah tanpa dasar. Krisis ekonomi yang terus berkepanjangan ternyata
meninggalkan kisah-kisah menyedihkan denganmeningkatnya jumlah penderita ganngguan jiwa, terutama
jenis anxietas(gangguan kecemasan). Gejala gangguan kesehatan mental yang mencakupmulai dari
gangguan kecemasan, depresi, panik hingga gangguan jiwa yang berat seperti Schizoprenia hingga pada
tindakan bunuh diri, semakinmewabah di tengah masyarakat. Dari sekian jumlah penderita yang ada
baru8% yang mendapatkan pengobatan yang memadai. Sedangkan selebihnyatidak tertangani.
Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatanmental ini ternyata terjadi
hampir di seluruh negara di dunia. WHO (WorldHealth Organization) badan dunia PBB yang menangani
masalah kesehatandunia, memandang serius masalah kesehatan mental dengan menjadikan isuglobal
WHO. WHO mengangkat beberapa jenis gangguan jiwa seperti Schizoprenia, Alzheimer, epilepsy,
keterbelakangan mental dan ketergantungan alkohol sebagai isu yang periu mendapatkan perhatian.
Di Indonesia jumlah pendenta penyakit jiwa berat sudah cukup memprihatinkan, yakni mencapai
6 juta orang atau sekitar 2,596 dari total penduduk Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Mental Rumah
Tangga (SKMRT) pada tahun 1985 yang dilakukan terhadap penduduk di 11 kotamadya oleh Jaringan
Epidemiologi Psikiatri Indonesia, ditemukan 185 per 1.000 penduduk rumah tangga dewasa merunjukkan
adanya gejala gangguan kesehatan jiwa baik yang ringan maupun berat Dengan analogi lain bahwa satu
dari lima penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa dan mental. Sebuah fenomena angka yang sangat
mengkhawatirkan bagi sebuah bangsa.
Dengan adanya permasalahan tersebut, kami tertarik untuk membuat makalah yang berjudul “ Klien
dengan Gangguan Kecemasan”
1.2.Rumusan Masalah
Diharapkan mahasiswa atau perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan kecemasan
1.3.Tujuan
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi .
Amxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak
menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau
beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu.
Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat
berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besan. Perasaan ini disertai dengan
rasa ingin bergerak dan gelisah. “ ( Harold I. LIEF) “Anenvous condition of unrest” ( Leland E.
HINSIE dan Robert S CAMBELL).
Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan
bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atai
kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya.” (J.J GROEN).
1. Anxictas Ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian
untuk belajar, bertindak, menyelesaikan masalah, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri.
Anxietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada
tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati hati dan waspada.
a. Respon Fisdogis
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
ia memperlihatkan respon takut dan distres Ketika individu mencapai tingkat tertinggi ansietas,
panik berat, semua pemikiran rasional berhenti dan individu tersebut mengalami respon fight,
flight atau freeze yakni, kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap ditempat dan berjuang, atau
menjadi beku atau tidak dapat melakukan sesuatu.
a. Respon fisiogis
Sangat cemas
Agitasi
Takut
Bingung
Merasa tidak adekuat
Menarik diri Penyangkalan
Ingin bebas
Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat, intens, dan meningkat,
berlangsung 15 30 menit, ketika individu mengalami ketakutan emosional yang besar juga
ketidaknyamanan fisiologis. Diagnosis gangguan panik ditegakkan ketika individu mengalami
serangan panik berulang dan tidak diharapkan yang diikuti oleh rasa khawatir yang menetap
sekurang kurangnya satu bulan bahwa ia akan mengalami serangan pamk berikutnya atau
khawatir tentang makna serangan panik, atau perubahab prilaku yang signifikan terkait dengan
serangan panik, saat gejala gejala tersebut bukan akibat penyalahgunaan zat atau gangguan jiwa
lain Sedikitnya lebih dari 75Yo individu dengangangguan panik mengalami serangan awal
spontan tanpa ada pemia dan lingkungan Sisanya mengalami serangan pamk yang distimulasi
oleh stimulus fobia atau karena berada di bawah pengaruh zat yang mengubah sistem saraf pusat
dan menstimulasi respon hormonal, organ, tanda vital yang sama, yamg terjadi pada serangan
panik Setengah dari individu yang mengalami serangan pamik juga mengalami agorafobia.
Ada dua kriteda Gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan panik dengan
agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panic
1. Gejala psikologik
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati , takut "gila”, takut
kehilangan kontrol dan sebagainya.
2. Gejala fidk
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan
otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan di lambung dan lain
lain Keluhan yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik seperti: rasa sesak nafas:
rasa sakit dada: kadang kadang merasa harus menarik nafas dalam, ada sesuatu yang
menekan dada: jantung berdebar, mual: vertigo: tremor, kaki dan tangan merasa
kesemutan: kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak terus
menerus: kaki merasa lemah, sehingga berjalan dirasakan beret, kadang kadang ada
gagap dan banyak lagi keluhan yang tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan
yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan gangguan anxietas
kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala 1 keluhan
saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan gejata im oleh pasien yang bersangkutan
biasanya dirasakan cukup gawat.
3. Gejala penyerta
Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada
beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan
panik. Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang
dengan gangguan panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan
mental.
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun
serangan panik kadang kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas
seksual atau trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk mengetahui tiap kebiasaan atau
situasi yang sering mendalwlui serangan panik. Serangan sering dimulai dengan periode gejala
yang meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat,
suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan
sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam
memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat.
Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30
menit Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ja akan sulit
mendapatkan bantuan Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali
mereka keluar rumah.
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian ditujukan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui gejala atau
mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan.
a. Kaji faktorpredisposisi
Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan seperti:
b. Kaji stressorpresipitasi
Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan
timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian:
1. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik meliputi:
c.Kaji perilaku
Secara langsung kecemasan dapat di ekspresikan melalui respon fisiologis dan psikoogs
dan secara tidak langsung melabi pengambangan mekanisme koping sebagai pertahanan
melawan kecemasan
1. Responfisiologis.
Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)
2. Responpsikologologis.
Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupun personal
3. Respon kognitif.
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses berpikr mapun
isis pikir, diantaranya adalah tidak mampu memperhatikan, korsentrai merurun,
mudah lupa, memirunya lapangan persepsi, bingung.
4. Respon afektif.
Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga berlebihan
sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan
1. Panik berlubungan dengan penolakan keluarga karena bingung dan gagal mengambil
keputusan.
KRITERIA HASIL :
INTERVENSI :
Bantu klien berfokus pada pemapasan lambat dan melatihnya bernapas secara ritmik.
Bantai klien mempertahankan kebiasaan makan teratur dan seimbang.
Identifikasi gejala awal dan ajarkan klien melakukan perilaku distraksi seperti: berbicara
kepada orang lain, mehbatkannya dalam aktivitas fisik.
Bantu klien melakukan bicara pada diri sendiri positif yang direncanakan sebelumnya
dan telah terlatih
Libatkan klien dalam mempelajari cara mengurangi stressor dan situasi yang
menimbulkan ansietas.
KRITERIA HASIL : .
INTERVENSI :
. Eksplorasi perasaan cemas klien, perlihatkan diri sebagai orang yang hangat, ,menjadi
pendengar yang baik. .
Bantu klien mengenali perasaan cemas dan menyadari nilainya. .
Melakukan komunikasi dengan teknik yang tepat dan dimulai dari topik yang ringan
Bantu kilen mengidentifikasi respon terhadap stres.
4. Ketidakefektifan koping individu berhubungan dengan kematian saudara kandung.
KRITERIA HASIL :
Klien memiliki koping terhadap ancaman.
Strategi koping positif.
Untuk mengetahui sebab biologis.
Klien melakukan aktifitas seperti biasanya.
INTERVENSI :
Dorong klien untuk menggunakan koping adaftif dan efektif yang telah berhasil
digunakan pada masa lampau.
Bantu kien melihat keadaan saat ini dan kepuasan mencapai tujuan
Bantu klien untuk menentukan strategi koping positif. Konseling dan penyuluhan
keluarga ataun orang terdekat tentang penyebab biologis.
Dorong klien untuk melakukan aktifitas yang disukainya,
KRITERIA HASIL :
INTERVENSI :
perawat harus dapat menyadari perasaan cemasnya, membuka perasaan cemasnya dan
menangani secara konstruktif dan gunakan cara yang dilakukan perawat secara terapeutik
untuk membantu mengatasi kecemasan klien
fasilitasi lingkungan dengan stimulus yang minimal, tenang dan membatasi interaksi
dengan orang lain atau kurangi kontak dengan penyebab stresnya.
Berikan alternatif pilihan pengganti, tidak mengonfrontasi dengan objek yang
ditakutinya, tidak ada argument, tidak mendukung fobianya, terapkan batasan perilaku
klien untuk membantu mencapai kepuasan dengan aspek
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Armxietas adalah perasaan yang difjus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak
menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau
beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu.
Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat
berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besan. Perasaan ini disertai dengan
rasa ingin bergerak dan gelisah.
Saran
Makalah ini disusun dengan menggunakan pedoman dari berbagai sumber dengan
harapan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Makalah dapat bermanfaat lebih
baik apabila pembaca juga menggunakan referensi yang lain sehingga pembaca mengetalmi
kelemahan dan kelebihan dari makalah ini dan makalah tersebut dapat menjadi salah satu acuan
untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan pada klien krisis dan kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA