OLEH :
I DEWA AYU ADRINI HUDYANA
P07120213002
TINGKAT 3 SEMESTER VI
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Identitas Pasien
Nama
: Ny.NS
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Agama
: Hindu
Tanggal Masuk RS
: 29 Februari 2016
Alasan Masuk
: Penurunan kesadaran
Diagnosa Medis
Initial Survey
A (alertness)
:-
V (verbal)
:-
P (pain)
:+
U (unrespons)
:-
: Sopor
: Tidak teratur, Ada sumbatan atau obstruksi jalan napas
d.
S
O
pupil isokor, diameter 3 mm/3 mm, reaksi cahaya tidak langsung +/+, reaksi cahaya
langsung +/+, TD : 140/90 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Suhu Tubuh: 36 0C, Hasil CTScan : Adanya perdarahan di intraserebral dan subarachnoid
A
: Risiko ketidakefektifsn perfusi jaringan serebral
P
: Lanjutkan intervensi (Meninggikan kepala tempat tidur 300, Melakukan
kolaborasi pemberian oksigen 8 liter per menit melalui face mask, Monitor status
neurologi, Monitor tanda-tanda vital)
D. DISABILITY
1. Pemeriksaan Neurologis
GCS
: E 1, V 1, M 2
Reflex Fisiologis
: Positif
Reflex Patologis
: Refleks Babinski +/+
111 111
Kekuatan Otot
: 111 111
2. Masalah Keperawatan
3. Intervensi / Implementasi
4. Evaluasi
Pengkajian Sekunder / Survey Sekunder
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien mengalami penurunan kesadaran
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUP Sanglah pada tanggal 29 Februari 2016 pukul 19.55
WITA dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 6 jam sebelum masuk rumah
sakit. Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien mengalami muntah dan
kelemahan pada sisi tubuh sebelah kiri.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
stroke. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dirawat du rumah sakit karena
mengalami stroke.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan didalam keluarga pasien ada yang menderita
penyakit keturunan Hipertensi, yaitu ayah pasien.
2. Riwayat dan Mekanisme Trauma
3. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. Kepala
terdapat lesi atau kelainan pada tulang kepala, ubun-ubun menutup, rambut
berwarna hitam.
Kulit Kepala
Mata
: Bersih
: Mata lengkap dan simetris antara kanan dan kiri, tidak
terdapat edema pada palpebra, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor dengan diameter 3 mm dan miosis saat terkena cahaya. Kornea jernih dan
refleks kornea baik.
Telinga
tidak ada kelainan bentuk, ukuran sedang atau normal, pada lubang telinga tidak
terdapat perdarahan atau pengeluaran cairan.
Hidung
: Pada hidung tidak ditemukan adanya kelainan, tulang
hidung simetris kanan dan kiri, posisi septum nasi tegak di tengah, mukosa hidung
lembab, tidak ditemukan adanya sumbatan, tidak terdapat epistaksis serta tidak
ada pernafasan cuping hidung.
Mulut dan Gigi
: Pada pemeriksaan bibir, mukosa bibir lembab, tidak
ada sariawan, mulut berbau. Keadaan gusi dan gigi kurang bersih, lidah kotor dan
pada orofaring tidak terdapat peradangan dan pembesaran tonsil.
Wajah
: Struktur wajah simetris dan lengkap, warna kulit
kuning agak kecoklatan tidak ikterik dan sianosis.
b. Leher
: Pada leher posisi trakhea berada di tengah, simetris
dan tidak ada penyimpangan. Tiroid tidak ada pembesaran. Pasien dapat berbicara,
vena jugularis tidak mengalami pembesaran dan denyut nadi karotis teraba 88
x/menit. Pasien tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
c. Dada/thoraks
- Paru-paru
Inspeksi
: Simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan bentuk,
tidak terdapat jejas, terdapat penggunaan alat bantu pernafasan yaitu musculus
pulmonalis di ICS II mid sternal sinistra, tidak ada bunyi jantung tambahan
atau murmur
d. Abdomen
Inspeksi
tampak adanya trauma, tidak terlihat adanya bendungan pembuluh darah vena
pada abdomen
Auskultasi
Palpasi
e.
f.
g.
h.
5. Pemeriksaan
Hasil
11,99
3,76
Satuan
103/UL
106 /UL
HGB
9,8
gr/dl
HCT
36,2
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
95,84
25,76
26,87
12,86
235,3
5,96
fL
pg
gr/dL
%
103/UL
fL
Nilai normal
4,1-11,0
P : 4,7 6,1
W : 4,2-5,4
P : 14-18
W : 12-16
P : 42-52
W : 37-47
80,0-100,0
26,0-34,0
31,0-36,0
11,5-14,5
140-440
6,8-10
NEUT
LYMPH
MONO
EOS
BASO
72,12
14,6
5,72
6,94
0,62
%
%
%
%
%
47-80
13-40
2-11,5
0-5
0-1,5
Hematologi :
Pemeriksaan
LED I
LED II
PPT
Hasil
5
70
31,0
Satuan
mm
mm
detik
Nilai normal
0-2
2-11
Normal =
Perbedaan
Kontrol PPT
11,6
detik
dengan
kontrol < 2
Kontrol APTT
32,3
detik
detik
Normal =
Perbedaan
APTT
73,2
detik
dengan
kontrol < 7
detik
ANALISIS DATA
No
1
Data Fokus
Data Subyektif :
Analisis
hipertensi
Masalah
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
penimbunan
a. Tingkat Kesadaran
Sopor, GCS : 4 (E1 V1
M2)
b. Adanya penumpukan
sekret di jalan nafas dan
lemak/kolesterol yang
meningkat dalam darah
lemak nekrotik dan
berdegenerasi
tidak mampu
mengeluarkan sekret
c. Auskultasi suara nafas
ronchi
d. RR : 28 x/menit
pembentukan trombus
penyempitan pembuluh
darah
pembuluh darah menjadi
kaku
tekanan kapiler meningkat
pembuluh darah pecah
stroke hemoragik
Kerusakan neuromuskuler
Otot-Otot pernafasan
melemah
hipersekresi mukosa
akumulasi seckret
Ketidakefektifan bersihan
Data Subyektif :
jalan nafas
hipertensi
Ketidakefektifan
pola nafas
penimbunan
lemak/kolesterol yang
: 28 x/menit
berdegenerasi
pembentukan trombus
penyempitan pembuluh
darah
pembuluh darah menjadi
kaku
tekanan kapiler meningkat
pembuluh darah pecah
stroke hemoragik
Kerusakan neuromuskuler
Otot-Otot pernafasan
melemah
Data Subyektif :
Pasien tidak sadar
ketidakefektifan
Data Obyektif :
a. Tingkat kesadaran sopor
dengan
GCS
penimbunan
perfusi
lemak/kolesterol yang
serebral
(E1V1M2)
b. Refleks babinski +/+
c. TD : 140/90 mmHg,
jaringan
pembentukan trombus
di
dan
penyempitan pembuluh
darah
subarachnoid
pembuluh darah menjadi
kaku
tekanan kapiler meningkat
pembuluh darah pecah
peningkatan volume
interstitial
penurunan darah dan O2 ke
otak
Risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan cerebral
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh
penumpukan sekret ditandai dengan tingkat kesadaran sopor, GCS : 4 (E1 V1 M2),
adanya penumpukan sekret di jalan nafas dan tidak mampu mengeluarkan sekret,
auskultasi suara nafas ronchi, RR : 28 x/menit
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kerusakan neurologis ditandai
dengan irama pernafasan tidak teratur dan cepat, nafas pendek dan dangkal, RR
: 28
PERENCANAAN
No.
1.
Hari/
Diagnosa
tanggal/
Keperawata
jam
Senin 29
n
I
Tujuan
Intervensi
Setelah dilakukan
Airway
Februari
asuhan
2016
keperawatan
Manajement
1. Posisikan
Pukul
selama 1 x 2 jam
20.00
diharapkan
WITA
bersihan jalan
nafas efektif.
Kriteria hasil:
Ventilation
1.
Pasien
tidak
menggunakan
otot
bantu
pernapasan
2. Pola pernapasan
normal
Airway Patency
3. Mampu
untuk
dengan posisi
memaksim
alkan
latihan nafas
ventilasi
untuk
(Tinggikan
menurunkan
kepala
kolaps jalan
tempat
nafas dan
tidur)
dispnea
2. Beberapa derajat
2. Auskultasi
suara napas
dan
catat
adanya
dapat
dimanifestasikan
bunyi nafas
tambahan
3. Mekanisme yang
digunakan untuk
3. Amati
dada,
5. Frekuensi
spasme bronkus
dengan adanya
suara napas
n sputum
tambahan
oksigen dapat
diperbaiki
pergerakan
suara napas
1. Pengiriman
pasien
mengeluarka
4. Tidak ada
Rasional
kebutuhan
penggunaa
n
memenuhi
oksigen
bantu
pernapasan
4. Kolaborasi
pernapasan
pemasanga
dalam
n ETT
rentang
nafas
normal (RR :
16 20
5. Lakukan
suction
6. Berguna dalam
evaluasi derajat
x/menit)
distress
pernafasan
6. Monitor
status
respirasi
II
Manajement
1. Posisikan
keperawatan
selama 1 x 2 jam
diharapkan
perbaikan
dalam
Pasien
tidak
menggunakan
otot
bantu
pernapasan
2. Pola pernapasan
normal
Airway Patency
6. Tidak ada
1. Pengiriman
oksigen dapat
pasien
diperbaiki
untuk
dengan posisi
memaksima
lkan
latihan nafas
ventilasi
untuk
(Tinggikan
menurunkan
kepala
kolaps jalan
tempat
tidur)
2. Beberapa
2. Auskultasi
derajat spasme
suara napas
bronkus dapat
dan
dimanifestasika
catat
adanya
n dengan
suara napas
adanya bunyi
tambahan
3. Amati
nafas
3. Mekanisme
yang digunakan
suara napas
pergerakan
untuk
tambahan
dada,
memenuhi
penggunaan
kebutuhan
otot
oksigen
7. Frekuensi
pernapasan
bantu
pernapasan
dalam
4. Dapat
rentang
Oxygen
memperbaiki/m
normal (RR :
therapy
4. Berikan O2
encegah
16 20
tambahan
x/menit)
buruknya
hipoksia
sesuai
indikasi
5. Berguna dalam
evaluasi derajat
distress
Vital
Sign
pernafasan
Monitoring
5. Kaji
frekuensi
dan
3
III
pola
Setelah dilakukan
pernapasan
Peningkatan
asuhan
Perfusi
keperawatan
selama 1 x 2 jam
Serebral
Monitor
1.
kesadaran
diharapkan suplai
dan GCS
aliran darah ke
sistem dalam
batang otak,
memberikan
gambaran adanya
Kriteria hasil:
2.
Monitor
Tekanan sistol
status
dan diastol
respirasi
dalam batas
retikuler aktivasi
tingkat kesadaran
otak lancar.
Status Sirkulasi
1.Mengetahui fungsi
3.
Monitor
perubahan TIK
2. Mengetahui
oksigenasi dalam
tubuh
3. Menurunnya CO2
menyebabkan
yang diharapkan
laboratoriu
:
TD :
m untuk
status
Sistole :
oksigenasi
120-140
4.
mmHg
(AGD)
Posisikan
Diastole : 70
kepala
90 mmHg
tempat tidur
N : 60 100
lebih tinggi
x /menit
300
Perfusi Jaringan
vasokonstriksi
pembuluh darah
4. Peninggian
bagian kepala
akan
mempercepat
aliran darah balik
dari otak, posisi
fleksi tungkai
akan meninggikan
Serebral
tekanan
Tingkat
intraabomen atau
kesadaran
intratorakal yang
membaik
akan
mempengaruhi
Status Neurologi
Kelemahan
berkurang
Kolaborasi
pemberian
dan
Fungsi motorik
meningkat
oksigen 8
kebutuhan
liter per
oksigen
menit
6.
dari otak
5. Memenuhi
6. Mengetahui
Monitor
keadaan umum
vital sign
pasien, karena
pada stadium
awal tanda vital
tidak berkolerasi
langsung dengan
Monitor status
neurologi
7.
Monitor
ukuran,
bentuk,
kesimetrisan
kemunduran
status neurologi
7. Mengetahui
keadaan umum
pasien, karena
dan
pada stadium
reaktifitas
pupil
tidak berkolerasi
langsung dengan
kemunduran
8.
status neurologi
Monitor
reflek
9.
8. Mengevaluasi
kornea dan
status neurologi
reflek batuk
Monitor
pasien
tonus otot,
pergerakan
motorik
PELAKSANAAN
HARI/TGL/
JAM
Senin,
29
NO.DX
1,2,3
IMPLEMENTASI
-
RESPON
Memonitor tanda S:
Februari
2016
Pukul
19.56
status
WITA
pasien
respirasi O :
-
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36 0C
RR : 28 x/menit
SaO2 : 88%
Pasien tampak lemah
PARAF
Pukul
20.00
Memonitor
S:
- Pasien tidak sadar
tingkat kesadaran
O:
dan menilai GCS - Kesadaran
spoor
dengan GCS : 4 (E1
WITA
V1 M2)
-
Memposisikan
S:
- Pasien tidak sadar
kepala
tempat
O:
tidur lebih tinggi - Pasien terlihat lebih
300
Pukul
20.07
1,2,3
-
WITA
Mengkaji
frekuensi
dan
pola pernafasan
Pukul
20.10
dangkal
RR : 28 x/menit
S:
1,2
WITA
-
O:
Melakukan
auskultasi
bunyi
- Pada
auskultasi
nafas
gurgling
S:
Mengamati
dada O:
penggunaan - Pergerakan
pergerakan
dan
Pukul
20.10
otot
1,2
bantu
pernafasan
WITA
simetris
- Terlihat
Pukul
20.10
1,2
Melakukan
S:
kolaborasi
pemasangan ETT
adaya
dada
WITA
O:
- ETT terpasang
-
Mengeluarkan
sekret
dengan
S:
-
suction
O:
- Pasien
Pukul
20.15
tampak
lebih
WITA
-
S:
-
Melakukan
kolaborasi
O:
pemberian
oksigen 8 liter per
Pukul
20.18
- Pasien
lebih
mudah bernafas
menit
terlihat
WITA
-
Memonitor
ukuran,
S:
bentuk, -
kesimetrisan dan O :
reaktifitas pupil
- Pupil
pupil
isokor,
20.10
1,2,3
WITA
reaksi
Memonitor reflek
kornea,
terhadap
reflek
pergerakan -
motorik
Pukul
WITA
20.20
O:
Delegatif
pemberian
Phenytoin 100 mg
dalam NaCl 0.9%
100
cc
habis
Reflek
berkedip (-)
Reflek batuk lemah
Reflek tonus otot +/+
Kekuatan otot lemah
S:
O:
konea
Pukul
20.20
WITA
dalam 30 menit, -
Pasien
Manitol 100 cc
menunjukkan
(IV),
alergi
250
Citicoline
mg
tidak
reaksi
(IV),
Vitamin K 1 amp
(IV), Paracetamol
1
gr
(IV),
Omeprasole
40
mg (IV)
-
Pukul
21.20
Memonitor tanda
vital pasien dan
WITA
status
respirasi
S:
-
O:
- TD : 140/90 mmHg
- Nadi : 90 x/menit
- Suhu : 36,5 0C
- RR : 24 x/menit
- SaO2 : 96%
- Pasien tampak lemah
Mengkaji
S: frekuensi
dan O:
- Irama pernafasan
pola pernafasan
teratur
- Nafas pendek dan
pasien
Pukul
21.45
1,2
S:
Melakukan
auskultasi
bunyi
nafas
WITA
dangkal
RR : 24 x/menit
O:
- Pada auskultasi tidak
terdengar suara nafas
tambahan
Mengamati
pergerakan
dan
otot
dada
penggunaan S:
bantu - Pasien tidak sadar
pernafasan
O:
- Pergerakan
simetris
- Terlihat
dada
adaya
Hari/tgl/jam
Senin,
29
Diagnosa
Evaluasi Sumatif
Paraf
Keperawatan
1
S: Pasien tidak sadar
Februari 2016
O:
pukul
V1 M2)
Sekret di jalan nafas berkurang
Auskultasi bunyi nafas normal, tidak
22.00
WITA
Lanjutkan
intervensi
(Meninggikan
Melakukan
penghisapan
sekret
Senin,
29
Februari 2016
pukul
WITA
22.00
S: O:
-
RR : 24 x/menit
SaO2 : 96%
Lanjutkan
intervensi
(Meninggikan
Senin,
29
Februari 2016
pukul
WITA
22.03
nafas)
S: O:
-
V1 M2)
Pupil pupil isokor, diameter 3 mm/3
mm, reaksi terhadap cahaya langsung
+/+
Reflek konea : berkedip (-)
Reflek batuk lemah
Reflek tonus otot +/+
Kekuatan otot lemah
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,5 0C
RR : 24 x/menit
SaO2 : 96%
Lanjutkan
intervensi
Melakukan
kolaborasi
vital,
Delegatif
2 x 100 mg dalam
Nama Mahasiswa
NIP.
Nama Pembimbing / CT