Anda di halaman 1dari 25

Pengolahan Data

Analisa Data
Uji Hipotesis

SR. M. HUBERTA TAMBA FSE


032017101
Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan
karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-
apa, dan belum siap untuk disajikan.
Pengolahan Data Secara Manual Langkah-langkah pengolahan data secara manual pada umumnya melalui langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Editing (Penyuntingan Data)

2. Membuat Lembaran Kode atau Kartu Kode (Coding Sheet)

3. Memasukkan Data (Data Entry)

4. Tabulasi
2.Pengolahan Data Dengan Komputer

Editing

Pembersiha
coding
n data

Processing Memasukan
data data
Defenisi : Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun
menggunakan bantuan komputer, tidak akan ada maknanya tanpa
dianalisis. Menganilis data tidak sekedar mendeskripsikan dan
menginterpretasikan data yang telah diolah
Tujuan Analisa Data
 Memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah dirumuskan dalam
tujuan penelitian.
 Membuktikan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
 Memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian, yang merupakan
kontribusi dalam pengembangan ilmu yang bersangkutan.
Tahap-tahap Analisa Data
1. Analisis Univariate
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan
karakteristik setiap variabel penelitian. Misalnya distribusi
frekuensi responden berdasarkan: umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan sebagainya. Demikian juga penyebaran
penyakit-penyakit yang ada di daerah tertentu, distribusi
pemakaian jenis kontrasepsi, distribusi kasus malanutrisi pada
anak balita, dan sebagainya.
2. Analisis Bevariate
Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi. Misalnya variabel umur
dengan variabel penyakit jantung, variabel jenis kelamin
dengan variabel jenis penyakit yang diderita, dan sebagainya.
Dalam analisis bevariate ini dilakukan beberapa tahap,
antara lain:
• Analisis proporsi distribusi silang atau presentase, dengan
membandingkan antara dua variabel yang bersangkutan.
• Analisis dari hasil uji statistik ( chai square test, Z test, t test,
dan sebagainya).
• Analisis keeratan hubungan antara dua variabel tersebut,
dengan melihat nilai Odd Ratio (OR).
c. Analisis Multivariate
Analisis bevariate hanya akan menghasilkan hubungan variabel yang
bersangkutan (variabel independen dan variabel dependen). Untuk mengetahui
hubungan lebih dari satu variabel independen dengan dengan melakukan analisis
multivariate. Misalnya pengaruh atau hubungan antara variabel pendidikan ibu,
pengetahuan ibu, sosial ekonomi keluarga, jumlah anak, dan sebagainya (variabel-
variabel independen), dengan atau terhadap status gizi anak balita (dependen
variabel).
2.Uji Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata "hypo"dan "thesis". Hypo berarti


sementara/ lemah kebenarannya dan thesis berarti pernyataan
atau teori. Hipotesis mengandung makna pernyataan sementara
yang perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji kebenaran
hipotesis, dibutuhkan pengujian yang disebut pengujian
hipotesis.
Terdapat dua jenis pengujian hipotesis, yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis
alternatif (Ha).
• Hipotesis nol (Ho) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kejadian di antara
dua kelompok satu variabel dan variabel yang lain. Sebagai contoh, tidak ada
perbedaan berat badan bayi yang dilahirkan dari ibu yang merokok dengan
bayi yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok sehingga tidak ada
hubungan merokok dengan berat badan bayi.
• Hipotesis alternatif (Ha) menyatakan bahwa terdapat perbedaan suatu
kejadian di antara dua kelompok atau terdapat hubungan satu variabel
dengan variabel yang lain. Sebagai contoh, terdapat perbedaan berat badan
bayi yang dilahirkan dari ibu yang merokok dengan bayi yang dilahirkan dari
ibu yang tidak merokok sehingga terdapat hubungan merokok dengan berat
badan bayi atau tidak ada hubungan antara merokok dengan berat badan
bayi.
 
Hipotesis alternatif dinyatakan dengan simbol Ha, untuk hipotesis Ha terdapat
tiga kemungkinan yang akan terjadi.
Contoh : Misalkan dinyatakan bahwa rata-rata terdapat 50 0rang penderita diare
setiap bulan di desa A
Maka untuk hipotesis No dirulis H0 : = 50 penderita diare
Untuk hipotesis alternatif terdapat beberapa kemungkinan sebagai berikut:
50 penderita diare

Ha :
Manfaat Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis berguna untuk membantu pengambilan keputusan dalam meyakinkan
ditolak atau tidaknya suatu hipotesis yang diajukan, seperti perbedaan atau hubungan. Keyakinan
tersebut berdasarkan pada besarnya peluang untuk memperoleh hubungan tersebut secara
kebetulan (by chance). Semakin kecil peluang tersebut (peluang adanya by chance), semakin
besar keyakinan bahwa hubungan tersebut memang ada. contoh, peneliti masalah imunisasi
diminta untuk memutuskan berdasarkan bukti hasil percobaan, "Apakah vaksin baru lebih baik
dari vaksin yang sekarang beredar di pasaran atau sebaliknya?" Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, perlu dilakukan pengujian hipotesis untuk memperoleh kesimpulan secara probabilistik.
Arah dan Bentuk Uji Hipotesis
Bentuk hipotesis alternatif dapat menentukan arah uji statistik, yaitu satu
arah (one tail) atau dua arah (two tail).
• Satu arah dipilih bila hipotesis alternatifnya menyatakan bahwa terdapat
perbedaan satu sama lain lebih tinggi atau lebih rendah. Sebagai contoh,
berat badan bayi dari ibu hamil yang merokok lebih kecil dibandingkan berat
badan bayi dari ibu hamil yang tidak merokok.
• Dua arah merupakan hipotesis alternatif yang hanya nyatakan perbedaan
tanpa melihat tinggi rendahnya per- bedaan. Sebagai contoh, berat badan
bayi dari ibu hamil yang merokok berbeda dibandingkan berat badan bayi
dari ibu yang tidak merokok.
Jenis uji hipotesis
Terdapat dua jenis uji hipotesis, antara lain :
• Uji Parametrik atau Nonparametrik Pengujian hipotesis sangat berhubungan
dengan distribusi data populasi yang akan diuji. Apabila distribusi data populasi
yang akan diuji berbentuk normal atau simetris, proses pengujian dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan uji statistik parametrik. Apabila
distribusi data populasi tidak normal atau tidak diketahui, dapat digunakan
pendekatan uji statistik parametrik.
• Uji nonparametrik dapat digunakan bila jenis variabelnya kategori atau kualitatif
dan bentuk distribusinya tidak normal.
Kesalahan Pengambilan Keputusan

Populasi
Keputusan
Ho Benar Ho Salah

Tidak Benar (1- α) Kesalahan tipe II


menolak Ho (β)

Menolak Ho Kesalahan tipe l (α) Benar(1- β)


 
Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Memformulasikan hipotesis
1. Hipotesis nol
2. hipotesis alternatif
b. Menentukan batas kemaknaan (nilai α).
Makin tinggi nilai maka makin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau potesis yang diuji yang
pada hakikatnya hipotesis nol itu benar . Besaran nilai a yang lazim digunakan adalah 10%, 5 %,
dan 1 % yang ditentukan berdasarkan tujuan dan substansi penelitian.
c. Menentukan kriteria pengujian.
Kriteria pengujian merupakan bentuk pengambilan keputusan dalam menolak atau gagal
menolak hipotesis nol dengan cara membandingkan nilai tabel distribusinya (nilai kritis) dengan
nilai statistiknya sesuai bentuk pengujiannya.
•1.  Cara klasik
Untuk memutuskan apakah Ho ditolak maupun gagal ditolak, dapat dil.akukan
dengan membandingkan nilai uji statistik dengan nilai pada tabel. misalnya kita
melakukan uji Z maka nilai tabel yang dilihat adalah tabel Z (tabel kurva normal).
Besarnya nilai tabel tergantung dari nilai yang digunakan dan juga tergantung dari
apakah uji yang kita lakukan uji satu arah atau uji dua arah.
Uji dua arah dengan rumus sebagai berikut
• Ho :
• Ha :
•   karena uji ini menggunakan uji dua arah, maka dalam mencari nilai Z pada tabel kurva normal,
Oleh
nilai nya harus dibagi dua arah yaitu ujung kiri dan ujung kanan dari suatu kurva normal, sehingga
nilai menjadi . Contoh : bila ditetapkan nilai 5% (0,05) maka nilai yang digunakan sebagai batas
krisis adalah 0,05/2 = 0,025 dengan lebih sebesar 0,025 maka n ilai Z tabel adalah 1,96.

Grafik uji hipotesis dua arah


•  Uji one tail (satu sisi/satu arah) dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
• Ho :
• Ha : atau :
Dengan rumus alternatif seperti itu maka uji yang dilakukan adalah uji satu arah, dengan
menggunakan nilai 5% maka nilai tersebut tetap 5% tidak perlu dibagi dua sehingga nilai Z dalam
tabel adalah 1,65. Dari kedua nilai tersebut (perhitungan uji satistik dan nilai tabel ) maka kita
dapat memutuskan apakah Ho ditolak atau Ho gagal ditolak dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Bila nilai perhitungan uji statistik lebih besar dibandingkan nilai yang berasal dari tabel (nilai
perhitungan > nilai tabel) maka keputusannya : Ho ditolak. Ho ditolak artinya ada perbedaan
kejadian (mean/proporsi) yang signifikan antara kelompok data satu dengan kelompok data
yang lain.
Grafik uji hipotesis satu arah kanan
b. Bila perhitungan uji statistik lebih kecil dibandingkan nilai yang berasal dari
tabel (nilai perhitungan < nilai tabel) maka keputusannya : Ho gagal ditolak. Ho
gagal ditolak artinya tidak ada perbedaan kejadia (mean/proporsi) antara
kelompok data satu dengan data yang lain. Perbedaan yang ada hanya akibat dari
faktor kebetulan belaka (by chance).
Grafik uji hipotesis satu arah kiri
•2.  Pendekatan probabilitik
Seiring dengan kemajuan teknologi perkembangan komputer maka uji statistik
dengan mudah dan cepat dapat dilakukan dengan program-program statistik yang
tersedia di pasaran seperti Epi info, SPSS< SAS dll. Jika kita menggunakan program
komputer untuk melakukan uji statistik maka akan ditampilkan nilai –p atau p-
value. Dengan nilai p itu kita dapat menggunakannya untuk mengambil keputusan
uji statistik. Dengan cara membandingkan nilai p dengan ketentuan sebagai berikut.
• Jika nilai p nilai, maka keputusan adalah Ho ditolak atau gagal diterima
• Jika nilai p > nilai , maka keputusannya adalah Ho gagal atau diterima.
d. Menentukan nilai uji statistic
Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang
diambil secara random dari sebuah populasi. Dalam memilih uji statistik mana
yang digunakan maka harus memperhatikan beberapa hal berikut :
• Jenis data, apakah data hitung (skala nominal dan ordinal) atau data ukur (skala
interval dan rasio)
• Bentuk hipotesis, apakah deskriptif satu variabel, komparatif dua sampel atau
lebih dari dua sampel, dan asosiatif (hubungan).
• Jika data yang diuji merupakan data dua atau lebih dari dua sampel apakah
keduanya saling berhubungan (dependen) atau independen
• Jumlah sampel, apakah jumlah sampel kecil (<30) atau besar (>30)
e. Membuat kesimpulan
Membuat kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal menolak
atau gagal menolak hipotesis nol sesuai dengan kriteria pengujiannya. Pembuatan
kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel
atau nilai kritis. Kesimpulan terdiri dari dua macam yaitu kesimpulan statistik dan
kesimpulan logis
•  Macam-macam pengujian hipotesis
1. pengujian hipotesis rata-rata dua pihak satu populasi
Contoh :
• Bagian penyediaan obat sesuatu rumah sakit memesan tetrasiklin kapsul dalam
jumlah besar pada sebuah perusahaan farmasi. Dari perusahaan tersebut
diperoleh informasi bahwa rata-rata isi kapsul tersebut adalah 250 mg dengan
kesalahan baku 2 mg. Pihak rumah sakit ingin menguji informasi tersbut pada
derajat kemaknaan 0,05. Untuk keperluan tersebut diambil sampel sebanyak 100
kapsul dan diperoleh rata-rata 249,5 mg.
Ho : μ1= 250 mg
H1 : μ1 250 mg
Diketahui populasi
μHo = 250
n = 100 kapsul
•σ   = 2
= 249,5 mg
= 0,005
σ x = 2/ = 0,2
= 1,96 2,496 250 250,4
Limit bawah : 250-(1,96x0,2) = 249,6 mg
Limit atas : 250 + (1,96x0,2) = 250,4 mg
Kriteria penerimaan, Ho akan diterima apabila hasil perhitungan terletak
antara 294,6 mg dan 250,4 mg. Karena hasil perhitungan lebih kecil daripada
limit bawah maka hipotesis ditolak pada 0,05 atau P < 0,05. Kesimpulannya,
isi kapsul tidak sama dengan 250mg.
Grafik 2.4 pengujian hipotesis terhadap isi kapsul tetrasiklin
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai