Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

OLEH :

KADEK VIRA PRAFTINI

2114901065

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021
A. Konsep teori kebutuhan
1. Definisi
Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi, terutama pada
usis dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Anak yang kurang
gizi akan tumbuh kecil, kurus, dan pendek. Gizi kurang pada anak, serta
berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas anak (Depkes RI, 2014).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan
oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam
aktivitas tubuh (Aziz-Alimul H, 2006). Nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap
organ dan jaringan tubuh.
Nutrien merupakan zat-zat gizi yang terdapat dalam makanan, macam-
macam nutrien : Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara
jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga,
serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Nutrisi merupakan
proses yang dilakukan makhluk hidup dalam mengingesti, mencerna,
menyerap, mendistribusikan, menggunakan, dan mengekskresikan zat gizi
(makanan dan bahan-bahan mengandung gizi lainnya). Nutrisi klinis
terutama berhubungan dengan sifat-sifat makanan yang membangun tubuh
dan meningkatkan kesehatan (Williams & Wilkins, 2011).
Menurut Tarwoto dan Tarwonah, 2003 nutrisi adalah zat-zat gizi lain
yang berhubungan dengan kesehatan dari penyakit termasuk keseluruhan
proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan
dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya.
a. Karbohidrat merupakan zat gizi yang terdapat dalam makanan yang
merupakan sumber energi utama, 1 gram karbohidrat menghasilkan 4
kkal terdapat dalam beras, jagung dan singkong.
b. Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti
jaringan tubuh, 1 gram protein menghasilkan 4 kkal, terdapat dalam susu,
daging, jagung dan kedelai.
c. Lemak merupakan sumber energi paling besar, 1 gram lemak
menghasilkan 9 kkal, terdapat dalam kelapa, daging sapi, kacang-
kacangan.
d. Mineral : jumlah 4-5% BB, fungsi : membangun jaringan tulang.
e. Vitamin : fungsinya dalam tumbuh kembang dan pemeliharaan kesehatan,
macam-macam vitamin : vitamin A, D, E, K, B complex, B1, B2, B3,
B12, C.
f. Air : zat makanan yang paling mendasar yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Fungsinya melarutkan berbagai zat dan mengatur berbagi proses
dalam tubuh.
2. Anatomi fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari
mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak
diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
3. Faktor predisposisi dan presipitasi

a. Faktor Predisposi :
 Usia
 Jenis kelamin
 Aktivitas
 Status kesehatan
 Metabolisme zat-zat gizi (simpanan, absorpsi, penggunaan, ekskresi)
b. Faktor Presipitasi :
 Gangguan sistem gastrointestinal
 Peningkatan atau penurunan laju metabolik
 Asupan nutrien yang tidak adekuat
 Susah menelan (disfagia)
 Anoreksia
 Penurunan status mental atau penurunan kesadaran
 Efek dari pengobatan
 Gaya hidup
 Kelainan endokrin

4. Gangguan terkait KDM


a. EtiologiEtiologi

 Pasien tidak nafsu makan


 Pasien tidak mau makan, mual dan muntah
 Keadaan fisik : apatis, lesu
 Berat badan : obesitas, underweight
 Otot : lemah/flaksia, tonus kurang, tidak mampu bekerja
 Sistem saraf : bingung, reflek menurun
 Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver
 Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100x/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi.
 Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah
 Kulit : kering, pucat, irigasi, petekhie
 Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa
pucat
 Gusi : perdarahan, peradangan
 Lidah : edema, hipertermis
 Gigi : karies, nyeri, kotor
 Mata : konjungtiva pucat, exoftalmus, tanda-tanda infeksi
 Kuku : mudah patah

b. Proses terjadi
 Basal metabolisme meningkat maka metabolisme kerja tubuh juga meningkat,
makanan diolah menjadi energi untuk membantu metabolisme tubuh sehingga
tubuh kekurangan makanan. Tanda dan gejala yang mungkin timbul : denyut
nadi lebih dari 100x/menit, aktivitas pasien meningkat, tekanan darah tinggi,
komplikasi yang mungkin timbul apabila tidak diatasi : malnutrisi.
 Aktivitas tubuh berlebih sehingga metabolisme dalam tubuh meningkat, bila
asupan makanan seimbang dengan aktivitas maka tidak akan terjadi gangguan.
Bila asupan makanan tidak seimbang dengan aktivitas maka akan terjadi
malnutrisi dengan tanda dan gejala : denyut nadi 100x/menit, aktivitas
meningkat dan tekanan darah tinggi
 Faktor Usia
Pada usia dewasa muda dan pertengahan banyak melakukan aktivitas, diet
tidak seimbang dan stress sehingga asupan nutrisi tidak terpenuhi dengan baik
dan tubuh menjadi kekurangan nutrisi.
 Suhu Lingkungan
Suhu lingkungan dingin akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh
sehingga metabolisme dalam tubuh meningkat dan menyebabkan nafsu makan
bertambah sehingga tidak mungkin terjadi komplikasi.
 Penyakit, mengakibatkan saluran pencernaan terganggu sehingga asupan
nutrisi pasien berkurang dan dapat memperlambat proses penyembuhan.
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pasien tidak mau makan, anoreksia
dengan komplikasi : malnutrisi
c. Komplikasi
Apabila gangguan pemenuhan nutrisi tidak diatasi maka akan menimbulkan :
 Malnutrisi
 Diabetes Mellitus (kelebihan zat gula)
 Hipertensi
 Gizi buruk
 Penyakit jantung koroner
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
 Albumin (N = 4-5,5 mg/100mL)
 Transferin (N = 170-25 mg/100mL)
 Hemoglobin (N = 12 mg%)
 BUN (N = 10-20 mg/100mL)
 Ekskresi keratin untuk 24 jam (N = laki-laki : 0,6-1,3 mg/100mL, wanita :
0,5-1,0 mg/100mL)
b. Pengukuran Antropometri
 BB ideal (TB-100) ± 10%
 Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas : nilai normal wanita = 28,5 cm; nilai normal pria =
28,3 cm
- Lipatan kulit pada otot trisep : nilai normal wanita = 16,5-18 cm; nilai
normal pria = 12,5-16,5 cm
6. Penatalaksanaan Medis
a. Kolaborasi dalam pemberian obat antiemetika.
b. Delegatif pemasangan/pemberian infus.
c. Pemberian nutrisi melalui parental.
d. Penatalaksanaan Keperawatan

 Pemberian nutrisi melalui oral


Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara mandiri dengan cara membantu
memberi nutrisi melalui oral.
 Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung
Merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi melalui oral dengan member makan melalui pipa
lambung.

7. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Data Subjektif
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
- Pasien mengatakan tidak mau makan.
- Pasien mengeluh mual/muntah.
2. Data Objektif
- Keadaan fisik : apatis, lesu
- Berat badan : obesitas, underweight
- Otot : lemah/flaksia, tonus kurang, tidak mampu bekerja
- Sistem saraf : bingung, reflek menurun
- Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran lien/ liver
- Kardiovaskuler : denyut nadi meningkat/ lebih dari 100x/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
- Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah, patah-patah
- Kulit : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi
- Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa
pucat
- Gusi : perdarahan, peradangan
- Lidah : edema, hipertermis
- Gigi : karies, nyeri, kotor
- Mata : konjungtiva pucat, exoftalmus, tanda-tanda infeksi
- Kuku : mudah patah
- Pengukuran antropometri
- Pemeriksaan laboratorium
b. Perencanaan
1. Prioritas
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. penurunan nafsu makan
d.d. pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien mengeluh
mual/muntah, keadaan fisik lemah.
b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan b.d. penurunan kebutuhan
metabolisme d.d peningkatan berat badan 20% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal, disfungsi pola makan, tingkat aktivitas monoton.
2. Rencana Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. penurunan nafsu makan
d.d. pasien mengatakan tidak nafsu makan, pasien mengeluh
mual/muntah, keadaan fisik lemah.
Tujuan dan kriteria hasil :
- Meningkatnya nafsu makan
- Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Terjadinya peningkatan berat badan sesuai batasan waktu

INTERVENSI RASIONAL
Monitor perubahan faktor yang Pilihan intervensi tergantung
menyebabkan kekurangan penyebab masalah
kebutuhan nutrisi atau
kelebihannya dan status
kebutuhan nutrisi
Mencegah perburukan keadaan

Kurangi faktor yang akibat faktor yang

mempengaruhi perubahan mempengaruhi perubahan

nutrisi nutrisi

Memberikan kesempatan untuk


Kaji status nutrisi secara mengobsevasi penyimpangan
kontinu, selama perawatan dari normal
setiap hari, perhatikan tingkat
energi, kondisi kulit, kuku,
rambut, rongga mulut, keinginan
Membuat data dasar, membantu
untuk makan/anoreksia
dalam memantau keefektifan

Timbang berat badan setiap hari aturan terapeutik dan

dan bandingkan dengan berat menyadarkan perawat terhadap

badan saat penerimaan ketidaktepatan dalam


penurunan/penambahan berat
badan

Jaga kebersihan mulut pasien Mulut pasien bersih dan dapat


meningkatkan nafsu makan

Berikan makanan porsi kecil dan Tindakan ini dapat


sering termasuk makanan kering meningkatkan masukan
dan atau makanan yang menarik meskipun nafsu makan mungkin
untuk pasien lambat untuk kembali

Kaji tanda vital dan bising usus


Sebagai acuan tindakan
keperawatan selanjutnya dan
sebagai tanda proses
pencernaan.

Atur posisi semifowler saat


memberikan makanan Mencegah regurgitasi

Monitor hasil lab seperti


glukosa, elektrolit, albumin dan Monitor status nutrisi
hemoglobin

Berikan pendidikan tentang cara Meningkatkan pengetahuan agar


diet, kebutuhan kalori, tindakan pasien lebih kooperatif
keperawatan yang berhubungan
dengan nutrisi

Kolaborasikan dengan dokter Untuk menghilangkan mual,

dalam pemberian obat muntah pasien dan menjaga

antiemetika dan diet kebutuhan nutrisi pasien

b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan b.d. penurunan kebutuhan


metabolisme d.d peningkatan berat badan 20% melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal, disfungsi pola makan, tingkat aktivitas monoton.
Tujuan dan kriteria hasil :
- Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol.
- Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang.
- Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan.

INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian pola makan Informasi dasar untuk
pasien perencanaan awal
Diskusikan dengan pasien Mengetahui jumlah kalori yang
tentang kelebihan makan masuk

Buat program latihan untuk


olahraga Meningkatkan kebutuhan energi

Berikan pengetahuan kesehatan Memberikan informasi dan


tentang program diet yang mengurangi komplikasi
benar, akibat yang timbul akibat
kelebihan berat badan

Kolaborasi dengan ahli diet Menentukan makanan yang

yang tepat sesuai

c. Pelaksanaan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana tindakan. Tim keperawatan mencakup tindakan mandiri, yaitu
aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan bukan
perintah dari petugas kesehatan lain. Kolaborasi adalah tindakan yang
didasarkan hasil keputusan bersama seperti : dokter.
d. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah gangguan pemenuhan nutrisi dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam :
1. Penilaian nutrisi kurang dari kebutuhan :
- Peningkatan nafsu makan.
- Peningkatan status nutrisi.
- Terjadinya peningkatan BB sesuai batasan waktu.
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan :
- Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan BB ideal.
- Perencaanaan kontrol BB yang akan datang.
- Tidak terjadi penurunan BB yang berlebihan.
PATHWAY
NUTRISI

Penyakit saluran Status kesehatan Gaya hidup dan Kebutuhan


pencernaan menurun kebiasaan metabolisme untuk

Erosi mukosa Kelemahan otot Kebiasaan Peningkatan intake


lambung menelan mengkonsumsi nutrisi

Menurunnya tonus Gangguan menelan Kelebihan zat di Kebutuhan energi


dan peristaltik makanan dalam tubuh yang yang meniingkat

Refluksi duodenum Asupan nutrisi tidak Penyerapan di Mudah


ke lambung terpenuhi dalam tubuh tidak lapar

Nafsu
Mual Penurunan berat makan
badan

Sering
Muntah makan
Resiko ketidakseimbangan nutrisi :
lebih dari kebutuhan tubuh
Peningkatan
Ketidakseimbangan nutrisi : berat badan
kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan nutrisi : lebih


dari kebutuhan tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Alimul H., A. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia, Surabaya : Salemba Medika

Carpenito, Lynda Juall. 1998. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Hidayat.(2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep & Proses


Keperawatan Cetakan 5. Jakarta: Salemba Medika.

Morris, Jacqueline C. (2014). Pedoman Gizi Pengkajian & Dokumentasi.


Jakarta: EGC.

Tarwanto, Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan.


Surabaya : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai