Anda di halaman 1dari 40

RESUME, LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

“KONJUNGTIVITIS”
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH II

Resume, Laporan Pendahuluan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Minggu Kedua
Departemen Keperawatan Medikal Bedah II Profesi Ners

Di Susun Oleh :

Nama : Wakhidatun Nur Riani


Nim : A3R217073
Fasilitator : Dwi Retnowati, S.Kep.,Ners.,M. Kes

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
TAHUN 2021
RESUME KASUS

Uraian Kasus : seorang An.A seorang laki-laki, umur 10 tahun, pasien datang ke klinik mata
pasien dengan mengeluh nyeri pada ke dua matanya, terasa panas seperti terbakar. Rasa
tersebut muncul sewaktu-waktu ± 10 menit. Klien mengatakan khawatir dan takut akan
penyakitnya menularkan kepada teman-temannya. Klien mengatakan sulit tidur akibat nyeri
pada mata. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak lemah,
kesadaran pasien compos mentis, GCS 4-5-6, klien tampak gelisah, tampak meringis tegang
dan bingung, Skala nyeri 6, Klien tidak nafsu makan dan merasakan berkeringat dingin,
sekitar mata tampak kemerahan, Keluar secret pada mata klien, teraba nyeri tekan pada bola
mata, konjungtiva tampak pucat, terdapat penurunan ketajaman pada penglihatan, dengan
keluhan mata merah (keduanya), tidak berkurang dengan pemberian tetes mata dan istirahat,
pasien merasa tidak nyaman dan terganggu dengan sakit matanya. Pasien mengeluhkan pada
mata terasa ngeres dan keluar kotoran dari mata. dengan hasil TTV: Tekanan Darah: 110/80
mmHg, Suhu = 36,60C, Pernafasan: 18 x/ menit, Nadi: 78x/ menit. Berdasarkan Hasil
Laboratorium Leukosit: 15.000 /uL, Hb: 11,9 g/dL, Hematokrit: 37 %,

A. Data Fokus
S : (Data Subjektif Pasien) :
- Klien mengeluh nyeri pada ke dua matanya
- Klien mengatakan khawatir dan takut akan penyakitnya menularkan kepada teman-
temannya.
- Klien mengeluhkan pada mata terasa ngeres dan keluar kotoran dari mata
- Klien mengatakan sulit tidur akibat nyeri pada mata klien
O : (Data Objektif Pasien):
- Klien keluar sekret pada mata klien
- pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak lemah
- kesadaran pasien compos mentis, GCS 4-5-6
- klien tampak gelisah, tampak meringis
- Klien tegang dan bingung
P : Nyeri pada ke dua matanya

Q :Terasa panas seperti terbakar

R: Rasa nyeri muncul sewaktu-waktu

S: Skala 6

T : ± 10 menit
- Teraba nyeri tekan pada bola mata klien
- Konjungtiva tampak pucat
-Terdapat penurunan ketajaman pada penglihatan
-Tampak merah pada kedua mata klien
dengan hasil TTV: Tekanan Darah: 110/80 mmHg, Suhu = 36,60C, Pernafasan: 18 x/ menit,
Nadi: 78x/ menit. Berdasarkan Hasil Laboratorium Leukosit: 15.000 /uL, Hb: 11,9 g/dL,
Hematokrit: 37 %.

B. Hasil Pemeriksaan Penunjang Medis :


1. Laboratorium : Ada
No Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
1. Leukosit 15.000 /uL 5000-10.000 uL
2. Hb 11,9 g/dL 12,0-14,0 g/dL (P)
13,0-16,0 g/dL (L)
3. Hematokrit 37 % 40-50 % (P)
45-55 % (L)

2. Rontgen : Tidak Ada


3. ECG : Tidak Ada
4. USG : Tidak Ada
Lain – lain : Dilakukan pemeriksaan visus mata : OD ¼, OS 2/60 

C. Diagnosa Medis : konjungtivitis


D. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul :
1. Prioritas 1 : Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d tampak meringis, tampak
gelisah, sulit tidur, proses berfikir terganggu dan menarik diri (D.0077)
2. Prioritas 2 : Ansietas b.d kurang terpaparnya informasi d.d tampak gelisah, tampak
tegang, sulit tidur, merasa bingung dan merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi
(D.0080)
3. Prioritas 3 : Resiko Infeksi d.d ketidak adekuatan ketahanan tubuh sekunder, penurunan
hemoglobin (0142)

Mengetahui Tulungagung 20-09-2021


Pembimbing Mahasiswa

(Dwi Retnowati S.Kep., Ners.,M.Kes) (Wakhidatun Nur Riani)


NIDN. NIM. A3R217073
LAPORAN PENDAHULUAN KONGJUNGTIVITIS

A. DEFINISI KONJUNGTIVITIS

Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan


eksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.
(Brunner & Suddarth,2015)
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva
atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna
putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang
dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan
biasanya menyebabkan mata rusak. Beberapa jenis konjungtivitis dapat hilang dengan
sendiri, tetapi ada juga yang memerlukan pengobatan. (Effendi, 2010).
B. ETIOLOGI KONJUNGTIVITIS
1. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dapat bersifat seperti bakteri,
klamidia, virus, jamur, parasit (oleh bahan iritatif = kimia, suhu, radiasi), maupun
imonologi (pada reaksi alergi).

2. Kebanyakan konjungtivitis bersifat bilateral, bila hanya unilateral, penyebabnya


adalah toksik atau kimia. Organisme penyebab tersering adalah
stafilokokus,streptokokus, pneumokokus, dan hemofilius. Adanya infeksi atau virus.
Juga dapat disebabkan oleh butir-butir debu dan serbuk sari, kontak langsung
dengan kosmetika yang mengandung klorin, atau benda asing yang masuk kedalam
mata.

3. Konjungtivitis Viral
Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus ( yang paling
sering adalah keratokonjungtivitis epidermika ) atau dari penyakit virus sistemik
seperti mumps dan mononukleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel
sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular
dalam 24-48 jam.
4. Konjungtivitis Alergi

Konjungtivitis alergi biasanya timbul pada musim semi dan panas, dan disebabkan
oleh pajanan dengan alergen misalnya polen (serbuk sari). Pasien akan mengeluh
rasa tidak enak dan iritasi yang berlebihan. Terbentuk papilla yang dapat
dikonjungtiva, dan kornea bias terlibat. Konjungtivitis alergi dapat terjadi bersama
dengan reaksi alergi yang lain. Misalnya astma dan “hay fever”.
5. Konjungtivitis Gonore

Konjungtivitis hiper akut dengan sekret purulen yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhea. Sedangkan infeksi gonokokus pada mata pada neonatus (bayi baru lahir)
disebabkan oleh infeksi tidak langsung selama keluar melewati jalan lahir pada ibu
yang menderita gonore, konjungtivitis yang berat disebut oftalmia neonatorum.
6. Trachoma

Trachoma merupakan konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan Chlamydia


trachomatis. Masa inkubasi dari trachoma adalah 7 hari ( 5 – 14 hari ). Trachoma
dapat mengenai segala umur terutama dewasa muda dan anak-anak, yang akut atau
sub akut. Cara penularannya melalui kontak langsung dengan sekret atau alat-alat
pribadi.
C. PATOFISIOLOGI KONJUNGTIVITIS
Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen, iritasi menyebabkan
kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak mata tidak dapat menutup dan
membuka sempurna, karena mata menjadi kering sehingga terjadi iritasi
menyebabkan konjungtivitis.Pelebaran pembuluh darah disebabkan karena
adanya peradangan ditandai dengan konjungtiva dan sclera yang merah, edema,
rasa nyeri, dan adanya secret mukopurulent.Akibat jangka panjang dari
konjungtivitis yang dapat bersifat kronis yaitu mikroorganisme, bahan allergen,
dan iritatif menginfeksi kelenjar air mata sehingga fungsi sekresi juga terganggu
menyebabkan hipersekresi. Pada konjungtivitis ditemukan lakrimasi, apabila
pengeluaran cairan berlebihan akan meningkatkan tekanan intra okuler yang
lama kelamaan menyebabkan saluran air mata atau kanal schlemm tersumbat.
Aliran air mata yang terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf optik dan
terjadi ulkus kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan lapang
pandang yang disebabkan kurangnya aliran air mata sehingga pandangan menjadi
kabur dan rasa pusing.

D. MANIFESTASI KLINIK KONJUNGTIVITIS


1. Tanda-tanda konjungtivitis, yakni:
a. Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
b. produksi air mata berlebihan (epifora).
c. kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis)
seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan
peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas.
d. pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai
reaksi nonspesifik peradangan.
e. pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
f. terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen
protein).
g. dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah).
2. Gejala

Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan


kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental
dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan
kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal,
terutama pada konjungtivitis karena alergi. Gejala lainnya adalah:
mata berair, mata terasa nyeri, mata terasa gatal, pandangan kabur, peka
terhadap cahaya, terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun
pada pagi hari.

E. KOMPLIKASI KONJUNGTIVITIS
a. Komplikasi akibat konjungtivitis dapat terjadi pada anak-anak maupun orang
dewasa. Berikut ini adalah komplikasi konjungtivitis yang dapat terjadi
berdasarkan tipe konjungtivitis yang diderita.
b. Konjungtivitis Infektif

Konjungtivitis bisa berlangsung selama beberapa bulan jika disebabkan oleh


penyakit menular seksual, seperti chlamydia (klamidia). Berikut ini adalah
beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat konjungtivitis infektif: Jika
bakteri masuk ke aliran darah dan menyerang jaringan tubuh, pasien bisa
mengalami keracunan darah atau disebut dengan sepsis.

c. Lapisan pelindung saraf tulang belakang dan otak, atau meninges, bisa
mengalami infeksi (meningitis).Infeksi telinga bagian tengah. Kondisi ini
dialami oleh 25 persen anak-anak yang menderita konjungtivitis akibat bakteri
haemophilus influenzae.
d. Permukaan kulit menjadi bengkak atau meradang dan terasa sakit akibat
infeksi yang terjadi pada jaringan dan lapisan dalam kulit (selulitis).
e. Konjungtivitis Neonatal

Konjungtivitis infektif yang terjadi pada bayi yang baru lahir hingga usia 28
hari harus segera ditangani karena bisa menyebabkan kerusakan penglihatan
permanen. Kebanyakan bayi yang terkena konjungtivitis infektif bisa sembuh
total dan hanya sedikit yang mengalami komplikasi.

f. Punctate Epithelial Keratitis

Keratitis dapat terjadi akibat konjungtivitis yang menyebabkan kornea


membengkak atau mengalami peradangan. Kondisi ini menyebabkan mata
sensitif terhadap cahaya dan terasa sakit. Kebutaan bisa terjadi jika tukak
muncul di kornea dan menyebabkan kerusakan permanen.
G. PATHWAY KONJUNGTIVITIS

Mikroorganisme
(bakteri, virus,jamur)

Masuk kedalam
mata

Kelopak mata terinfeksi

Tidak bisa menutup dan


membuka dengan semourna

Mata kering (iritasi)

Peradangan Konjungtivitis Mikroorganisme,


allergen, iritatif

Dilatasi pembuluh darah Lakrimalis


Kelenjar air mata
terinfeksi
Sclera merah Edema Pengeluaran
MK: Nyeri Akut cairan meningkat

Granula disertai Fungsi sekresi terganggu


sensasi benda asing
TIO meningkat

MK: Gangguan
rasa nyaman
Iskemia syaraf Optik Hipersekresi

MK: Resiko Infeksi


Ulkus Kornea

MK:Gangguan
Presepsi Sensori

Kurangnya Informasi

MK: Ansietas
H. PENATALAKSANAAN KONJUNGTIVITIS

1. Bila konjungtivitis disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana


cara menghindari kontraminasi mata yang sehat atau mata orang lain. Perawat dapat
memberikan intruksi pada pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit dan
kemudian menyentuh mata yang sehat, mencuci tangan setelah setiap kali memegang
mata yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang
terpisah untuk membersihkan mata yang sakit. Asuhan khusus harus dilakukan oleh
personal asuhan kesehatan guna mengindari penyebaran konjungtivitis antar pasien.
2. Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitis karena
bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika
(Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karena jamur sangat
jarang sedangkan konjungtivitis karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk
mencegah terjadinya infeksi sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan
antihistamin (antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya
dexametazone 0,1 %). Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk
memperbaiki higiene kelopak mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari
dengan artifisial tears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus
ringan.
Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi antibiotik-
steroid. Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila dicurigai adanya iritis. Pada banyak
kasus Prednisolon asetat (Pred forte), satu tetes, QID cukup efektif, tanpa adanya
kontraindikasi.
3. Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide  (sulfacetamide  15 %)
atau antibiotika  (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol  0,5 %). Konjungtivitis karena
jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis karena virus pengobatan terutama
ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, konjungtivitis karena alergi di
obati dengan antihistamin  (antazidine  0,5 %,  rapazoline  0,05 %) atau kortikosteroid 
(misalnya dexametazone 0,5 %).

Adapun penatalaksanaan konjungtivitis sesuai dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut:

1. Konjungtivitis Bakteri

Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan antibiotic tunggal,


seperti gentamisin, kloramfenikol, folimiksin selama 3-5 hari. kemudian bila tidak
memberikan hasil yang baik, dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan. Bila tidak
ditemukan kuman dalam sediaan langsung, diberikan tetes mata disertai antibiotic
spectrum obat salep luas tiap jam mata untuk tidur atau salep mata 4-5 kali sehari.

2. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut


a. Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk terapi topical dan
sistemik. Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih atau dengan
garam fisiologik setiap ¼ jam.
b. Kemudian diberi salep penisilin setiap ¼ jam.
c. Pengobatan biasanya dengan perawatan di rumah sakit dan terisolasi, medika
menstosa :
d. Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-
20.000/ml setiap 1 menit sampai 30 menit.
e. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit. Disusul pemberiansalep
penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.
f. Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokokus.
g. Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap
hari menghasilkan 3 kali berturut-turut negative.
3. Konjungtivitis Alergi

Penatalaksanaan keperawatan berupa kompres dingin dan menghindarkan penyebab


pencetus penyakit. Dokter biasanya memberikan obat antihistamin atau bahan
vasokonstkiktor dan pemberian astringen, sodium kromolin, steroid topical dosis
rendah. Rasa sakit dapat dikurangi dengan membuang kerak-kerak dikelopak mata
dengan mengusap pelan-pelan dengan salin (gram fisiologi). Pemakaian pelindung
seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan karena akan memberikan lingkungan
yang baik bagi mikroorganisme.

a. Konjungtivitis Viral

Beberapa pasien mengalami perbaikan gejala setelah pemberian


antihistamin/dekongestan topical. Kompres hangat atau dingin dapat membantu
memperbaiki gejala. Penatalaksanaan pada konjungtivitis blenore

Berupa pemberian penisilin topical mata dibersihkan dari secret. Pencegahan


merupakan cara yang lebih aman yaitu dengan membersihkan mata bayi segera
setelah lahir dengan memberikan salep kloramfenikol. Pengobatan dokter biasnay
disesuaikan dengan diagnosis. Pengobatan konjungtivitis blenore :

a. Penisilin topical tetes atau salep sesering mungkin. Tetes ini dapat diberikan
setiap setengah jam pada 6 jam pertama disusul dengan setiap jam sampai terlihat
tanda-tanda perbaikan.
b. Suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/KgBB selama 7 hari, karena bila tidak
maka pemberian obat tidak akan efektif.
c. Kadang-kadang perlu diberikan bersama-sama dengan tetrasiklin infeksi chlamdya
yang banyak terjadi.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan fisik memperlihatkan injeksi pembuluh konjungtival bulbar. Pada
anak-anak, tanda dan gejala sistemik bisa meliputi sakit tenggorokan dan
demam.
b. Monosit merupakan yang utama dalam uji pulasan berwarna pada kerikan
konjungtival jika konjungtivitis disebabkan virus.
c. Sel polimorfonuklear (neutrofil) adalah hal utama jika konjungtivitis
disebabkan bakteri.
d. Uji kultur dan sensitivitas membantu mengidentifikasi organisme bacterial yang
menyebabkan dan mengidentifikasi terapi antibiotic yang tepat.

J. DIGNOSA KEPERAWATAN KONJUNGTIVITIS

1. Prioritas 1 : Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d tampak meringis, tampak
gelisah, sulit tidur, proses berfikir terganggu dan menarik diri (D.0077)
2. Prioritas 2 : Ansietas b.d kurang terpaparnya informasi d.d tampak gelisah, tampak
tegang, sulit tidur, merasa bingung dan merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi
(D.0080)
3. Prioritas 3 : Resiko Infeksi d.d ketidak adekuatan ketahanan tubuh sekunder,
penurunan hemoglobin (0142)
4. Prioritas 4: Gangguan Rasa Nyaman b.d Granula disertai sensasi benda asing d.d
mengeluh tidak nyaman, gelisah, mengeluh sulit tidur, tidak rileks, mengeluh
kepanasan, mengeluh lelah.(D.0074)
5. Prioritas 5: Gangguan Prespsi sensori b.d ulkus kornea d.d terdapat penurunan
ketajaman pada penglihatan, dengan keluhan mata merah (keduanya), tidak berkurang
dengan pemberian tetes mata dan istirahat, pasien merasa tidak nyaman dan terganggu
dengan sakit matanya. Pasien mengeluhkan pada mata terasa ngeres dan keluar kotoran
dari mata (D.0085)

K. INTERVENSI KONJUNGTIVITIS

NO DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
pencedera fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan selama 1x24 jam, -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(D.0077) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
diharapkan Tingkat nyeri
- Identifikasi skala nyeri
menurun dengan Kriteria hasil :
-Identifikasi respon nyeri
1. Keluhan nyeri menurun -Monitor keberhasilan terapi
2. Meringis menurun komplementer yang sudah diberikan
3. Sikap protektif menurun -Monitor efek samping penggunaan
4. Gelisah menurun algesik
5. Kesulitan tidur menurun Terapeutik:
-Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
-Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
-Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
-Jelaskan strategi meredakan nyeri
-Anjurkan menggunakan analgesik
secara tepat
2. Ansietas b.d kurang Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (I.09314)
terpaparnya informasi Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 1x24 jam maka
(D.0080) -Identifikasi saat tingkat ansietas
tingkat ansietas menurun dengan
kriteria : berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor).
1.Verbalisasi kebingungan -Monitor tanda-tanda ansietas.
menurun.
2.Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik:
kondisi yang dihadapi. -Ciptakan susana terapeutik untuk
3. Perilaku gelisah menurun.
menumbuhkan kepercyaan.
4. Perilaku tegang menurun
palpitasi menurun. -Temani pasien untuk mengurangi
5. Frekuensi nadi menurun. kecemasan, jika memungkinkan.
6. Tekanan darah menurun.
-Pahami situasi yang membuat ansietas.
7. Pola tidur membaik. -Motivasi mengidentivikasi situasi yang
memicu kecemasan.
Edukasi:
-Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami.
-Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis..
-Latih kegiatan pengalihan perhatian
untuk mengurangi ketegangan.
-Latih teknik relaksasi.
.

3. Resiko Infeksi(0142) Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (l.14539)


Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan 1x24 jam maka -Monitor tanda dan gejala infeksi lokasi
tingkat infeksi menurun, dengan dan sistemik.
Kriteria hasil : Terapeutik
- Demam menurun -Batasi jumlah pengunjung
- Kemerahan menurun -Berikan perawatan kulit pada daerah
- Nyeri menurun area edema
- Bengkak menurun -Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Kadar sel darah putih membaik kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
-Pertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
-Jelaskan tanda dan gejala infeksi
-Ajarkan cara mencuci tagan dengan
benar
-Ajarkan etika batuk

4. Gangguan Rasa Status Kenyamanan (L.08064) Terapi Relaksasi (I.09326)


Nyaman b.d Granula Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 1x24 jam maka -Identifikasi teknik relaksasi yang
disertai sensasi benda
status kenyamanan meningkat, pernah efektif digunakan
asing(D.0074) dengan Kriteria hasil : -Identifikasi kesediian, kemampuan, dan
1. Keluhan tidak nyaman penggunaan teknik seblumnya
meningkat Terapeutik
2. Gelisah menurun -Berikan informasi tertulis tentang
3. Keluhan sulit tidur menurun persiapan dan prosedur teknik relaksasi
4. Lelah menurun -Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau
tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
-Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang bersedia (mis,
musik, meditasi, napas dalam, relaksasi
otot progresif)
-Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
-Anjurkan mengambil posisi nyaman
-Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
Relaksasi
-Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
-Demonstrasikan dan latih teknik
relaksasi (mis. napas dalam,
peregangan, atau imajinasi terbimbing)

5. Gangguan Prespsi Presepsi Sensori (L.09083) Minimalisasi Rangsangan (I.08241)


sensori b.d ulkus Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x24 jam maka Observasi:
kornea(D.0085) -Periksa status mental, status sensori,
status presepsi sensori membaik,
dan tingkat kenyamanan
dengan Kriteria hasil :
1.Verbalisasi merasakan sesuatu Terapeutik:
melalui indra perabaan meningkat -Diskusikan tingkat toleransi terhadap
2. Ketajaman Penglihatan beban sensori (bising, terlalu terang)
meningkat -Jadwalkan aktivitas harian dan waktu
istirahat

Edukasi:
-Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
(mengatur pencahayaan ruangan,
mengurangi kebisingan, membatasi
kunjungan)

Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat yang
mempengaruhi persepsi stimulus
(pendengaran)

DAFTAR PUSTAKA

C. Smeltzer Suzanne dan Brenda G.Bare. 2015.Keperawatan Medikal Bedah edisi


8.Jakarta: EGC
Ilyas Sidarta, Dr. Prof. H. (2004). Ilmu Keperawatan Mata. Sagung Seto, Jakarta
Ilyas Sidarta, Dr. Prof. H. (2004). Masalah Kesehatan Mata Anda. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Cetakan II. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1,

Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : akperta@gmail.com

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl : 21 september 2021 Jam : 08.00


Tanggal Masuk : 22 september 2021 No. reg : 18845678
Ruangan / Kelas : Cempaka
No. Kamar : II
Diagnosa Masuk : Konjungtivitis
Diagnosa Medis : Konjungtivitis
I. IDENTITAS
1. Nama : An.A
2. Umur : 8 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa
6. Bahasa : Jawa, Indonesia
7. Pendidikan : Pelajar
8. Pekerjaan : belum bekerja
9. Alamat : Dsn, Soko, Ds. Ngentrong Kec.Karangan
10. Alamat yg mudah dihubungi : Dsn, Soko, Ds. Ngentrong Kec. Karangan
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit: Nyeri pada kedua matanyya, terasa panas seperti
terbakar
b. Keluhan Utama: mengeluh nyeri kedua matanya
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) : Pada tanggal 21 september 2021 An. A
datang ke klinik mata EDC, dengan keluhan nyeri pada 2 mata, terasa panas seprti
terbakar, muncul sewaktu-waktu ± 10 menit, Klien mengatakan khawatir dan
takut akan penyakitnya menularkan kepada teman-temannya. Klien mengatakan
sulit tidur akibat nyeri pada mata. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik keadaan
umum pasien tampak lemah, kesadaran pasien compos mentis, GCS 4-5-6, klien
tampak gelisah, tampak meringis tegang dan bingung, Skala nyeri 6, sekitar mata
tampak kemerahan, Keluar secret pada mata klien, teraba nyeri tekan pada bola
mata, konjungtiva tampak pucat, terdapat penurunan ketajaman pada penglihatan,
dengan keluhan mata merah (keduanya), tidak berkurang dengan pemberian tetes
mata dan istirahat, pasien merasa tidak nyaman dan terganggu dengan sakit
matanya. Pasien mengeluhkan pada mata terasa ngeres dan keluar kotoran dari
mata. dengan hasil TTV: Tekanan Darah: 110/80 mmHg, Suhu = 36,60C,
Pernafasan: 18 x/ menit, Nadi: 78x/ menit. Pada Tanggal 22 September 2021,
Kliem dirujuk ke RS. Era medika untuk menjalani perawatan yang lebih intensif
Klien tegang dan bingung
P : Nyeri pada ke dua matanya

Q :Terasa panas seperti terbakar

R: Rasa nyeri muncul sewaktu-waktu

S: Skala 6
T : ± 10 menit

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Klien tidak mempunyai riwayat kesehatan yang
lalu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga klien tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan
III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT
A. Pola Tidur / Istirahat
Klien mengatakan tidur siang hari Klien mengatakan tidur
1 jam, malam hari 3 jam siang hari 1 jam dan malam
hari 4 jam

Waktu Bangun Klien mengatakan bangun tidur Klien mengatakan bangun


pukul 03.00 tidur pukul 04.00 pagi
Klien mengatakan susah tidur Klien mengatakan susah
Masalah Tidur
akibat nyeri pada bagian matanya tidur akibat nyeri pada
bagian matanya, terasa
panas seperti terbakar.
Hal-hal yang Klien mengatakan jika susah tidur Klien mengatakan jika
klien mendengarkan musik susah tidur diajari teknik
mempermudah tidur
relaksasi oleh perawat

Hal-hal yang mempermudah Klien mengatakan sering Klien mengatakan sering


terbangun karena nyeri pada terbangun karena nyeri pada
pasien terbangun
bagian matanya rasa tersebut bagian matanya rasa
muncul sewaktu-waktu ± 10 tersebut muncul sewaktu-
menit. waktu ± 10 menit.

B. Pola Eliminasi
- Warna : cokelat - Warna : cokelat

- Warna - Bau : khas - Bau : khas


- Bau
- Konsistensi - Konsistensi : lunak - Konsistensi : lunak
- Jumlah
- Frekwensi - Frekwensi : 2x/hari - Frekwensi : 1x/hari

- Kesulitan BAB - Kesulitan BAB : tidak ada - Kesulitan BAB : tidak

- Upaya mengatasi - Upaya mengatasi : - ada


- Upaya mengatasi : -

- Warna : kuning jernih - Warna : kuning jernih


- Warna
- Bau
- Konsistensi
- Jumlah - Bau : khas urine - Bau : khas urine
- Frekwensi
- Konsistensi : cair - Konsistensi : cair
- Kesulitan BAK
- Upaya mengatasi - Jumlah : 1.600 ml/24 jam - Jumlah : 1.700 ml/24
- Kesulitan BAK : tidak ada jam
- Upaya mengatasi : - - Kesulitan BAK : tidak
ada
- Upaya mengatasi : -

B. Pola Makan dan Minum


1. Makan
- Frekwensi : 3x/ hari - Frekwensi : 3x/hari
- Frekwensi
- Jenis : nasi, sayur, lauk - Jenis : nasi, sayur, lauk
- Jenis
- Diit : tidak ada - Diit : tidak ada
- Diit
- Pantangan : klien mengatakan - Pantangan : klien
- Pantangan
alergi makan udang mengatakan alergi
- Yang Disukai
- Yang Disukai : bebek goreng makan udang
- Yang Tdk
- Yang Tdk disukai : udang - Yang Disukai : bebek
disukai
- Alergi : udang goreng
- Alergi
- Masalah makan : tidak ada - Yang Tdk disukai :
- Masalah makan
- Upaya mengatasi : - udang
- Upaya mengatasi
- Alergi : makan udang
- Masalah makan : tidak
ada
- Upaya mengatasi :-
2. Minum
- Frekwensi - Frekwensi : 8 gelas/ hari - Frekwensi : 8 gelas/ hari
- Jenis - Jenis : air putih - Jenis : air putih
- Diit - Diit : tidak boleh minum yg - Diit : tidak boleh minum
- Pantangan manis terlalu sering yg manis terlalu sering
- Yang Disukai - Pantangan : minum kopi - Pantangan : minum kopi
- Yang Tdk - Yang Disukai : minum es - Yang Disukai : minum
disukai degan es degan
- Alergi - Yang Tdk disukai : minum - Yang Tdk disukai :
- Masalah minum jamu minum es teh
- Upaya mengatasi - Alergi : tidak ada - Alergi : tidak ada
- Masalah minum : tidak ada - Masalah minum : tidak
- Upaya mengatasi : - ada
- Upaya mengatasi : -
C.Kebersihan diri / personal C. Mandi : 2x sehari disekah - Mandi : 2x sehari
hygiene : - Keramas : 2x/minggu disekah
1. Mandi
- Pemeliharaan gigi dan mulut : - Keramas : 2x/minggu
2. Keramas
klien mengatakan gosok gigi
3. Pemeliharaan gigi dan - Pemeliharaan gigi dan
setelah bangun tidur dan pada
mulut mulut : klien
saat sebelum tidur
4. Pemeliharaan kuku mengatakan gosok gigi

5. Ganti pakaian - Pemeliharaan kuku : klien setelah bangun tidur dan


mengatakan potong kuku 1 pada saat sebelum tidur
bulan sekali
- Pemeliharaan kuku :
- Ganti pakaian : klien klien mengatakan
mengatakan ganti pakaian potong kuku 1 bulan
setiap habis mandi sekali

- Ganti pakaian : klien


mengatakan ganti
pakaian setiap habis
mandi
D. Pola Kegiatan / Aktifitas Klien mengatakan setiap satu Klien mengatakan selama di
minggu sekali mengikuti kegiatan rumah sakit tidak ada
Lain
pengajian di masjid kegiatan selain melakukan
terapi atas anjuran dokter
seperti teknik relaksasi
untuk mengurangi nyeri
yang dirasakan klien

F. Kebiasaan Klien mengatakan tidak Klien mengatakan tidak


menkonsumsi rokok, alkohol dan menkonsumsi rokok,
- Merokok
jamu alkohol dan jamu
- Alkohol
- Jamu, dll

IV. DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi : Baik
B. Orang yang paling dekat dengan klien : Klien mengatakan orang terdekat ayah dan
ibu

C. Rekreasi
Hobby : Klien mengatakan hobby bermain bersama teman-teman sebayanya
Penggunaan, Waktu Senggang : Klien mengatakan kalau ada waktu senggang
rekreasi bersama ayah dan ibu.
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit : Klien mengatakan merasa jenuh di rumah sakit
karena kurang hiburan
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial : Baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan: Ayah dan ibu

V. KONSEP DIRI

A. Gambaran Diri : Klien merasa kalau dirinya sedang sakit dan ingin sembuh
B. Harga Diri : Klien mengatakan khawatir dan takut akan penyakitnya
C. Ideal Diri : Klien ingin segera sembuh dan pulang ke rumah
D. Identitas Diri : Klien mampu mengenali dirinya bahwa ia adalah seorang anak laki-
laki yang tinggal sama ayah dan ibu
E. Peran : Selama ini klien berperan sebagai anak laki-laki yang tinggal sama ayah dan
ibu

VI. DATA SPIRITUAL


A. Ketaatan Beribadah: Klien mengatakan menjalankan sholat 5 waktu meskipun
dalam keadaan duduk dan selalu berdo’a dan bertawakal kepada Allah SWT agar
diberi kesembuhan.
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : Klien yakin bahwa dirinya sedang dalam keadaan
sakit dan di rawat di rumah sakit.
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Klien mengatakan jika mengikuti terapi yang
diberikan oleh dokter dan perawat klien yakin bisa sembuh dari penyakitnya.

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan Umum / Keadaan Umum

Klien tampak lemah, Kesadaran Composmentis, GCS 4-5-6

B. Tanda – tanda vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg


Suhu Tubuh : 36,6 0C
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 18 x/menit

1 Pemeriksaan Kepala dan Leher


1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Bulat, Simetris

Ubun-ubun : Normal tidak ada cekungan dan tonjolan


Kulit kepala : Bersih tidak ada ketombe
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Merata
Bau : Rambut bersih
Warna : Putih
c. Wajah
Warna Kulit : Sawo matang, tampak gelisah dan tampak meringis, tampak
tegang dan bingung
Struktur Wajah : Lengkap
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata simetris antara kanan dan kiri

b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : Terdapat oedema pada kelopak mata

c. Konjuctiva dan sklera : Sklera ikterik, Konjungtiva tampak pucat

d. Pupil : Isokor, rekfleks cahaya (+)

e. Kornea dan iris : Kornea tampak anemis, Iris hitam kecoklatan

f. Ketajaman penglihatan / visus : Terdapat penurunan ketajaman penglihatan dengan


visus mata OD ¼, OS 2/60.

g. Tekanan bola mata : Teraba nyeri tekan bola mata, Nampak kemerahan di
sekitar mata

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal pada tempatnya

b. Lubang Hidung : Normal, lengkap, simetris

c. Cuping hidung : Tidak ada cuping hidung

4. Telinga
a. Bentuk telinga : Normal dan simetris, tidak ada benjolan pada telinga

b. Ukuran telinga : Normal dan sama

c. Ketenggangan telinga : Telinga lentur

d. Lubang telinga : Normal, bersih

e. Ketajaman pendengaran : Pendengaran tajam, Normal tidak ada gangguan


pendengaran

5. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : Bibir tampak lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : Gusi tidak ada peradangan, gigi bersih agak kuning
c. Keadaan lidah : Bersih dan tidak ada sariawan
d. Orofarings : Normal, tidak ada peradangan orofaring
6. Leher

a. Posisi trakhea : Normal dan simestris, tidak ada benjolan di trakea

b. Tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid


c. Suara : Normal

d. Kelenjar Lymphe : Normal

e. Vena jugularis : Tidak ada bendungan vena jugularis

f. Denyut nadi coratis : Teraba

C. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )

a. Kebersihan : Kulit bersih dari daki

b. Kehangatan : Akral hangat

c. Warna : Sawo matang

d. Turgor : Normal

e. Tekstur : Halus

f. Kelembaban : Lembab

g. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan

2 Pemeriksaan payudara dan ketiak


3 Ukuran dan bentuk payudara : Normal dan simetris, tidak ada benjolan
4 Warna payudara dan areola : Seperti warna kulit, aerola coklat
5 Kelainan-kelainan payudara dan putting : Tidak ada kelainan
6 Axila dan clavicula : Normal, tidak ada pembesaran getah bening

7 Pemeriksaan Thorak / dada


8 Inspeksi Thorak
9 Bentuk Thorak : Normal, Simetris
10 Pernafasan
11 Frekwensi : 18x/menit
12 Irama : Reguler
13 Tanda-tanda kesulitan bernafas : Tidak ada
1. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : Getaran sama antara kanan dan kiri
b. Perkusi : Sonor
c. Auskultasi
- Suara Nafas : Tidak ada suara nafas tambahan

- Suara Ucapan : Intensitas dan kualitas sama


- Suara Tambahan : Tidak ada

2. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : Tidak ada pulsasi
- Ictus cordis : Teraba = ICS 5 Linea midclav Sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Kanan atas = ICS 2 Linea sternalis dextra.
Kiri atas = ICS 2 Linea sternalis sinistra.
Kanan bawah = ICS 4 Linea sternalis sinistra.
Kiri bawah = ICS 5 Linea midclavikula sinistra
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : Lup = ics 4 linea sternalis sinistra, ics 5 midclav
dextra
- Bunyi jantung II : Dup = ics 2 linea sternalis sinistra, ics 2 linea st
sinistra
- Bunyi jantung Tambahan : Tidak ada
- Bising / Murmur : Tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 80x/menit
14 Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Normal, Simetris
- Benjolan / Massa: Tidak terdapat edema
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : Tidak ada
b. Auskultasi
Peristaltik Usus : 12x/menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak teraba nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak teraba edema
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada
- Hepar : Normal, tidak ada pembesaran
- Lien : Tidak ada nyeri tekan
- Titik Mc. Burne : Tidak terdapat nyeri tekan
d. Perkusi

- Suara Abdomen : Timpani

- Pemeriksaan Ascites : Tidak ada

15 Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
Tidak ada
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : Ada

Kelainan – kelainan pada anus dan perineum : tidak ada

D. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot : Keadaan otot simetris
b. Pemeriksaan Oedem : Tidak ada oedema
c. Kekuatan Otot : Kekuatan otot kaki, tangan 5 (normal)
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :-

16 Pemeriksaan Neurologi
17 Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS : Kesadaran Composmentis,
GCS = 4-5-6
18 Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) : Tidak ada kaku kuduk dan masalah
lain
19 Syaraf otak ( Nervus cranialis ) : Tidak ada kelainan syaraf
20 Fungsi Motorik : Klien dapat bergerak bebas
21 Fungsi Sensorik : Klien bisa merasakan sensasi panas, dingin, nyeri
22 Refleks :
Refleks Fisiologis : Bisep normal, Trisep normal, Patela normal
Refleks Patologis : Babinski normal, patologis lainnya juga normal

23 Pemeriksaan Status Mental


24 Kondisi Emosi / Perasaan : emosi klien stabil
25 Orientasi : Klien dapat berorientasi dengan baik
26 Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) : Proses berpikir dan daya ingat
baik
27 Motivasi ( Kemauan ) : Klien ingin cepat sembuh dan ingin pulang
28 Persepsi : Baik
29 Bahasa : Jawa, Indonesia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Konjungtivitis

B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :

1. Laboratorium

No Jenis Pemeriksaan Hasil Normal


1. Leukosit 15.000 /uL 5000-10.000 uL
2. Hb 11,9 g/dL 12,0-14,0 g/dL (P)
13,0-16,0 g/dL (L)
3. Hematokrit 37 % 40-50 % (P)
45-55 % (L)

2. Rontgen :Tidak Ada

3. E C G :Tidak Ada

4. U S G :Tidak Ada

5. Lain – lain : Dilakukan pemeriksaan visus mata : OD ¼, OS 2/60 

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

- Ketorolax 3x1 amp/8 jam/ IV : Ketorolac adalah obat untuk meredakan nyeri dan
peradangan. Obat ini sering digunakan setelah operasi atau prosedur medis yang bisa
menyebabkan nyeri. Ketorolac merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid
(OAINS) yang memiliki bentuk sediaan tablet dan suntik.

- Atropine 1% 3x1/8 jam/1-2 tetes : Atropin tersedia dalam bentuk tablet, suntik, dan
tetes mata. Atropin tetes mata biasanya digunakan untuk meredakan nyeri akibat radang
bagian tengah mata dan untuk melemaskan otot mata sebelum pemeriksaan mata.
- Infuse NaCl 0,9 % : 20 tpm (8 jam) : Cairan saline NaCL 0.9 % merupakan cairan
kristaloid yang sering ditemui. Cairan ini mengandung natrium dan clorida.
Cairan infus ini digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, mengoreksi
ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.
- Antibiotika  Gentamycine 0,3 % 1-2 tetes, maksimal 6x sehari. : Gentamicin adalah
obat untuk mengatasi infeksi akibat bakteri. Obat ini tersedia dalam bentuk injeksi, infus,
tetes (tincture), krim, dan salep. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter.

Mahasiswa,
Kamis, 16 September 2021

WAKHIDATUN NUR RIANI


NIM. A3R217073

ANALISA DATA
Nama pasien : An. A
Umur : 8 tahun
No. Register : 18845678

MASALAH
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB
KEPERAWATAN
1. Mayor: Mikroorganisme Nyeri akut b.d agen
Ds: (Bakteri, Virus dan Jamur)
pencedera fisiologis
-Klien mengatakan mengeluh nyeri
pada ke dua matanya (D.0077)
Masuk kedalam
DO:
-Klien tampak meringis
- Klien tampak gelisah Kelopak mata terinfeksi
-Klien sulit tidur

Minor Tidak bisa menutup dan


Ds:- membuka mata dengan sempurna

Do:
-Klien tidak nafsu makan Mata kering (iritasi)
-Klien berkeringat dingin
-Konjungtiva tampak pucat
-Klien tegang dan bingung Konjungtivitis
-Teraba nyeri pada bola mata

Peradangan
P: Nyeri pada ke dua matanya
Q: Terasa panas seperti terbakar
R: Rasa nyeri muncul sewaktuwaktu Dislatasi pembuluh darah
S: Skala 6
T: ±10 menit
Hasil Tekanan Darah: MK: Nyeri Akut
Tekanan Darah: 110/80 mmHg
Suhu = 36,60C
Pernafasan: 18 x/ menit
Nadi: 78x/ menit.
2. Mayor Konjungtivitis Ansietas b.d kurang
Ds: terpaparnya informasi
- Klien mengatakan merasa khwatir
Peradangan (D.0080)
Dan takut akan penyakitnya menular
kepada teman-temanya
-Klien merasa bingung Nyeri Akut

DO
-Klien tampak gelisah Kurangnya informasi
- Klien sulit tidur
MK: Ansietas
Minor
Ds:
-Klien mengatakan tidak nafsu
makan

Do:
-Klien berkeringat dingin
-Tampak pucat
-Penglihatan pasien menurun

Hasil Tekanan Darah:


Tekanan Darah: 110/80 mmHg
Suhu = 36,60C
Pernafasan: 18 x/ menit
Nadi: 78x/ menit.

3. Ds:- Konjungtivitis Risiko Infeksi


DO: (0142)
-Klien sekitar matanya tampak
Mikroorganisme, allergen,iritatif
kemerahan
-Keluar scret pada mata
-Leukosit 15.000 U/L Kelenjar air mata terinfeksi

Fungsi sekresi terganggu

Hiperekresi

MK: Resiko infeksi


DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : An. A


Umur : 8 tahun
No. Register : 18845678

NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 22 September 2021 1. Prioritas 1 : Nyeri akut b.d agen pencedera
fisiologis d.d tampak meringis, tampak gelisah, sulit
tidur, proses berfikir terganggu dan menarik diri
(D.0077)

2 22 September 2021 2. Prioritas 2 : Ansietas b.d kurang terpaparnya


informasi d.d tampak gelisah, tampak tegang, sulit
tidur, merasa bingung dan merasa khawatir dengan
kondisi yang dihadapi (D.0080)

3. 22 September 2021 3. Prioritas 3 : Resiko Infeksi d.d ketidak adekuatan


ketahanan tubuh sekunder, penurunan hemoglobin
(0142)

Mahasiswa,
Kamis, 22 September 2021

WAKHIDATUN NUR RIANI


NIM. A3R21055
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : An. A


Umur : 8 tahun
No. Register : 18845678

DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
pencedera fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan selama 1x24 jam, -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
(D.0077) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
diharapkan Tingkat nyeri
- Identifikasi skala nyeri
menurun dengan Kriteria hasil :
-Identifikasi respon nyeri
1. Keluhan nyeri menurun -Monitor keberhasilan terapi
2. Meringis menurun komplementer yang sudah diberikan
3. Sikap protektif menurun -Monitor efek samping penggunaan
4. Gelisah menurun algesik
5. Kesulitan tidur menurun Terapeutik:
-Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
-Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
-Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
-Jelaskan strategi meredakan nyeri
-Anjurkan menggunakan analgesik
secara tepat
2. Ansietas b.d kurang Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (I.09314)
terpaparnya informasi Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 1x24 jam maka
(D.0080) -Identifikasi saat tingkat ansietas
tingkat ansietas menurun dengan
kriteria : berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor).
1.Verbalisasi kebingungan -Monitor tanda-tanda ansietas.
menurun.
2.Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik:
kondisi yang dihadapi. -Ciptakan susana terapeutik untuk
3. Perilaku gelisah menurun.
menumbuhkan kepercyaan.
4. Perilaku tegang menurun
palpitasi menurun. -Temani pasien untuk mengurangi
5. Frekuensi nadi menurun. kecemasan, jika memungkinkan.
6. Tekanan darah menurun.
-Pahami situasi yang membuat ansietas.
7. Pola tidur membaik. -Motivasi mengidentivikasi situasi yang
memicu kecemasan.
Edukasi:
-Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami.
-Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis..
-Latih kegiatan pengalihan perhatian
untuk mengurangi ketegangan.
-Latih teknik relaksasi.
.

3. Resiko Infeksi(0142) Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (l.14539)


Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan 1x24 jam maka -Monitor tanda dan gejala infeksi lokasi
tingkat infeksi menurun, dengan dan sistemik.
Kriteria hasil : Terapeutik
- Demam menurun -Batasi jumlah pengunjung
- Kemerahan menurun -Berikan perawatan kulit pada daerah
- Nyeri menurun area edema
- Bengkak menurun -Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Kadar sel darah putih membaik kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
-Pertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
-Jelaskan tanda dan gejala infeksi
-Ajarkan cara mencuci tagan dengan
benar
-Ajarkan etika batuk
HARI KE I
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. A Umur : 8 tahun No.Register : : 1884567 Kasus : Konjungtivitis


NO NO. TGL/JAM IMPLEMENTASI TTD TGL/JAM EVALUASI TTD
DX
1 1 22 09 2021 Manajemen Nyeri (I.08238) 22 09 2021 S:
Observasi: 07.30 -Klien mengatakan nyeri
07.30 -Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, berkurang, skala 4
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Hasil: Nyeri pada bagian Matanya terasa
panas dan terbakar, nyeri berkurang, skala 07.45 O:
4 -Ekspresi meringis tampak
-Mengidentifikasi skala nyeri berkurang
Hasil: Skala nyeri 4 - Gelisah menurun
07.45 -Mengidentifikasi respon nyeri -Sulit tidur menurun
Hasil: Pasien tampak meringis dan -Nafsu makan sedikit meningkat
gelisah, nyeri hilang timbul 08.00 -Keringat dingin menurun
-Memonitor efek samping penggunan -Konjungtiva tampak sedikit pucat
analgetik -Klien tegang dan bingung
Hasil: Efek dari obat yang diberikan P: -Nyeri pada bola mata
membuat An. A tenang berkurang
-Nyeri pada ke dua matanya
08.00 Terapeutik: 08.30 sedikit berkurang
-Memberikan teknik nonfarmakologis Q: -Terasa panas seperti terbakar
untuk mengurangi rasa nyeri sedikit berkurang
Hasil: Px sudah bisa mempraktekkan R: -Rasa nyeri hilang timbul
teknik relaksasi nafas dalam yang S: -Skala 3
diajarkan oleh perawat untuk mengurangi Hasil Tekanan Darah:
nyeri Tekanan Darah: 110/70 mmHg
-Memfasilitasi istirahat dan tidur Suhu = 36,40C
Hasil: Membatasi pengunjung agar pasien Pernafasan: 18 x/ menit
tidak bising dan bisa tidur dengan nyaman 09.00 Nadi: 75x/ menit.
Edukasi :
-Menjelaskan penyebab, periode, dan
08.30 pemicu nyeri A:Belum teratasi
Hasil: Pasien dapat mengeri terkait
penjelasan penyakit oleh perawat
-Menjelaskan strategi meredakan nyeri P:Intervensi dilanjutkan 1-7
Hasil : Menganjurkan perawat jika nyeri
terasa dapat melakukan teknik relaksasi
yang sudah diajarkan dan minum obat
09.00 Kolaborasi
-memberikan analgetik : : Atropine 1%
3x1/8 jam/1-2 tetes Atropin tetes mata
biasanya digunakan untuk meredakan
nyeri akibat radang bagian tengah mata
dan untuk melemaskan otot mata sebelum
HARI KE II
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. A Umur : 8 tahun No.Register : : 1884567 Kasus : Konjungtivitis


NO NO. TGL/JAM IMPLEMENTASI TTD TGL/JAM EVALUASI TTD
DX
1 1 23 09 2021 Manajemen Nyeri (I.08238) 23 09 2021 S:
Observasi: 07.30 -Klien mengatakan nyeri
07.30 -Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, berkurang, skala 2
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Hasil: Nyeri pada bagian Matanya terasa O:
panas dan terbakar, nyeri berkurang, skala -Ekspresi meringis tampak
2 berkurang
-Mengidentifikasi skala nyeri - Gelisah menurun
Hasil: Skala nyeri 2 -Sulit tidur menurun
07.45 -Mengidentifikasi respon nyeri 07.45 -Nafsu makan sedikit meningkat
Hasil: Pasien tampak meringis dan -Keringat dingin menurun
gelisah, nyeri hilang timbul -Konjungtiva tampak sedikit pucat
-Memonitor efek samping penggunan -Nyeri pada bola mata berkurang
analgetik -Nyeri pada ke dua matanya
Hasil: Efek dari obat yang diberikan sedikit berkurang
membuat An. A tenang -Terasa panas seperti terbakar
sedikit berkurang
Terapeutik: -Rasa nyeri hilang timbul
-Memberikan teknik nonfarmakologis 08.00 -Skala 3
08.00 untuk mengurangi rasa nyeri Hasil Tekanan Darah:
Hasil: Px sudah bisa mempraktekkan Tekanan Darah: 110/80 mmHg
teknik relaksasi nafas dalam yang Suhu = 36,40C
diajarkan oleh perawat untuk mengurangi Pernafasan: 18 x/ menit
nyeri Nadi: 75x/ menit.
-Memfasilitasi istirahat dan tidur
Hasil: Membatasi pengunjung agar pasien A:Belum teratasi
08.30 tidak bising dan bisa tidur dengan nyaman 08.30
Edukasi : P:Intervensi dilanjutkan 1-7
-Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Hasil: Pasien dapat mengeri terkait 09.00
penjelasan penyakit oleh perawat
-Menjelaskan strategi meredakan nyeri
09.00 Hasil : Menganjurkan perawat jika nyeri
terasa dapat melakukan teknik relaksasi
yang sudah diajarkan dan minum obat
Kolaborasi
-memberikan analgetik : Atropine 1% :
Atropin tetes mata biasanya digunakan
untuk meredakan nyeri akibat radang
bagian tengah mata dan untuk
melemaskan otot mata sebelum
HARI KE III
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. A Umur : 8 tahun No.Register : : 1884567 Kasus : Konjungtivitis


NO NO. TGL/JAM IMPLEMENTASI TTD TGL/JAM EVALUASI TTD
DX
1 1 23 09 2021 Manajemen Nyeri (I.08238) 23 09 2021 S:
Observasi: 07.30 -Klien mengatakan nyeri
07.30 -Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, berkurang, skala 0
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Hasil: Nyeri pada bagian Matanya terasa O:
panas dan terbakar, nyeri berkurang, skala -Ekspresi meringis tampak
2 berkurang
-Mengidentifikasi skala nyeri - Gelisah menurun
Hasil: Skala nyeri 2 -Sulit tidur menurun
07.45 -Mengidentifikasi respon nyeri 07.45 -Nafsu makan menurun
Hasil: Pasien tampak meringis dan -Keringat dingin menurun
gelisah, nyeri hilang timbul -Konjungtiva tidak pucat,
-Memonitor efek samping penggunan berwarna pink
analgetik -Nyeri pada bola mata menurun
Hasil: Efek dari obat yang diberikan -Nyeri pada ke dua mata menurun
membuat An. A tenang -Terasa panas seperti terbakar
08.00 menurun
08.00 Terapeutik: -Rasa nyeri hilang
-Memberikan teknik nonfarmakologis -Skala 0
untuk mengurangi rasa nyeri Hasil Tekanan Darah:
Hasil: Px sudah bisa mempraktekkan Tekanan Darah: 110/80 mmHg
teknik relaksasi nafas dalam yang 08.30 Suhu = 36,40C
diajarkan oleh perawat untuk mengurangi Pernafasan: 18 x/ menit
nyeri Nadi: 75x/ menit.
08.30 -Memfasilitasi istirahat dan tidur
Hasil: Membatasi pengunjung agar pasien 09.00 A:masalah teratasi
tidak bising dan bisa tidur dengan nyaman
Edukasi : P:Intervensi dihentikan
-Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Hasil: Pasien dapat mengeri terkait
09.00 penjelasan penyakit oleh perawat
-Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Hasil : Menganjurkan perawat jika nyeri
terasa dapat melakukan teknik relaksasi
yang sudah diajarkan dan minum obat
Kolaborasi
-memberikan analgetik : Atropine 1% :
Atropin tetes mata biasanya digunakan
untuk meredakan nyeri akibat radang
bagian tengah mata dan untuk
melemaskan otot mata sebelum

Anda mungkin juga menyukai