Anda di halaman 1dari 7

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga)

OLEH:
KELOMPOK 1 KELAS VI A
1. MILTIADES NATALIA DAHUT (191111023)
2. NIKE R. TALAEN (191111025)

PRODI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG 2022
PENGKAJIAN
I. Identitas Keluarga
Nama kepala keluarga : Jon
Alamat dan nomor telepon :-
Pekerjaan kepala keluarga : Sopir truk untuk perusahaan lokal
Pendidikan :-
Komposisi keluarga :
Nama Umur Pekerjaan
Jon (Ayah) Supir truk
Santy (Ibu) 40 tahun Ibu rumah tangga
Jude (Anak pertama) 25 tahun -
Han (Anak kedua) 17 tahun -
Genogram:
GENOGRAM

Keterangan:

= Laki- laki = Laki- laki Meninggal = Sedang Sakit


= Perempuan = Perempuan Meninggal
=tinggal serumah

DM : Diabetes Melitus HTN : Hypertension


 Tipe/bentuk keluarga : Nuclear family
 Latar belakang kebudayaan suku bangsa: Masih dikaji lebih lanjut
 Agama : Masih dikaji lebih lanjut
 Status sosial ekonomi : Ayah (Jon) sebagai supir truk, Ibu (Santy)
sebagai IRT, Keluarga tidak menyebutkan penghasilan perbulan
 Kegiatan waktu luang/rekreasi : masih dikaji lebih lanjut
 Kebiasaan hidup sehari-hari : masih dikaji lebih lanjut

II. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DAN RIWAYAT KELUARGA


 Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga saat ini berada pada tahap
keenam dengan anak dewasa atau pelepasan (Lounching Center Families).
 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tugas perkembangan yang
belum terpenuhi adalah Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
 Riwayat keluarga inti : Hubungan keluarga baik, keluarga tinggal
bersama dalam satu rumah bersama kedua anaknya.
 Riwayat keluarga sebelumnya : Masih berhubungan baik hingga
sekarang
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
 Karakteristik rumah : Rumah yang ditinggali keluarga
adalah rumah sendiri bukan kontrak.
 Karakteristik tetangga dan komunitas RW : Sejak klien mengetahui
penyakitnya, dia mulai tidak aktif berbaur dengan kluarga dan masyarakat
dan membiarkan piring kotor menumpuk di dapur dan dapur juga terlihat
kotor.
 Mobilitas geografis keluarga: Klien dan keluarga belum pernah berpindah
tempat tingal. Rumah klien yang terletak di area yang cukup besar untuk
memiliki taman yang bagus namun tidak di kelola.
 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat sekitar : Menurut
suami dan keluarga besarnya yang tinggal di dekatnya mengatakan bahwa
klien tampak tidak lagi terlibat dengan keluarga atau teman-teman. Klien juga
takut pergi keluar depan umum.
 Sistem pendukung keluarga :-
1. STRUKTUR KELUARGA
 Pola komunikasi keluarga : Bersifat tertutup, Karena Ny S tidak
memberitahukan penyakitnya kepada keluarga.
 Struktur kekuatan keluarga : Masih dikaji lebih lanjut
 Struktur peran : Masing-masing anggota keluarga
menjalankan tugas sesuai dengan peran mereka. Yaitu ayah sebagai kepala
keluarga yang memiliki tugas untuk mencari nafkah, ibu mengelola keperluan
sehari-hari
Nilai atau norma keluarga :-
2. FUNGSI KELUARGA
 Fungsi afektif : adanya sikap saling menghormati dan
mengasihi antar suami-istri serta anak-anak.
 Fungsi sosialisasi : sebelumnya klien bersosialisasi dengan
baik dengan warga sekitar. Namun klien tampak tidak lagi terlibat dengan
keluarga atau teman-teman. Klien juga takut pergi keluar depan umum.
 Fungsi perawatan kesehatan:
 Makan : Keluarganya juga sangat suka makan nasi dalam
porsi yang banyak dan memakan daging2. Bahkan, makan malam pilihn
kelurganya adalah makanan yg digoreng, nasi dalm porsi besar, dan makanan
bersantan. Buah-buahan dan sayuran hijau bukan merupakan makanan favorit
keluarganya. Keluarganya sering ngemil. Mereka sering mengkonsumsi
makanan cepat saji. Kebiasaan memasak santy ini berhubungan dengan
keadaannya dari kecil yang hidup dalam keluarga yang suka mengkonsumsi
makanan berminyak.
 Pakaian :-
 Perawatan anggota keluarga yang sakit : keluarga masih menerapkan pola
hidup/perilaku yang tidak
sehat.
 Fungsi reproduksi : tidak ada masalah
 Fungsi sosial ekonomi : kebutuhan sandang, papan, dan pangan terpenuhi
3. KOPING KELUARGA
1. Koping Keluarga
a. Stressor keluarga jangka pendek dan Panjang:
Stressor Kelurga dalam Jangka pendek : Tn.J mengalami stress yang berlebihan karena
dia prihatin tentang status ekonominya yang kurang stabil
Stressor Kelurga dalam Jangka Panjang : Ny. S didiagnosis mengalami diabetes tipe 2,
obesitas dan hipertensi.
b. Respon keluarga terhadap stressor :
Ny. S menyadari tentang kondisinya dan belum siap untuk perubahan yang perlu di
buat. Bahkan, Ny. S merasa kewalahan. Walaupun ia memiliki hipertensi selama
bertahun-tahun ia merasa sangat takut ketika mengetahui bahwa diabetes juga memiliki
resiko lebih besar untuk penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal dan kebutaan. Ny. S
juga belajar bahwa diabetes dapat menyebabkan kakinya mati rasa, dan jika diabaikan
bisa mengakibatkan luka parah sehingga dapat menyebabkan amputasi.
c. Penggunaan strategi koping :
Ny. S tetap mempertahankan pola hidup/ perilakunya tanpa berusaha untuk mengubah
gaya hidupnya. Dan Ny. S tidak mau membahas masalahnya dengan keluarga.
d. Koping yang berhasil dilakukan oleh keluarga : Ny. S dan keluarga tidak memiliki
koping yang berhasil dilakukan.
e. Koping disfungsional : -

IV. PEMERIKSAAN FISIK


(Masih dikaji lebih lanjut)

Anda mungkin juga menyukai