Anda di halaman 1dari 11

BAB III

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pasien 1
a. Informasi Umum
Nama: Ny. FY Umur: 37 tahun
Tanggal lahir: 29-08-1980 Jenis Kelamin: Perempuan
Suku bangsa: Melayu Tanggal masuk: 13/12/17
Tanggal pengkajian: 14/12/17
Nomor medical record: 97.26.98

b. Alasan Masuk Rumah Sakit


Terdapat bengkak di leher dan DM tak terkontrol

c. Keluhan Utama
DM tipe II > 300 dan terdapat bengkak di leher bagian kiri, dan pusing

d. Riwayat Kesehatan Sebelumnya


Pasien mengatakan sudah 7 bulan yang lalu mengalami gula darah tinggi,
pertama kali cek gula darah 500 gr/dl.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada riwayat gula darah tinggi di dalam keluarga sebelumnya

f. Pemeriksaan Fisik
TD: 110/70 mmHg
N: 90x/menit
RR: 16x/menit
S: 36,2

g. Pemeriksaan Head to toe


Rambut : Rambut pendek, berminyak dan basah
Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak ada gangguan penglihatan,
reaksi pupil (+/+), reaksi pupil (2mm/2mm)
Hidung : Tidak ada perdarahan, tidak ada sinusitis, tidak ada gangguan
penciuman, tidak terpasang NGT
Mulut : Mulut bersih, mukosa mulut tampak kering, tidak terpasang
ETT, tidak ada perdarahan, tidak ada gangguan pengecapan
Gigi : Tidak terdapat gigi palsu, gigi bersih, tidak ada kawat gigi,
terdapat karies, gigi utuh
Telinga : Tidak ada perdarahan, tidak terpasang alat bantu dengar, tidak
ada infeksi, tidak ada gangguan pendengaran
a. Leher
Terdapat pembengkakan di leher bagian kiri, tidak ada kaku kuduk, tidak
terpasang trakeostomi
b. Dada
Jantung
Inspeksi: Tidak terlihat iktus kordis
Palpasi : Teraba iktus kordis pada apeks jantung
Perkusi: Jantung terdengar redup
Auskultasi: Bunyi jantung S1S2 reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan

Paru-paru
Inspeksi: Pengembangan paru simetris kiri=kanan, tidak terdapat retraksi
dinding dada
Palpasi : Fokal fremitus kanan = kiri
Perkusi: Bunyi resonan pada seluruh lapang paru
Auskultasi: Bunyi napas vesikuler
c. Tangan
Tangan utuh, tidak ada lecet, tidak ada sianosis, CRT 2 detik, tidak ada
fraktur, tidak ada edema.
d. Abdomen
Inspeksi: Terlihat datar, tidak asites, tidak ada bekas luka
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan/ lepas, tidak teraba massa
Perkusi: Timpani pada ke empat kuadran
Auskultasi: Bising usus 6 kali per menit
e. Genitalia
Tidak ada perdarahan, tidak terpasang kateter
f. Kaki
Tidak terdapat fraktur, tidak terdapat malformasi, tidak ada luka, tidak ada
edema
g. Punggung
Tidak ada masalah

h. Hasil Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik


Tanggal 13/12/17
Ur: 34 Na: 134 GD: 264
Cr: 0,98 K: 4,6
PT: 13,2 Cl: 94
APTT: 27,4 Hb: 13,5

i. Medikasi/Obat-obatan yang diberikan saat ini


Infus NaCl
Metronidazole
Ranitidine
Insulin Novorapid 3 unit/jam jika GD meningkat

j. Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subjektif: Faktor predisposisi dan resiko Kecemasan
a. Klien mengeluhkan badan tinggi
terasa lemah.
b. Klien mengatakan jika Gula darah yang
melakukan aktifitas tak terkontrol
berlebihan, klien akan
mudah kelelahan. psikologis terganggu, takut
c. Klien mengatakan cemas dan cemas
akan keadaannya, apalagi
gula darah yang naik
turun
Data Objektif:
a. Klien tampak lemah
b. Hasil pemeriksaan TTV
TD: 110/70 mmHg
RR :16 kali/menit
HR :90 kali/menit; lemah;
regular
S : 36,2`C
c. Hasil laboratorium &
diagnostik:

Ur: 34 Na: 134


Cr: 0,98 PT: 13,2
K: 4,6 APTT:
Cl: 94 GD: 264
Hb: 13,5
Data Subjektif: Faktor predisposisi dan resiko Pola nafas tidak efektif
a. Klien mengatakan sesak tinggi
nafas tadi malam
b. Klien mengatakan cemas Gula darah yang
akan menjalani operasi tak terkontrol
jika gulanya masih tinggi
psikologis terganggu, takut
Data Objektif:
dan cemas
a. Klien tampak lemah
b. Hasil pemeriksaan TTV
tidur menjadi terganggu
TD: 110/70 mmHg
karena adanya desakan pada
RR :24 kali/menit
bagian leher
HR :90 kali/menit; lemah;
regular
sesak nafas
S : 36,2`C
c. Hasil laboratorium &
Pola nafas tidak efektif
diagnostik:

Ur: 34 Na: 134


Cr: 0,98 PT: 13,2
K: 4,6 APTT:
Cl: 94 GD: 264
Hb: 13,5
A. Critical Review Artikel Penelitian
1. Judul
“Pengaruh Menulis Ekspresif Terhadap Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus
Tipe II”
a. Kelebihan
Terdapat variabel dependen dan independen (variabel dependen yaitu terhadap
kecemasan pada pasien diabetes mellitus tipe II sedangkan variabel independen
yaitu menulis ekspresif.
b. Kekurangan
Pada judul tidak menampilkan Rumah sakit tempat penelitian. Selain itu judul
juga tidak berbentuk piramida terbalik.
2. Peneliti Utama
Tri Puji Astuti
3. Latar Belakang
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang ditandai dengan
ketidaknormalan tingkat gula darah kronis yang banyak menyerang semua
lapisan masyarakat. Diabetes merupakan penyakit yang tidak menular dan
merupakan penyakit yang mengancam bagi masalah kesehatan. Diabetes adalah
penyakit kronis yang akan diderita seumur hidup sehingga progresivitas penyakit
akan terus berjalan dan dapat menimbulkan komplikasi. Diabetes Mellitus (DM)
biasanya berjalan lambat dengan gejala-gejala yang ringan sampai berat, bahkan
dapat menyebabkan kematian akibat baik komplikasi akut maupun kronis
(Permana, 2009).
Penyakit diabetes yang dialami juga memiliki faktor risiko terhadap
perkembangan penyakit. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Awad, Langi,
dan Pandelaki (2013) mengungkapkan bahwa terdapat faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kejadian DM tipe II yaitu IMT, hipertensi, riwayat keluarga,
penyakit dislipidemia, dan usia diatas 40 tahun. Penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa jumlah pasien lebih banyak wanita daripada pria, dan usia
terbanyak yaitu usia 51-60 tahun. Hasil penelitian Hasanat dan Ningrum (2010,
h.5-6) menemukan, ketika pasien terdiagnosis diabetes, terdapat kondisi
emosional yang muncul terkait dengan penyakitnya, yaitu terdapat emosi takut,
sulit menerima kenyataan, tidak percaya, kaget, diam, bingung, dan sedih.
Kondisi pengobatan yang dialami oleh pasien juga menyebabkan pasien mudah
tersinggung, muncul perasaan jengkel, karena kadar gula yang tidak turun,
kesulitan dalam mengendalikan diri, mengontrol keinginan, mengatur diet, dan
merasa jenuh.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Arsin, dan Abdullah
(2012) terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pada
penderita diabetes mellitus tipe II. Berdasarkan hasilpenelitian, faktor tersebut
antara lain hubungan tingkat pengatahuan, sikap, komplikasi, kadar gula darah, dan
tingkat kemampuan mengatur pola makan dengan tingkat kecemasan pada penderita
diabetes mellitus tipe II. Kondisi kecemasan yang dialami oleh pasien diabetes
berpengaruh terhadap kondisi fisiologis. Kecemasan yang dialami pasien juga
akan berpengaruh terhadap kadar glukosa.
Pada sebuah penelitian oleh Murdianingsih dan Ghofur (2013) dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kecemasan
terhadap kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus.
Pasien membutuhkan metode untuk meredakan kecemasan yang semakin meningkat,
salah satunya adalah dengan psikoterapi. Psikoterapi adalah metode
psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental
seseorang. Psikoterapi dapat mencakup berbagai teknik, yang semuanya
bertujuan membantu individu yang mengalami gangguan emosional (Atkinson,
Atkinson, Smith & Bem, 2006, h.491).
Self-expression dalam penelitian ini menggunakan menulis ekspresif.
Menurut Malchiodi (2005, h.2) self-expression yang dilakukan pada saat sesi
terapi pada umumnya juga melibatkan refleksi verbal untuk membantu individu
memahami pengalaman mereka, perasaan, dan persepsi. Baikie dan Wilhelm
(2005) mengungkapkan terdapat hasil tindak lanjut dari menulis ekspresif dalam
kurun waktu yang panjang terus menemukan bukti yang objektif pada manfaat
kesehatan. Mereka juga menambahkan bahwa dampak langsung dari menulis
ekspresif biasanya sebagai cara untuk menurunkan distress pada waktu yang singkat,
mood yang negatif, gejala fisik serta menambahkan mood positif. Smith (dalam
Baikie & Wilhelm, 2005) memandang bahwa kesehatan psikologis dan fisik dari
efek menulis ekspresif sama seperti manfaat mendapatkan intervensi psikologi, yang
diantaranya banyak yang terlibat, memakan waktu, dan mahal. Agoes, Lestari
dan Martiana (2010) dalam sebuah penelitian menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh terapi menulis perasaan terhadap penurunan insomnia pada orang dengan
HIV/AIDS (ODHA). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Smyth, Baikie dan
Wilhelm, terapi ini antara lain dapat meningkatkan dan memperbaiki suasana
hati (mood), fungsi sistem imun (kekebalan tubuh), memperbaiki fungsi paru-
paru (terkhusus penderita asma), kesehatan fisik dan nyeri (terutama pada
penderita kanker), fungsi hati, menurunkan tekanan darah, mengurangi
ketegangan, mengurangi gejala-gejala depresi, mengurangi dampak negatif setelah
trauma (Anurogo, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berpendapat bahwa penelitian yang
dilakukan dalam upaya pengobatan psikologis terutamakecemasan masih jarang
dilakukan oleh pasien, khususnya pada penderita diabetes mellitus tipe II.
Uraian beberapa penelitian diatas mengungkapkan bahwa penderita DM
terbanyak adalah wanita usia dewasa madya 40-60 tahun dan secara umum
mengalami kecemasan karena adanya komplikasi penyakit serta mengalami
kesulitan dalam menjalankan diet. Oleh karena itu, peneliti ingin menguji
pengaruh menulis ekspresif terhadap kecemasan pada penderita diabetes mellitus tipe
II pada wanita dewasa madya.
4. Kelebihan dan Kekurangan Artikel Penelitian

1) Pendahuluan
a. Kelebihan
Memberikan gambaran singkat hubungan variabel dependen dan independen.

Selain itu Menjelaskan tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi pengaruh

menulis ekspresif terhadap kecemasan pada pasien diabetes mellitus tipe II.

b. Kekurangan
Data kejadian penyakit Diabetes mellitus tidak dijelaskan secara rinci, data

kejadian di dunia dan Indonesia tidak dijelaskan.

2) Tinjauan Pustaka
a. Kelebihan
Sebagian sumber pendukung penelitian yang ditemukan sumbernya (>10
tahun).
b. Kekurangan
Sebagian sumber pendukung penelitian yang ditemukan sumbernya (<10
tahun).
3) Metodologi
a. Kelebihan
Terdapat desain penelitian yaitu menggunakan desain penelitian Quasi

experimentl dengan pretest-posttest control group design Menjelaskan teknik

pengambilan sampel yaitu menggunakan metode purposive sampling.

Menjelaskan pengambilan sampel menggunakan rumus dengan jumlah sampel

yaitu 17 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Menjelaskan alat

yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu berupa lembar kuesioner

dengan menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Sudah

menjelaskan tempat dan waktu penelitian.

b. Kekurangan
Dalam metode ini tidak dijelaskan analisa data yang digunakan yaitu analisa
univariat dan bivariat.
4) Pembahasan
a. Kelebihan
Pembahasan diakhiri dengan kesimpulan yaitu asumsi peneliti berdasarkan

teori dan hasil penelitian terdahulu dan sekarang bahwa, terbukti perlakuan

tentang menulis ekspresif terhadap kecemasan pada pasien diabetes mellitus

tipe II efektif, sehingga dapat diterapkan dalam perawatan pasien dan bentuk

pelaksanaan patient safety. Menjelaskan hipotesis berupa ada pengaruh

menulis ekspresif terhadap kecemasan pada pada pasien diabetes melitus tipe

II.

b. Kekurangan
Pada pembahasan tidak ada menjelaskan keterbatasan penelitian. Tidak ada
menjelaskan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
5. Analisa penerapan hasil penelitian di ruangan Kenanga RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau
Dari hasil penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap Kenanga RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau dalam rentang waktu penerapan ± 4 hari didapatkan 1
responden, dari kelompok perlakuan yang diberikan terapi menulis ekspresif
merasakan efek dari terapi menulis ekspresif, dimana partisipan melaporkan
kecemasannya mulai berkurang. Hasil penelitian ini dapat diterapkan di Ruang rawat
inap Kenanga Arifin Achmad Provinsi Riau. Dilihat dari kondisi pasien yang
mengalami kecemasan. Waktu yang diperlukan untuk tindakan juga tidak lama yaitu ±
10-15 menit.
6. Kesimpulan dan Saran
Penerapan terapi menulis ekspresif ini sangat bermanfaat dapat mengalihkan
kecemasan pada pasien diabetes mellitus dengan mengungkapkan perasaannya dalam
bentuk yulisan sehingga menimbulkan rileksasi pada pasien. Hal ini dapat selanjutnya
melibatkan perawat ruangan untuk mengedukasi tentang terapi menulis ekspresif dan
keluarga yang mengaplikasikan terapi menulis ekspresif di rumah.
7. Daftar Pustaka
a. Semua referensi yang dipilih terkait dengan penelitian
b. Jumlah referensi memadai
c. Sumber pustaka ada yang mempunyai rentang lebih dari 10 tahun dari penelitian
d. Penulisan daftar pustaka sudah sesuai standar
e. Pengutipan nama dalam laporan sesuai dengan sumber.

B. Pembahasan

1. Hasil

Karakteristik responden dalam penerapan evidence based yaitu klien yang

mengalami kecemasan ringan-sedang terhadap peningkatan gula darah. Penjelasan

pasien sebelum dilakukan terapi menulis ekspresif adalah sebagai berikut:


Tabel 1:
Pengukuran tingkat kecemasan.

No Nama Tingkat Ringan Tingkat Sedang

Ny. FY - 23 (sedang)

Pasien ini sebelum diberikan terapi menulis ekspresif dan diobservasi tingkat
kecemasan pasien.

Tabel 2:

Pengukuran tingkat kecemasan setelah diberikan terapi menulis ekspresif

No Nama Pre Post

Ny. FY 23 (sedang) 19 (ringan)

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa terjadi penurunan kecemasan pada
pasien diabetes mellitus setelah diberikan terapi menulis ekspresif.
2. Pembahasan

Penerapan evidence based tentang efektifitas mengekspresikan perasaan

melalui tulisan terhadap kecemasan pasien diabetes mellitus ruang Kenanga RSUD

Arifin Achmad Provinsi Riau yang mengalami kecemasan ringan sampai dengan

sedang, masalah ini akan mengakibatkan kondisi klien merasa tidak nyaman, tidak

tenang, gelisah dan berbagai gangguan perasaan atau mood lainnya. Ketika seseorang

dihadapkan pada suatu keadaan yang cenderung menimbulkan perasaan tertekan,

maka mereka sangat membutuhkan sebuah kompensasi agar perasaan yang dirasakan

tersebut bisa diatasi, maka terapi non farmakologi menjadi alternatif pengobatan pada

pasien yang mengalami penyakit kronis.

Menulis ekspresif adalah kegiatan menulis yang dilakukan untuk

mengeksplor pikiran dan perasaan terdalam individu (Pennabaker, 1986;

Horowitz, 2008). Sedangkan Wright (dalam Balton, 2004) mendefinisikan terapi


menulis sebagai suatu proses menulis yang merupakan refleksi atau ekspresi

individu baik itu dilakukan atas keinginan sendiri atau bimbingan seorang terapis atau

peneliti.

Penerapan evidence based menulis ekspresif yang pertama dilakukan pada

klien Ny. FY berusia 37 tahun dengan pasien diabetes mellitus tak terkontrol. Peneliti

melakukan pengukuran terhadap kecemasan klien selama menjalani pengobatan dan

perawatan di ruang Kenanga RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Klien mengatakan

cemas akan penyakitnya yang mana gula darahnya meningkat terus. Sebelum

dilakukan perlakuan, kecemasan Ny. FY berada di rentang kecemasan sedang dengan

skor 23.

Hasil penerapan evidence based terapi menulis ekspresif pada pasien ini

menunjukkan terdapat pengaruh menulis ekspresif terhadap kecemasan pada pasien

diabetes mellitus. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chalimah

Candra Dewi (2014) tentang pengaruh terapi menulis terhadap penurunan tingkat

kecemasan pasien kanker serviks stadium lanjut yang ditandai dengan nilai statistik

p= 0,000 < α = 0,05.

C. Keterbatasan

Penerapan evidence based ini mempunyai banyak keterbatasan dalam

pelaksanaannya. Pada penerapan menulis ekspresif dilakukan langsung di kamar pasien

dengan kapasitas 4 orang dalam satu kamar sehingga kemungkinan pasien berkonsentrasi

berkurang.

Anda mungkin juga menyukai