Anda di halaman 1dari 13

RESUME

MCI
SOFIE YULIANI
DEFINISI
Definisi
Infark Miokard Akut (IMA) adalah penyakit yang di tandai dengan nekrosis sebagai otot jantung. Atreosklerosis
coroner sering merupakan factor yang mendasari dalam proses terjadinya infark miokard akut
PATHOFISIOLOGI
Faktor risiko: obesitas, perokok, hipertensi, ras, umur > 40 tahun, jenis kelamin

Ateroslerosis, Trombosis, Konstriksi arteri koronari

Aliran darah ke jantung menurun

Oksigen dan nutrisi munurun

Jaringan miocard iskemik

Suplay dan kebutuhan oksigen ke jantug tidak seimbang

Suplay oksigen ke miokard turun

Metabolisme an aerob Seluler hipoksia

Timbunana asam laktat Nyeri Integritas membrane sel berubah

Fatique Kontraktiitas menurun

Intoleransi aktivitas Resiko penurunan curah jantung


PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
 Nama : Tn. MHS
 Tempat/tgl lahr : Jakarta , 10 maret 1962
 Umur : 59 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Jl. kelapa no. 21 Jakarta Utara
 Tanggal masuk RS : 31 Maret 2021
 Sumber Informasi : Klien
 Agama : Islam
 Status Perkawinan : Menikah
 Suku : Jawa
 Lama Bekerja : 10 tahun
RIWAYAT KESEHATAN
a) Keluhan Utama
 Klien mengeluh sesak disertai dengan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri dan rahang dan tidak hilang dengan istirahat..
 P: nyeri timbul saat berakktifitas dan beristirahat
 Q: nyeri seperti di remas-remas
 R: nyeri timbul pada dada dan menjalar ke lengan dan rahang
 S: skala nyeri 6
 T: nyeri berlangsung selama 10 menit

b) Riwayat Kesehatan Sekarang


Tn. MHS, usia 59 tahun, dirawat di RS X denga keluhan sesak nafas, keluhan dirasakan saat pasien aktivitas dan beristirahat.
Nyeri tidak hilang dengan istirahat. Sesak disertai dengan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri dan rahang. Saat ini pasien
cemas akan sakitnya. Hasil pemeriksaan vital sign: TD: 140/90mmHg, N:100x/mnt, S: 37C, R: 24x/mnt. Hasil pemeriksaan
lipid profile meningkat, enzim jantung meningkat, ECG: ST elevasi V1-V4. Ureum dan kreatinin meningkat. Pasien
direncanakan akan dilakukan kateterisasi jantung, tetapi keluarga merasa ragu untuk menyetujui tindakan tersebut karena
khawatir dampaknya bagi pasien. Terapi saat ini: Lasix: 2x40mg, Digoxin 1x1, Cardismo 2x1/2, Ascardia 1x80mg, Arixtra
1x2.5 mg.
c) Riwayat Kesehatan Masal Lalu
Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Pasien tidak rutin kontrol ke RS dan minum obat jika
keluhan muncul saja.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum: Compos Mentia, GCS 15, KU : Lemah
2. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah :140/90 mmHg
Nadi: 100 x/menit
Suhu: 37oC
Pernapasan : 24 x/menit

3. Data Fisik
a) Kepala dan rambut
 Bentuk simetris,kepala bersih, penyebaran rambut merata, rambut berwarna hitam d nada bagian yang sudah mulai beruban.

a) Mata
Bentu mata simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor, tidak ada edema palpebra , pengliatan baik, klien menggunakan kaca

mata.
b) Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada sekrest, tidak ada nafas cuping hidung, penciuman baik,tidak ada kelainan pada hidung.
4. Telinga
 Betuk telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan, pendengaran baik, klien tidak
menggunakan alat bantu dengar
5. Mulut
 Bentuk simetris, mukosa bibir kering, tidak ada lesi, tidak ada stomatitis, ukuran tonsil normal.

6. Leher
 Tidak ada pembesarahn kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
7. System Kardivaskuler
Inspeksi : Tidak ada sianosis, tekanana darah meningkat (40/90 mmHg)
 Palpasi: Icus cordis teraba di Intercosta 3 dan 4
 Perkusi:Batas jantung atas berada pada ICS 3, Batas Jantung bawah berada pada ICS 5, Batas jantung kiri berada pada
midklavikula sinistra, Batas kanan berada pada garis parasternal dextra.
 Auskultasi: terdengan bunyi mur-mur
8. System Pernafasan
 Inspeksi: bentuk dada simetris, napas pendek, dipsnea, takipnue,terdapat retraksi otot bantu pernapasan, klien menggunakan alat bantu
nafas nonrebreathing mask 10 L.
 Palpasi:Vokasi premitus teraba diseluruh lapang paru, ekspansi paru simetris, pengembangan sama diparu kanan dan kiri.
 Perkusi: Sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra
 Auskultasi: suara nafas normal

9. System perkemihan
 Kebersihan : Bersih
 Kemampuan berkemih: klien terpasang kateter , produksi urin 700 cc, warna kuning, berbau khas urine. Tidak ada distensi kandung
kemih, tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih.
10. System pencernaan
 Tidak ada nyeri abdomen, peristalltik usus 10x/mnt. Klien mengatakan selama sakit belum BAB.

11. Muskuloskeletas dan integument


- Keuatan otot baik, akral teraba dingin, nadi teraba cepat, CRT <2 detik, tidak ada edema.
PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN THERAPY
Gambaran EKG
 Penjelasan: ST elevasi V1 dan V4
Therapy:
- Lasix 2x40 mg
- Digosin 1x1
- Cardismo 2x1/2
- Ascardia 1x80 mg
- Arixtra 1x2,5 mg
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Agen cidera biolois (iskemik Miokard)
2. Intoleransi aktivitas b/d Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Intoleransi aktivitas b/d Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Agen cidera biolois (iskemik Miokard)
Intervensi
a. Kaji nyeri secara komprehensif, catata karakteristik nyeri, lokasi, intensitas lama dan penyebarannya.
b. Observasi adanya tanda nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Lakukan menejemen nyeri : atur posisi, berikan lingkangan nyaman dan anjurkan klien stirahat.
d. Kolaborasi pemberian oksigen dengan dokter
e. Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
f. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat analgetic.
2. Intoleransi aktivitas b/d Ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
Intervensi
a. Pastikan tingkat aktivitas yang tidak membahayakan curah jantung atau memprovokasi serangan jantung
b. Dorong peningkatan aktivitas secara bertahap, mis: dorong aktivtas yang lebih ringan dan singkat dengan waktu istirahat yang sering.
c. Monitor EKG, adakah perubahan segmen ST, sebagaimana mestinya.
d. Monitor TTV secara rutinkolaborasikan pemberian obat antiaritmia klien
e. Monitor nilai laboratorium (enzim jantung )
3. Risiok penurunan curah jantung b/d perubahan laju dan irama jantung
Intervensi
a. Lakukan pengukuran TTV
b. Auskultasi bunyi jantung. Catat adanya bunyi S3 dan S4, murmur, gallop.

c. Auskultasi suara nafas


d. Pantau denyut nadi dan ritme jantung.

e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian makanan yang sesuai (kecil dan mudah dicerna)
f. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat obatan sesuai indiakasi

Anda mungkin juga menyukai