Disusun Oleh:
KELOMPOK III
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan berkatNya, laporan hasil diskusi Problem Based Learning (PBL) ini
dapat terselesaikan. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Rifa’atul
Mahmudah, S. Kep., MSN selaku dosen pembimbing dalam diskusi PBL ini,
sehingga diskusi dapat berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang ikut serta dalam lancarnya
pembuatan laporan hasil PBL ini.
Dalam diskusi kali ini, penulis membahas mengenai kasus seorang pria
berumur 61 tahun, dirawat di ruang resusitasi intslasi gawat darurat dengan
keluhan penurunan kesadaran.
Kelompok IV
LATAR BELAKANG
TAHAP 1 : KASUS
Klien Tn. H, 61 ahun, RMK 1 48 XX XX, alamat Tanjung, sudah kawin, suku
Banjar/Indonesia, masuk rumah sakit tanggal 23 Maret 2022, pukul 06.12
dengan diagnose hemiperase sinistra & CVA. Hasil assessment awal jam 08.00
didapatkan data sbb:
A. Anamnesa
1) Keluhan utama :
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan kesadaran
2) Riwayat penyakit sekarang :
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum di bawa ke RSUD Ulin
Banjarmasin, pasien mengeluh kepalanya terasa berat dan tidak lama
kemudian pasien jatuh/pingsan dirumah dan langsung dibawa ke RS
Pertamina tanjung setelah selang 3 jam pasien dirujuk ke RSUD Ulin.
Pasien datang dengan keluhan kelemahan setengah badan bagian sinistra
dan penurunan kesadaran dan hasil dari pengkajian didapatkan pasien
tampak terbaring lemah, penurunan kesadaran TTV : TD : 168/99 mmHg,
nadi : 133x/menit, RR : 32x/menit, suhu : 37,4° C dan SPO2 : 94%.
3) Riwayat penyakit dahulu :
Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pernah mengalami stroke ringan
pada tahun 2018.
4) Riwayat penyakit keluarga :
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi dari ayah pasien.
B. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Tanda – tanda vital
TD : 168/99 mmHg
Nadi : 133x/menit
Respirasi : 32x/menit
T : 37.40C
SPO2 : 97 % terpasang oksigen
Tingkat Kesadaran : Samnolen
GCS : E:2 ; V: 2; M: 5
TB pasien selama di RS : 173cm
BB pasien selama di RS : 67 kg
IMT Pasien selama di RS : 22,49 (Indeks Massa Tubuh pasien berat
badan berlebih)
b. Kulit
Kulit pasien tampak pucat dan kering, tidak tampak adanya lesi/luka,
sianosis (-), bekas luka operasi, akral teraba hangat, CRT > 2 detik
c. Kepala dan Leher
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, distribusi rambut merata dan tampak
rambut berawrna hitam, leher tampak tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, tidak ada peningkatan JVP dan tidak ada gangguan menelan.
Palpasi : Tidak terdapat luka di area kepala dan tidak terdapat massa
serta nyeri tekan dan pada leher, palpasi arteri carotis seimbang antara
sinistra dan dextra, pada trakea tidak ada pergeseran dan tidak ada nyeri
tekan
d. Penglihatan dan Mata
Mata pasien tampak simetris, sklera mata tidak ikterik, pupil isokor,
konjungtiva tampak anemis dan tidak ada gangguan penglihatan.
e. Penciuman dan Hidung
Hidung pasien tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada cuping hidung,
pasien dapat mencium aroma minyak kayu putih, dan pasien terpasang
oksigen RM
f. Pendengaran dan Telinga
Telinga pasien tampak simetris dan bersih, tidak ada cairan yang keluar
dari telinga pasien, dan pasien masih dapat mendengar suara perawat
maupun keluarga.
g. Mulut dan Gigi
Warna bibir pasien kemerahan, mukosa bibir pasien kering, tidak ada
mucositis, kondisi umum gigi pasien tampak bersih
h. Dada dan Pernafasan
Inspeksi : Bentuk dada klien simetris, perkembangan dada saat bernapas
simetris antara dextra dan sinistra. Tidak tampak adanya retraksi dinding
dada serta otot bantu nafas tambahan dan respirasi 18x/menit
Palpasi : Taktil fermitus antara thorax kiri dan kanan depan seimbang.
Perkusi : Suara paru : sonor
Auskultasi : vesikuler
i. Jantung dan Sirkulasi:
Inspeksi : tidak ada sianosis, tidak ada lesi dan iktus
kordis tidak telihat
Palpasi : iktus kordis teraba dan ada getaran taktil
primitus disisi sinistra dan dextra
Perkusi : batas jantung normal dan tidak ada pelebaran
pada jantung
Auskultasi : bunyi jantung I-II normal dan tidak ada suara
bunyi jantung tambahan
Sirkulasi : respirasi pasien teraba cepat dan dangkal dan
nadi teraba cepat kuat
j. Abdomen
Perkusi : timpani
Inferior
C. Kebutuhan Fisik, Psikologi, Sosial dan Spiritual
a. Aktivitas dan Istirahat (di rumah/ sebelum sakit dan
di rumah sakit/ saat sakit)
Di Rumah : Kelurga pasien mengatakab selama di rumah dapat
melakukan aktivitas secara mandiri dan istirahat cukup
7 jam sehari.
b. Personal Hygiene
Di Rumah : Pasien selama di rumah dapat melakukan personal
hygiene secara mandiri, mandi 2 kali sehari, mampu
berpakaiai secara mandiri
c. Nutrisi
Di Rumah : Sebelum pasien sakit, pasien makan 3 kali sebanyak
10 sendok makan dan minum 2-3 liter perhari.
e. Seksualitas
Keluarga mengatakan pasien sudah 2 hari dirawat di RS sehingga
seksualitas pasien tidak terpenuhi.
f. Syarat 12 kranial
1. Nervus Olfaktori/ N. I (Saraf sensorik, penciuman)
- Penciuman (+/+)
2. Nervus Optikus/N. II (Saraf sensorik, pengelihatan) N. II
- Penglihatan (+/+)
3. Nervus Okulomotoris/ N. III (Saraf motoric, kelopak mata,kontraksi
pupil) nervus trokhlearis (N. IV) dan nervus Abdosen (N.IV) di kaji
bersama
Dextra Sinistra
+ +
+ +
+ +
+ + + +
+ + + +
+ +
4. Nervus Trochlearis/ N. IV (Saraf motoric, gerakan
mata kebawah dan kedalam)
Pergerakan mata dan bola mata (-/-)
5. Trigeminus/ N. V (Saraf mororik, gerakan mengunyah, sensai
wajah, lidah dan gigi, reflex kornea dan rerfleks kedip)
- Sensasi wajah (+)
- Reflex kornea (+/+)
- Motorik (+/-)
6. Nervus Abdusen/ N. VI (Saraf motoric, deviasi mata ke lateral)
- Gerakan mata (+/+)
7. Nervus Fasialis/ N.VII (Saraf motoric, ekspresi wajah)
- Menutup mata (+/+)
- Bentuk wajah simetris (pelo)
- Tersenyum (-/-)
- Angkat alis (-/-)
8. Nervus Verstibulocochlearis/ N. VIII (Saraf Sensorik, pendengaran
dan keseimbangan)
- Pendengaran (+/+)
9. Nervus Glosoffaringeus/ N. IX (Saraf Sensorik, untuk sensasi rasa)
- Menelan saliva (-)
10. Nervus Vagus/ N. X (Saraf swnsorik dan motoric, reflex
muntah dan menelan)
- Reflex muntah (-)
11. Nervus Asesoris N. XI (Saraf motoric, menggerakkan
bahu)
- Mengangkat bahu (-/-)
- Mengangkat kepala (-)
- Kaku kuduk (+)
12. Nervus Hipoglosus N. XII (Saraf motoric, gerakan lidah)
- Menjulurkan lidah (-)
- Menggerakkan lidah kelateral (-)
g. Reflek Patologis
Pada pemeriksaan ini tangan respon jari tangan kanan yaitu fleksi
jari-jari yang lain, aduksi dari ibu jari positive dengan rangsangan
nyeri dan tangan kiri negative
b. Grasping reflek
c. Reflek Babinski
d. Reflek Mendel-Bacctrerew
e. Reflek Rossolimo
Pukulkan hammer reflek pada dorsal kaki pada tulang cuboid kaki
kanan positif dan terjadi fleksi jari-jari kaki dan kaki kiri negative.
h. Psikososial
Psikologis:
Skala Cemas (Hamilton Rating Scale for Anxiety/ HARS) :
Skor
No Pertanyaan
0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas √
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2 Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu √
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah √
3 Ketakutan √
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4 Gangguan Tidur √
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi √
- Daya Ingat Buruk √
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat √
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil √
8 Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah √
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras √
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti
Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak √
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan √
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni √
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi
13 Gejala Otonom
- Mulut Kering √
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah √
- Tidak Tenang √
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat √
- Muka Merah
Total Skor 18 = kecemasan ringan
i. Sosial : pasien selalu ditemani oleh keluarga pasien, hubungan keluarga pasien
dan tenaga medis baik
j. Spiritual
Terapi Farmakologi
TAHAP 2 : HYPOTESIS
No DATA ETIOLOGI MASALAH
.
1. DS: Gangguan Gangguan mobilitas
- Keluarga pasien neuromuskular fisik
mengatakan tangan kiri
tidak bisa di gerakkan
DO:
- GCS : 10 ( Samnolen )
- Nervus Asesoris N. XI
(Saraf motoric,
menggerakkan bahu) (-)
- Reflek hoffmann tromer
(rangsangan nyeri tangan
kiri negative)
- Grasping reflek tidak
dapat membebaskan jari
pemeriksa pada tangan
kiri negative
- Reflek Babinski Pada
pemeriksaan ini timbul
respon jempol kaki
kanan dorsofleksi,
sedangkan jari-jari lain
membuka dan kaki kiri
negative
- Reflek Rossolimo
Pukulkan hammer reflek
pada dorsal kaki pada
tulang cuboid kaki kanan
positif dan terjadi fleksi
jari-jari kaki dan kaki kiri
negative.
- Tampak hemiparese
sinistra
- Skala otot
0000 4444
4444 4444
DO:
- Pasien mengalami
penurunan kesadaran
- Pasien tampak gelisah
- GCS (Samnolen) ; E = 3, V =
2, M = 5
- TTV
TD ; 169/99 mmHg
N ; 126x/menit
R ; 32x/menit
S ; 37.40C
TAHAP 3 MECHANISM
1. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular
2) Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar
informasi Risiko
3) Stroke berhubungan dengan risiko perfusi serebral tidak efektif
2. Pathway
TAHAP 4 MORE INFO
Pemeriksaan penunjang
C. Pengertian
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskular (Muttaqin, 2018).
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh
darah di otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir.
Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma,
malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat melakukan
aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat.
Kesadaran pasien umumnya menurun (Ria Artiani, 2019).
D. Etiologi/Penyebab
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi
h. Hipertensi
i. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif,
fibrilasi atrium, penyakit jantung kongestif)
j. Kolesterol tinggi, obesitas
k. Peningkatan hematokrit (resiko infark serebral)
l. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
m. Kontrasepasi oral (khususnya dengan disertai hipertensi, merokok, dan
kadar estrogen tinggi)
n. Penyalahgunaan obat (kokain), rokok dan alkohol
E. Klasifikasi
Klasifikasi stroke non hemoragik berdasarkan waktu terjadinya adalah
sebagai berikut:
a. Transient Ischemic Attack (TIA)
TIA atau serangan iskemia sementara merupakan stroke dengan gejala
neurologis yang timbul akibat gangguan peredaran darah pada otak
akibat adanya emboli maupun thrombosis dan gejala neurologis akan
menghilang dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
Pada RIND atau defisit neurologis iskemia sementara gejala neurologis
yang timbulakan menghilang dalam waktu lebih dari 24 jam sampai
kurang dari sama dengan 21 hari
c. Stroke in Evolution Stroke in evolution
stroke progresif merupakan stroke yang sedang berjalan dan gejala
neurologis yang timbul makin lama makin berat.
d. Completed Stroke Completed stroke
stroke komplit memiliki gejala neurologis yang menetap dan tidak
berkembang lagi
F. Manesfestasi Klinik/Tanda dan Gejala
Kemungkinan kecacatan yang berkaitan dengan stroke
G. Patofisiologi ( pathway)
Ada dua bentuk CVA bleeding
Gambar Patofisiologi Stroke Hemoragik (Feign, 2019).
1. Infark Serebri
2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
3. Fistula caroticocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan
otak, sekitar daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa
diselematkan, tindakan awal difokuskan untuk menyelematkan
sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa dan
aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia
(irama dan frekuensi) serta tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan, pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a. Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan
perdarahan pada fase akut.
b. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik/emobolik.
c. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
4. Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran
darahotak. Penderita yang menjalani tindakan ini seringkali juga
menderita beberapa penyulit seperti hipertensi, diabetes dan penyakit
kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi
umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik
dapat dipertahankan.
J. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Aktivitas dan istirahat Data Subyektif:
- Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralisis.
- Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot ) Data
obyektif:
- Perubahan tingkat kesadaran
- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia )
, kelemahan umum.
- Gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
- Hipertensi arterial
- Disritmia, perubahan EKG
- Pulsasi : kemungkinan bervariasi
- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego Data Subyektif:
- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan Data obyektif:
- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan ,
kegembiraan
- Kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi Data Subyektif:
- Inkontinensia, anuria
- Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya
suara usus ( ileus paralitik )
5. Makan/ minum Data Subyektif:
- Nafsu makan hilang
- Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
- Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
- Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah Data obyektif:
- Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring)
- Obesitas ( faktor resiko )
K. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran
darah ke otak terhambat
b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi
ke otak
c. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting
berhubungan kerusakan neurovaskuler
d. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
neurovaskuler
e. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
f. Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
g. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
h. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
L. Intervensi Keperawatan
Terapi Oksigen
- menghindari kerusakan
kapiler