Anda di halaman 1dari 12

FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB SISTEM PERKEMIHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

Periode: 2020/2021 Preseptee:


Unit : KMB Preseptor Akademik: Ns. Diana Irawati.M.Kep.Sp.Kep.MB
No Kompetensi Elemen Kompetensi Tanggal Paraf Paraf Paraf
Pencapaian Preceptee Preceptor PreceptorK
Akademik linik
1 Memahami dan Pengkajian:
menerapkan asuhan 1. Wawancara
keperawatan pasien
a. Biodata meliputi Nama, Umur, Jenis
dengan gangguan Kelamin, Alamat, Pekerjaan, Pendidikan,
eliminasi cronc Status Perkawainn, Tanggal Masuk RS,
kidney disease Nomer regristrasi.
(CKD)
b. Riwayat Kesehatan dahulu
1) Apakah ada Riwayat pengobatan
sebelumnya? Terkontontrol atau tidak?
(jika terkontrol tanyakan tentang
obatnya, jika tidak, tanyakan
alasannya?
2) Apakah ada Riwayat penyakit
DM/hipertensi/ batu ginjal/batu saluran
kemih? Apakah penyakitnya terkontrol
dengan baik? Sudah berapa lama
penyakitnya?
c. Riwayat Kesehatan Sekarang Anoreksia
1) Data Subjektif: 1.
a) Sakit kepala K
b) letih
c) Pruritus (gatal-gatal) 2.
d) Mual F
e) Muntah
f) Cegukan
g) Dispnea Infertilitas,
h) Mulut kering penurunan
i) Sesak nafas libido
2) Data Objektif Amenorea
a) Anemia Impotensi
b) Anuria
c) Oliguiria
d) Hipertensi
e) Disritmia
f) Pernapasan kusmul
g) Ammonia (nafas bau urin)

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1) Keadaan umum lemah
2) Warna kulit perungu kekuningan
dan pucat, lesi (+),berisik (+),
pruritus (+) kulit kering (+).
3) Penurunan tigkat kesadaran
4) Edema perifer
5) Aktivita dibantu
6) Terjadi penurunan sensitivitas
nyeri
7) Distensi vena jugu laris
8) Pada bagian ekstremitas (warna
kulit menjadi kuning-hijau,
memar, ada tanda-tanda
perdarahan, edema)
9) Abdomen terdapat asites
10) Konjungtiva anemis
11) Thiperpigmentasi
12) Dada anterior dan posterior
(frekuensi, irama, kedalaman,
dan upaya pernapasan,
deformitas thoraks, bentuk dada,
penonjolan iga saat ekspirasi).

b. Auskultasi
1) Jantung: murmur
2) Paru-paru: mengi, whezing)
3) Abdomen (bunyi bising usus)
4) Ginjal: bunyi bruit di arteri
renalis.

c. Palpasi
1) Edema ekstremitas terutama
bagian bawah
2) Edema periorbital
3) Kelembaban kulit
4) Turgor kulit (elastis / tidak)
5) Nadi perifer pada bagian tangan
dan kaki
6) Papasi ginjal untuk mengetahui
adanya pembesaran pada ginjal.

d. Perkusi
1) Ginjal: perhatikan apakah klien
merasa nyaman atau tidak.
2) Abdomen: (batas hati, ada
pembesaran atau tidak).
3) Kandung kemih: untuk
mengetahui bunyi dan posisinya
(normalnya kandung kemih
terletak di garis tengah tanpa ada
tambahan bunyi dullnes).
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Kadar BUN (Normal: 5-25
mg/dL)2
2) Kratinin serum (Normal: 0,5-1,5
mg/dL; 45-132,5 µmol/L [unit
SI])2
3) Natrium (Normal: 135-145
mmol/L; Urin: 40-220 mEq/L/24
Jam)
4) Kalium (Normal: 3,5-5,0 mEq/L;
3-5,0 mmol/L. [unit SI]) meingkat
5) Analisa gas darah arteri
menunjukan penurunan pH arteri
(Normal: 7,35-7,45)2 dan
kadarbikarbonat (Normal: 2428
mEq/L).
6) Hematokrit (Normal: wanita36-
46%, pria 40-50%).
7) Hemoglobin (Normal: wanita 12-
16 g/dL, pria 13,4-18 g/dL) serta
adanya masa hidup sel darah
merah berkurang.
8) Sekresi aldosterone meningkta.
9) Terjadi hiperglikemia
10) Penurunan kadar high density
lipoprotein(HDL) (Normal: 29-77
mg/dL.
11) AGD menunjukan asidosis
metabolik.
12) Urinalisa: proteinuria, glikosuria,
pada urine ditemukan sedimentasi,
leukosit, sel darah merah dan
kristal.
13) eGFR: mengevaluasi GFR dan
stadium penyakit ginjal kronik.
Hasil eGFR pada pasien dengan
CKD jika adanya penurunan atau
nilai GFR <60 ml/min/1,73m2

b. Pemeriksaan Diagnostik
1) Biopsi ginjal: mengidentifikasi
histologis dari penyakit yang
mendasari.
2) EEG: menunjukan perubahan
ensefalopati maetabolik.
3) Ultrasonografi ginjal: mengecil,
cortex yang menipis, kista dan
masa.

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
1. Kelebihan Volume Setelah dilakukan tindakan Mandiri:
Cairan keperawatan selama …..x24 1. Monitor status hidrasi (frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisia kapiler,
jam diharapkan masalah kelembaban mukosa, turgor kulit dan tenana darah)
kelebihan volume cairan 2. Motinor berat badan harian
dapat diatasi, dengan 3. Monitor pemeriksaan hasil laboratorium (hematokrit, natrium, kalium,
kriteria hasil: klorida, berat jenis BUN)
1. Terbebas dari edema 4. Monitor status hemodinamik (MAP, CVP, PAP, PCWP)
2. Terbebas dari distensi 5. Kaji ekstremitas atau bagian tubuh yang edem terhadap gangguan sirkulasi
vena jugularis dan integritas kulit.
3. Memelihara tekanan 6. Catat intake output dan hitung balance cairan dalam 24 jam.
sentral, tekanan kapiler 7. Batasi masukan cairan pada keadaan hyponatremia dilusi dengan serum
paru, output jantung Na<130 mEq/L
dan vital sign dalam 8. Ajarkan klien tentang penyebab dan cara mengatasi edema.
batas normal. 9. Pantau efek samping obat yang diprogramkan.
Kolaborasi:
1. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian diuretic ( furosemide,
bumetanide, amiloride).
2. Lakukan dialysis jika diindikasian
3. Kolaborasikan dengan lab alam pemeriksaan laboratorium (hematokrit,
natrium, kalium, klorida, berat jens urin, dan BUN)
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Mandiri:
nutrisi kurang dari keperawatan selama …..x24 1. Identifikasi factor pencetus mual-muntah
kebutuhan tubuh jam diharapkan masalah 2. Hitung kebutuhan kalori
Ketidakseimbangan nutrisi 3. Monitor asupan nutrisi
kurang dari kebutuhan 4. Monitor turgor kulit, kulit kering dan perubahan pigmentasi.
tubuh dapat ditasi, dengan 5. Inspeksi rongga oral: catat kelemahan karakter silva, adanya inflamasi
kriteria hasil: ulserasi.
1. Mampu mengidentifikasi Kolaborasi:
kebutuhan nutrisi 1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukn kebutuhan protein pasien yang
2. Tidak ada tandatanda mengalami ketidakadekuatan asupan protein.
malnutrisi
3. Berat bada ideal
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama …..x24
jam diharapkan masalah 1. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri,
Intoleransi aktivitas dapat ambulasi
teratasi dengan kriteria 2. Kaji respons emosi, social, dan spiritual terhadap aktivitas
hasil: 3. Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
1. Berpartisipasi dalam 4. Tentukan penyebab keletihan
aktivitas yang diperlukan Kolaborasi :
agar terbebas dari tanda
fisiologis intoleran 1. Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi fisik atau rekreasi untuk
sehingga dalam rentang merencanakan dan memantau program aktivitas.
normal : nadi (60- 2. Pantau pemeriksaan lab : sel darah merah, hb, ht
100x/mnt), RR (16-
20x/mnt), TD
(120/80mmHg).
2. Mampu melakukan
aktivitas sehari-hari
(ADL)
4. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama …..x24 1. Instruksikan untuk menjaga hygiene personal untuk melindungi tubuh
jam diharapkan masalah terhadap infeksi (mis.mencuci tangan)
resiko infeks dapat teratasi 2. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase
dengan kriteria hasil: 3. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local
1. Klien bebas dari tanda 4. Monitor kerentanan terhadap infeksi.
dan gejala infeksi 5. Pertahankalan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
2. Menunujukkan
kemampuan untuk Kolaborasi :
mencegah timbulnya 1. Pengendalian infeksi : berikan antibiotic bila diperlukan.
infeksi
3. Jumlah leukosit dalam
batas normal
PATHWAY CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

emih
Penyakit metabolie DM Infeksi saluran kemih Pionefritis
Hipertensi Penyakit
kronis peradanganGlomerulusnefritis

Kerusakan Fungsi Ginjal

nmenurun Penurunan Filtrasi Penurunan albumin dapat membrane


glomarulus BUN, Kreatimin,Umum menigkat

Penurunan GFR Proteinuria


M menurun Mual, Muntahanoreksis

Penurunan eskresi Na & K Sel kekurangan protein


binmenurun Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

Retensi Na Resiko Infeksi


menurun
Edema

Aktivitas
Kelebihan Volume Cairan

PATOFISIOLOGIS

Beberapa faktor pencetus seperti batu saluran kemih, penyakit metabolik (DM), hipertensi,
infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis), penyakit peradangan (glomerulus nefritis) dapat
menyebabkan kerusakan fungsi ginjal. Kerusakan fungsi ginjal akan mempengaruhi :

a) Penurunan filtrasi berdampak pada adanya penurunan Glomerulus Filtrate Rate (GFR)
sehingga menyebabkan adanya penurunan ekskresi Natrium dan Kalium sehingga terjadi
retensi Natrium, mengakibatkan terjadinya peningkatan volume cairan ekstra seluler.
Sehingga adanya peningkatan pada volume interstitial dan menyebabkan pasien CKD
mengalami edema sehingga dapat ditegakkan diagnosa Kelebihan Volume Cairan.
b) BUN, Kreatinin, Ureum meningkat menyebabkan pasien CKD mengalami mual, muntah
dan anoreksi sehingga dapat ditegakkan diagnosa Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh. Yang ditandai dengan adanya ganagguan pada kulit seperti pruritus,
warna kulit (hijau-kuning), dan kulit kering.
c) Sekresi eritopoetin menurun hal ini menyebabkan adanya penurunan produksi sel darah
merah, sehingga menimbulkan oksihemoglobin menurun. Penurunan oksihemoglobin akan
meyebabkan suplai oksigen menurun, sehingga pasien CKD merasa kelelahan atau fatigue
sehingga dapat ditegakkan diagnosa Intoleransi Aktivitas
d) Protein atau albumin dapat melewati membran glomerulus sehingga mengakibatkan terjadi
proteinuria, proteinuria mengakibatkan sel kekurangan protein. Sehingga dapat ditegakkan
diagnosa Resiko Infeksi.
Informasi Tambahan
A. Panatalaksaan
1. Terapi pengganti ginjal : dialisis dan transplantasi ginjal
2. Diet tinggi kalori dan rendah protein
3. Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam
4. Kontrol hipertensi
5. Kontrol ketidakseimbangan elektrolit
6. Deteksi dini dan terapi infeksi
7. Obat-obatan : antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium dan
furosemide.
B. Farmakologi
1. Furosemide : kondisi dengan edema paru.
2. Bumetanide : pengobatan edema. Suntik intramuscular dan intravena. Dosis tergantung
pada kondisi dan anjuran dokter.
3. Amiloride : pengobatan edema. Oral, dosis 2,5-10 mg/hari. Dosis maksimum 20/mg/hari.
4. Spironolactone : pengobatan edema, sirosis, dan asites.
C. Prosedur Tindakan
1) Cara palpasi ginjal
Letakkan stetoskop di sebelah kanan dan kiri umbilicus untuk mendengarkan
adanya bunyi bruit di arteri renalis)
2) Cara perkusi ginjal
Perkusi ginjal dilakukan pada Costovetebral angel (CVA) dengan cara
meletakkan satu tangan di CVA posterior, selanjutnya tangan kedua mengepal
dan lakukan perkusi dengan lembut diatas tangan yang satunya tepat di atas
CVA.
3) Cara auskultasi ginjal
Letakkan stetoskop di sebelah kanan dan kiri umbilicus untuk mendengarkan
adanya bunyi bruit di arteri renalis.
4) Analisa gas darah (AGD) bukan untuk mengidentifikasi CKD, tapi hanya untuk
mengidentiffikasi masalah paru yang terjadi akibat CKD.
5) Rumus eGFR
Lakilaki; LFG (ml/mnt/1,73 m2)
140−umur x berat badan
¿
mg
- 72 x kreatini plasma ( )
dL
Perempuan: LFG (ml/mnt/1,73m2
140−umur x berat badan
¿ x 0,85
- mg
72 x kreatini plasma ( )
dL
6) Berat jenis urin (Normal: 1,005-1,0302 tetap pada angka 1,010.
7) Kandung kemih normalnya kandung kemih terletak di garis tengah tanpa ada
tambahan bunyi dullnes.
8) Hasil USG ginjal menunjukkan bahwa stadium 1 dan 2 masih memiliki ukuran
ginjal yang normal. Stadium 1-5 memiliki kesamaan dalam ekhogenitas yang
meningkat dan batas sinus korteks yang tidak jelas. Sistem pelvicalyceal hanya
melebar pada stadium 2 (50%) dan stadium 5 (27,1%). Kelainan batu, kista, dan
massa sama sekali tidak terdapat di stadium 1, sebaliknya ketiganya terdapat di
stadium 5. Sebanyak 44,4% sampel memiliki riwayat hipertensi, 22,2% DM,
dan 33,3% dengan faktor lain-lain. Persentase kelainan batu paling banyak
terdapat pada sampel hipertensi (25%).
9) Rumus batasan asupan cairan/hari= Produksi urin selama 24jam + 500
10) Jika dapat diuretik apa yang harus dimonitor? tekanan darah, intake output (balance
cairan), elektrolit, berat badan, makananyang dikonsumsi, cek HB minimal 1-3
bulan.
11) Efek sampingnya apa ???
- Pusing
- Sakit kepala
- Mulut kering
- Kram perut
- Kram otot
- Sembelit atau konstipasi
- Impotensi
- Telinga berdenging (tinnitus)
- Turunnya tekanan darah (hipotensi)
- Ginekomastia
- Rasa lelah dan lemas yang berlebihan
- Peningkatan kadar asam urat dan gout
- Peningkatan kadar gula darah
- Peningkatan kadar kolesterol dalam darah
- Perubahan dan ketidakseimbangan elektrolit, termasuk kalium, natrium, klorida,
atau magnesium
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Yasmara,dkk. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Diagnosis NANDA-I
intervensi NIC hasil NOC.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai