Anda di halaman 1dari 12

METODE PENGAMBILAN SAMPEL NON PROBABILITY

SAMPLING

Oleh:

Sr. M. Huberta Tamba FSE

NIM. 032017101

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil

menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Metode Pengambilan Sampel Non

Probability Sampling”

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh

karena itu kritik dan saran dari pihak yang bersifat membangun selalu penulis

harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata,saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir.semoga Allah

Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati segala usaha kita.

Medan,15 September 2020

Penyusun

Sr. M. Huberta FSE


DAFTAR ISI

Halaman sampul...............................................................................................i

Kata pengantar..................................................................................................ii

Daftar isi...........................................................................................................ii

BAB 1 MATERI

1.1 Teknik probability sampling.................................................................4

1. Sampling Purposif……………………………………………..4

2. Sampling Kuota………………………………………………..5

3. Sampling Aksidental…………………………………………..6

4. Sampling Jenuh………………………………………………..6

5. Snowball Sampling……………………………………………6

BAB 2 KASUS.................................................................................................8

2.1. Contoh kasus.......................................................................................8

BAB 3 PEMBAHASAN...................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11
BAB 1

MATERI

1.1. TEKNIK NON PROBABILITY SAMPLING

Teknik non probability sampling adalah cara pengambilan sampel dengan

semua objek atau elemen dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sampel. Hasil penelitian tidak dijadikan untuk melakukan generalisasi

(Masturoh,I.,&Anggita,N. (2018)).

1. Sampling Purposif

Penarikan sampel secara puposif merupakan cara penarikan sampel

yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan pada karakteristik tertentu

yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang

sudah diketahui sebelumnya.

Contoh: Suatu penelitian tentang “Evaluasi Standar Operasional Pengelolaan

Rekam Medis di Puskesmas X”, peneliti menetapkan karakteristik subjek

penelitian adalah tenaga kesehatan yang bekerja di Bagian Rekam Medis lebih

dari 1 tahun.

Penarikan sampel dapat juga dilakukan atas dasar pengetahuan dan

pertimbangan pribadi peneliti. Kata "purposif berasal dari bahasa Inggris

purposive yang berarti sengaja. Sampel dipilih purposif adalah sampel yang

anggota sampelnya dipilih secara sengaja atas dasar pengetahuan dan

keyakinan peneliti. Peneliti percaya bahwa anggota sampel dipilihnya

memenuhi kualifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


Peneliti biasanya menggunakan informasi dari beragam studi terdahulu untuk

memperkuat alasan pemilihan anggota sampelnya Memenuhi kualifikasi

Qazws
Xedcr
Fvtqb
Yhnmi
Klpo

2. Sampling Kuota

Sampling kuota (penarikan sampel secara jatah) merupakan teknik

sampling yang dilakukan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan.

Sebelum kuota sampel terpenuhi maka peneltian belum dianggap selesai.

Contoh: Suatu penelitian tentang “Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosa di RS

X”, dimana peneliti menetapkan bahwa sampel yang harus terpenuhi sebanyak

50 dokumen rekam medis. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan

memilih sampel secara bebas dengan karakteristik yang telah ditentukan

peneliti.

Berbeda dengan sampel purposif dalam sampel kuota sampel dipilih

atas dasar kebetulan dan kebutuhan. Kebetulan di sini juga dapat berarti

kemudahan bagi penulis untuk mengakses para anggota sampel. Pada

umumnya langkah awal dalam sampel kuota adalah menentukan kategori atau

sifat yang diinginkan oleh peneliti kemudian peneliti menentukan Jumlah

anggota sampelnya secara proposional.


Status pekerjaan Bekerja Tidak bekerja

Jenis kelamin

Pria Ambil 25% Ambil 30%

Wanita Ambil 25% Ambil 20%

Prosedur Penarikan sampel kuota

1. Tentukan populasi yang akan diteliti

2. Tentukan ukuran sampelnya

3. Buatlah matriks yang baik judul kolom maupun judul barisnya

berisi karakteristik populasi yang relevan (lihat diagram 8).

4. Tentukan jumlah anggota yang di ambil dari masing-masing sel

secara proporsional sehingga mencapai jumlah sampel yang telah

di tentukan (butir 2).

3. Sampling Aksidental

Teknik sampling aksidental dilakukan berdasarkan faktor spontanitas

atau kebetulan. Artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan

peneliti maka orang tersebut dapat dijadikan sampel.

Contoh: Suatu penelitian tentang “Evaluasi kepuasan mahasiswa terhadap

proses pembelajaran”. Maka pada waktu penelitian, jika ditemui mahasiswa

dapat dijadikan sebagai sampel.

4. Sampling Jenuh
Teknik sampling jika semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Hal ini dilakukan jika jumlah populasi kurang dari 30.

Contoh: Suatu penelitian tentang “Penilaian kinerja PMIK di RS X”, dimana

populasi pada bagian RMIK di RS X hanya 23 orang. Maka dengan

menggunakan sampel jenuh, sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan

PMIK di RS X yaitu sebanyak 23 orang.

5. Snowball Sampling

Penarikan sampel pola ini dilakukan dengan menentukan sampel

pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sampel

pertama, sample ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sampel kedua,

dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin besar. Dikatakan snowball

sampling karena penarikan sampel terjadi seperti efek bola salju.

Contoh: Suatu penelitian tentang “Evaluasi Standar Operasional Pengelolaan

Rekam Medis di Puskesmas X”. Peneliti menetapkan subjek penelitian pada

awalnya adalah Kepala Rekam Medis, kemudian dari hasil wawancara

diarahkan ke bagian perencanaan RS.

BAB 2
KASUS

Penyedia layanan Cafe dan Restaurant harus menyiapkan strategi yang terbaik untuk

menarik konsumen, karena dengan munculnya Cafe dan Restaurant baru maka konsumen

menjadi semakin mempunyai banyak pilihan. Warkop Tunjang Cafe And Restaurant

Semarang merupakan salah satu yang terkena dari imbas banyaknya pesaing di tahun yang

semakin maju ini, dapat dilihat dari pendapatan Warkop Tunjang Semarang yang turun di 2

tahun terahir, yaitu tahun 2013 dan 2014. Masalahnya adalah faktor faktor apa yang

mempengaruhi keputusan seseorang untuk mengunjungi Warkop Tunjang Cafe And

Restaurant Semarang. Yang secara khusus di fokuskan pada tiga variabel yaitu kualitas

pelayanan, fasilitas dan lokasi.Sampel penelitian sebanyak 100 responden. Sampel diambil

menggunakan teknik nonprobability sampling, atau metode accidental sampling.

Penyelesaian :

a) Dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu expected service dan

perceived service Apabila perceived service (jasa yang dirasakan) sesuai dengan

expected service (jasa yang diharapkan), maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan

memuaskan.

b) Lokasi yang baik menjamin tersedianya akses yang cepat, dapat menarik sejumlah

besar konsumen, dan cukup kuat untuk mengubah pola berbelanja dan pembelian

konsumen. Sejalan dengan semakin menjamurnya perusahaan yang menawakan

produk yang sama, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat

berdampak kuat pada pangsa pasar dan kemampuan sebuah took

c) Fasilitas merupakan penampilan, kemampuan sarana prasarana dan keadaan

lingkungan sekitarnya dalam menunjukan eksistensinya kepada eksternal yang


meliputi fasilitas fisik (gedung) perlengkapan dan peralatan. Yang termasuk fasilitas

dapat berupa alat, benda benda, perlengkapan, uang, ruang tempat kerja.

BAB 3

PEMBAHASAN

Pengenggar, G., Hidayat, W., & Nurseto, S. (2016).tentang Pengaruh Kualitas

Pelayanan, Lokasi, Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Pembelian. Sampel penelitian diambil
menggunakan teknik nonprobability sampling, atau metode accidental sampling. Data hasil

penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan instrumen

pengumpulan data (kuesioner) sebelumnya diuji melalui uji validitas dan uji reliabilitas.

Sementara analisis hasil data dilakukan melalui analisis tabel, analisis regresi linier

sederhana, analisis regresi linier berganda, uji t, uji F dengan alat bantu SPSS. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan termasuk dalam kategori baik dengan nilai

rata-rata sebesar 3,78. Kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan persamaan regresi linear sederhana

Y = 1,641 + 0,239 X1. Koefisien X1 yang positif ini mengindikasikan bahwa semakin baik

kualitas pelayanan maka semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen Warkop

Tunjang Cafe and Restaurant Semarang dan sebaliknya. Hasil uji tersebut diperkuat dengan

hasil perhitungan koefisien determinasi yaitu sebesar 49,2% artinya variabel keputsan

pembelian dapat dijelaskan oleh variabel kualitas pelayanan sebesar 49,2%. Tingkat keeratan

hubungan antara variabel kualitas pelayanan (X1) dan variabel keputusan pembelian (Y)

adalah sebesar 0,701 sehingga mempunyai arti bahwa hubungan kualias pelayanan dan

keputusan pembelian menurut Sugiyono kategorinya ke arah kuat. Kemudian dilihat dari uji

signifikansi, yang menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar 9,733 yang lebih besar dari nilai

t-tabel sebesar 1,98447. Sehingga hipotesis 1 yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan

pada variabel kualitas pelayanan terhadap keputuan pembelian” diterima.

Sitompul, A. Strategi Pengembangan Agroindustri Salak Metode pengambilan sampel

secara Purposive Sampling, Snowball Sampling dan Accidental dengan jumlah sampel 35

orang. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode analisis SWOT.

Hasil penelitian diperoleh (1) Kekuatan agroindustri salak dalam pengembangannya adalah

ketersediaan bahan baku yang melimpah, ketersediaan tenaga kerja yang banyak, variasi jenis

produk banyak, memiliki sertifikat produk, jumlah produksi bertambah dan produk sudah
mulai dikenal masyarakat. Kelemahan agroindustri salak dalam pengembangannya adalah

keterbatasan modal, kurangnya tenaga profesional, dan kurangnya kemitraan industri.

Peluang agroindustri salak dalam pengembangnya adalah pemasaran yang cukup luas, adanya

dukungan Pemkab, sarana dan prasarana yang mendukung, nilai jual olahan salak tinggi,

sistem birokrasi dan keamanan yang baik. Ancaman agroindustri salak dalam

pengembangannya adalah ketidakstabilan harga salak, kurang partisipasi petani dalam

pelatihan, dan kurangnya koordinasi antara instansi Pemkab. (2) Strategi pengembangan

agroindustri salak adalah strategi agresif (growth oriented strategy) yaitu dengan melakukan

kegiatan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi olahan salak dan melakukan

pemasaran produk hingga ke luar negeri dan memanfaatkan dukungan Pemkab, sarana dan

prasarana untuk mempromosikan berbagai produk yang telah bersertifikat.

Mardhiana, E. (2018) Keefektifan Model Cooperative Integrated Reading And

Composition Terhadap Hasil Belajar Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd. mengetahui

keefektifan model CIRC terhadap hasil belajar membaca intensif siswa kelas III SDN

Bogorame Rembang. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Pre-

Experimental dengan jenis One Group PretestPosstest. Teknik sampel yang digunakan adalah

nonprobability sampling dengan jenis sampling jenuh. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas III SDN Bogorame Rembang tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah

siswa 15.
DAFTAR PUSTAKA

Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:

Kementrian Kesehatan Repbulik Indonesia.

Pengenggar, G., Hidayat, W., & Nurseto, S. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan,

Lokasi, Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Pembelian (Studi kasus pada Konsumen

“Warung Kopi Tunjang Cafe and Restaurant” Semarang). Jurnal Ilmu Administrasi

Bisnis, 5(1), 155-163.

Sitompul, A. Strategi Pengembangan Agroindustri Salak (Kasus: Desa Parsalakan,

Kec. Angkola Barat, Kab. Tapanuli Selatan).

Mardhiana, E. (2018). Keefektifan Model Cooperative Integrated Reading And

Composition Terhadap Hasil Belajar Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd. Widya

Wacana: Jurnal Ilmiah, 13(2).

Anda mungkin juga menyukai