Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KECEMASAN
Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Keperawatan Jiwa

Disusun oleh :
Kelompok I
Prodi D3 Keperawatan
Abdul Wahid : E.0105.19.002
Eli Safitri : E.0105.19.010
Firni Aziz Fauziah : E.0105.19.052
Fransisca C P S : E.0105.19.016
Jyfhy Alexandro D T L : E.0105.19.021
Neng Halum S H : E.0105.19.029
Tuti Heryanti : E.0105.19.047
Winda Pebrianti : E.0105.19.049
Zulfikar Alfaruk : E.0105.19.051
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN
BUDI LUHUR CIMAHI
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-
Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul ”Askep pada Klien dengan Gangguan
Kecemasan” dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan yang berharga ini dengan
segala kerendahan hati, perkenankan penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan setulus hati
dalam proses penyusunan makalah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan mengingat kemampuan kami yang terbatas. Untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan dan kami
terima dengan senang hati.

Cimahi, April 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecemasan atau ansietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya.
Pengaruh kecemasan terhadap pencapaian kedewasaan, merupakan masalah
penting dalam perkembangan kepribadian. Kecemasan juga merupakan ketakutan
yang besar dalam menggerakkan tingkah laku. Baik tingkah laku normal maupun
tingkah laku yang menyimpang, yang terganggu, kedua-duanya merupakan
pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadapkecemasan itu.
Tidak sorang pun bebas dari kecemasan. Semua orang pasti merasakan kecemasan
dalam derajad tertentu. Bahkan kecemasan yang ringan dapat berguna yakni dalam
memberikan rangsangan terhadap seseorang. Rangsangan untuk mengatasi
kecemasan dan membuang sumber kecemasan. Kecemasan yang dapat membuat
seseorang putus asa dan tidak berdaya sehinggamempengaruhi seluruh
kepribadiannya adalah kecemasan yang negative.
Rasa takut yang ditimbulkan oleh adanya ancaman, sehingga seseorangaakan
menghindari diri dari sebagainya. Kecemasan atau ansietas dapat ditimbulkan oleh
bahaya dari luar, mungkin juga bahaya dari dalam diri seseorang, dan pada
umumnya ancaman itu samar-samar. Bahaya dari dalam ditimbulkan bila ada
sesuatu hal yang yang tidak dapat diterimanya, misalnya pikiran,
perasaan,keinginan dan dorongan. Pada umumnya pada orang tua memakai
kecemasan berhubungan dengan penolakan dan tidak menyayangi anak untuk
mengajarkan beberapa pola tingkah laku kepada anaknya. Penolakan terus
menerus oleh orang-orang yang berarti bagi seseorang dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan yang berat seumur hidup
Pada saat ini banyak sekali benyak sekali kecemasan yang timbul sehubungan
dengan moderisasi dan perkembangan teknologi yang mempersempit langkah
kerja. Hampir setiap orang mengalami keraguan, ketidak pastian
dalammenghadapi masa kini yang kompleks. Walaupun kecemasan dapat bersifat
Konstruktif dan destruktif namun demikian kecemasan ini harus dipakai sebagai
alatuntuk mencapai perbaikan dan kemajuan.
Ansietas adalah masalah penting pada pelayanan kesehatan baik primer
maupun spesialis, karena rata-rata prevalensi seumur hidup untuk gangguan
inisekitar 25% dari semua pasien gangguan medis umum. Stresor psikologis dan
fisik dari gangguan medis sering memicu ansietas, terutama pada individu yang
rentan.Kecemasan (ansietas) itu sendiri merupakan respon psikologik
terhadapstres yang mengandung komponen fisiologik dan psikologik. Reaksi
fisiologisterhadap ansietas merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem
saraf otonom,meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran
tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit
dingin dan lembab.Manifestasi yang khas pada ansietas tergantung pada masing-
masing individu dandapat meliputi menarik diri, membisu, mengumpat, mengeluh,
dan menangis.Kecemasan bersifat kompleks dan abstrak seperti yang telah ditulis
oleh Freud bertahun-tahun yang lalu.
Dengan adanya permasalahan tersebut, kami tertarik untuk membuat makalah
yang berjudul “Askep pada Klien dengan Gangguan Kecemasan”.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1
1.2.2
1.2.3

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana proses asuhan keperawatan pada pasien dengan
ansietas
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi konsep ansietas meliputi definisi predisposisi,
presipitasi serta tanda gejala
1.3.2.2 Mengidentifikasi proses keperawatan pada pasien ansietas meliputi
pengkajian, analisis data, pohon masalah, rencana intervensi,
implementasidan evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kecemasan
2.1.1 Definisi
Ansietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak
menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan
terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah
yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang tertentu. 
Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung
berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau
buang air besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan
gelisah. “ ( Harold I. LIEF)  “Anenvous condition of unrest” ( Leland E.
HINSIE dan Robert S CAMBELL).
Menurut Stuart (1995) Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak
jelas dan menyebar , yang dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya,
keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Ansietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang
disebabkan oleh
dugaan akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan
membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan seseorang
individu atau kelompok biososialnya.” ( J.J GROEN).
2.1.2 Penggolongan Ansietas
2.1.2 1 Ansietas Ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang
berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori
meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk
belajar, bertindak, menyelesaikan masalah, merasakan, dan
melindungi dirinya sendiri. Ansietas ringan berhubungan dengan
ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini
lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan
waspada.
1. Respon Fisiologis
a. Sesekali nafas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Gejala ringan pada lambung
d. Muka berkerut dan bibir bergetar
e. Ketegangan otot ringan
f. Rileks atau sedikit gelisah
2. Respon Kognitif
a. Mampu menerima rangsang yang kompleks
b. Konsentrasi pada masalah
c. Menyelesaikan masalah secara efektif
d. Perasaan gagal sedikit
e. Waspada dan memperhatikan banyak hal
f. Terlihat tenang dan percaya diri
g. Tingkat pembelajaran optimal
3. Respon Perilaku dan Emosi
a. Tidak dapat duduk tenang
b. Tremor halus pada tangan
c. Suara kadang-kadang meninggi
d. Sedikit tidak sabar
e. Aktivitas menyendiri
2.1.2.2 Ansietas Sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu
bahwa ada sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi
gugup atau agitasi. Misalnya, seorang wanita mengunjungi
ibunya untuk pertama kali dalam beberapa bulan dan merasa
bahwa ada sesuatu yang sangat berbeda. Ibunya mengatakan
bahwa berat badannya turun banyak tanpa ia berupaya
menurunkannya. Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap
lingkungan menurun, individu lebih memfokuskan pada hal yang
penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain.
1. Respon fisiologis
a. Ketegangan otot sedang
b. Tanda-tanda vital meningkat
c. Pupil dilatasi, mulai berkeringat
d. Sering mondar-mandir, memukulkan tangan
e. Suara berubah: suara bergetar, nada suara tinggi
f. Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
g. Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyari
punggung
2. Respon kognitif
a. Lapang persepsi menurun
b. Tidak perhatian secara selektif
c. Fokus terhadap stimulus meningkat
d. Rentang perhatian menurun
e. Penyelesaian masalah menurun
f. Pembelajaran berlangsung dengan memfokuskan
3. Respon prilaku dan emosi
a. Tidak nyaman
b. Mudah tersinggung
c. Kepercayaan diri goyah
d. Tidak sadar
e. Gembira
2.1.2.3 Ansietas Berat
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada
sesuatu yang berbeda dan ada ancaman; ia memperlihatkan
respon takut dan distres. Ketika individu mencapai tingkat
tertinggi ansietas, panik berat, semua pemikiran rasional berhenti
dan individu tersebut mengalami respon fight, flight atau freeze-
yakni, kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap ditempat dan
berjuang, atau menjadi beku atau tidak  dapat melakukan sesuatu.
1. Respon fisiologis
a. Ketegangan otot berat
b. Hiperventilasi
c. Kontak mata buruk
d. Pengeluaran keringat meningkat
e. Bicara cepat, nada suara tinggi
f. Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
g. Rahang menegang, menggetakkan gigi
h. Kebutuhan ruang gerak meningkat
i. Mondar-mandir, berteriak
j. Meremas tangan, genetar
2. Respon kognitif
a. Lapang persepsi terbatas
b. Proses berfikir terpecah-pecah
c. Sulit berfikir
d. Penyelesaian masalah buruk
e. Tidak mampu mempertimbangkan informasi
f. Hanya memerhatikan ancaman
g. Preokupasi dengan pikiran sendiri
h. Egosentris
3. Respon prilaku dan emosi
a. Sangat cemas
b. Agitasi
c. Takut
d. Bingung
e. Merasa tidak adekuat
f. Menarik diri
g. Penyangkalan
h. Ingin bebas
2.1.3 Faktor Predisposisi
2.1.3.1 Teori Psikoanalitik
Menurut freud,struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen
yaitu “ID, EGO Dan SUPER EGO”. Ego melambangkan
dorongan insting dan impuls primitif. Super ego mencerminkan
hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang , sedangkan Ego digambarkan sebagai mediator antara
tuntutan dari ID dan Super Ego.
2.1.3.2 Teori Interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan
interpersonal. Hal ini juga dihubungkan akan trauma pada masa
pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan individu yang
mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami
Ansietas yang berat.
2.1.3.3 Teori Perilaku
Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal
kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan
menunjukkan kemungkinan Ansietas yang berat pada kehidupan
masa dewasanya.

2.1.4 Rentang Respon


Rentang respon ansietas berfluktuasi antara respon adaftif dan maladaptif
(Stuart, 2007)

2.1.5 Bentuk Gangguan Ansietas


1. Gangguan Panik
Serangan panik adalah suatu episode ansietas yang cepat,
intens, dan meningkat, berlangsung 15-30 menit, ketika individu
mengalami ketakutan emosional yang besar juga ketidaknyamanan
fisiologis.  Diagnosis gangguan panik ditegakkan ketika individu
mengalami serangan panik berulang dan tidak diharapkan yang diikuti
oleh rasa khawatir yang menetap sekurang-kurangnya satu bulan
bahwa ia akan mengalami serangan panik berikutnya atau khawatir
tentang makna serangan panik, atau perubahab prilaku yang signifikan
terkait dengan serangan panik, saat gejala-gejala tersebut bukan akibat
penyalahgunaan zat atau gangguan jiwa lain. Sedikitnya lebih dari
75% individu dengangangguan panik mengalami serangan awal
spontan tanpa ada pemicu dari lingkungan. Sisanya mengalami
serangan panik yang distimulasi oleh stimulus fobia atau karena
berada di bawah pengaruh zat yang mengubah sistem saraf pusat dan
menstimulasi respon hormonal, organ, tanda vital yang sama, yamg
terjadi pada serangan panik. Setengah dari individu yang mengalami
serangan panik juga mengalami agorafobia.
Ada dua kriterla Gangguan panik : gangguan panik tanpa
agorafobia dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan
panik ini harus ada serangan panic
2.1.6 Gejala Umum Ansietas
1. Gejala psikologik
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati ,
takut ”gila”, takut kehilangan kontrol dan sebagainya.
2. Gejala fisik
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan,
pusing, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa
gatal, gangguan di lambung dan lain-lain. Keluhan yang dikemukakan
pasien dengan Ansietas kronik seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit
dada; kadang-kadang merasa harus menarik nafas dalam; ada sesuatu
yang menekan dada; jantung berdebar; mual; vertigo; tremor; kaki dan
tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak dapat diam ada
perasaan harus bergerak terus menerus; kaki merasa lemah, sehingga
berjalan dirasakan beret; kadang- kadang ada gagap dan banyak lagi
keluhan yang tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan yang
dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan
gangguan Ansietas kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami
hanya beberapa gejala 1 keluhan saja. Tetapi pengalaman penderitaan
dan gejata ini oleh pasien yang bersangkutan biasanya dirasakan
cukup gawat.
3. Gejala penyerta
Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan
agorafobia, pada beberapa pasien suatu gangguan depresi ditemukan
bersama-sama dengan gangguan panik.  Penelitian telah menemukan
bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan
panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan
mental.
2.1.7 Gambaran Klinis
Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau
serangan panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah
luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau trauma
emosional. Klinisi harus berusaha untuk  mengetahui tiap kebiasaan atau
situasi yang sering mendahului serangan panik.  Serangan sering dimulai
dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit.
Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan
ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu
menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa
kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian.
Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat.
Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya
berlangsung 20 sampai 30 menit.
Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi
dimana ia akan sulit mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa
bahwa mereka harus ditemani setiap kali mereka keluar rumah.
2.1.8 Penatalaksanaan Medis
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap
pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang
bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau
psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada
uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
1) Makan makan yang bergizi dan seimbang.
2) Tidur yang cukup.
3) Cukup olahraga.
4) Tidak merokok.
5) Tidak meminum minuman keras.
2. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan
memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak
(limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat
anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam,
lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala
ikutan atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk
menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-
obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
diberi keyakinan serta percaya diri.
2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi
bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stressor.
4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya
ingat.
5) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang
tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
5. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya
dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem
kehidupan yang merupakan stressor psikososial.
2.1.8 Komplikasi
1. Depresi
2. Somatoform
3. Skizofrenia Hibefrenik
4. Skizofrenia Simplek

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Kecemasan


2.2.1 Pengkajian Keperawatan pada pasien dengan ansietas menurut (Stuart,
2007) yaitu:
a. Identitas Klien
1) Initial :Ansietas lebih rentan terjadi pada wanita daripada laki-
laki, karena wanita lebih mudah stress dibanding pria.
2) Umur : Toddler-lansia
3) Pekerjaan : Pekerajaan yang mempunyai tingkat stressor yang besar.
4) Pendidikan : Orang yang mempunyai tingkat pendidikan yang
rendahlebih rentan mengalami ansietas
b. Alasan Masuk
Sesuai diagnosa awal klien ketika pertama kali masuk rumah sakit.
c. Faktor Predisposisi
1) Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian : id dan superego.
2) Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasan takut
terhadap ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.
3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi
yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan
4) Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas biasanya
terjadi dalam kelurga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara
gangguan ansietas dengan depresi
d. Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital:
TD : Meningkat, palpitasi, berdebar-debar bahkan sampai pingsan.
N : Menurun
S : Normal (36˚C - 37,5˚C ), ada juga yang mengalami hipotermi
tergantung respon individu dalam menangania ansietasnya
P : Pernafasan , nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa
tercekik terengah- engah
Ukur : TB dan BB: normal (tergantung pada klien)
Keluhan Fisik :  refleks, terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia,
tremor, kaku, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, gerakan lambat,
kaki goyah.
Selain itu juga dapat dikaji tentang repon fisiologis terhadap ansietas
(Stuart, 2007):
B1 : Nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada, nafas dangkal
pembengkakan pada tenggorokan, terengah-engah.
B2 : Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin
pingsan, pingsan, TD ↓, denyut nadi ↓.
B3 : Refleks ↑, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor,
rigiditas, gelisah, wajah tegang.
B4 : Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih.
B5 : Kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman
pada abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati.
B6 : Lemah.
e. Psikososial:
Konsep diri:
1) Gambaran diri : wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah,
keringat berlebihan.
2) Identitas : gangguan ini menyerang wanita daripada pria serta terjadi
pada seseorang yang bekerja dengan sressor yang berat.
3) Peran : menarik diri dan menghindar dalam keluarga / kelompok /
masyarakat.
4) Ideal diri : berkurangnya toleransi terhadap stress, dan
kecenderungan ke arah lokus eksternal dari keyakinan kontrol.
5) Harga diri : klien merasa harga dirinya rendah akibat ketakutan yang
tidak rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.
Hubungan Sosial:
1) Orang yang berarti: keluarga
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: kurang berperan
dalam kegiaran kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan
menghindar dalam keluarga / kelompok / masyarakat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: +
Spiritual:
1) Nilai dan keyakinan
2) Kegiatan ibadah
f. Status Mental:
1) Penampilan : pada orang yang mengalami ansietas berat dan panik
biasanya penampilannya tidak rapi.
2) Pembicaraan : bicara cepat dan banyak, gagap dan kadang-kadang
keras.
3) Aktivitas motorik : lesu, tegang, gelisah, agitasi, dan tremor.
4) Alam perasaan : sedih, putus asa, ketakutan dan khawatir.
5) Afek : labil
6) Interaksi selama wawancara: tidak kooperatif, mudah tersingung dan
mudah curiga, kontak mata kurang.
7) Persepsi : berhalusinasi, lapang persepsi sangat sempit dan tidak
mampu menyelesaikan masalah.
8) Proses pikir : persevarsi
9) Isi pikir : obsesi, phobia dan depersonalisasi
10) Tingkat kesadaran : bingung dan tidak bisa berorietansi terhadap
waktu, tempat dan orang (ansietas berat)
11) Memori : pada klien yang mengalami OCD (Obsessive Compulsif
Disorder) akan terjadi gangguan daya ingat saat ini bahkan sampai
gangguan daya ingat jangka pendek.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung : tidak mampu berkonsentrasi
13) Kemampuan penilaian : gangguan kemampuan penilaian ringan
14) Daya titik diri : menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan
orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini.
g. Kebutuhan Persiapan Pulang
1) Kemampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan makanan,
keamanan, tempat tinggal, dan perawatan.
2) Kegiatan hidup sehari-hari:
3) Kurang mandiri tergantung tingkat ansietas
4) Perawatan diri
5) Nutrisi
6) Tidur
h. Mekanisme Koping
Adaptif (ansietas ringan) dan maladaptif (ansietas sedang, berat dan
panik). Menurut Stuart (2007). Individu menggunakan berbagai
mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya, ketidakmampuan
mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan penyebab utama
terjadinya perilaku patologis. Ansietas ringan sering ditanggulangi tanpa
pemikiran yang sadar, sedangkan ansietas berat dan sedang
menimbulkan 2 jenis mekanisme koping :
1) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntunan situasi stres
secara realistis
2) Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara
relative pada tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan
distorsi realitas, mekanisme ini dapat menjadi repon maladaptif
terhadap stres.
i. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1) Masalah dengan dukungan kelompok: klien kurang berperan dalam
kegiatan kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan
menghindar dalam keluarga/ kelompok/ masyarakat.
2) Masalah berhubungan dengan lingkungan: lingkungan dengan
tingkat stressor yang tinggi akan memicu timbulnya ansietas.
3) Masalah dengan pendidikan: seseorang yang pernah gagal dalam
menempuh pendidikan, tidak ada biaya untuk melanjutkan jenjang
pendidikan berikutnya.
4) Masalah dengan pekerjaan: mengalami PHK, target kerja tidak
tercapai.
5) Masalah dengan perumahan: pasien kehilangan tempat tinggalnya
karena bencana alam, pengusuran dan kebakaran.
6) Masalah ekonomi: pasien tidak mempunyai kemampuan finansial
dalam mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan keluarganya.
7) Masalah dengan pelayanan kesehatan: kurang percaya dengan
petugas kesehatan.
j. Pengetahuan Kurang
Pasien kurang mempunyai pengetahuan tentang faktor presipitasi,
koping, obat-obatan, dan masalah lain tentang ansietas
k. Aspek medik
Diagnosa Medik:
1) Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistic terhadap
dua atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini
menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang
(inability to relax)
2) Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:
Ketegangan Motorik:
a) Kedutan otot atau rasa gemetar
b) Otot tegang/kaku/pegel linu
c) Tidak bisa diam
d) Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik:
a) Nafas pendek/ terasa berat
b) Jantung berdebar-debar
c) Telapak tangan basah dingin
d) Mulut kering
e) Kepala pusing/rasa melayang
f) Mual, mencret, perut tidak enak
g) Muka panas/ badan menggigil
h) Buang air kecil lebih sering
i) Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan dan Penangkapan Berkurang
a) Perasaan jadi peka/ mudah ngilu
b) Mudah terkejut/kaget
c) Sulit konsentrasi pikiran
d) Sukar tidur
e) Mudah tersinggung
3) Hendaknya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam
gejala: penurunan kemampuan bekerja, hubungan social, dan melakukan
kegiatan rutin.
2.2.2 Masalah Keperawatan
1. Kecemasan/Ansietas
2. Ketidakefekstifan koping
3. Gangguan citra tubuh
4. Kurangnya pengetahuan
5. Harga diri rendah situasional
6. Ganggua pola tidur
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Ny. I dengan usia 45 tahun, masuk RSJ Pelangi pada 12 April 2011 diantar oleh
Adik kandungnya yaitu Tn S karena mengalami gangguan jiwa dikarenakan ada
masalah pada perkawinannya dengan Tn. A akibatnya terjadi perceraian dikarenakan
Tn. A berselingkuh dengan perempuan lain sehingga Ny. I mengalami stress yang
ditandai dengan panic, menarik diri, menghindari kontak sosial terutama pada seorang
pria, depresi, takut yang berlebihan. Ny. I dirawat di ruang 27 dengan No RM 04511
Hasil observasi Tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi: 84 x/mnt, Nafas : 20 x/mnt, Berat
badan : 52 kg dan tinggi badan 165 cm

Identitas
Nama : Ny. I
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Janda
Ruang : 27
Nomor Register : 04511
Tanggal Masuk : 12 April 2021
Tanggal Pengkajian : 13 April 2021

Penanggung jawab
Nama : Tn. S
Hubungan dengan klien : Adik kandung

A. Alasan Masuk
Panik, menarik diri, menghindari kontak sosial terutama pada seorang pria,
depresi, takut yang berlebihan.

B. Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa. Menurut adik
kandung klien, tidak ada keluarga yang menderita sakit jiwa seperti klien. Klien
adalah seorang istri yang sangat setia dan cinta dengan suaminya dan klien
sudah mempunyai 2 orang anak. Dan klien mengetahui secara tidak sengaja
bahwa suaminya mempunyai istri lain. Tetapi klien selalu menutupi masalahnya
sendiri dengan cara menarik diri dan menghindari kontak sosial dengan
keluarganya.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/mnt
RR : 20 x/mnt
BB : 52 kg
TB : 165 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut hitam merata, bersih, tidak ada benjolan dan bekas
trauma
Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pandangan
kosong
Hidung : Bersih, tidak ada septum deviasi, tidak ada polip, tidak ada
nafas cuping hidung
Telinga : Bersih, pendengaran baik, tidak nyeri, tidak menggunakan alat
bantu pendengaran
Mulut : Mukosa lembab, gigi bersih, bibir tidak sianosis
Leher : Trakea simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis
Paru-paru : I : tidak ada lesi pada dada, pergerakan regular
Pa : tidak ada krepitasi, tidak ada nyeri
Pe : resonan
A : vesikuler
Jantung : I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus Cordis teraba pada SC VI media LMCS
Pe : pekak
A : bunyi jantung I dan II
Abdomen : I : tidak ada lesi
A : peristaltik usus 12x/mnt
Pe : tympani
Pa : tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Bersih, tidak terpasang kateter
Ekstremitas : Tidak ada edema, CRT < 2 detik, klien dapat berjalan dengan
baik

D. Psikososial
1. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien merasa sudah tidak cantik lagi dan merasa banyak kekurangan
pada dirinya sehingga suaminya berpaling pada wanita lain.
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa merasa banyak kekurangan dalam dirinya.
c. Peran diri
Klien merupakan seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki 2
orang anak. Klien sudah tinggal di rumahnya sendiri bersama suami dan
anaknya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dari penyakitnya tetapi klien
tidak ingin pulang ke rumahnya karena tidak ingin bertemu dengan
suaminya.
e. Harga diri
Klien merasa minder dengan masyarakat sekitar karena sudah ditinggal
selingkuh oleh suaminya.Klien dalam kesehariannya jarang bergaul dengan
tetangganya. Kegiatan kelompok tidak pernah klien ikuti.
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Menurut klien orang yang sangat berarti dalam hidupnya adalah suami
dan anak-anaknya.
b. Peran serta dalam kelompok atau masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah ikut dalam kegiatan kelompok dalam
masyarakat seperti arisan, PKK,dll.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan bahwa klien adalah orang yang lebih banyak diam dan
mengatakan malas bertemu atau berbicara dengan orang lain. Klien jarang
bergaul.
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam dan percaya bahwa Tuhan, surga dan neraka ada.
b. Kegiatan beribadah
Selama sakit, klien tidak pernah menjalankan sholat 5 waktu.
E. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan cukup rapi, rambut disisir rapi, pakaian yang dikenakan
sesuai, tidak terlalu besar dan kecil, klien juga memakai alas kaki.
b. Pembicaraan
Pembicaraan klien pelan malah kadang-kadang tidak mau berbicara sama
sekali, nada suara rendah, kontak mata kurang dan selalu menunduk dan suka
menyendiri.
c. Aktivitas motorik
Klien lebih bayak diam di pojok ruangan selama di rumah sakit, aktivitas
motorik tidak mengalami gangguan seperti mandi, ganti baju atas inisiatif
sendiri dan dilakukan secara mandiri tetapi klien jarang mau untuk makan.
d. Afek
Afek kurang serasi, klien kurang merespons dengan benar stimulus yang
diberikan.
e. Interaksi selama wawancara
Klien kurang kooperatif, tidak pernah kontak mata selama berinteraksi.
f. Persepsi
Saat dikaji klien mengatakan tidak ada halusinasi.
g. Proses pikir
Pembicaraan klien bisa dimngerti oleh perawat, selama komunikasi
dengan perawat dapat diobservasi bahwa pembicaraan klien terarah, jawaban
klien koheren dengan pertanyaan yang diajukan.
h. Isi pikir
Saat interaksi dengan perawat klien mengatakan bahwa ia merasa tidak
berharga, karena ditinggal oleh suaminya .
i. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien baik, orientasi tempat, waktu dan orang baik,
klien mengetahui sekarang berada di rumah sakit jiwa Lawang, klien
mengetahui hari, tanggal dan jam, klien dapat membedakan pagi, siang dan
malam.
j. Memori
Klien masih ingat tahun lahir yaitu tahun 1966, mampu mengingat
kejadian masa lalu, dan kejadian sekarang, klien dapat menceritakan riwayat
kehidupannya secara berurutan dan konsisten.
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mudah berkonsentrasi, daya ingat jangka panjang klien baik,
dimana klien masih mengingat tahun lahirnya dan tahun lahir anaknya, klien
masih mampu mengingat hal-hal yang baru saja terjadi. Klien masih dapat
berhitung sederhana, ketika diberi pertanyaan 12 + 9 + 11 = klien menjawab
32.
l. Kemampuan penilaian
Klien masih mampu mengambil keputusan sederhana, dibantu orang
lain. Contoh ketika diberi opsi minum obat dulu sebelum tidur atau tidur dulu
sebelum minum obat, klien mengatakan minum obat dulu sebelum tidur.
m. Daya tilik diri
Klien mengakui dan sadar bahwa dirinya sedang sakit dan ingin segera
sembuh.

G. Kebutuhan Persiapan Pulang


Selama di rumah sakit klien makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk
dan buah tetapi kadang dimakan kadang tidak. Pola buang air besar klien tidak
teratur. Buang air kecil tidak mengalami masalah. Dalam buang air besar dan
buang air kecil klien di kamar mandi / WC atas inisiatif sendiri, begitu juga
membersihkan diri setelah buang air besar / buang air kecil. Klien mandi 2x sehari
atas inisiatif sendiri. Selama di rumah sakit klien berpakaian rapi dan terlihat
sesuai tubuhnya. Klien berpakaian sendiri dan ganti setiap hari. Klien mengalami
gangguan tidur. Selama di rumah sakit penggunaan obat klien diatur oleh perawat,
pemeriksaan kesehatan dilakukan setiap hari oleh perawat pula.
Klien memiliki sistem pendukung yaitu keluarga dan perawat selama di rumah
sakit.
2. Mekanisme Koping
Klien mengatakan jika ada masalah dipendam sendiri namun kadang cerita
dengan suaminya.
3. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien mengatakan jarang bergaul dengan tetangganya. Mengenai masalah
perumahan, ia mengatakan tinggal di rumahnya sendiri.
4. Pengetahuan
Klien mengetahui dan sadar akan sakit yang dideritanya, namun klien
kurang tahu mengenai obat-obatan karena kurang ada bimbingan dari perawat
ruangan
H. ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah Keperawatan
1. DS : Kecemasan berat
- Klien mengatakan sudah tidak cantik lagi
dan merasa banyak kekurangan pada
dirinya sehingga suaminya berpaling pada
wanita lain.
- Klien mengatakan ingin segera sembuh
dari penyakitnya tetapi klien tidak ingin
pulang ke rumahnya karena tidak ingin
bertemu dengan suaminya.
- Klien merasa minder dengan masyarakat
sekitar karena sudah ditinggal selingkuh
oleh suaminya.
- Klien selalu memendam perasaannya
ketika ada masalah .
DO :
- Klien kurang kooperatif
- Nada bicara rendah ketika sedang
berinteraksi dengan perawat
- Klien terlihat bingung dan gelisah
- Klien sering terlihat menyendiri di pojok
ruangan
- Klien tidak mau bertemu dengan orang
laki-laki terutama suaminya
2. DS : Panik
- Klien mengatakan jarang bergaul dengan
tetangganya
- Klien mengatakan ingin segera sembuh
dari penyakitnya
- Klien mengatakan bahwa ia merasa tidak
berharga lagi
DO :
- Tidak pernah ada kontak mata saat
berinteraksi
- Klien terlihat panik
- Klien tidak tampak dijenguk oleh
keluarganya
3. DS : Isolasi sosial : menarik diri
- Klien mengatakan jarang ikut kegiatan
masyarakat seperti arisan, PKK, dll
- Klien mengatakan jarang bergaul dengan
tetangganya
- Klien mengatakan bergaul dengan orang
tertentu saja / keluarganya saja
DO :
- Klien berbicara lambat, nada rendah dan
selalu menunduk.
- Klien sulit diajak berinteraksi

I. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Kecemasan berat
2. Panik
3. Isolasi sosial : menarik diri

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Kecemasan berat berhubungan dengan konflik perkawinan.
- Panik berhubungan dengan penolakan keluarga (suami).
- Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
K. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. I
Ruang : 27
No. RM : 04511

No Perencanaan
Diagnosa
No Dx Intervensi Ttd
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
.
Kecemasan 1.Ekspresi wajah Kel.
1 1 berat Tujuan Umum: bersahabat, 1.Bina hubungan 1
berhubungan Kecemasan klien menunjukkan rasa saling percaya dengan
dengan konflik hilang dan klien senang, ada kontak mengungkapkan
perkawinan. dapat mata, mau berjabat prinsip komunikasi
berhubungan tangan, mau terapeutik. a.Sapa
sosial dengan menyebutkan nama, klien dengan ramah
orang lain secara mau menjawab baik verbal maupun
optimal salam, klien mau non verbal
Tujuan Khusus : duduk berdampingan b.Perkenalkan diri
Klien dapat dengan perawat, mau dengan sopan
membina mengutarakan c.Tanyakan nama
hubungan saling masalah yang lengkap klien dan
percaya dihadapi nama panggilan yang
disukai klien
d.Jelaskan tujuan
pertemuan
e.Jujur dan menepati
janji
f.Tunjukkan sikap
empati dan menerima
klien apa adanya
g.Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien
Tujuan Khusus 2 2.Klien mau bercerita 2.Eksplorasi perasaan
Klien dapat semua masalahnya cemas klien,
percaya kepada kepada perawat tanpa perlihatkan diri
perawat dank lien adanya tanda-tanda sebagai orang yang
dapat mampu kecemasan dan hangat, ,menjadi
menceritakan menarik diri pendengar yang baik
semua
masalahnya
Tujuan Khusus 3 3. Klien memahami 3.Bantu klien
Klien dapat dan mengerti mengenali perasaan
menilai penyebab cemas dan menyadari
kemampuan yang kecemasannya nilainya
digunakan dan
kecemasan yang
dihadapi
Tujuan Khusus 4 4. Klien mampu 4.Melakukan
Klien mampu menjawab semua komunikasi dengan
menceritakan pertanyaan yang teknik yang tepat dan
semua diberikan oleh dimulai dari topik
masalahnya perawat yang ringan.
Tujuan Khusus 5 5. Stres klien hilang 5.Bantu kilen
Klien dapat berkurang atau mengidentifikasi
melakukan hilang respon terhadap stres.
kegiatan sesuai
kondisi sakit dan
kemampuannya
tanpa stres
L. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. I
Ruang : 27
No. RM : 04511

Tgl/ No
Implementasi Keperawatan Evaluasi TTD
jam Dx
13/04/ 1 TUK 1 S: Kel.
21 Membina hubungan saling -“Wa’alaikum salam…” 1
11.15 percaya “nama saya Ny. I , saya
a. Menyapa dan memberi berasal dari Bululawang, saya
salam tidak bekerja ”
b. Memperkenalkan diri -Klien menjawab pertanyaan
dengan menyebut nama perawat tapi tidak mau
lengkap, nama panggilan, berjabat tangan “Hobi saya
alamat dan berjabat tangan memasak”
c. Menanyakan nama
lengkap klien, nama panggilan
serta asal
d. Menjelaskan tujuan
pertemuan yaitu ingin
membantu menyelesaikan
masalah klien

TUK 2 O:
Klien dapat percaya kepada -Klien tidak mau berjabat
perawat dank lien dapat mampu tangan dengan perawat
menceritakan semua masalahnya -Klien terdiam tanpa ekspresi,
a. Memualisasi TUK 2 jarang terjadi kontak mata,
b. Menanyakan pada klien duduk berdampingan dengan
tentang kemampuan dan aspek perawat, nada bicara rendah/
positif yang dimiliki klien pelan, klien sedikit
c. Memberikan menceritakan tentang
reinforcement positif atas masalahnya
keberhasilan klien -Klien kurang kooperatif saat
mengungkapkan segala bicara dengan perawat
kemampuan klien
d. Menyampaikan kontrak
waktu untuk pertemuan
berikutnya
A:
-TUK 1 tercapai
Klien mau menyebut nama
lengkap, alamat serta hobi
-TUK 2 sedikit tercapai
Klien mau menceritakan
sedikit masalahnya
P:
P : optimalkan TUK 2
Lanjutkan TUK 3 dan 4
K : katakan pada klien bahwa
perawat ingin membantu klien
dan ingin menjadi teman klien,
katakan bahwa perawat siap
kapan saja klien mau bercerita
tentang masalah yang
dihadapi, motivasi klien untuk
mengetahui kemampuan yang
dimiliki, anjurkan untuk
mengingat nama perawat
14/04/ TUK 3 S:
21 Klien dapat menilai kemampuan -Klien mengatakan
09.10 yang digunakan dan kecemasan “wa’alaikum salam
yang dihadapi -Klien mengatakan tadi malam
a. Mengucapkan salam tidak bisa tidur, makannya
b. Mengajak klien untuk tidak habis, obatnya sudah
berbincang-bincang sesuai diminum
kontrak sebelumnya -Klien mengatakan
c. Mengingatkan kembali perasaannya lebih baik dari
(identitas / nama perawat) kemarin
d. Bertanya pada klien tentang -Klien masih memilih untuk
kontrak hari ini diam di dalam ruangan
e. Mendiskusikan
kemampuan klien yang dapat
dilakukan selama di rumah
sakit atau di rumah
TUK 4 O:
Klien mampu menceritakan -Klien mau menjawab salam
semua masalahnya -Klien sudah mau berjabat
a. Meminta klien untuk memilih tangan dengan perawat
kegiatan yang akan dilakukan -Klien hanya diam, kontak
di rumah sakit mata sudah ada meskipun
b. Memberi pujian atas jarang, duduk berdampingan
keberhasilan klien dengan perawat, nada bicara
c. Merencanakan kontrak yang rendah dan pelan
akan datang -Klien mau mencoba
d. Mencoba kegiatan yang pilihannya
dipilih -Klien melakukan kegiatan
kurang baik
-Klien mulai kooperatif saat
bicara dengan perawat
A:
TUK 3 tercapai
Klien mau menilai kemampuan
yang digunakan
TUK 4 sedikit tercapai
Klien dapat mencoba kegiatan
yang dipilih tapi belum
maksimal
P:
P : optimalkan TUK 4
Lanjutkan TUK 5
K : katakan bahwa perawat
siap kapanpun klien mau
bercerita tentang masalah yang
dihadapi, anjurkan klien untuk
mengingat nama perawat,
anjurkan klien membuat
jadwal kegiatan sehari-hari
15/04/ TUK 5 S:
21 Klien dapat melakukan kegiatan “Wa’alaikum salam”
09.30 sesuai kondisi sakit dan -Klien mengatakan suster Ani
kemampuannya tanpa stres -Klien mengatakan akan
a.Mengucapkan salam mencuci gelas dan sendok
b.Mengajak klien untuk setelah makan siang
berbincang-bincang sesuai O:
kontrak sebelumnya dengan -Klien duduk, disamping
klien perawat
c.Mengingatkan kembali -Klien mau berjabat tangan
identitas perawat -Klien ingat nama perawat
d.Bertanya kepada klien tentang -Klien mulai kooperatif
kontrak hari ini -Klien membuat jadwal
f.Mendiskusikan dengan klien kegiatan bersama perawat
kemampuan klien yang dapat A:
dilakukan selama sakit atau di TUK 5 Klien dapat melakukan
rumah kegiatan sesuai kondisi sakit
g.Memberikan kertas jadwal dan kemampuannya tanpa stres
kepada klien beserta TUK 5 terpenuhi
bolpoinya P:
h.Merencanakan bersama klien P : optimalkan TUK 5
aktivitas yang dapat dilakukan K : motivasi klien untuk
setiap hari sesuai kemampuan melakukan kegiatan sesuai
i.Mendiskusikan kemampuan kondisi sakit dan
yang dapat dilanjutkan kemampuannya tanpa stres
penggunaannya
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Ansietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan,
agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini
disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan
datang berulang bagi seseorang tertentu.  Perasaan ini dapat berupa rasa kosong
di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa
mau kencing atau buang air besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin
bergerak dan gelisah.

4.2 Saran
Makalah ini disusun dengan menggunakan pedoman dari berbagai
sumber dengan harapan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Makalah dapat bermanfaat lebih baik apabila pembaca juga menggunakan
referensi yang lain sehingga pembaca mengetahui kelemahan dan kelebihan dari
makalah ini dan makalah tersebut dapat menjadi salah satu acuan untuk
mengetahui tentang asuhan keperawatan pada klien dengan kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA

http://tamoy.com/list/kasus-askep-kecemasan-pada-pasien-jiwa
http://www.asuhan-keperawatan.co.cc/2010/01/respon-cemas-dan-gangguan-
kecemasan_04.html
http://www.scribd.com/doc/34869031/STUDI-KASUS-Anak-Dengan-Gangguan-
Kecemasan
http://mausehatdong.blogspot.com/2009/10/askep-cemas-dan-gangguan-
kecemasan.html
http://yuflihul.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-pada-klien-jiwa.html

Anda mungkin juga menyukai