Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIK PROFESI NERS

KEPERAWATAN DASAR PROFESI


TAHUN AKADEMIK 2021 / 2022

LAPORAN PENDAHULUAN MINGGU 1:


PEMENUHN KEBUTUHAN NUTRISI

Nama Preceptee : Sofie Yuliani


NPM : 2016720050

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Pusat, Kode Pos 10510
Telp/Faks: 021-42802202
A. Konsep Kebutuhan Nutrisi
1. Definisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan untuk menghasilkan energi sehingga dapat digunakan dalam
aktivitas sehari-hari (Alimul, 2015).
Nutrisi berasal dari kata nutrient yang artinya bahan gizi yang merupakan
proses tersedianya energy dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk
pembentukan dan pemeliharaan sel tubuh (Rahayu dan Harnanto, 2016).
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, sebagai
sumber tenaga, serta menjaga tubuh dari serangan penyakit. Fungsi utama nutrisi
adalah untuk memberi energy bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka
dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh
(Mubarak, 2008).
Pada nutrisi terdapat zat gizi/nutrient yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan tubuh, dimana zat gizi tersebut terbagi atas makronutrien yaitu
karbohidrat, lemak serta protein dan mikronutrient yang terdiri atas vitamin dan
mineral (Rosdahl dan Kowalski, 2014). Nutrien adalah zat organik dan anorganik
dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan
dan perkembangan, aktivitas, mencegah defisiensi, memeliharan kesehatan dan
mencegah penyakit, memelihara fungsi tubuh, kesehatan jaringan, dan suhu tubuh,
meningkatkan kesembuhan, dan membentuk kekebalan (Rahayu dan Harnanto,
2016).

2. Fisiologi system
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori (Hidayat. U,
2015).
Pada prosesnya nutrisi akan melalui sistem pencernaan terdiri dari :
a. Mulut dilapisi membran mukosa. Lidah terdiri dari otot bertulang dan dilapisi
membran mukosa. Papila merupakan permukaan lidah yang mengandung
ujung perasa. Kelenjar saliva berada di sublingual, sub mandibula, dan parotis.
Kelenjar saliva mengeluarkan saliva yang mengandung cairan dan enzim.
Mengunyah mengurangi ukuran makanan, dan mencampur makanan dengan
saliva.
b. Faring terdiri dari otot yang dilapisi membrane mukosa, makanan dan udara
berjalan melewati struktur ini sebelum mencapai saluran keluar yang tepat
(epiglotis untuk makanan dan trakhea untuk udara). Epiglotis menutup jalan
napas selama menelan.
c. Esofagus terdiri dari dinding otot yang dilapisi membran mukosa, dan
mendorong makanan dari mulut ke lambung. Lambung dilapisi membrane
mukosa dan mempunyai lapisan otot dan lapisan luar fibroserous.
d. Usus halus mempunyai lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan luar
peritoneal. Usus halus terdiri dari duodenum, yeyenum, dan ileum.
e. Kolon mempunyai lapisan mukosa, 2 lapisan otot, dan lebih dari beberapa
bagian, lapisan luar peritoneal viseral. Kolon terdiri dari cecum/apendiks,
kolon (asenden, transversum, desenden, dan sigmoid), dan rektum.
f. Organ asesoris berada di luar saluran gastrointestinal, tetapi skresinya dibawa
melalui duktus. Empedu yang dihasilkan hepar dibawa melalui duktus hepatik
dan duktus kistik ke kandung empedu. Duktus empedu membawa empedu ke
duodenum. Enzim pakreas dibawa ke duodenum melalui duktus pankreatik.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi system


menurut Hidayat & Uliyah (2015) :
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan dapat mempengaruhi
pola konsumi makanan dan hal ini dapat di sebabkan oleh kurangnya
informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan
nutrisi/gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk yang terjadi terhadap jenis makanan bergisi tinggi dapat
mempengaruhi setatus gisi seseorang. Misalnya di beberapa daerah ,tempe
yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak di jadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap
mengonsusi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya,di beberapa
daerah,terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi gadis remaja, padahal
makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Selain itu,
larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan di anggap dapat
menyebabkan cacingan padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat
baik bagi anak-anak.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh
zat-zat yang dibutuhkan secara cukup, kekurangan atau berlebihan.
e. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena
makanan bergisi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
B. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan

b. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan fisik: apatis, lesu.


2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
4) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver/lien.
6) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan
darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa
pucat.
10) Gusi: pendarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
15) Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal: (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
Nilai normal Wanita: 16,5-18 cm
Pria: 12,5-16,5 cm
Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai berikut:
a. Anthropometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji
status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.Pengukuran anthopometrik
terdiri atas:
1.Tinggi badan
2.Berat badan
3.Tebal lipatan kulit
4.Lingkar Tubuh (LILA)
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi
pemeriksaan
hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi untuk memelihara
kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk transportasi nutrisi dan
hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria            : 13-16 g/dl
Wanita       : 12-14 g/dl

2. Hematokrit normal
Pria            : 40-48 vol %
Wanita       : 37-43 vol%

3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl

c. Clinical sign
Klien dengan masalah nutrisi memperhatikan tanda-tanda abnormal
pada fisik dan fisiologinya (system saraf, gastrointestinal, kardio vascular,

rambut, kulit, gusi, bibir, lidah, gigi, mata, kuku.

d. Diet
Pola diet/makan, pengetahuan tentang nutrisi, kebiasaan makan,
makanan kesukaan, pemasukan cairan, problem diit, tingkat aktivitas,
pengkonsumsian obat.

e. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
- Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml)
- Transferin (N:170-25 mg/100 ml)
- Hb (N: 12 mg%)
2) Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses.
3) USG
4) SGOT & SGPT
5) Rontgen
6) Sikologi : Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma
tersebut.

2. Diagnosa keeperawatan yang mungkin muncul (4 diagnosa)


a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhn tubuh
Definisi : Asuhan nutrisi tidk cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan Karakteristik :

- Gangguan sensasi rasa


- Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat baan ideal
- Diare
- Kehilangan rambut berlebihan
- Enggan makan
- Kurang minat pada makanan
- Tonus otot menurun
- Ketiakmampuan memakan makanan
- Sariawan rongga mulut
- Kelemahan otot pengunyah dan kelemahan otot untuk menelan
Faktor yang berhubungan : Asupan diet kurang

b. Berat badan berlebih


Definisi : Akumulasi lemak berlebih yang tidak sesuai dengan usia dan jenis
kelamin.
Batasan Karateritik :
- IMT > 25 kg/m2 (Pada dewasa)
- Tebal lipatan kulit trisep >25 mm
Faktor yang berhubungan :
- Kurang aktivitas fisik harian
- Kelebihan konsumsi gula
- Gangguan kebiasaanmakan
- Kelebihan mengkonsumsi alcohol
- Penggunaan energy kurang dari asupan
- Sering mengemil

c. Disfungsi Motilitas Gastrointetinal


Definisi : Peningkatan, penurunan, tidak efektif atau berkurangnya efektifitas
peristaltik gastrointestinal.
Batasan Karakteristik :
- Mengungkapkan flatus tidak ada
- Nyeri abdomen
- Merasa mual
- Suara peristaltik tidak ada
- Residu lambung meningkat/menurun
- Muntah
- Regurgritasi
- Pengosongan lambung cepat
Faktor yang berhubungan
- Asupan enternal
- Intoleransi makanan
- Imobilisasi
- Malnutrisi
- Efek agen farmakologi ( narkotika, antibiotik, dll)
- Proses penuaan
- Kecemasan

d. Kesiapan peningkatan nutrisi


Definisi : Pola asuh nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolism dan dapat ditingkatkan.
Batasan karakteristik :
- Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan nutrisi.
- Mengekspresikan prngrtahuan tentang pilihan makanan dan cairan yang
sehat.
- Makan teratur dan adekuat
- Penyiapan makanan dan minuman yang aman.
Faktor yang berhubungan
- Perilaku upaya peningkatan kesehatan

3. Perencanaan (berdasarkan nic noc)

No Diagnosa Rencana Keperawatan


Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1. Ketidakseimban NOC : NIC :
gan nutrisi: Setelah dilakukan - Kaji status gizi pasien - Untuk mengetahui
kurang dari tindakan keperawatan berdasarkan berat badan, keadaan kesehatan
kebutuhn tubuh selama ….x24 jam, tinggi badan, indeks masa klien dan apakah ada
diharapkan : tubuh dan berat badan penambahan atau
- Nutritional Satus : ideal penurunan pada berat
Food and Fluid badan klien.
- Intake
- Nutrient intake - Atur posisi pasien - Membuat klien merasa
- Weight control sebelum makan, lebih nyaman.
Kriteria Hasil :
- Adanya peningkatan - Evaluasi jumlah makanan -Untuk
berat badan sesuai yang dihabisi pasien,
dengan kebutuhan.
- Berat badan ideal - Berikan informasi tentang -Agar klien mampu
sesuai dengan tinggi kebutuhan nutrisi memahami tentang
badan. pentingnya asupan
. nutrisi bagi tubuh.
- Mamapu
mengidengtifikasi
- Kolaborasikan dengan
kebutuhan nutrisi - Untuk meningkatkan
dokter untuk pemberian
- Tidak ada bantuan obat penambah napsu kesehatan klien, asupan
malnutrisi makan. makanan yang cukup
- Menunjukan dapat membantu klien
peningkatan fungsi mempercepat
pengecapan dari keembuhan klien
menelan.
- Tiak terjadi penurunan
berat badan yang
berarti.

2. Berat badan NOC NIC


berlebih Setelah dilakukan - Buat rencana makan - Penting
tindakan keperawatan dengan pasien. mempertahankan
selama ….x24 jam, masukan protein
diharapkan : adekuat untuk
Masalah keperawatan mencegah kehilangan
berat badan klien dapat massa otot.
teratasi. - Tekankan pentingnya - Untuk
Kriteria hasil : menghindari diet menghilangkan
- Pasien menyadari berlemak. komponen yang dapat
masalah berat badan menghilangkan
- Pasien ketidakseimbangan
mengungkapkan metabolik.
secara verbal - Untuk meningkatkan
keinginan untuk kesehatan pasien dan
menurunkan berat dapat mengurangi
badan. - Diskusikan tambahan efek berbahaya dari
- Berpartisipasi dalam tujuan nyata untuk diet tidak sehat atau
program penurunan penurunan berat badan terlalu cepat.
berat badan. mingguan. - Retensi air dapat
- Berpartisipasi dalam menjadi masalah
program latihan yang karena meningkatkan
teratur. masukan cairan dan
- Menahan diri untuk meningkatkan
tidak makan banyak - Diskusikan pembatasan metabolism lemak.
dalam satu waktu masukan garam dan obat - untuk mencegah
tertentu. diuretic bila digunakan. kekurangan atau
- Mengalami asupan kelebihan kalori yang
kalori, lemak, masuk kedalam tubuh
karbohidrat, vitamin, klien.
mineral, zat besi dan
kalsium yang adekuat,
tetapi tidak berlebihan - Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
kebutuhan nutrisi paien.
3. Disfungsi NOC NIC
Motilitas Setelah dilakukan - Monitoring TTV - Untuk mengetahui
Gastrointetinal tindakan keperawatan keadaan umum
selama ….x24 jam, pasien.
diharapkan : - Monitoring status cairan
- Gastrointestinal dan elektrolit. - Untujk memenuhi
function kebutuhan cairan
- Bowel Continence dan elektrolit
Kriteria Hasil : - Monitoring bising usus pasien.
- Tidak ada distensi
abdomen - Untuk mengetahui
- Tidak ada kram keadaan bising
abdomen - Monitoring irama kesehatan bising
- Tiak ada nyeri jantung usus pasien.
abdomen
- Peristaktik usus dalam - Untuk mengetahui
batas normal 15- keadaan kesehatan
30x/mnt - Catat intake dan output irama jantung
- Frekueni, warna, pasien.
konsistensi, banyaknya
feses dalam batas - Untuk menghindari
normal - Kaji tanda-tanda resiko kelebihan
- Tidak ada darah gangguan keseimbangan dan. kekurangan
difeses cairan dan elektrolit nutrisi pada pasien.
(membrane mukosa bibir - Untuk mengetahui
kering, sianosis, keadaan kesehatan
jaundice). pasien.

- Kolaborasi pemberian
suplemen elektronik
sesuai instruksi dokter. - Untuk mempercepat
kesembuhan
- Kolaborasi dengan ahli pasien.
gizi jumlah kalori dan
jumlah zat gizi yang
dibutuhkan. - Untuk meningkatkan
asupa kebutuhan
nutrisi klien secara
tepat.
4. Kesiapan - Setelah dilakukan NIC
peningkatan tindakan keperawatan
nutrisi selama ….x24 jam, - Priksa status gizi pasien - Untuk mengetahui
diharapkan : - Jadwalkan penkes sesuai diet apa yang tepat
- Pasien memiliki kesepakatan diberikan kepada
keinginan untuyk - Jelaskan kepada pasien pasien.
meningkatkan makanan yang harus - Agar pasien dapat
kebutuhan nutrisi. dihinadari, jumlah kalori merasa nyaman
- Kriteria hasil: dan makanan yang selama pelaksanaan
- mengekspresikan dibutuhkan. diet.
keinginan untuk - Ajarkan cara untuk - Untuk meningkatkan
meningkatkan nutrisi. melaksanakan diet yang keberhasilan diet yang
- Makan teratur dan sesuai program. akan dilakukan.
adekuat. - Agar klien dapat
- Mengekpreikan pilihan melaksanakan diet
tentang makanan yang sehat dan tepat yang
sehat. baik untuk kesehatan
tubuhnya.
Daftar Pustaka
Hidayat,A. Aziz Alimul. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Uliyah (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal.(2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar MAnusia: Teori dan Aplikasi
dalam Praktik. Jakarta: EGC.
NANDA. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-2020.
(T. H. Herdman & S. Kamitsuru, Eds.) (11th ed.). Jakarta: EGC.
Rahayu, Sunarsih dan Addi Mardi Hartanto. (2026). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan:
Kebutuhan Dasar Manusia. Kementrian Kesehatan RI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai