Di Susun Oleh :
WAKHIDATUN NUR RIANI
NIM. A2R17076
Uraian Kasus :
Seorang perempuan 52 tahun Ny A dirawat di ruang bedah hari ke 7 dengan
Diagnosa medis DM Ulkus gangren. Klien mengatakan badannya lemas. Terdapat
ulkus pada telapak kaki kanan bawah. terdapat jaringan nekrotik dan pus. Luka
berwarna kemerahan dan terkadang terasa nyeri dengan Skala 2 nyeri seperti
ditusuk-tusuk, Rawat luka dilakukan setiap hari.
TTV : TD 130/90 mmHg, HR 100x/mnt, RR 22x/mnt, Suhu 40,0 C kulit terasa
hangat. GDA 280 mg/dl. Terdapat anoreksia. Perawat melakukan pemeriksaan lab
untuk melihat kemungkinan sepsis. Kesadaran compos mentis, GCS 4-5-6. Klien
mengeluh lelah, klien merasa tidak nyaman setelah beraktivitas, Hasil lab
menunjukkan Trombosit 200.000 Leukosit 12.000, Hemoglobin 13.0 gr/dl, Eritrosit
4,5 Ul, Hematokrit 45%, SGPT 30 iu/L, SGOT 29 iu/L, Ureum 27 mg/dL,
Creatinin 1,3 mg/dL, nilai HbA1c 6.5%, C-Peptide 0,2 mg/dL.
A.Data Fokus
Subjektif (S) :
-Klien mengatakan badannya lemas dan terasa lelah
-Klien mengatakan kadang luka terasa nyeri dengan skala 2
-Klien mengatakan tidak nafsu makan (anoreksia)
-Klien mengatakan merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
Objektif (O) :
-Klien terdapat ulkus pada telapak kaki kanan bawah
-terdapat jaringan nekrotik dan pus pada luka
-Luka tampak kemerahan
-Kulit terasa hangat
-kesadaran pasien compos metis 4-5-6
-Hasil TTV : TD 130/90 mmHg, HR 100x/mnt, RR 22x/mnt, suhu 40,0 C. GDA 280
mg/dL.
- Hasil lab Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Laboratorium didapatkan Hasil:
- Trombosit 200.000 (normal 150.000-400.000)
- Leukosit 12.000 (normal 5.000-10.000 mcL)
- Hemoglobin 13.0 gr/dl (norrmal 11.0-16.5 gr/dL)
- Eritrosit 4,5 Ul (normal 4.20-5.40 UI)
- Hematokrit 45% (normal 37.0-47.0%)
- SGPT 30 iu/L (normal <35 iu/L) dan SGOT 29 iu/L (normal < 35 iu/L)
- Ureum 22 mg/dL (normal 8-24 mg/dL)
- Creatinin 1,3 mg/dL (normal 0.67-1.5 mg/dL)
- nilai HbA1c 6.5% (normal dibawah 5.7%)
- C-Peptide 0,2 mg/dL (normal 0.5-2.0 mg/mL)
B. Hasil Pemeriksaan Penunjang Medis :
1. Laboratorium: Hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Laboratorium didapatkan Hasil:
Trombosit 200.000 (normal 150.000-400.000)
Leukosit 12.000 (normal 5.000-10.000 mcL)
Hemoglobin 13.0 gr/dl (norrmal 11.0-16.5 gr/dL)Eritrosit 4,5 Ul (normal 4.20-5.40 UI)
Hematokrit 45% (normal 37.0-47.0%
SGPT 30 iu/L (normal <35 iu/L) dan SGOT 29 iu/L (normal < 35 iu/L)
Ureum 22 mg/dL (normal 8-24 mg/dL)
Creatinin 1,3 mg/dL (normal 0.67-1.5 mg/dL)
nilai HbA1c 6.5% (normal dibawah 5.7%)
C-Peptide 0,2 mg/dL (normal 0.5-2.0 mg/mL)
2. Rontgen : Tidak ada
3. ECG : Tidak ada
4. USG : Tidak ada
PENETALAKSANAAN DAN TERAPI
Penatalaksanaan:
1. Mengobservasi keadaan umum pasien
2. Merperbaiki keadaan umum penderita
3. Memonitor kadar gula darah
Di Susun Oleh :
WAKHIDATUN NUR RIANI
NIM. A2R17076
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut PERKENI (2015), penyakit diabetes melitus ini pada awalnya seringkali
tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang dapat diketahui
bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari
efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah
mencapai nilai 160-180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang
mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dikerubuti semut.
Menurut PERKENI gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan menjadi 2
yaitu:
1). Gejala akut penyakit DM
Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap, bahkan mungkin tidak menunjukan
gejala apapun sampai saat tertentu. Pemulaan gejala yang ditunjukan meliputi:
a). Lapar yang berlebihan atau makan banyak (poliphagi)
Pada diabetes,karena insulin bermasalah pemasukan gula kedalam sel-sel tubuh
kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang itu sebabnya orang menjadi lemas.
Oleh karena itu, tubuh berusaha meningkatkan asupan makanan dengan
menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah perasaan selalu ingin makan.
b). Sering merasa haus (polidipsi)
Dengan banyaknya urin keluar, tubuh akan kekurangan air atau dehidrasi. Untuk
mengatasi hal tersebut timbulah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum dan
ingin minum manis, minuman manis akan sangat merugikan karena membuat
kadar gula semakin tinggi.
c) Jumlah urin yang dikeluarkan banyak (poliuri)
Jika kadar gula melebihi nilai normal, maka gula darah akan keluar bersama urin,
untuk menjaga agar urin yang keluar yang mengandung gula tak terlalu pekat, tubuh
akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urin sehingga volume urin yang keluar
banyak dan kencing pun sering. Jika tidak diobati maka akan timbul gejala banyak
minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang atau berat badan turun
dengan cepat (turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila tidak
lekas diobati, akan timbul rasa mual (PERKENI,2015) .
2) Gejala kronik penyakit DM
Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM (PERKENI, 2015) adalah:
a) Kesemutan
b) Kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum
c) Rasa tebal dikulit
d) Kram
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur
g) Biasanya sering ganti kaca mata
h) Gatal disekitar kemaluan terutama pada wanita
i) Gigi mudah goyah dan mudah lepas
j) Kemampuan seksual menurun
D. PATOFISIOLOGI
Menurut Smeltzer, Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan
untuk menghasilkan insulin karena sel sel beta prankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglikemi puasa erjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh
hati. Disamping glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati
meskipun tetap berada dalam darah menimbulkan hiperglikemia prospandial. Jika
kosentrasi glukosa daram darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali
glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam
urine(glikosuria). Ketika glukosa yang berlebihan dieksresikan kedalam urine,ekresi ini
akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan
diuresis ostomik,sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan
mengalami peningkatan dal berkemih(poliurea),dan rasa haus (polidipsi).
Terjadinya masalah kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang
menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik
neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai
perubahan pada kulit dan otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan
distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya
ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi yang luas. Infeksi
dimulai dari kulit celah jari kaki dan dengan cepat menyebar melalui jalur
muskulofasial. Selanjutnya infeksi menyerang kapsul/sarung tendon dan otot, baik pada
kaki maupun pada tungkai hingga terjadi selulitis. Kaki diabetik klasik biasanya timbul
di atas kaput metatarsal pada sisi plantar pedis. Sebelumnya, di atas lokasi tersebut
terdapat kalus yang tebal dan kemudian menyebar lebih dalam dan dapat mengenai
tulang. Akibatnya terjadi osteomielitis sekunder. Sedangkan kuman penyebab infeksi
pada penderita diabetes biasanya multibakterial yaitu gram negatif, gram positif, dan
anaerob yang bekerja secara sinergi.
A. PATHWAY
-Reaksi
Autoimun Obesitas,
Usia, Genetik
DM Tipe II
DM tipe 1
Penurunan
Pemakaian
Anabolisme Proses Liposis Meningkat
Glukosa
Gliserol asam lemak
bebas
Kerusakan Pada Hiperglikemia
Antibodi Anteroklerosis
Katogenesis Poliphagi
Viskolita
Kekebalan
tubuh Ketonuria Podipsi
Makro veskuler Aliran darah
Mikro
Vaskuler
Neuropati Ketoasidosis Pliurea Darah
sensori perifer Jantung serebral Retina ginjal -Nyeri abdomen melambat
- mual, muntah MK :Ketidak
stabilan gula
darah
Klien merasa Penyumbatan Ischemic
sakit pada Miokard infark jaringan
luka
Nekrosis Luka
Ganggren
Pirogen eksogen
dan pirogen MK :Intoleransi MK:Keruskan
Aktivitas Integritas Kulit
Penatalaksanaan Medis
Terapi dengan Insulin
Obat Antidiabetik Oral
C. KOMPLIKASI
-Komplikasi Akut
-Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Hipoglikemi Hiperosmolar Non Ketonik (HNK)
Komplikasi Kronis (Menahun)
Menurut Smeltzer 2015, kategori umum komplikasi jangka panjang
terdiri dari:
1.Makroangiopati: pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi,
pembuluh darah otak
2. Dry gangrene: Dry gangren terjadi ketika ada memperlambat atau hambatan
dalam aliran darah ke bagian tubuh seperti jari-jari kaki dan jari-jari.1 Dan tipe 2
diabetes mellitus tipe mengarah pada kering gangren karena gula darah tinggi
dan kerusakan diabetes menyebabkan pembuluh darah yang membawa darah ke
jari tangan dan kaki.
Mikroangiopati: pembuluh darah kapiler retina mata (retinopati diabetik) dan
Pembuluh darah kapiler ginjal (nefropati diabetik)
3. Basah gangrene
Basah gangren terlihat setelah cedera serius atau gigitan embun beku atau bahkan
daerah yang dibakar menjadi terinfeksi dan infeksi mengambil akar ke dalam
jaringan.
Neuropatid : suatu kondisi yang mempengaruhi sistem saraf, di mana serat-serat
saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau penyakit
4.Komplikasi dengan mekanisme gabungan: rentan infeksi,
contohnya tuberkolusis paru, infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan infeksi
kaki, dan disfungsi ereksi.
5. Ulkus
INTERVENSI
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1. Gangguan Integritas Integritas Kulit dan Perawatan luka (1.14564)
Observasi
Kulit b.d luka gangren jaringan ( L.14125 ) -Monitor Karakteristik Luka (Drainase
Setelah dilakukan tindakan
(D.0129) warna dan ukuran bau)
keperawatan selama 1x24 -Monitor tanda-tanda infeksi
jam, diharapkan integritas
kuliat dan jaringan Terapeutik
menungkat, dengan Kriteria -Lepaskan balutan dan plaster secara
hasil : perlahan
1. Perfusi jaringan -Bersihkan dengan cairan Nacl atau
pembersih non toksik
meningkat
-Bersihkan jaringan nekrotik
2. Kerusakan jaringan -Berikan salep yang sesuai, kulit atau lesi
menurun -Pasang balutan sesuai jenis luka
3. Kerusakan lapisan kulit -Pertahankan teknik steril saat melakukan
menurun perawatan luka
4. Nyeri menurun -Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
5. Kemerahan menurun drainase
6. Nekrosis menurun
Edukasi
7. Suhu kulit membaik -Jelaskan tanda dan gejala infeksi
8. Sensasi membaik - Anjurkan mengkonsumsi makanan
9. Tekstur membaik tinggi kalori dan protein
-Ajarkan prosedur perawatan secara
mandiri
Kolaborasi
-Kolaborasi pemeberian antibiotik
2 Intoleransi Aktivitas Intoleransi Aktivitas Manajemen Energi (1.05178)
b.d Kelemahan (L.05047)
Setelah dilakukan tindakan Observasi
( D.0056) -Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
keperawatan selama 1x24
mengakibatkan kelelahan
jam, diharapkan toleransi -monitor lokasi dan ketidak nyamanan
aktivitas meningkat, dengan selama melakukan aktivitas
kriteria hasil:
1. Frekuensi nadi meningkat Terapeutik
2. Kemudahan dalam -Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
melakukan aktivitas sehari- stimulus (cahaya, suara, kunjungan)
-Lakukan latihan rentang gerak pasif dan
hari meningkat
aktif
3. Kecepatan berjalan -Berikan aktivitas distraksi yang
meningkat menenangkan
4. Jarak berjalan meningkat -Fasilitasi duduk disisi tempat tidur
5.Kekuatan tubuh bagian Jika tidak dapat berpindah atau berjalan
bawah meningkat
6. Keluhan lelah menurun Edukasi:
-Anjurkan tirah baring
7. Perasaan lemah menurun
-Anjurkan aktivitas secara bertahap
8. Warna kulit membaik
Kolaborasi:
-Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Edukasi
-Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
4. Resiko Infeksi b.d Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14540)
dengan luka gangren Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 Observasi:
(D.0142) -Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
jam, diharapkan tingkat
dan sitemik
infeksi menurun, dengan
kriteria hasil: Terapeutik
1. Demam menurun -Batasi jumlah pengunjung
2. Kemerahan menurun -Berikan perawatan kulit pada area luka
3. Nyeri menurun -Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
4. Bengkak menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
-Pertahankan teknik aseptik pada pasien
5. Cairan berbau busuk
yang beresiko tinggi
menurun
6. Kadar sel darah putih Edukasi
membaik -Jelaskan tanda dan gejala infeksi
7. Kultur area luka membaik -Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
-Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
-Anjurkan meningkatkan asupan cairan
5. Nyeri Akut b.d Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (08238)
neuropati sensori Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 Observasi:
perifer(D.0077)
jam, diharapkan tingkat
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri pasien menurun, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
dengan kiteria hasil: nyeri
1. Keluhan nyeri meningkat 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat
3. Diaforesis menurun dan memperingan nyeri
4. Gelisah menurun Terapeutik :
5. Pola tidur membaik 4. Fasilitasi istirahat dan tidur
5. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemelihan strategi dalam
mmeredakan nyeri
Ed edukasi
6. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat, jika perlu
6. Ketidak stabilan gula Kestabilan Kadar Glukosa Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
darah b.d Darah (L.05022)
Setelah dilakukan tindakan Observasi
Hiperglikemia -Identifikasi kemungkinan penyebab
keperawatan selama 1x24
hiperglikemia
(D.0027) jam, diharapkan kestabilan -Monitor kadar glukosa darah
kadar glukosa darah -Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
meningkat, dengan kiteria (Kelemahan, malaise)
hasil:
1. Koordinasi meningkat Terapeutik
2. Keasadaran meningkat -Berikan asupan cairan oral
-Konsultasi dengan medis jika tanda dan
3. Mengantuk menurun
gejala hiperglikemia tetap ada atau
4. Pusing menurun memburuk
5. Lelah/lesu menurun
6. Keluhan lapar menurun Edukasi
7. Rasa haus menurun -Anjurkan menghindari olahraga saat
8. Kadar glukosa dalam kadar glukosa lebih dari 250 mg/dl
darah membaik -Anjurkan monitor kadar glukosa darah
secara mandiri
9. Kadar dalam urin
membaik Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian insulin
-Kolaborasi pemberian cairan IV
ASKEP KMB
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
I. IDENTITAS
1. Nama : Ny. A
2. Umur : 65 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa/Indonesia
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : Pedagang
9. Alamat : Ds Ngentrong Kec.Karangan Kab. Trenggalek
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds Ngentrong Kec.Karangan Kab. Trenggalek
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
ASKEP KMB
-Masalah BAK Tidak ada Tidak ada
-Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
ASKEP KMB
D. Kebersihan diri / personal
hygiene:
1.Mandi 2 kali sehari 1 kali sehari
2.Keramas 2 kali sekali Belum keramas
3. Pemeliharaan gigi dan 2 kali sehari 2 kali sehari
mulut
4. Pemeliharaan kuku Kalau panjang langsung dipotong Belum potong
5. Ganti pakaian Setelah mandi Setelah mandi
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri :Sebagai seorang istri dan ibu
B. Harga Diri : Px memiliki rasa percaya diri tinggi untuk melakukan interaksi dengan
orang lain
C. Ideal Diri :Px berharap agar sakit yang di deritanya bisa segera sembuh
D. Identitas Diri :Px mengatakan bangga menjadi seorang perempuan dan sekarang
berstatus sebagai seorang istri dan ibu
E. Peran :Px sekarang sebagai seorang pedagang
ASKEP KMB
VI. DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah : px mengatakan seorang muslim yang taat beribadah,
sholat 5 waktu
B. Keyakinan terhadap sehat /sakit : meyakini bahwa semua adalah pemberian
Allah
SWT, klien yakin dapat melewati masa sakitnya
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : menyetujui setiap prosedur yang
diberikan
ASKEP KMB
f. Ketajaman penglihatan / visus: tidak terkaji
g. Tekanan bola mata : tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ada kelainan
b. Lubang Hidung : bersih
c. Cuping hidung : tidak ada nafas cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : telinga kanan dan kiri simetris
Ukuran telinga : sama antara kanan dan kiri
Ketegangan telinga : keduanya langsung kembali setelah ditekuk
b. Lubangtelinga : bersih
c. Ketajaman pendengaran : mampu mendengar suara bisikan
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : membran mukosa bibir kering
b. Keadaan gusi dan gigi: tidak ada stomatitis
c. Keadaan lidah : bersih dan berwarna merah muda
d. Orofarings : suara nafas normal
6. Leher
a. Posisi trakhea : tepat pada tempatnya
b. Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Suara : jelas
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis : tidak nampak
f. Denyut nadi Carotis : teraba keras
c. Palpasi
- Tandanyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
ASKEP KMB
- Benjolan / massa : tidak ada massa
- Tanda-tanda ascites : tidak ada ascites
- Hepar : tidak ada pembesaran
- Lien : tidak ada pembesaran
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : tympani
-Pemeriksaan Ascites : tidak ada ascites
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secarakuantitatif )/ GCS : 4-5-6
2. Tanda – tandarangsangan otak ( meningeal sign ) : normal
3. Syaraf otak( Nervuscranialis ) : normal
4. Fungsi Motorik : normal
5. Fungsi Sensorik : koping individu baik
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : koping individu baik
b.Refleks Patologis : tidak ada
ASKEP KMB
K. Pemeriksaan Status Mental
a. Kondisi Emosi/ Perasaan : tampak murung
b. Orientasi : mampu menunjukkan orang, tempat, waktu
c. Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ): mengingat
kejadian sebelumnya
d. Motivasi ( Kemauan ) : mempunyai keinginan untuk sembuh
e. Persepsi : dapat sembuh dan bisa pulih lagi
f. Bahasa : Jawa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Diabetes Ulkus Gangren
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium :
Laboratorium
PARAMETER NILAI RUJUKAN KETERANGAN
HGB 10.0 [g/dL] P 13.0- 16.0 Turun
W 12.0-14.0
RBC 3,67 [10^6/ul] P 4.5- 5.5 W 4.0- 5.0 Turun
BUN 24 mg/dl 8-20 mg/dl Naik
Kreatinin 1,6 mg/dl 0,6-20 mg/dl Naik
HCT 30,1 [%] P 40.0- 48.0 Turun
W 37.0- 43.0
MCV 82.0 [fl]
MCH 27.2 [pg]
MCHC 33,2 [g/dl]
RDW-SD 39.8 [fl]
RDW-CV 13.7 [%]
ASKEP KMB
2. Rontgen :Tidak ada
3. USG:Tidak ada
4. ECG :Tidak ada
5. Lain – lain:Tidak ada
Penataaksanaan:
1.Mengobservasi keadaan umum pasien
2.Merperbaiki keadaan umum penderita
3.Memonitor kadar gula darah
ASKEP KMB
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. A
Umur : 65 Tahun
No. Register : 881456
NO
KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN
Nekrosis Luka
DS: Ny.A mengatakan
mempunya riwayat penyakit Gangguan integritas kulit
DM ulkus gangren 2 bulan Ganggren (D.0129)
yang lalu, terdapat luka pada
bagian kaki kanan bawah
terjadi nekrotik dan pus
DO: Kerusakan Integritas
1.
-Terdapat jaringan nekrotik Kulit
dan pus
-Terdapat luka berwarna
kemerahan
-Terkadang terasa nyeri
dengan skala 2
Ischemic jaringan
Ds:
Intoleransi Aktivitas
-Px mengatakan mengeluh
( D.0056)
lelah Nekrosis luka
-Px mengatakan merasa tidak
nyaman saat beraktivitas
-Merasa lemah Luka Ganggren
DO:
-Terdapat ulkus pada telapak
kaki kanan bawah Intoleransi
2.
-TTV: Aktivitas
Tekanan Darah : 130/90
mmHg
HR: 100 x/menit
RR: 22 x/menit
Suhu: 40,0 C
GDA: 280 mg/dl
Merangsang endotelium
hipotalamus
Hipertermi
ASKEP KMB
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
Gangguan Integritas Kulit b.d luka gangren d.d adanya ulkus pada telapak
08 September
1. kaki kanan bawah rasa nyeri dan kemerahan pada luka (D.0129)
2021
Hipertermi b.d peningkatan suhu tubuh d.d suhu 40,0 c, kulit terasa hangat
08 September
3. (D.0130)
2021
Mahasiswa,
Selasa, 08 September 2021
ASKEP KMB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. A
Umur : 65 Tahun
No. Register : 881456
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1. Gangguan Integritas Integritas Kulit dan Perawatan luka (1.14564)
Observasi
Kulit b.d luka gangren jaringan ( L.14125 ) -Monitor Karakteristik Luka (Drainase
Setelah dilakukan tindakan
(D.0129) warna dan ukuran bau)
keperawatan selama 1x24 -Monitor tanda-tanda infeksi
jam, diharapkan integritas
kuliat dan jaringan Terapeutik
menungkat, dengan Kriteria -Lepaskan balutan dan plaster secara
hasil : perlahan
1. Perfusi jaringan -Bersihkan dengan cairan Nacl atau
pembersih non toksik
meningkat (5)
-Bersihkan jaringan nekrotik
2. Kerusakan jaringan -Berikan salep yang sesuai, kulit atau lesi
menurun (5) -Pasang balutan sesuai jenis luka
3. Kerusakan lapisan kulit -Pertahankan teknik steril saat melakukan
menurun (5) perawatan luka
4. Nyeri menurun (5) -Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
5. Kemerahan menurun (5) drainase
6. Nekrosis menurun (5)
Edukasi
7. Suhu kulit membaik (5) -Jelaskan tanda dan gejala infeksi
8. Sensasi membaik (5) - Anjurkan mengkonsumsi makanan
9. Tekstur membaik (5) tinggi kalori dan protein
-Ajarkan prosedur perawatan secara
mandiri
Kolaborasi
-Kolaborasi pemeberian antibiotik
2 Intoleransi Aktivitas Intoleransi Aktivitas Manajemen Energi (1.05178)
b.d Kelemahan (L.05047)
Setelah dilakukan tindakan Observasi
( D.0056) -Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
keperawatan selama 1x24
mengakibatkan kelelahan
jam, diharapkan toleransi -monitor lokasi dan ketidak nyamanan
aktivitas meningkat, dengan selama melakukan aktivitas
kriteria hasil:
1. Frekuensi nadi meningkat Terapeutik
(5) -Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
2. Kemudahan dalam stimulus (cahaya, suara, kunjungan)
-Lakukan latihan rentang gerak pasif dan
melakukan aktivitas sehari-
ASKEP KMB
hari meningkat (5) aktif
3. Kecepatan berjalan -Berikan aktivitas distraksi yang
meningkat (5) menenangkan
-Fasilitasi duduk disisi tempat tidur
4. Jarak berjalan meningkat
Jika tidak dapat berpindah atau berjalan
(5)
5.Kekuatan tubuh bagian Edukasi:
bawah meningkat (5) -Anjurkan tirah baring
6. Keluhan lelah menurun -Anjurkan aktivitas secara bertahap
(5)
7. Perasaan lemah menurun Kolaborasi:
-Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
(5)
meningkatkan asupan makanan
8. Warna kulit membaik (5)
Edukasi
-Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KE I Nama Pasien : Ny. A Umur : 65 Tahun No. Register : 881456 Kasus : DM Ulkus Gangren
ASKEP KMB
-Pemasangan balutan sesuai jenis luka
H: dengan menjaga keseterilan luka
-Mempertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
H: Melakukan perawatan luka setiap harinya
-Mengganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
H: Melakukan perawatan luka agar luka tidak
terjadi infeksi atau iritasi pada abagian kulit
luka, dan dilakukan perawatan nekrotomi setaip
hari
Edukasi
-Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
H: Menjelaskan kepada keluarga px area infeksi
yang terjadi di ulkus gangren dan melakukan
perawatan luka, agar tetap steril
- Menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
H: Melakukan diit makanan dirumah atau,
maupun dirumah sakit
-Mengajarkan prosedur perawatan secara
mandiri
H;: Mengajarkan perawatan luka kepada
keluarga pasien
Kolaborasi
-Mengkolaborasi pemeberian antibiotik
H: Memberikan antibiotik kepada pasien maupun
keluarga pasien setiap hari,agar infeksi pada luka
tidak semakin parah
2. II 08 September 08.00 s:
2021 Observasi -Px mengatakan mengeluh lelah mulai menurun
08.30
ASKEP KMB
-Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang -Px mengatakan merasa tidak nyaman saat
mengakibatkan kelelahan beraktivitas mulai menurun
08.00 H: Memantau perubahan posisi dan -Merasa lemah mulai menurun
menurunkan kekakuan otot 09.00
08.30
-Memonitor lokasi dan ketidak nyamanan O:
selama melakukan aktivitas -Terdapat ulkus pada telapak kaki kanan bawah
H: Pasien sudah merasanyaman saat 09.30 -pasien mulai dapat berjalan dengan bantuan
09.00 beraktivitas setiap hari -TTV:
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Terapeutik HR: 88 x/menit
-Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah RR: 20 x/menit
09.30 stimulus (cahaya, suara, kunjungan) Suhu: 37,2 C
H: Memberikan lingkungan yang nyaman
pencahayaan cukup 12.00 A: Masalah teratasi sebagian
-Melakukan latihan rentang gerak pasif dan
aktif P:Intervensi dilanjutkan
H: Mengajarkan mobilisasi ROM aktifa agar
12.00 sendi dan otot tidak kaku, setaip pagi kepada
px
-Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
H: Mengedukasi teknik distraksi relaksasi
secara perlahan lahan
-Memfasilitasi duduk disisi tempat tidur
Jika tidak dapat berpindah atau berjalan
H: Mengajarkan berjalan perlahan-lahan kepada
px menggunakan kursi roda/ tongkat kruk
untuk berjalan lancar
Edukasi:
-Menganjurkan tirah baring
H: Memberikan posisi px agar tetap aman,
posisi berbaring di atas bad
-Menganjurkan aktivitas secara bertahap
ASKEP KMB
H: Melakukan aktivitas jalan ke kamar mandi
untuk menggunakan alat bantu kruk, atau
diajarkan jalan berdampingan bersama
perawat secara perlahan-lahan
Kolaborasi:
-Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
H: Memberikan diit nutrisi yang sehat kepada
pasien
3. III 08 Sepetember 08.00 s: px mengatakan suhu mulai menurun
2021 Observasi
-Mengidentifikasi penyebab hipertermi 08.30 O:- Suhu tubuh 37,5C
H: Membantu mengurangi akibat suhu tubuh -Kulit terasa hangat
meningkat -Pucat menurun
08.00
-Memonitor suhu tubuh 09.00
- Suhu tubuh mulai membaik
08.30 H: Memberikan obat paracetamol kepada px, -Kadar glukosa darah masih tinggi 250 mg/dl
agar suhu tetap stabil
-Memonitor komplikasi akibat hipertermia A: Masalah Teratasi sebagian
H: Karena adanya penyumbatan pada area luka 09.30
09.00 jadi suhu tubuh semakin meningkat P: Intervensi dilanjutkan
Terapeutik
-Menyediakan lingkungan yang dingin
09.30 H: Memberikan fasilitas aman dan nyaman
keppada px, pencahayaan yang cukup
12.00
-Melonggarkan atau lepaskan pakaian
H: Menganjurkan px agar tidak memakai baju
yang ketat
-Memberikan cairan oral
12.00 H: Memberikan cairan per oral pada px, agar
suhu tubuh tidak semakin meningkat
-Melakukan pendinginan eksternal(kompres
hangat pada dahi)
ASKEP KMB
H: agar suhu tubuh px kembali stabil
Edukasi
-Menganjurkan tirah baring
H: Mengajarkan tirah baring kepada px
Kolaborasi
-Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena
H: Memberikan cairan elektrolit kepada pasien agar
suhu tubuh lekas kembali normal
HARI KE II Nama Pasien : Ny. A Umur : 65 Tahun No. Register : 881456 Kasus : DM Ulkus Gangren
Edukasi
-Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
H: Menjelaskan kepada keluarga px area infeksi
yang terjadi di ulkus gangren dan melakukan
ASKEP KMB
perawatan luka, agar tetap steril
- Menganjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
H: Melakukan diit makanan dirumah atau,
maupun dirumah sakit
-Mengajarkan prosedur perawatan secara
mandiri
H;: Mengajarkan perawatan luka kepada
keluarga pasien
Kolaborasi
-Mengkolaborasi pemeberian antibiotik
H: Memberikan antibiotik kepada pasien maupun
keluarga pasien setiap hari,agar infeksi pada luka
tidak semakin parah
2. II 09 September 09 September s:
2021 Observasi 2021 -Px mengatakan keluhan lelah mulai menurun
-Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang 08.00 -Px mengatakan kemudahan dalam melakukan
mengakibatkan kelelahan aktivitas meningkat
08.30
H: Memantau perubahan posisi dan
08.00
menurunkan kekakuan otot O:
08.30 -Memonitor lokasi dan ketidak nyamanan - ulkus pada telapak kaki kanan bawah
selama melakukan aktivitas 09.00 membaik
H: Pasien sudah merasanyaman saat -pasien mulai kecepatan berjalan meningkat
beraktivitas setiap hari -perasaan lemah menurum
09.00 -TTV:
Terapeutik 09.30 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
-Menyediakan lingkungan nyaman dan rendah HR: 88 x/menit
stimulus (cahaya, suara, kunjungan) RR: 20 x/menit
09.30 H: Memberikan lingkungan yang nyaman Suhu: 36,2 C
pencahayaan cukup
-Melakukan latihan rentang gerak pasif dan A: Masalah teratasi
aktif 12.00
ASKEP KMB
H: Mengajarkan mobilisasi ROM aktifa agar P:Intervensi dilhentikan
sendi dan otot tidak kaku, setaip pagi kepada
12.00 px
-Memberikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
H: Mengedukasi teknik distraksi relaksasi
secara perlahan lahan
-Memfasilitasi duduk disisi tempat tidur
Jika tidak dapat berpindah atau berjalan
H: Mengajarkan berjalan perlahan-lahan kepada
px menggunakan kursi roda/ tongkat kruk
untuk berjalan lancar
Edukasi:
-Menganjurkan tirah baring
H: Memberikan posisi px agar tetap aman,
posisi berbaring di atas bad
-Menganjurkan aktivitas secara bertahap
H: Melakukan aktivitas jalan ke kamar mandi
untuk menggunakan alat bantu kruk, atau
diajarkan jalan berdampingan bersama
perawat secara perlahan-lahan
Kolaborasi:
-Berkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
H: Memberikan diit nutrisi yang sehat kepada
pasien
3. III 09 Sepetember 09 September s:- px mengatakan suhu mulai stabil
2021 Observasi 2021-
-Mengidentifikasi penyebab hipertermi 08.00
H: Membantu mengurangi akibat suhu tubuh O:- Suhu tubuh 36,5C
08.30
meningkat -Suhu Kulit membaik
08.00
-Memonitor suhu tubuh -Pucat menurun
ASKEP KMB
08.30 H: Memberikan obat paracetamol kepada px, - Suhu tubuh mulai membaik
agar suhu tetap stabil 09.00 -Kadar glukosa darah membaik 150 mg/dl
-Memonitor komplikasi akibat hipertermia
H: Karena adanya penyumbatan pada area luka A: Masalah Teratasi
09.00
jadi suhu tubuh semakin meningkat
09.30
P: Intervensi dihentikan px pulang
Terapeutik
09.30 -Menyediakan lingkungan yang dingin
H: Memberikan fasilitas aman dan nyaman
keppada px, pencahayaan yang cukup
-Melonggarkan atau lepaskan pakaian
H: Menganjurkan px agar tidak memakai baju 12.00
yang ketat
-Memberikan cairan oral
12.00 H: Memberikan cairan per oral pada px, agar
suhu tubuh tidak semakin meningkat
-Melakukan pendinginan eksternal(kompres
hangat pada dahi)
H: agar suhu tubuh px kembali stabil
Edukasi
-Menganjurkan tirah baring
H: Mengajarkan tirah baring kepada px
Kolaborasi
-Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena
H: Memberikan cairan elektrolit kepada pasien agar
suhu tubuh lekas kembali normal
ASKEP KMB