Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA Ny. L DENGAN PENYAKIT DIABETUS MELITUS


DI PUSKESMAS PANDAK II BANTUL

Disusun Oleh :
Yossan Nurdeka A
2212164

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2016

I.

Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat

:
:

3. Pekerjaan kepala keluarga


:
4. Pendidikan kepala keluarga
:
5. Komposisi kepala keluarga dan :

Tn. S
Jalakan Rt.001
Pandak Bantul Yogyakarta
Buruh
SD

genogram

No

Nama

Jenis Kelamin

1
2
3
4
5

Tn. S
Ny. L
An. I
An. S
Tn. T

Ny/ T

Hub dengan

Umur

Pekerjaan

Pendidikan

Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan

KK
KK
Ibu
Anak
Anak
kakek

40 tahun
37 tahun
17 tahun
11 tahun
77 tahun

Buruh
IRT
Buruh

SD
SD
SMK
SD
SD

Laki-laki

nenek

75 tahun

Buruh

SD

Genogram :

Keterangan :
: perempuan

: menikah

: laki-laki

: hubungan keluarga

: Pasien

: tinggal satu rumah

: meninggal
6.

Tipe Keluarga

: Penyakit keturunan
:

Keluarga Ny. L termasuk tipe keluarga


Nuclear Family (Keluarga Inti)
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi

7.

Suku bangsa

atau keduanya.
Keluarga Ny. L berasal dari asli suku
Jawa dan dari dulu sudah tinggal di

8.
9.

Agama
Status ekonomi keluarga

:
:

Jalakan, Pandak, Bantul, Yogyakarta.


Keluarga Ny. L semua beragama Islam.
Sumber pendapatan keluarga dari Ny. L.
yang bekerja sebagai buruh dan warung

10. Aktivitas rekreasi keluarga

di rumah.
Ny. L mengatakan jarang melakukan
rekreasi.

II.

Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga Ny.L termasuk dalam tahap perkembangan keluarga dengan
dewasa.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Keluarga Ny. telah dapat memenuhi tugas perkembangan keluarga
dengan mempertahankan keakraban dan saling merawat, menyesuaikan
dengan pendapatan yang menurun, memelihara ikatan keluarga antar
generasi, dan melakukan perawatan terhadap diri sendiri.
3. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
a. Tn. S
Keadaan umum baik, TD:120/80 mmHg, Tn. S mengatakan tidak
ada keluhan pada dirinya, kecuali pada saat pulang kerja setelahnya
terasa pegal.

b. Ny. L
Keadaan umum baik, TD: 120/80 mmHg, mempunyai riwayat
penyakit Diabetus. Ny. L mengatakan mengeluhkan pusing-pusing,
sering haus, sering lapar, sering BAK, tengkuk terasa pegal-pegal,
kaki terasa semutan dan kaku-kaku.
c. An. I
Keadaan umum baik, BB: kg,tidak mempunyai keluhan kesehatan.
d. An. S
KU baik, tidak mengeluhkan kesehatan apapun.
e. Tn. R

Keadaan umum baik, TD 140/80 mmHg, tidak ada keluhan


kesehatan
f. Ny
Keadaan umum kurang, TD 150/90 mmHg, mengeluh pusing, panas,
ada riwayat katarak.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
a. Tn. S
Tn. P mengatakan tidak mengeluhkan ke sehatan sebelumnya.
b. Ny. L
Ny. R mempunyai riwayat penyakit Diabetus sejak sekitar 5 bulan
yang lalu. penyakit. Ny. L mengatakan tidak ada riwayat DM
c. An. I
Ny. I mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat gangguan
kesehatan sebelumnya.
d. An. S
Ny. R mengatakan anaknya yang terakhir pun tidak ada keluhan
dalam kesehatan sebelumnya.
e. Tn. R
Tn. R mengatakan tidak ada keluhan dalam kesehatan sebelumnya.
f. Ny.
Ny mengatakan ada riwayat penyakit katarak dan sudah di operasi
III.

Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Rumah milik sendiri, tipe rumah permanen, lantai rumah
menggunakan lantai semen. Terdapat 1 ruang tamu. 3 kamar tidur, 1
dapur, terdapat 1 kamar mandi dan WC yang berada di dalam rumah,
1 pintu depan utama, penerangan cukup baik, rumah berjendela dan
ventilasi yang baik. Bangunan rumah berbentuk segi empat dengan
keadaan cukup bersih, di depan rumah terdapat kandang sapi.
b. Sumber air berasal dari sumur, kamar mandi menggunakan semen.
Pengelolaan air minum dimasak.
c. Ny.R mengatakan sampah dikumpulkan terlebih dahulu jika sudah
banyak kemudian dibakar.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RT:
Rumah Ny.L terletak di Dusun Jalakan, Pandak, Bantul. Jarak antar
rumah berdekatan 6m, sebagian besar masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai buruh.

3. Mobilitas dan geografis keluarga:


Ny.L merupakan penduduk asli Dusun Jalakan, Pandak, Bantul. Ny. L
tinggal di rumah bersama dengan Suami,kakek, nenek, anak perempuan
sudah SMK kelas 3 dan adik perempuan yang masih duduk di bangku
SD. Keluarga Ny. L menggunakan Sepeda dan motor sebagai alat
transportasi.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Keluarga biasanya dapat berkumpul bersama anggota keluarga. Ny. L
dapat berkumpul malam hari karena pada pagi hari suami kerja dan anak
pergi sekolah. Ny. L cukup sering berinteraksi dengan masyarakat karena
jarak antara rumah satu dengan rumah yang lain saling berdekatan. Ny. L
juga sering menyapa tetangganya ketika lewat di depan rumah serta main
ke rumah warga yang lain, Ny L juga ikut arisan RT dan pengajian di
desa.
5. Sistem pendukung keluarga:
Anggota keluarga saling berinteraksi dengan baik, jika ada masalah
kesehatan yang menimpa salah satu anggota keluarga selalu dibicarakan
bersama untuk mencari jalan keluarnya, apabila ada anggota keluarga
yang sakit biasanya diperiksakan ke Puskesmas. Tersedianya fasilitas
kesehatan seperti Puskesmas tersebut sangat membantu keluarga dalam
menjangkau fasilitas kesehatan yang dekat dengan tempat tinggal
mereka.
IV.

Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Di antara anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis. Dalam
keluarga Ny. L komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Jawa,
komunikasi antar anggota keluarga lancar. Keluarga Ny. L ketika
menghadapi suatu permasalahan biasanya selalu dilakukan musyawarah
dengan suami.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ny. L merupakan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan dua
anak yang diperoleh dari keturunannya.
c. Struktur peran

Pada keluarga Ny.L, Tn. S sebagai pencari nafkah utama sebagai buruh.
An. I dan An. S berperan sebagai anak dari Ny. L yang masih menempuh
pendidikan di bangku SMK dan SD.
d. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Ny. L memiliki nilai-nilai dan norma menghormati orang tua di
mana anak yang lebih kecil harus menghormati yang lebih tua.

V.

Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Ny. L hidup dengan rukun, memberikan kasih sayang dan
perhatian kepada anggota keluarga yang lain dan Tn. S sebagai kepala
keluarga mampu menjalankan tugas sebagai kepala keluarga dalam
membina hubungan rumah tangga dengan baik.
b. Fungsi sosialisasi
a. Hubungan antar Anggota Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga baik dan cukup harmonis.
b. Hubungan dengan Orang Lain
Hubungan dengan tetangga-tetangga baik dan saling tegur sapa bila
berjumpa dan tolong menolong. Jika ada kesempatan Ny. L
berkumpul dengan tetangga untuk sekedar ngobrol.
c. Kegiatan Organisasi Sosial
Keluarga Ny. mengikuti kegiatan di masyarakat seperti pengajian
dan arisan RT. Tn. S dan Tn. R(kakek) mengikuti kegiatan
masyarakat gotong royong. An. I dan An. S aktif bersekolah dan
memiliki banyak teman.
c. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan mengenal masalah :
Keluarga belum mengenal masalah kesehatan yang terjadi pada
anggotanya. Hal ini ditandai dengan Ny. L ketika ditanya apa saja
diit dan senam kaki DM untuk Diabetus, Ny. L dan Tn. S tidak
mengetahui senam kaki dan diitnya.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan :

Ny. L merundingkan dengan suami dan Tn. S yang mengambil


keputusan jika ada anggota keluarga yang sakit maka keluarga akan
diperiksakan ke puskesmas terdekat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit :
Tn. S mengatakan selalu mengingatkan kepada Ny. L untuk
meminum obat dari puskesmas. Tn. S tidak mengetahui perawatan
penyakit diabetus yang di alami Ny. L.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Lingkungan di dekat rumah berdekat dengan kandang sapi yang
berada di depan rumah yang jaraknya lumayan jauh.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan :
Tn. S mengatakan bahwa jika ada anggota keluarga yang sakit
seperti Ny. L maka segera diperiksakan di puskesmas.
d. Fungsi reproduksi
Ny. L berumur 40 tahun, saat ini Ny. L menggunakan kontrasepsi
IUD selama 6 tahun alasannya karna aman digunakan, dan
mempunyai anak sebanyak 2 anak laki-laki.
e. Fungsi ekonomi
Tn. S bekerja sebagai buruh dengan penghasilan yang tetap setiap
bulannya.
VI.

Stres dan Koping Keluarga


I.
Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stresor jangka panjang :
Stresor jangka pendek yang dirasakan keluarga Ny. L untuk saat ini
yaitu pusing dan pegal-pegal yang dirasakan oleh Ny. L serta rasa
kesemutan pada kaki yang mungkin saja disebabkan karena
penyakitnya.
b. Stressor jangka pendek :
Stresor yang dirasakan keluarga Ny. L adalah keluhan pusing dan
sering kaku-kaku yang dirasakan oleh Ny. L yang sudah lama
II.

diderita.
Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Keluarga Ny. L mampu berespon dengan stresor tersebut dengan baik
terbukti ketika Ny. L merasakan keluhan pusing, pegal-pegal dan punya
riwayat diabetus Ny. L memeriksakan diri ke puskesmas. Keluarga Ny. L

III.

mengatakan siap menerima informasi.


Strategi koping yang digunakan

Keluarga Ny. L mengatakan ketika Ny. L merasakan keluhan pusing,


pegal-pegal dan punya riwayat diabetus Ny. L memeriksakan diri ke
puskesmas.

VII.

Pemeriksaan Fisik
No
1

Jenis
Pemeriksaaan
Keadaan
Umum
Kesadaran
Tanda-Tanda
Vital

Kepala

Tn. S

Ny. L

Baik
Compos Mentis
TD : 160/90
mmHg
Nadi :
80x/menit
Respirasi :
20x/menit
Bentuk kepala
simetris,
kulit
kepala bersih,
pertumbuhan
rambut merata.
Tidak ada luka.

Baik
Compos Mentis
TD : 120/ 80
mmHg
Nadi :
84x/menit
Respirasi :
20x/menit
Bentuk kepala
simetris, kulit
kepala bersih,
pertumbuhan
rambut merata,
rambut hitam
dan
bersih,
semutan,
pusing.

An. I

An. S

Tn. T

Ny T

Baik
Compos Mentis
Nadi : 82x/menit
Respirasi :
20x/menit
S : 36o C

Baik
Baik
Compos Mentis
Compos Mentis
Nadi : 80x/menit
TD : 140/ 90 mmHg
Respirasi : 19x/menit Nadi : 80x/menit
Respirasi :
20x/menit

Cukup
Compos Mentis
TD : 150/ 90 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi :
20x/menit

Bentuk
kepala
simetris,
kulit
kepala
bersih,
pertumbuhan
rambut
merata,
rambut berwarna
hitam dan bersih.

Bentuk
kepalaBentuk
kepalaBentuk
kepala
simetris, kulit kepalasimetris, kulit kepalasimetris,
kulit
bersih, pertumbuhanbersih, pertumbuhankepala
bersih,
rambut
merata,rambut
merata,pertumbuhan
rambut
berwarnarambut
berwarnarambut
merata,
hitam dan bersih.
putih bersih karenanrambut
berwarna
ubanan.
putih bersih karenan
ubanan.

No
3

Jenis
Tn. S
Pemeriksaaan
Mata
dan Bentuk wajah
wajah
simetris, tidak
ada
oedema,
tidak ada lecet,
wajah
bersih,
bentuk
mata
simetris, refleks
cahaya
,
konjungtiva
merah
muda,
fungsi
penglihatan
baik,
sklera
tidak ikterik dan
tidak
menggunakan
alat
bantu
penglihatan,
terlihat
bayangan putih
di pinggir bola
mata.

Hidung

Ny. L
Bentuk wajah
simetris, tidak
ada
oedema,
tidak ada lecet,
bentuk
mata
simetris,
ukuran
pupil
normal, refleks
cahaya
,
konjungtiva
tidak anemis,
fungsi
penglihatan
baik,
sklera
tidak
ikterik
dan
tidak
menggunakan
alat
bantu
penglihatan.

Bentuk simetris, Bentuk


keadaan lubang simetris,

An. I
Bentuk
wajah
simetris, tidak ada
oedema, tidak ada
lecet, wajah bersih,
bentuk
mata
simetris,
refleks
cahaya
,
conjungtiva merah
muda,
fungsi
penglihatan baik,
sklera tidak ikterik
dan
tidak
menggunakan alat
bantu penglihatan.

Bentuk
keadaan

An. S
Tn. T
Ny T
Bentuk
wajahBentuk
wajahBentuk
wajah
simetris, tidak adasimetris, tidak adasimetris, tidak ada
oedema, tidak adaoedema, tidak adaoedema, tidak ada
lecet, wajah bersih,lecet, bentuk matalecet, bentuk mata
bentuk mata simetris,simetris,
ukuransimetris,
ukuran
normal,
refleks cahaya ,pupil normal, reflekspupil
cahaya
,
refleks
cahaya
,
conjungtiva merah
muda,
fungsikonjungtiva
tidakkonjungtiva
tidak
penglihatan
baik,anemis,
fungsianemis,
fungsi
sklera tidak ikterikpenglihatan
baik,penglihatan kurang,
dan
tidaksklera tidak ikteriksklera tidak ikterik
menggunakan
alatdan
tidakdan
tidak
bantu penglihatan. menggunakan alatmenggunakan alat
bantu penglihatan. bantu penglihatan.
Riwayat op katarak.

simetris, Bentuk
lubang keadaan

simetris,Bentuk
lubangkeadaan

simetris,Bentuk
lubangkeadaan

simetris,
lubang

No

Jenis
Pemeriksaaan

Tn. S

Ny. L
keadaan lubang
hidung bersih
tidak
ada
sekresi, fungsi
penciuman
baik.
mulut Bentuk mulut
bibir simetris, bibir
gigi lembab,
gigi
lengkap.

hidung
bersih
tidak
ada
sekresi, fungsi
penciuman baik.

Mulut
dan Bentuk
Tenggorokan
simetris,
lembab,
lengkap.

Telinga

Leher

An. S
Tn. T
Ny T
An. I
hidung bersih tidak hidung bersih tidakhidung bersih tidakhidung bersih tidak
ada sekresi, fungsi ada sekresi, fungsiada sekresi, fungsiada sekresi, fungsi
penciuman baik.
penciuman baik.
penciuman
penciuman

Bentuk
mulut
simetris,
bibir
lembab, gigi tdk
berlubang.

Bentuk
mulutBentuk
mulutBentuk
mulut
simetris,
bibirsimetris,
bibirsimetris,
bibir
lembab, gigi tdklembab,
gigilembab,
gigi
berlubang.
sebagian
sebagian
tanggal/ompong
tanggal/ompong
Bentuk telinga Bentuk telinga Bentuk
telinga Bentuk
telingaBentuk
telingaBentuk
telinga
simetris, telinga simetris,
simetris,
telinga simetris,
telingasimetris,
telingasimetris,
telinga
bersih,
fungsi telinga bersih, bersih, , fungsi bersih,
,
fungsibersih,
,
fungsibersih, , fungsi
pendengaran
fungsi
pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik pendengaran baik
baik.
pendengaran
baik.
Bentuk simetris, Bentuk
Bentuk
simetris, Bentuk
simetris,Bentuk
simetris,Bentuk
simetris,
tidak
terdapat simetris, tidak tidak
terdapat tidak
terdapattidak
terdapattidak
terdapat
pembesaran
terdapat
pembesaran
pembesaran kelenjarpembesaran kelenjarpembesaran kelenjar
kelenjar tiroid pembesaran
kelenjar tiroid dan tiroid dan kelenjartiroid dan kelenjartiroid dan kelenjar
dan
kelenjar kelenjar tiroid kelenjar
getah getah bening.
getah bening.
getah bening.
getah bening.
dan
kelenjar bening.
getah bening.

No
8

Jenis
Pemeriksaaan
Dada

Perut

10

Genetalia

11

Ekstremitas

Tn. S
Bentuk normal,
warna
kulit
kecoklatan,
bunyi
napas
vesikuler, pola
nafas
teratur,
nyeri tekan (-),
jejas
(-),
bengkak
(-),
perkembangan
paru simetris.
Bentuk
perut
simetris,
kulit
perut
bersih,
tidak
terdapat
oedema, tidak
ada nyeri tekan,
bising
usus
15x/menit.
Tidak terdapat
keluhan.
Ekstremitas Atas
:
Bentuk tangan
simetris, jumlah

Ny. L
Bentuk
dada
normal, warna
kulit
sawo
matang, bunyi
nafas vesikuler,
pola
nafas
teratur,
pengembangan
paru simetris,
pembengkakan
(-), nyeri tekan
(-)
Bentuk perut
simetris, kulit
perut
bersih,
tidak terdapat
oedema, tidak
ada nyeri tekan,
bising
usus
18x/menit.
Tidak terdapat
keluhan.
Ekstremitas
Atas :
Bentuk tangan
simetris,

An. I
Bentuk
normal,
warna kulit sawo
matang,
bunyi
napas
vesikuler,
pola nafas teratur,
nyeri tekan (-),
jejas (-), bengkak
(-)

An. S
Tn. T
Ny T
Bentuk
normal,Bentuk
normal,Bentuk
normal,
warna kulit sawowarna kulit sawowarna kulit sawo
matang, bunyi napasmatang, bunyi napasmatang, bunyi napas
vesikuler, pola nafasvesikuler, pola nafasvesikuler, pola nafas
teratur, nyeri tekanteratur, nyeri tekanteratur, nyeri tekan
(-), jejas (-), bengkak(-), jejas (-), bengkak(-),
jejas
(-),
(-)
(-)
bengkak (-)

Bentuk
perut
simetris, kulit perut
bersih,
tidak
terdapat oedema,
tidak ada nyeri
tekan, bising usus
19x/menit.

Bentuk
perutBentuk
perutBentuk
perut
simetris, kulit perutsimetris, kulit perutsimetris, kulit perut
bersih, tidak terdapatbersih, tidak terdapatbersih,
tidak
oedema, tidak adaoedema, tidak adaterdapat
oedema,
nyeri tekan, bisingnyeri tekan, bisingtidak ada nyeri
usus 17x/menit.
usus 15x/menit
tekan, bising usus
10x/menit

Tidak
terdapat
keluhan.
Ekstremitas Atas :
Bentuk
tangan
simetris,
jumlah
jari lengkap, ROM

Tidak
terdapatTidak
terdapatTidak
terdapat
keluhan.
keluhan.
keluhan.
Ekstremitas Atas : Ekstremitas Atas : Ekstremitas Atas :
Bentuk
tanganBentuk
tanganBentuk
tangan
simetris, jumlah jarisimetris, jumlah jarisimetris, jumlah jari
lengkap, ROM dapatlengkap, ROM dapatlengkap,
ROM

No

Jenis
Pemeriksaaan

Tn. S

Ny. L
jumlah
jari
lengkap, ROM
dapat bergerak
ke segala arah
(aktif),
tidak
ada
oedema,
kulit lembab,
tidak ada nyeri,
Ekstremitas
CRT < 2 detik,
Bawah :
tangan
Bentuk
kaki kesemutan.
simetris, jumlah
jari
kaki Ekstremitas
lengkap, ROM Bawah :
dapat digerakan Bentuk
kaki
ke segala arah simetris,
(aktif),
kulit jumlah jari kaki
lembab, pegal, lengkap, ROM
tidak
ada dapat digerakan
oedema.
ke segala arah
(aktif),
kulit
lembab,
Kekuatan Otot : kehangatan
merata, terasa
pegal
dan
kaku-kaku,
jari
lengkap,
ROM
dapat
bergerak
ke
segala
arah
(aktif),
kulit
lembab, CRT <
2 detik.

An. I
dapat bergerak ke
segala arah (aktif),
tidak ada oedema,
kulit lembab, tidak
ada nyeri, CRT < 2
detik.

An. S
Tn. T
Ny T
bergerak ke segalabergerak ke segaladapat bergerak ke
arah (aktif), tidak adaarah (aktif), tidaksegala arah (aktif),
oedema,
kulitada oedema, kulittidak ada oedema,
lembab, tidak adalembab, tidak adakulit lembab, tidak
nyeri, CRT < 2 detik. nyeri, CRT < 2 detik. ada nyeri, CRT < 2
detik.
Ekstremitas Bawah : Ekstremitas Bawah :
Bentuk kaki simetris,Bentuk
kakiEkstremitas Bawah :
jumlah jari kakisimetris, jumlah jariBentuk
kaki
lengkap, ROM dapatkaki lengkap, ROMsimetris, jumlah jari
digerakan ke segaladapat digerakan kekaki lengkap, ROM
arah (aktif), kulitsegala arah (aktif),dapat digerakan ke
lembab, tidak adakulit lembab, tidaksegala arah (aktif),
nyeri tekan, tidak adaada nyeri tekan,kulit lembab, tidak
oedema.
tidak ada oedema. ada nyeri tekan,
tidak ada oedema.

Ekstremitas Bawah
:
Bentuk
kaki
simetris,
jumlah
jari kaki lengkap,
ROM
dapat
digerakan ke segala
arah (aktif), kulit
lembab, tidak ada
nyeri tekan, tidak
ada oedema.
Kekuatan Otot :
5/5
5/5
Kekuatan Otot :
5/5
5/5

Kekuatan Otot :
5/5
5/5

Kekuatan Otot :
4/4
4/4

No

Jenis
Pemeriksaaan

Tn. S
5/5
5/5

Ny. L
kesemutan,
tidak
ada
oedema.
Kekuatan
Otot :
5/5
5/5

An. I

An. S

Tn. T

Ny T

VIII. Harapan Keluarga


Tn. L dan Ny.S berharap supaya semua anggota keluarganya tetap sehat,
diberi kelancaran dalam urusan mencari nafkah untuk keperluan hidup
anggota keluarga.
Data Penunjang
Cek GDS - GDP 105
- 2PP 226
Terapi yang diberikan
Natrium Diklofenak 2 x 1
Methylprednisolone 2 x 1
Vitamin 2 x 1

ANALISA DATA
No
1

Data

Masalah
Etiologi
Defisiensi Pengetahuan ketidaktahuan keluarga

DS:

- Ny. L mengatakan tidak tahu pada Ny. L

Ny. L dalam mengatasi

tentang

masalah

penyakitnya

dan

makanan yang harus dimakan

defisiensi

pengetahua pada Ny. L

Ny. L.
- Ny L mengatakan tidak tau
cara merawat kaki yang baik
seperti melakukan senam kaki
DM.
DO: -

DS:

Resiko

- Ny L mengatakan mempunyai setabilan

ketidak ketidakmampuan
kadar

gula keluarga Ny L dalam

riwayat penyakit diabetes 5 darah pada Ny L

mengatasi

bulan

resiko

yang

lalu.

Ny.

masalah

ketidakstabilan

mengatakan

mengeluhkan

kadar

pusing-pusing, tengkuk terasa


pegal-pegal,

kaki

glukosa

darah

pada Ny L

terasa

semutan, sering haus dan sering


lapar.
- Ny L juga mengatakan pernah
cek GDS di puskemas hasilnya
> 200 m/dl
DO:
- Cek GDS tanggal 5 maret
GDP 105
2PP 226
- TD Ny. R: 120/80 mmHg,

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. L
Diagnosa
N
Tanggal/jam
o
1

Masalah

Prioritas

16 Maret 2016

Defisiensi pengetahuan pada Ny. L bd ketidaktahuan

Pukul: 11.00

keluarga Ny. L dalam mengatasi masalah defisiensi

WIB

pengetahua pada Ny. L

16 Maret 2016

Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah Ny. L bd

Pukul: 11.00

ketidakmampuan keluarga Ny L dalam mengatasi

WIB

masalah resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah


pada Ny L
PENAPISAN MASALAH

Diagnosa : Defisiensi pengetahuan pada Ny. L berhubungan dengan ketidaktahuan


keluarga Ny. L dalam mengatasi masalah defisiensi pengetahuan pada Ny. L
Kriteria
1. Sifat masalah
a. Aktual (tidak/kurang sejahtera) 3
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1

Skor
2/3 x 1 =
2
3

Rasionalisasi
Ny. L mengatakan
hanya mengetahui
bahwa dirinya
menderita penyakit
gula. Tidak
mengetahui dan
menegenal masalah
penyakit yang dapat
menjadi ancaman
kesehatan jika tidak

2. Kemungkinan masalah dapat dirubah


a. Mudah 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0

diatasi.
1/2 x 2 = 1 - Keluarga siap
menerima informasi
kesehatan. Kesiapan
perawat dalam
menyampaikan
materi penyuluhan,
khususnya pada Ny.
L didalam mengenal

3. Potensi masalah untuk dicegah


a. Tinggi 3
b. Cukup 2
c. Rendah 1

masalah kesehatan.
3/3 x 1 = 1 - Ny.L bersedia
bekerjasama dalam
meningkatkan
pengetahuan tentang
penyakit yang
diderita
- Ny. L mau diajak
kerjasama
/kooperatif dalam

penyuluhan dan
penatalaksanaan
4. Menonjolnya masalah
a. Masalah berat dan harus segera ditangani

kesehatan
2/2 x 1 = 1 - Ny.L mengatakan
bahwa dirinya

2
b. Ada masalah, tidak perlu segera

menderita penyakit
gula dan sering

ditangani 1
c. Masalah tidak dirasakan 0

merasa kesemutan
dan pegal-pegal
pada kaki
2
3 3

TOTAL SKOR

PENAPISAN MASALAH

Diagnosa : Resiko ketidak setabilan kadar gula darah pada Ny. L berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga Ny.L dalam mengatasi masalah resiko ketidak
setabilan kadar gula darah pada Ny. L
Kriteria
1. Sifat masalah
a. Aktual (tidak/kurang sejahtera) 3
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat dirubah
d. Mudah 2
e. Sebagian 1

Skor
Rasionalisasi
2/3 x 1 = 2/3 - Ny.L mengatakan
kakinya sering
1/2 x 2 = 1

kesemutan
- Kemampuan Ny.L
mendengarkan

f. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
d. Tinggi 3
e. Cukup 2
f. Rendah 1

1/3 x 1 = 1/3

informasi kesehatan
Ny.L mengatakan
sering control
kesehatan ke
Puskesmas dan
mengikuti acara
yang
diselenggarakan

4. Menonjolnya masalah
d. Masalah berat dan harus segera

2/2 x 1 = 1

ditangani 2
e. Ada masalah, tidak perlu segera
ditangani 1
f. Masalah tidak dirasakan 0

TOTAL SKOR

oleh puskesmas
- Ny. M mengatakan
gula darah 200 lebih
saat di cek pertama
kali di puskesmas,
gula darah sempat
juga turun hingga 90
- GDP = 105 mg/dl
- GDS (2 jam PP)= 226
mg/dl

No
1

Diagnosa

INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA


NOC

Defisiensi pengetahuan Ny. L terhadap Knowledge: Health Behavior


diabetes militus bd kurang informasi Ny. L Setelah
terhadap penyakitnya

melakukan

NIC
Teaching: disease process

tindakan

keperawatan selama 3 x kunjungan

1. Kaji tingkat pengetahuan klien


dan

keluarga

tentang

proses

diharapkan klien mampu mengenali


penyakit.
2. Bina hubungan saling percaya

maslalah dengan kriteria hasil:

Pasien dan keluarga menyatakan

perawat dengan anggota keluarga

pemahaman

dalam rangka perencanaan tindak

tentang

penyakit,

kondisi, prognosis, dan program

pengobatan.
Pasien dan

keluarga

mampu

menjelaskan kembali apa yang

lanjut.
3. Anjurkan

untuk

secara teratur
4. Jelaskan tentang

minum

obat

patofisiologi

dijelaskan tim kesehatan.


Pasien
mampu
melaksanakan

penyakit DM, tanda dan gejala

prosedur yang dijelaskan secara

serta penyebab yang mungkin.


5. Sediakan
informasi
tentang

benar.

kondisi klien.
6. Tanya keluhan yang dirasakan
keluarga.

Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah Diabetes Self Management

Hyperglikemia Management
1. Monitor GDS sesuai indikasi
Ny. L dengan factor risiko pemantauan Setelah
melakukan
tindakan
2. Pantau
tanda-tanda
gejala
glukosa darah tidak adekuat
keperawatan selama 3 x kunjungan
hiperglikemia: poliuria, polidipsia,
diharapkan
klien
mampu
polifagia, lemah, lesu, malaise, sakit
mengenalikan
maslalah
dengan
kepala.
kriteria hasil:
3. Pantau tekanan darah klien
4. Anjurkan banyak minum
Dapat mengontrol kadar gula darah 5. Memfasilitasi kepatuhan terhadap
(GDS 100-200 mg./dl)
diet dan latihan
Kepatuhan diet sehat diabetes
6. konsultasikan dengan dokter jika
Dapat
memanajemen
dan
tanda gejala hiperglikemia menetap
mencegah penyakit semakin parah.
atau memburuk.
Olahraga teratur

No
1

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KELUARGA


Tanggal
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
Rabu,
04 Defisiensi pengetahuan Ny.
1. Kaji tingkat pengetahuan S: - Ny. L mengatakan tidak tahu
Maret 2016

L terhadap diabetes militus

Pukul 09.00 bd kurang informasi Ny. L


WIB

terhadap penyakitnya

klien dan keluarga tentang

tentang penyakitnya dan mkanan

yang harus dimakan


proses penyakit.
- Ny L tidak mengetahui cara
2. Bina hubungan saling percaya
merawat kaki yang benar
perawat dengan anggota
O: Ny. L dan keluarga tampak
keluarga
dalam
rangka
kooperatif
ketika
dilakukan
perencanaan tindak lanjut.
3. Tanya keluhan yang dirasakan kunjungan dan dilakukan tanya
keluarga.

jawab, Ny L tampak percaya


dengan perawat saat memberika
informasi tengtang peyakitnya,
A: masalah belum sebagian.
1. Defisiensi
pengetahuan
pada Ny.M
P: lanjutkan intervensi

Paraf

2. Bina

hubungan

saling

percaya

perawat

dengan

anggota

keluarga

dalam

rangka perencanaan tindak


lanjut.
3. Tanya

keluhan

yang

dirasakan keluarga.
4. Anjurkan untuk minum obat
secara teratur
5. Jelaskan

tentang

patofisiologi penyakit DM,


tanda

dan

gejala

serta

penyebab yang mungkin.

Rabu,

16 Risiko

ketidakstabilan 1. Monitor GDS sesuai indikasi


2. Pantau
tanda-tanda
gejala
Maret 2016 kadar glukosa darah Ny. L
hiperglikemia:
poliuria,
Pukul 09.30 dengan
factor
risiko
polidipsia, polifagia, lemah,
WIB
pemantauan glukosa darah

S: Ny. L mengatakan mempunyai


riwayat penyakit diabetes 5 bulan
yang lalu. Ny. L mengatakan
mengeluhkan

pusing-pusing,

tidak adekuat

lesu, malaise, sakit kepala.


3. Pantau tekanan darah klien

tengkuk terasa pegal-pegal, kaki


terasa

semutan,

sering

lapar,

sering haus.
O: Keadaan umum baik
TD Ny. R: 120/80 mmHg, GDS:
225, Ny. L menunjukkan area
yang dirasakan pegal-pegal. Ada
tanda - tanda hiperglikemia GDS
> 200 mg/dl
A: masalah belum teratasi.
- Risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah
P: lanjutkan intervensi
1. Monitor GDS sesuai indikasi
2. Pantau tanda-tanda gejala
hiperglikemia:

poliuria,

polidipsia, polifagia, lemah,


lesu, malaise, sakit kepala.
3. Pantau tekanan darah klien

Kamis,

17 Defisiensi pengetahuan Ny.

Maret 2016

1. Bina hubungan saling percaya S: Ny. L mengatakan sudah

L terhadap diabetes militus

perawat

dengan

Pukul 11.00 bd kurang informasi Ny. L

keluarga

dalam

WIB

terhadap penyakitnya

anggota sedikit paham tentang diabetes


rangka militus dan diit diabetes.

perencanaan tindak lanjut.


O: Ny. L tampak kooperatif dan
2. Tanya keluhan yang dirasakan
memperhatikan
penjelasan
keluarga.
dengan seksama.
3. Anjurkan untuk minum obat
A: masalah teratasi sebagian.
secara teratur
4. Jelaskan tentang patofisiologi Pasien
dan
keluarga
penyakit

DM,

tanda

dan

gejala serta penyebab yang


mungkin.

menyatakan
tentang

pemahaman

penyakit,

prognosis,

dan

kondisi,
program

pengobatan.
P: lanjutkan intervensi.
1. Bina

hubungan

saling

percaya

perawat

dengan

anggota

keluarga

dalam

rangka perencanaan tindak


lanjut.
2. Tanya

keluhan

yang

dirasakan keluarga.

Kamis,

17 Risiko

ketidakstabilan 1. Monitor GDS sesuai indikasi


2. Pantau
tanda-tanda
gejala
Maret 2016 kadar glukosa darah Ny. L
hiperglikemia:
poliuria,
Pukul 11.30 dengan
factor
risiko
polidipsia, polifagia, lemah,
WIB
pemantauan glukosa darah
lesu, malaise, sakit kepala.
tidak adekuat
3. Pantau tekanan darah klien

S:. Ny. L mengatakan

obat

diminum sesuai anjuran,


O: GDS : 90 mg/dl ,tidak ada
tanda tanda hiperglikemi,
A: masalah teratasi sebagian.
P: lanjutkan intervensi.
1. Monitor GDS sesuai indikasi
2. Pantau tanda-tanda gejala
hiperglikemia:

poliuria,

polidipsia, polifagia, lemah,


lesu, malaise, sakit kepala.
3. Pantau tekanan darah klien

Jumat,

18 Defisiensi pengetahuan Ny.

1. Bina hubungan saling percaya S: Ny. L mengatakan belum tau

Maret 2016 L terhadap diabetes militus

perawat

dengan

Pukul 12.00 bd kurang informasi Ny. L

keluarga

dalam

WIB

terhadap penyakitnya

anggota tentang senam kaki DM


rangka O: TD 120/80 mmHg. Klien dan

perencanaan tindak lanjut.


keluarga menerima kedatangan
2. Tanya keluhan yang dirasakan
tenaga kesehatan dengan ramah
keluarga.
dan kooperatif.
A: masalah teratasi sebagian.
- Defisiensi pengetahuan
Ny.L
P: lanjutkan intervensi.
1. Bina
percaya

pada

hubungan

saling

perawat

dengan

anggota

keluarga

dalam

rangka perencanaan tindak


lanjut.
2. Mengajarkan senam kaki
DM

Jumat,

18 Risiko

ketidakstabilan

Maret 2016 kadar glukosa darah Ny. L


Pukul 12.30 dengan
WIB

factor

risiko

pemantauan glukosa darah


tidak adekuat

1. Monitor GDS sesuai indikasi S: Ny. L mengatakan kadang rasa


2. Pantau tanda-tanda gejala
pegal dan kesemutan pada kaki,
hiperglikemia:
poliuria,
O: GDS : 242 mg/dl , ada tanda
polidipsia, polifagia, lemah,
tanda hiperglikemi, kaki sering
lesu, malaise, sakit kepala.
pegal dan kesemutan,
3. Pantau tekanan darah klien
A: masalah teratasi sebagian.
-

Resiko ketidak setabilan kadar


gula darah pada Ny.L
P: lanjutkan intervensi.
1. Monitor

GDS

sesuai

indikasi
2. Mengajarkan senam kaki
DM

Anda mungkin juga menyukai