Oleh
Dimby Allinda C
P17212215011
Defisit nutrisi
5. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah :
a. Hemoglobin (Hb)
Hb adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah
merah yang terdiri dari zat besi, yang merupakan pembawa
oksigen. Hb normal dewasa pria 13.5 – 18 g/dL, sedangkan Hb
normal dewasa wanita adalah 12 – 16 g/dL.
b. Hematokrit (Ht)
Ht adalah volume sel-sel darah merah dalam 100 ml darah,
dihitung dlm %, tujuan u/ mengukur konsentrasi sel-sel darah
merah (eritrosit) dalam darah. Ht normal dewasa pria adalah
40% – 50 % dan dewasa wanita 36 – 46 %.
c. Leukosit
Leukosit adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh.
Peningkatan jumlah leukosit disebut leukositosis dan
penurunan jumlah leukosit disebut leukopenia. Kadar Limfosit
menurun bila intake protein kurang. Kadar leukosit dewas
aadalah 4.500 – 10.000.
d. Albumin
Albumin merupakan komponen protein yang membentuk
lebih dari ½ protein plasma. Albumin disintesa oleh hepar dan
normalnya pada dewasa berjumlah 3,5 – 5,0 g/dL. Penurunan
kadar albumin juga bisa menunjukkan adanya penurunan berat
badan (Hidayati, 2020)
2. Pengukuran antropometri
Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan
tubuh dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometrik
membantu dalam mengidentifikasi masalah nutrisi dan menjadi
prinsip dasar pengkajian gizi dalam asuhan medis. Pengukuran
antropometri meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan
lingkar lengan (Sunarsih dan Addi, 2016).
3. Pengukuran IMT
Pengukuan IMT digunakan untuk menentukan kategori berat badan
dengan membandingkan berat dan tinggi badan. Apakah seseorang
termasuk kurus berat (IMT <17), kurus ringan (IMT 17.0 – 18.4),
normal (IMT 18.5 - 25), gemuk ringan (IMT 25.1 – 27.0), gemuk
berat (IMT>27.0) (Sudibjo dkk, 2019)
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis/Farmakologi
1. Penatalaksanaan medis deficit nutrisi
a. Melakukan pemeriksaan glukosa darah
Seseorang dengan defiist nutrisi dapat berdampak pada kadar
glukosa dalam darah yaitu berisiko mengalami hipoglikemia.
b. Medikasi/meresepkan obat antiemetik
Obat antiemetic perlu diberikan jika seseorang mengalami
mual muntah. Penanganan mual muntah dapat digunakan
sebagai salah satu cara untuk menambah asupan nutrisi.
c. Medikasi/meresepkan obat antacid
Pemberian terapi antasida dimaksudkan agar asam lambung
pasien tidak naik atau netral yang disebabkan karena
kurangnya makanan yang masuk didalam lambung
d. Meresepkan suplemen makanan
Suplemen makanan memiliki fungsi meningkatkan stamina
maupun sistem perawatan kesehatan agar terlepas dari
beragam jenis penyakit.
e. Pemasangan selang nasogastric tube (NGT)
Pemasangan selang NGT diberikan kepada pasien yang tidak
mampu melakukan makan secara per oral
2. Penatalaksanaan medis diare
a. Pemberian cairan/rehidrasi
Seseorang yang mengalami diare berisiko mengalami
kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi, oleh karenanya
pemberian cairan sangat diperlukan bagi penderita diare yang
tentunya disesuaikan dengan jenis dehidrasi yang dialaminya.
Rehidrasi dapat diberikan secara oral ataupun parenteral.
b. Pemberian antibiotic
Diare bisa disebabkan karena adanya inveksi bakteri yang
masuk kedalam tubuh seseorang. Pemberian antibiotik
diperlukan untuk mengurangi perkembangan bakteri
penyebab diare
c. Pemberian obat antimotlitas
Antimotlitas adalah obat-obatan yang dapat menghambat
gerakan usus, sehingga usus dilumpuhkan dan frekuensi diare
berkurang.
d. Pemberian obat antispasmodic / spasmolitik
Antispasmodik adalah kelompok obat-obatan yang dapat
meredakan, mencegah, atau menurunkan risiko kejang otot
dan merelaksasi otot.
e. Pemberian obat pengeras feses
3. Penatalaksanaan medis berat badan berlebih
a. Pemberian obat untuk mengurangi nafsu makan seperti
Fenfluramin dan Fentermin
b. Pemberian obat yang menghalangi penyerapan zat gizi dari
usus
b. Penatalaksanaan Non Farmakologi
1. Penatalaksaan non farmakologi deficit nutrisi
a. Memberikan edukasi terkait menghindari makanan yang dapat
meningkatkan asam lambung
b. Menganjurkan pola makan secara teratur
c. Menganjurkan menghindari makan makanan yang berlebihan
dalam keadaan perut kosong
d. Berkolaborasi pemasangan selang NGT, jika diperlukan
e. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan asupan gizi
yang sesuai yang dapat meningkatkan nutrisi.
2. Penatalaksaan non farmakologi berat badan berlebih
a. Menganjurkan klien mekaukan diet teratur untuk menurunkan
berat badan dengan mengurangi konsumsi makanan padat
energy, seperti makanan yang banyak mengandung
karbohidrat dan lemak
b. Menganjurkan klien melakukan aktivitas fisik untuk menjaga
kebugaran dan pembakaran lemak
3. Penatalaksaan non farmakologi diare
a. Menganjurkan klien untuk minum yang banyak
b. Menganjurkan klien mengonsumsi makanan yang tinggi
kalori, protein, dan diet lunak supaya tidak merangsang
peristaltik usus
II. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas meliputi : Nama, Umur, Jenis kelamin, Pendidikan, Alamat
Pekerjaan, Agama, Suku bangsa, Tanggal dan jam MRS, Nomor
register, dan Diagnosis Medis.
2. Keluhan utama
Keluahn utama merupakan hal yang sering menjadi alasan klien untuk
meminta pertolongan kesehatan, seperti mual muntah, hilang nafsu
makan, penurunan berat badan, sulit menelan, dan lainnya
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang berisi tentang alasan / alur pasien sampai
dengan dirawat . Pada kasus defisit nutrisi biasanya klien akan
menyampaikan bahwa dia mengalami keluhan terkait pencernaan atau
nutrisi, dengan kurun waktu tertentu seperti kesulitan
mengunyah/menelan, intake makanan tidak adekuat, pengaturan
makanan yang tidak adekuat, adanya riwayat pengobatan, adanya
riwayat medis overweight ataupun underweight, baru mengalami sakit
berat, dan sebagainya.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi,
diabetes melitus, malnutrisi, penyakit jantung, infeksi, penyakit AIDS,
kanker, anemia, hiper/hipotiroid, gangguan usus, batu ginjal/empedu,,
penggunaan obat-obatan / vitamin dalam jangka waktu yang lama, dan
riwayat diet
5. Riwayat kesehatan keluarga
Walaupun deficit nutrisi tidak ditemukan hubungan sebab genetik yang
jelas tetapi pengkajian adanya anggota generasi terdahulu yang
menderita gangguan terkait nutrisi diperlukan untuk melihat adanya
komplikasi penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya
penyakit.
6. Perilaku yang memengaruhi kesehatan
Menanyakan terkait dengan perilaku sebelum sakit yang dapat
memengaruhi kesehatan, apakah klien merokok, mengonsumsi alcohol,
dan sebagainya.
7. Pola aktivitas latihan
ditanyakan/dilihat apakah pasien mandiri dalam melakukan aktivitas
atau memerlukan bantuan untuk beraktifitas/mobilisasi , jika iya
dituliskan alat bantunya apa yang dibutuhkan.
8. Pola nutrisi dan metabolic
Pengkajian terkait dengan status nutrisi pada pasien meliputi :
a. Anthropometric Measurement (A)
Pemeriksaan antropometri termasuk :
1. Tinggi badan dan berat badan
Pengukuran tinggi badan dan berat badan klien harus diperoleh
ketika masuk rumah sakit atau lingkungan pelayanan kesehatan.
Apabila memungkinkan, klien harus ditimbang pada waktu
yang sama setiap hari, pada skala yang sama, dan dengan
pakaian atau linen yang sama.
2. Lingkar pergelangan tangan
a. Digunakan untuk memperkirakan kerangka tubuh klien.
b. Ukuran kerangka adalah tinggi badan dibagi lingkar
pergelangan tangan, hasilnya dihitung nilai r
c. r = {tinggi badan (cm): lingkar pergelangan tangan (cm)}.
d. Wanita: nilai r > 11,0 (kecil); nilai r 10,1 sampai 11,0
(sedang), dan nilai r < 10,1 (besar).
e. Laki-laki: nilai r > 10,4 (kecil), nilai r 9,6 sampai 10,4
(sedang), dan < 9,6 (besar).
3. Lingkar lengan bagan tengah atas (mid-upper arm
circumference/MAC)
a. Memperkirakan massa otot skelet.
b. Lengan non dominan klien direlaksasikan, dan lingkarnya
diukur pada titik tengah, antara ujung dari prosesus
akromial skapula dan prosesus olecranon ulna.
4. Lipatan kulit tricep (triceps skinfold/TSF)
a. Digunakan untuk memperkirakan isi lemak dari jaringan
subkutan.
b. TSF adalah pengukuran yang paling umum
c. Dengan ibu jari dan jari tengah, lipatan panjang dari kulit
dan lemak yang dipegang kira-kira 1 cm dari titik tengah
MAC. Jepitan dari jangka lengkungan lipatan kulit standar
ditempatkan pada sisi lain dari lipatan lemak. Pengukuran
rata-rata diambil dari ketiga catatan. Area anatomi lain
untuk pengukuran lipatan kulit termasuk bisep, skapula, dan
otot abdominal.
5. Lingkar otot lengan (mid-upper arm muscle circumference
/MAMC)
MAMC adalah perkiraan dari masa otot skelet, dihitung dari
pengukuran
antropometrik MAC dan TSF.
b. Biochemical data (B)
1. Tes laboratorium
Biasanya digunakan untuk memelajari status nutrisi termasuk
ukuran protein plasma, seperti albumin, transferin, retinol yang
mengikat protein, total kapasitas ikatan zat besi, dan
hemoglobin. Waktu respons untuk perubahan dalam protein ini
sebagai hasil jarak pemberian makan dari jam ke minggu.
Kebanyakan protein plasma memiliki waktu paruh >7 hari dan
tidak akan merefleksikan perubahan kurang dari seminggu.
2. Tes lain
Tes lain digunakan untuk menentukan status nutrisi termasuk
ukuran imunitas, seperti penundaan sensitivitas kutaneus, dan
ukuran metabolisme protein, seperti studi 24 jam nitrogen urea
urine dan keseimbangan nitrogen
c. Clinical sign (C)
Klien dengan masalah nutrisi akan memperlihatkan tanda-tanda
klinik yang jelas. Tanda-tanda abnormal tersebut bukan saja pada
organ-organ fisiknya, tetapi juga fungsi fisiologisnya.
d. Dietary history (D)
1. Kebiasaan asupan makanan dan cairan: pilihan, alergi, masalah,
dan area yang berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien
untuk memperoleh makanan.
2. Tingkat aktivitas: untuk menentukan kebutuhan energi dan
membandingkannya dengan asupan makanan.
3. Faktor yang memengaruhi pola diet dan status nutrisi:
c) Status kesehatan: nafsu makan, anoreksia, dukungan nutrisi
d) Kultur dan agama: jenis makanan dan diet, jumlah,
kebiasaan makanan etnik
e) Status sosial ekonomi: kecukupan ekonomi untuk
menunjang harga makanan
f) Pilihan pribadi: kesukaan terhadap diet, makanan favorit
atau yang dihindari, makanan mewah (simbol status)
g) Faktor psikologis: motivasi untuk makan makanan yang
seimbang, persepsi tentang diet, makanan mempunyai nilai
simbolik (susu/kelemahan, daging/kekuatan).\
h) Alkohol dan obat-obatan: alkohol dan obat berlebihan
berdampak pada defisiensi nutrisi, memengaruhi organ
gastrointestinal, menekan nafsu makan, menghabiskan zat
gizi yang tersimpan, dan mengurangi absorbs zat gizi di
dalam intestinal.
i) Kesalahan informasi dan keyakinan terhadap makanan:
mitos terhadap makanan, minat terhadap makanan, tekanan
sebaya, keinginan untuk mengontrol pilihan diet. Keyakinan
terhadap makanan sering salah (yogurt lebih bernutrisi dari
susu, kerang meningkatkan potensi seksual, madu lebih
menyehatkan daripada gula).
4. Catatan makanan dalam 24 jam, frekuensi makan yang
membantu untuk menyusun pola makanan sepanjang waktu.
9. Pola eliminasi
Melakukan pengkajian terkait dengan pola BAK dan BAB,
kebiasannya berapa kali perhari, tekstur / warna BAB dan BAK
bagaimana, ada kesulitan atau keluhan terkait BAB dan BAK atau
tidak, membutuhkan alat bantu eliminasi atau tidak.
10. Pola istirahat dan tidur
Menanyakan terkait dengan kebiasaan tidur pasien, tidur nyenyak atau
tidak, ada masalah/gangguan tidur atau tidak, lama tidur berapa jam.
11. Pola kognitif perseptual
Mengkaji keadaan mental pasien apakah stabil atau tidak, mengkaji
pola komunkasi dan kemampuan pemahaman, mengkaji pendengaran,
apakah membutuhkan alat bantu dengar atau tidak, dan mengkaji
fungsi penglihatan.
12. Pola persepsi diri
Mengkaji terkait masalah utama sehubungan dengan dirawat di RS,
apakah ada ancaman perubahan penampilan, penurunan harga diri,
ancaman kematian, dan masalah biaya
13. Pola persepsi kesehatan
Menanyakan terkait pandangan pasien terhadap sehat atau sakit,
menurut pasien seperti apa cara menjaga kesehatan dan cara mendapat
penyembuhan.
14. Pola peran hubungan
Menanyakan terkait peran yang dijanlankan saat ini, interaksi dengan
orang lain, apakah mengisolasi diri atau tidak, dan menayakan terkait
dengan system pendukung
15. Pola seksualitas
Menanyakan periode menstruasi terakhir dan kesehatan payudara jika
pasien wanita, menanyakan terkait masalah hormonal, gangguan
seksual, dan lainnya
16. Pola koping
Mengkaji pola penyelesaian / pengambilan keputusan terkait masalah
yang dihadapi
17. Pola nilai kepercayaan
Mengkaji terkait agama yang dianut, pantangan agama, nilai/keyakinan
terhadap penyakit, dan sebagainya
18. Melakukan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh dengan system head-
to-toe meliputi system pernafasan, kardiovaskuler, persyarafan,
perkemihan, pencernaan, penglihatan, muskuloskeletaal, integument,
dan endokrin. Poin penting pada deficit nutrisi yaitu pada system
pencernaan, kaji berapa BB, TB, IMT, keadaan mulut bersih atau kotor
atau berbau, membrane mukosa lembab, kering, atau stomatitis,
tenggorokan, abdomen apakah tegang atau kembung atau asites.
Kemudian kaji apakah ada nyeri tekan pada abdomen, ada bekas
operasi atau tidak, peristaltic berapa kali per menit, diet padat cair atau
ada diet khusus. Kaji juga nafsu makan dan porsi makan.
19. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital yang diperiksa meliputi kesadaran pasien, nadi,
tekanan darah, suhu, respiratori.
b. Diagnosa keperawatan
- D.0018 Berat badan berlebih b.d kelebihan konsumsi gula, kurang
aktivitas fisik harian, sering mengemil, sering mengonsumsi makanan
berlemak, dan lainnya d.d IMT > 25kg/m 2 dan tebal lipatan kulit trisep
≥25 mm
- D.0019 Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan atau
ketidakmampuan mencerna makanan atau ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrient atau peningkatan kebutuhan metabolism atau
factor ekonomi dan atau factor psikologis d.d berat badan menurun
10% dari berat badan ideal, kram/nyeri abdomen, nafsu makan
menurun, bising usus hiperaktif, membrane mukosa pucat, diare,
serum albumin turun, dan lainnya.
- D.0020 Diare b.d inflamasi atau iritasi gastroentesinal, proses infeksi,
kecemasan, penyalahgunaan zat, dan lainnya d.d defekasi lebiih dari 3
kali sehari, tekstur feses lembek atau cair, nyeri perut, dan lainnya
c. Rencana keperawatan
Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi
D.0018 Berat badan berlebih Berat Badan L.03018 Konseling Nutrisi i.03094
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam diharapkan berat badan 1. Identifikasi kebiasaan dan perilaku makan yang akan
(L.03018) terpenuhi dengan kriteria hasil : diubah
1. Berat badan membaik 2. Monitor intake dan output cairan dan kenaikan berat
2. Tebal lipatan kulit membaik badan
3. Indeks masa tubuh (IMT) membaik Terapeutik
1. Bina hubungan terapeutik
2. Tetapkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek
3. Gunakan standar nutrisi yang sesuai dengan program
diet
4. Pertimbangkan factor-faktor yang dapat
memengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi
Edukasi
1. Informasikan perlunya modifikasi diet
2. Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap
diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Terapeutik
1. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
2. Sajikan makanan secara menarik
3. Berikan makan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
5. Berikan suplemen makanan, jika perlu
6. Hentikan pemberian makan melalui selang
NGT jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menenrukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
Promosi berat badan I.03136
Observasi
1. Identifikasi kemungkinan penyebab BB
kurang
2. Monitor adanya mual muntah
3. Monitor berat badan
4. Monitor albumin, limfosit, elektrolit, dan
serum
Terapeutik
1. Berikan perawatan mulut sebelum pemberian
makan, jika perlu
2. Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi
pasien (halus, kasar, atau cair)
3. Berikan pujian pada pasien untuk peningkatan
yang dicapai
Edukasi
1. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
namun tetap terjangkau
2. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang
dibutuhkan
Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi
D.0020 Diare Eliminasi Fekal L.04033 Manajemen Diare I.03101
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi
3x24 jam diharapkan eliminasi fekal (L.04033) 1. Identifikasi penyebab diare
membaik dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi riwayat pemberian makanan
1. Konsistensi feses membaik 3. Monitor warna, volume, frekuensi dan
2. Frekuensi defekasi membaik konsistensi tinja
3. Peristaltic usus membaik 4. Monitor tanda dan gejala hypovelemia
5. Monitor jumlah pengeluaran diare
Terapeutik
1. Berikan asupan cairan oral
2. Berikan cairan intravena , jika perlu
3. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
4. Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering
secara bertahap
2. Anjurkan menghindari maknaan pembentuk
gas, pedas dan mengandung laktosa
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
2. Kolaborasi pemberian obat antispasmodic /
spasmolitik
3. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
6.
7. Sumber Referensi