Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH s

LANGKAH-LANGKAH PENGUJI HIPOTESIS

Kelompok 2:

1. Emilia Soga 191111011


2. Faustina Melinda 191111012
3. Febryani M. Malaka 191111013
4. Francisca Z.C.Da Silva 191111014
5. Irene Henuk 191111016
6. Januario M.P. Isak 191111017
7. Juvita D.S. Goncalves 191111018
8. Kristina Fitri Kurnia 191111019
9. Lusia E.L.U. Pareira 191111021
10. Miltiades Natalia Dahut 191111023
11. Maria Avila Dos Santos 191111024

FAKULTAS KESEHATAN

PRODI NERS

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

2022
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya. Terima kasih ujuga kami ucapkan kepada-teman kelompok yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bias tersusun deengan baik dan rapi.

Saya berharap semoga makalah ini bias menambah pengetahuan para pembaca. Namun,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kupang, 18 Agustus 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata pengantar.....................................................................................................................................2

Daftar isi..............................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4

a. Latar Belakang ..............................................................................................................................4


b. B.Tujuan .......................................................................................................................................4
c. Manfaat..........................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................5

1.1.....................................................................................................................Konsep Uji Chi Square


.......................................................................................................................................................5
1.2....................................................................................................................Aplikasi Uji Chi Square
.......................................................................................................................................................7

BAB III PENUTUP

.............................................................................................................................................................9

Kesimpulan .........................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Uji Chi Square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi
observasi atau yang benar-benar terjadi dengan frekuensi harapan/ekspektasi. Uji chi square
tidak dibatasi oleh asumsi-asumsi ketat tentang jenis populasi maupun parameter populasi, yang
dibutuhkan hanya derajat bebas. Uji chi square menggunakan teknik goodness of fit, yaitu dapat
digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang nyata antara banyak yang diamati
yang masuk dalam masing-masing kategori dengan banyak yang diharapkan berdasarkan
hipotesis nol. (Suciptawati, 2010). Uji chi square tergolong ke dalam jenis statistik
nonparametrik sehingga uji chi square tidakmemerlukan syarat data berdistribusi normal (Sufren
dan Natanael, 2013). Chi square dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya interdependensi
antara variabel kualitatif yang satu terhadap lainya berdasarkan pada observasi yang ada.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep uji chi-square
2. Untuk mengetahui aplikasi uji chi-square untuk uji asisoasi, uji homogenitas, uji kesesuaian

C. Manfaat
1. Pembaca dapat memahami konsep chi-square
2. Pembaca dapat memahami aplikasi uji chi-square untuk uji asisoasi, uji homogenitas, uji
kesesuaian
BAB II

PEMBAHASAN

1. 1. Konsep chi-square
A. Pengertian

Uji Chi Square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi
observasi atau yang benar-benar terjadi dengan frekuensi harapan/ekspektasi. Uji chi square
tidak dibatasi oleh asumsi-asumsi ketat tentang jenis populasi maupun parameter populasi, yang
dibutuhkan hanya derajat bebas. Uji chi square menggunakan teknik goodness of fit, yaitu dapat
digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang nyata antara banyak yang diamati
yang masuk dalam masing-masing kategori dengan banyak yang diharapkan berdasarkan
hipotesis nol. (Suciptawati, 2010). Uji chi square tergolong ke dalam jenis statistik
nonparametrik sehingga uji chi square tidak memerlukan syarat data berdistribusi normal
(Sufren dan Natanael, 2013). Chi square dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya
interdependensi antara variabel kualitatif yang satu terhadap lainya berdasarkan pada observasi
yang ada. Secara umum uji chi square digunakan untuk:

a) Interdepensensi satu variabel atau lebih dengan variabel lainya


b) 7
c) Kesesuaian antara frekuensi observasi variabel tertentu dengan frekuensi yang didapat
berdasarkan nilai harapannya.
B. Karakteristik Chi Square

Adapun beberapa karakteristik dari Chi Square adalah sebagai berikut.

1. Nilai Chi Square selalu positif karena merupkan hasil pengkuadratan.


2. Terdapat beberapa kelompok distribusi Chi Square, yaitu distribusi Chi square dengan
dk=1, 2, 3, dst.
3. Datanya berbentuk diskrit atau nominal

Chi Kuadrat dapat digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel atau satu variabel,
yang terdiri atas dua kategori atau lebih. selain itu dapat digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif 2 sampel atau 2 variabel serta untuk menguji hipotesis asosiatif yang berskala
nominal.

1. Chi square untuk uji hipotesis deskriptif satu sampel

Menurut Sugiyono (2013), Chi square satu sampel adalah teknik statistik yang digunakan
untuk menguji hipotesis deskriptif bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih klas, data
berbentuk nominal dan sampelnya besar. Yang dimaksud hipotesis deskriptif dapat
merupakan estimasi/dugaan terhadap ada tidaknya perbedaan frekuensi antara kategori satu
dan kategori lain dalam sebuah sampel tentang sesuatu hal.

2. Chi square untuk uji hipotesis komparatif dua sampel independen

Menguji komparatif dua sampel independen berarti menguji signifikansi perbedaan nilai dua
sampel yang tidak berpasangan. Sampel independen biasanya digunakan dalam penelitian
yang menggunakan pendekatan penelitian survey, sedangkan sampel berpasangan banyak
digunakan dalam penelitian eksperimen. Chi square digunakanuntuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel bila datanya berbentuk nominal dansampelnya besar.

C. Penggunaan chi-square
Rumus pada uji Chi–square sebenarnya tidak hanya ada satu. Apabila pada tabel
kontingensi 2 X 2 maka rumus yang digunakan adalah Continuty Correction. Apabila tabel
kontingensi 2 X 2, tetapi tidak memenuhi syarat dalam uji Chi-square maka rumus yang
digunakan adalah Fisher Exact Test. Sedangkan apabila tabel kontingensi lebih dari 2 X 2 misal
2 X 3 maka rumus yang digunakan adalah Pearson Chi-square (Supranto, 2000).
Uji Chi-square dapat dirumuskan sebagai berikut:

Adapun langkah – langkah dalam pengujian Chi-square yaitu:


1. Merumuskan hipotesis H0 dan H1
H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dua variabel
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara dua variabel
2. Mencari nilai frekuensi harapan (Ei)

3. Menghitung distribusi Chi-square


4. Menentukan taraf signifikansi α
5. Menentukan nilai χ 2 tabel
a. Taraf signifikansi (α) = 0,05
b. d.f = (Jumlah baris – 1) (Jumlah kolom – 1)
6. Menentukan kriteria pengujian
Jika χ 2 hitung χ 2 tabel, maka H0 Diterima
Jika χ 2 hitung > χ 2 tabel, maka H0 Ditolak
Jika Sig. ≥ 0,05 maka H0 Diterima
Jika Sig. < 0,05 maka H0 Ditolak
7. Membandingkan χ 2 hitung dengan χ 2 tabel atau Sig. dengan α Keputusan H0
ditolak atau diterima
8. Membuat kesimpulan Ada tidaknya pengaruh antar variabel.
D. Penggunaan chi-square dalam SPSS
Uji Chi Square dengan SPSS Serta Interpretasi Lengkap | Untuk melakukan uji chi square
terhadap data penelitian, kita dapat menggunakan fasilitas Crosstab (tabulasi silang) yang ada
dalam program SPSS. Uji chi square atau sering disebut uji chi kuadrat (X kuadrat) bertujuan
untuk mengetahui hubungan antar variabel yang terdapat pada baris dengan kolom. Jenis data
yang digunakan dalam uji chi square harus berbentuk data frekuensi berkala nominal atau ordinal
(data kualitatif) atau dapat juga salah satu data berskala nominal atau ordinal. Uji chi square
tidak dipakai untuk data berskala rasio maupun interval (data kuantitatif). Uji chi square
merupakan bagian dari analisis statistik non parametrik. Oleh karena itu, penggunaan uji chi
square untuk analisis data penelitian tidak memerlukan persyaratan asumsi normalitas data.

Contoh Kasus Uji Chi Square dalam Penelitian

Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat "hubungan antara sumber air minum
dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Juwiring Kabupaten Klaten tahun
2019". Untuk mengukur (memperoleh data) variabel sumber air minum dan variabel kejadian
diare tersebut, maka peneliti membagikan kuesioner atau angket kepada (30 responden) orang
tua balita yang berkunjung ke Puskesmas Juwiring. Adapun bentuk kuesioner penelitian adalah
sebagai berikut:

A. "Pertanyaan kuesioner variabel Sumber Air Minum" Apakah jenis sumber air yang anda
gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Adapun pilihan jawabannya adalah sebagai
berikut:

1. PDAM
2. Air Mineral
3. Air Sumur
4. Air Hujan
5. Air Sungai
B. "Pertanyaan kuesioner variabel Kejadian Diare" Apakah anak balita anda pernah terkena diare
dalam enam bulan terakhir? Adapun pilihan jawabannya adalah sebagai berikut:
1. Tidak
2. Ya
Kriteria atau kategori skor jawaban responden atas kuesioner penelitian di atas dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Variabel Sumber Air Minum. Jika responden menjawab "PDAM atau Air Mineral" maka
diberi skor 1. Artinya sumber air minum terlindung. Sementara jika responden menjawab "Air
Sumur atau Air Hujan atau Air Sungai" maka diberi skor 2. Artinya sumber air minum tidak
terlindung.

2. Variabel Kejadian Diare. Jika responden menjawab "Tidak" maka diberi skor 1. Artinya tidak
diare. Sementara jika responden menjawab "Ya" maka diberi skor 2. Artinya diare.
Adapun data jawaban ke 30 orang responden tersebut dapat kita lihat pada gambar tabel di
bawah ini.

Langkah-langkah Uji Chi Square dengan SPSS


1. Buka program SPSS, kali ini kita menggunakan SPSS versi 21. Setelah program SPSS
terbuka, selanjutnya klik Variable View. Untuk proses pengisian properti variabel
penelitian sesuai dengan ketentuan berikut ini.
Properti variabel "Sumber Air Minum", maka isikan:
Name ketikan Air
Type pilih
Width pilih 8
Decimals pilih 0
Label ketikan Sumber Air Minum
Untuk mengisi properti Values, maka klik kolom

None pada "Values" sampai muncul kotak dialog "Value Label", pada kotak Value
isikan 1 dan pada kotak Label isikan Terlindung, lalu klik Add. Tampak di layar.

Berikutnya, isi kembali pada kotak Value dengan angka 2 dan pada kotak Label tuliskan
Tidak Terlindung, lalu klik Add. Tampak di layar.

Jika sudah benar kemudian klik Ok


Missing pilih None
Columns pilih 8
Align pilih Right Measure pilih Nominal
Role pilih Input
Properti variabel "Kejadian Diare", maka isikan:
Name ketikan Kejadian
Type pilih Numeric
Width pilih 8
Decimals pilih 0
Label ketikan Kejadian Diare
Klik kolom None pada "Values" sampai muncul kotak dialog "Value Label", pada kotak
Value isikan 1 dan pada kotak Label isikan Tidak Diare, lalu klik Add.Tampak di layar.

Berikutnya, isi Kembali pada kotak value dengan angka 2 dan pada kotak label tuliskan
diare lalu klik add. Tampil di layer

Jika sudah benar kemudian klik Ok


Missing pilih None
Columns pilih 8
Align pilih Right
Measure pilih Nominal
Role pilih Input
Jika pengisian properti untuk variabel sumber air minum dan variabel kejadian diare
dilakukan dengan benar, maka tampilan Data View SPSS akan tampak sebagaimana
gambar di bawah ini.

2. Jika sudah berhasil pada tahap mengisi properti variabel, langkah selanjutnya klik Data
View. Kemudian masukan skor jawaban untuk variabel Sumber Air Minum dan variabel
Kejadian Diare diatas ke sesuai kolom variabel yang tersedia. (bisadengan cara copy
paste dari file excel). Tampak dilayar.

3. Langkah selanjutnya, dari menu SPSS pilih menu Analyze, pilih Descriptive Statistics,
lalu pilih Crosstabs...
4. Muncul kotak dialog dengan nama "Crosstabs". Berikutnya masukkan variabel Sumber
Air Minum ke kotak Row(s), kemudian masukkan variabel Kejadian Diare ke kotak
Column(s). Tampak di layar.

5. Langkah berikutnya klik Statistics... muncul kotak dialog dengan nama "Crosstabs:
Statistics", berikan tanda centang (V) pada bagian Chi-square, lalu klik Continue.
Tampak di layar.

6. Terakhir klik Ok, maka akan muncul Output SPSS yang akan kita interpretasikan
(tafsirkan).
Interpretasi output uji chi-square
 Output 1 (Case Processing Summary)
Berdasarkan output di atas diketahui bahwa terdapat 30 data yang semuanya di proses ke
dalam analisis (maka tidak ada data yang missing atau hilang), sehingga tingkat
kevalidannya adalah 100%.
 Output 2 (Sumber Air Minum * Kejadian Diare Crosstabulation)

Dari output di atas terlihat tabel tabulasi silang yang memuat informasi hubungan antara
variabel sumber air minum dengan variabel kejadian diare. Cara menafsirkan: misal pada
baris 1 kolom 1, pada tabel Count terdapat angka 10. Angka ini menunjukkan ada 10
balita yang meminum air dari sumber air kategori terlindung dimana 10 balita tersebut
tidak mengalami diare. Begitu seterusnya cara menafsirkan untuk angka-angka yang lain.
 Output 3 (Chi-Square Tests)

Sebelum kita menafsirkan tabel output "Chi-Square Tests" di atas, maka terlebih dahulu
kita perlu membuat rumusan hipotesis (kesimpulan sementara) yang di ajukan dalam
penelitian ini serta melihat dasar pengambilan keputusan dalam uji chi square.
Rumusan Hipotesis Penelitian
HO: Tidak ada hubungan antara Sumber Air Minum dengan Kejadian Diare pada balita di
wilayah kerja Pukesmas Juwiring Kabupaten Klaten tahun 2019.
Ha: Ada hubungan antara Sumber Air Minum dengan Kejadian Diare pada balita di wilayah
kerja Pukesmas Juwiring Kabupaten Klaten tahun 2019.
Dasar Pengambilan Keputusan dalam Uji Chi Square
Menurut Singgih Santoso (2014: 222) Pedoman atau dasar pengambilan keputusan dalam
uji chi square dapat dilakukan dengan cara melihat nilai tabel output "Chi Square Test" dari
hasil olah data SPSS. Dalam pengambilan keputusan untuk uji chi square ini, kita dapat
berpedoman pada dua hal, yakni membandingkan antara nilai Asymp. Sig. dengan batas
kritis yakni 0,05 atau dapat juga dengan cara membandingkan antara nilai chi square hitung
dengan nilai chi square tabel pada signifikansi 5%.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai Signifikansi (Asymp. Sig)
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-sided) < 0,05, maka artinya HO ditolak dan Ha diterima.
2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-sided) > 0,05, maka artinya HO diterima dan Ha ditolak.

Pengambilan Keputusan dan Kesimpulan Hasil Uji Chi Square: Berdasarkan tabel output di
atas diketahui nilai Asymp. Sig. (2-sided) pada uji Pearson Chi-Square adalah sebesar 0,003.
Karena nilai Asymp. Sig. (2-sided) 0,003 < 0,05, maka berdasarkan dasar pengambilan
keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa HO ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
dapat diartikan bahwa "Ada hubungan antara Sumber Air Minum dengan Kejadian Diare
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Juwiring Kabupaten Klaten tahun 2019". Hal ini
dapat diartikan pula bahwa semakin terlindung sumber air yang diminum oleh balita maka
kejadian diare akan semakin menurun, demikian sebaliknya semakin tidak terlindung sumber
air yang minum oleh balita maka kejadian diare akan semakin meningkat.
Catatan: dibagian bawah tabel output Chi-SquareTests terdapat keterangan "O cells (0,0%)
have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,00" yang berarti bahwa
asumsi penggunaan uji chi square dalam penelitian ini sudah memenuhi syarat. Sebab tidak
ada sel yang memiliki frekuensi harapan di bawah 5 dan frekuensi harapan terendah adalah
sebesar 6,00. Sementara jika asumsi atau persyaratan uji chi square untuk penelitian anda
tidak terpenuhi, maka pengambilan keputusan untuk uji hubungan berpedoman pada nilai
atau angka yang terdapat pada hasil uji Fisher'sExact Test.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai Chi Square
1. Jika nilai chi square hitung > chi square tabel, maka artinya HO ditolak dan Ha diterima.
2. Jika nilai chi square hitung < chi square tabel, maka artinya HO diterima dan Ha ditolak.

Berdasarkan tabel output "Chi-Square Tests" di atas diketahui nilai chi square hitung adalah
sebesar 8,889. Selanjutnya mencari nilai chi square tabel untuk df = 1 pada signifikansi (a) 5%
atau 0,050 pada distribusi nilai chi square tabel statistik. Maka ketemu nilai chi square tabel
adalah sebesar 3,841. Lihat gambar.

Karena nilai chi square hitung 8,889 > chi square tabel 3,841, maka sebagaimana dasar
pengambilan keputusan di atas, dapat disimpulkan bahwa HO ditolak dan Ha diterima. Sehingga
dapat diartikan bahwa "Ada hubungan antara Sumber Air Minum dengan Kejadian Diare pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Juwiring Kabupaten Klaten tahun 2019",

1. 2. aplikasi uji chi-square untuk uji asisoasi, uji homogenitas, uji kesesuaian
a. Pengukuran kekuatan asosiasi
Pengukuran kekuatan asosiasi/hubungan antar variabel pada tabel kontinjensi dapat
dilakukan dengan berbagai metode, antara lain:
i. Koefisien Kontinjensi atau Koefisien Kontinjensi Pearson merupakan ukuran asosiasi yang
dapat digunakan pada tabel kontinjensi dengan berbagai ukuran baris dan kolom.
ii. Koefisien Phi atau disingkat 𝜑 yang hanya dapat digunakan pada tabel kontinjensi 2 x 2
dengan data berskala nominal atau dikotomi.
iii. Koefisien Phi Cramer merupakan pengembangan dari Koefisien Phi untuk tabel
kontinjensi lebih dari 2 x 2
iv. Yule’s Q merupakan ukuran asosiasi untuk tabel kontinjensi 2x2 yang dapat digunakan
pada tabel dengan data ordinal/berperingkat atau tidak berperingkat. Metode ini lebih
jarang dipakai atau direkomendasikan dibanding Koefiesien Phi
v. Odds Ratio merupakan ukuran kekuatan/asosiasi yang bisa digunakan pada tabel 2x2 atau
lebih dari 2x2 dan bukan merupakan fungsi dari chi-square (pada pengukuran asosiasi
lainnya, kecuali Yule’s Q, menggunakan statistik  2 untuk menghitung kekuatan
hubungan).

Pada artikel ini hanya akan dibahas ukuran asosiasi yang sering dipakai terutama pada
penelitian epidemiologi dan kesehatan yaitu Odds Ratio (OR). Ukuran asosiasi lainnya yang
sering digunakan dalam epidemiologi adalah Relative Risk (RR). Kelebihan odds ratio
dibandingkan ukuran asosiasi yang adalah

1. dapat digunakan pada berbagai format/bentuk angka; dan


2. dapat secara langsung menginterpretasikan hasil odds ratio dari tabel kontinjensi
dibandingkan ukuran yang lain. Untuk memudahkan pembahasan, data tabel pada
contoh soal uji independensi di atas disajikan kembali.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan ketika sampel independen yang terdiri dari dua atau lebih
kelompok sampel (sebagai baris dalam tabel kontinjensi) dikategorisasikan ke dalam satu
dimensi yang terdiri dari dua atau lebih sub kategori (sebagai kolom dalam tabel kontinjensi).
Dengan demikian uji homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas sampel
berdasarkan proporsi kategorisasi menurut dimensinya. Bila data homogen maka proporsi
observasi pada dimensi yang ditetapkan akan sama pada seluuruh kelompok sampel.

Asumsi yang digunakan pada uji homogenitas adalah:

1) seluruh data dipilih secara acak dari populasi tertentu; dan


2) jumlah kelompok pada variabel independen telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti
sebelum dilakukan pengumpulan data.
c. Menguji keseseuaian distribusi/goodness of fit pada data kategorik/nominal
Uji hipotesa yang dievaluasi adalah “apakah populasi yang direpresentasikan dengan
sampel, memiliki perbedaan frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi yang diharapkan”
atau “apakah terdapat perbedaan antara frekuensi yang diobserbasi dengan frekuensi yang
diharapkan pada populasi yang diwakili dengan sampel tertentu”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-
benar terjadi dengan frekuensi harapan/ekspektasi. Uji chi square tidak dibatasi oleh asumsi-
asumsi ketat tentang jenis populasi maupun parameter populasi, yang dibutuhkan hanya
derajat bebas. Uji chi square menggunakan teknik goodness of fit, yaitu dapat digunakan
untuk menguji apakah terdapat perbedaan yang nyata antara banyak yang diamati yang
masuk dalam masing-masing kategori dengan banyak yang diharapkan berdasarkan hipotesis
nol.
1. Uji Chi Squre adalah test of independence, merupakan salah satu pengujian untuk
mengetahui hubungan atau kebebasan antar variabel yang bersifat kateori.
2. Uji Chi Square digunakan untuk interdepensensi satu variabel atau lebih dengan
variabel lainya, dan digunakan untuk kesesuaian antara frekuensi observasi variabel
tertentu dengan frekuensi yang didapat berdasarkan nilai harapannya.
3. Beberapa karakteristik dari Chi Square adalah yaitu nilai Chi Square selalu positif karena
merupkan hasil pengkuadratan, terdapat beberapa kelompok distribusi Chi Square, yaitu
distribusi Chi square dengan dk=1, 2, 3, dan datanya berbentuk diskrit atau nominal.
DAFTAR PUSTAKA

Heryana,Ade (2020). UJI CHI SQUARE. Prodi Kesehatan Masyarakat FIKES Univ. Esa Unggul diakses
dari https://www.researchgate.net/publication/341539841

Anda mungkin juga menyukai