Anda di halaman 1dari 13

UJI CHI SQUARE DAN UJI EXACT FISHER

Oleh:
Sr. M. Huberta Tamba FSE
NIM. 032017083

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil

menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Uji chi Square dan uji exact fisher“

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari pihak yang bersifat membangun selalu penulis

harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata,saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.semoga Allah

Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati segala usaha kita.

Medan, 30 September 2020

Penyusun

Sr. M. Huberta FSE

ii
DAFTAR ISI

Halaman sampul...............................................................................................i
Kata pengantar..................................................................................................ii
Daftar isi...........................................................................................................ii

BAB 1 MATERI
1.1 Uji Chi Square......................................................................................4
1.2 Uji Exact Fisher....................................................................................4

BAB 2 KASUS.................................................................................................10
2.1. Contoh kasus.......................................................................................10

BAB 3 PEMBAHASAN...................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
MATERI
1.1 Uji Chi Square
1.1.1 Defenisi
Uji chi square sering disebut juga sebagai uji kai kuadrat. Uji ini merupaka
salah satu uji statistik nonparametrik. Uji chi square berguna untuk menguji
hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya
hubungan anatara variabel satu dengan variabel nominal lainnya. (C=coefisien
contingency).
Distribusi Chi kuadrat digunakan untuk menguji homogenitas varians
beberapa populasi. Masih ada beberapa persoalan lain yang dapat diselesaikan
dengan mengambil manfaat distribusi chi-kuadrat ini, diantaranya :
1. Menguji proporsi untuk data multinom
2. Menguji kesamaan rata-rata data poisson
3. Menguji independen antara dua faktor didalam kontingensi
4. Menguji kesesuaian antara data hasil pengamatan dengan model
distribusi dari mana data itu diduga diambil, dan
5. Menguji model distribusi berdasarkan data hasil pengamatan.

Chi square mempunyai ketentuan sebagai berikut:


1. Nilai chi square tidak pernah negatif, karena selisih dari frekuensi
pengamatan dan frekuensi harapan dikuadratkan.
2. Ketajaman dari distribusi chi square tidak tergantung pada ukuran
sampel tetapi tergantung pada banyaknya kategori yang digunakan.
3. Distribusi chi square bersifat menceng kanan (nilai positif), semakin
meningkat jumlah derajat bebas maka semakin mendekati distribusi
normal.

iv
1.1.2 Langkah-langkah/ prosedur dalam uji chi squared secara umum
1. Letakkan frekuensi-frekuensi terobservasi dalam k kategori. Jumlah
frekuensi itu seluruhnya harus N, yakni banyak observasi-observasi
independen.
2. Dari H0 tentukan frekuensi yang diharapkan untuk tiaptiap k sel itu.
Manakala k>2, dan bila lebih dari 20% dari Ei kurang dari 5,
gabungkanlah kategori-kategori yang berdekatan apabila hal ini
memungkinkan, dan dengan demikian kita mengurangi harga k serta
meningkatkan nilai beberapa Ei. Apabila k=2, tes X2 untuk kasus satu
sampel dapat digunakan secara memadai hanya jika tiaptiap frekuensi
yang diharapkan adalah lima atau lebih.
3. Hitung nilai X2 dengan rumus Σ(Oi-Ei)2/Ei.
4. Tetapkan harga db=k-1.
5. Dengan melihat tabel Chi squared, tetapkan probabilitas yang dikaitkan
dengan terjadinya suatu harga yang sebesar nilai X2 hitungan untuk harga
db yang bersangkutan. Jika nilai ini sama atau kurang dari α, H0 ditolak.

1.1.3 Prosedur sampel tunggal dengan chi kuadrat


Akan diuji distribusi frekuensi kategori variabel motivasi hasil
amatan dengan distribusi frekuensi kategori variabel sama yang
diharapkan. Hipotesis nol uji tersebut adalah: tidak terdapat perbedaan

v
distribusi variabel motivasi hasil amatan dengan distribusi harapan.
Prosedur ini banyak digunakan pada uji normalitas variable.
Misalkan sebuah eksperimen menghasilkan peristiwa-peristiwa
atau kategori-kategori A1, A2,…,Ak yang saling terpisah masing-masing
dengan peluang p1= P (A1), p2= P (A2),…,pk = P (Ak).
Akan diuji pasangan hipotesis:
H o : P = Pio. i= 1,2,…, k dengan Piosebuah harga yang diketahui
i

H a: pi ≠ pio
Disini tentu saja ∑ pi=∑ pio=1
Agar mudah diingat, adannya kategori Ai , hasil pengamatan o i dan hasil
yang diharapkan Ei , sebaikya disusun dalam daftar sebagai berikut:
Kategori A1 A2 ……………… Ak
Pengamatan O1 02 ……………… O k
Diharapkan E1 E2 ………………. Ek

1.2 Uji Exact Fisher


vi
Merupakan salah satu uji nonparametrik yang digunakan untuk menganalisis
dua sampel independen yang berskala nominal atau ordinal jika kedua sampel
indpendennya berjumlah kecil (biasanya kurang dari 20). Data
diklasifikasikan kedalam dua kelompok yang saling bebas sehingga akan
terbentuk tabel kontingensi 2 x 2.

BAB 2

vii
KASUS
2.1 Uji Chi Square
Contoh :
Dalam suatu eksperimen genetika menurut Mendell telah diketemukan
bahwa semacam karakteristik diturunkan meurut perbandingan 1 : 3 : 3 : 9
untuk kategorikategori A, B, C, dan D. Akhir-akhir ini dilakukan 160 kali
pengamatan dan terdapat 5 kategori A, 23 kategori B, 32 kategori C dan
100 kategori D. Dengan menggunakan α=0,005 apakah data diatas
menguatkan teori genetika tersebut?
2.2 Uji Fisher
Populasi berjumlah 248, anak yang berusia 24-59, sampel di ambil dengan
cara purposive sampling dengan jumlah sampel 100 responden.
Jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada penelitian ini memiliki jumlah
yang sama yaitu laki-laki sebanyak 50 anak (50%) dan perempuan
sebanyak 50 anak (50%). apakah ada hubungan antara tinggi badan orang
tua dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan
Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara?

BAB III

viii
PEMBAHASAN
3.1 Uji Chi Square
Penyelesaian :
Berdasarkan teori, diharapkan terdapat 1/16 X 160 = 10
kategori A, masing-masing 30 kategori B dan C, dan 90 kategori
D. data u
hasil pengamatan dan yang diharapkan adalah sebagai berikut.
Kategori A B C D
Pengamatan (O i) 5 23 32 100
Diharapkan ( Ei ) 10 30 30 90

ix
3.2 Uji Fisher
Responden dalam penelitian ini yaitu orang tua dan balita. Umur
responden mulai dari umur ayah yaitu 20-60 sedangkan ibu mulai dari
umur 18-50. Untuk kategori umur ayah 20-30 sebanyak 33 responden,
umur 31-41 sebanyak 47 responden, umur 42-51 sebanyak 17 responden,
dan umur 52-60 sebanyak 3 responden. Sedangkan untuk kategori umur
ibu 18-28 sebanyak 31 responden, umur 29-39 sebanyak 50 responden,
dan umur 40-50 sebanyak 19 responden.

x
Hasil uji statistik dengan uji fisher’s exact test menunjukkan bahwa tinggi
badan ayah dengan kejadian stunting tidak terdapat hubungan.

Hasil uji fisher’s exact test menunjukkan bahwa terdapat hubungan tinggi
ibu dengan kejadian. Tinggi badan maternal mempengaruhi pertumbuhan
linier untuk generasi yang akan datang selama masa periode pertumbuhan.
Pengaruh ini meliputi faktor genetik dan non-genetik,

Hasil uji statistik dengan uji fisher’s exact test menunjukkan tinggi orang
tua dengan kejadian stunting terdapat hubungan.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Dr. MG. Catur Yuantari, S.KM, M.Kes, Sri Handayani, S.KM, M.Kes(2017).
Buku ajar Biostatistika Deskriptif dan Iferensial Revisi 2017. Pdf
Nuryadi, S.Pd.Si., M.Pd, Tutut Dewi Astuti, SE., M.Si, Ak., CA., CTA, DKK
(2017). Dasar-dasar statistika. Pdf
Siti Nurjanah K. Toliu, Nancy S.H Malonda, Nova H. Kapantow(2018).
HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN ORANG TUA DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI
KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA.
Jurnal KESMAS

xii
13

Anda mungkin juga menyukai