Disusun Oleh :
Evlin Nurul Aeni (1901009)
B. ETIOLOGI
Penyebab dari hiperglikemia tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang peranan
penting yang lain akibat pengangkatan pankreas, pengrusakan secara kimiawi sel beta pulau
langerhans.
Faktor predisposisi herediter, obesitas,faktor imunologi pada penderita hiperglikemia
khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon auto imun. Respon ini merupakan
respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai jaringan asing.
Penyebab hiperglikemia umumnya mencakup:
1. Menggunakan terlalu sedikit insulin
2. Tidak menggunakan insulin sama sekali
3. Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan insulin yang meningkat akibat operasi,
trauma,
4. kehamilan, stress, pubertas, atau infeksi
5. Kurang aktivitas fisik
6. Membentuk resisten insulin sebagai akibat adanya antibodi insulin
C. MANIFESTASI KLINIK
Gejala awal umunya yaitu (akibat tingginya kadar glukosa darah):
1. Polifagia
2. Polidipsi
3. Poliuria
4. Kelainan kulit, gatal - gatal, kulit kering
5. Rasa kesemutan, kram otot
6. Visus menurun
7. Penurunan berat badan
8. Kelemahan tubuh
D. PATOFISIOLOGI
Pada mulanya sel beta pankreas gagal atau terhambat oleh beberapa keadaan stres yang
menyebabkan sekresi insulin menjadi tidak adekuat. Pada keadaan stres tersebut terjadi
peningkatan hormon glukagon sehingga pembentukan glukosa akan meningkat dan
menghambat pemakaian glukosa perifer, yang akhirnya menimbulkan hiperglikemia.
Selanjutnya terjadi diuresis osmotik yang menyebabkan cairan dan elektrolit tubuh
berkurang. Perfusi ginjal menurun dan sebagai akibat sekresi hormon lebih meningkat
lagi.
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah; meningkat 200 -100 mg/dl, atau lebih
2. Aseton plasma ; positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas; kadar lipid dan kolesterol meningkat.
4. Osmolitas serum; Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
5. Elektrolit
a. Natrium; mungkin normal, meningkat atau menurun.
b. Kalium; normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya
akan menurun.
c. Fosfor; lebih sering menurun.
d. Hemoglobin glikosilat; kadarnya meningkat 2 - 4 kali lipat dari normal
yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama
hidup SDM) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA
dengan kontrol tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden.
e. Glukosa darah arteri; Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada
HCO3(asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
f. Trombosit darah; Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositiosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
g. Ureum kreatinin; mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan
fungsi ginjal
h. Amilase darah; mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.
i. Insulin darah; Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1) atau
normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan insufiensi
insulin/gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten
insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi
(autoantibodi).
j. Pemeriksaan fungsi tiroid; peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
k. Urine; Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
l. Kultur dan sensifivitas; Kemungkinan adanya infeksi pada saluran
kemih,infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin
dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropati. Ada 4 komponen penatalaksanaan hiperglikemia:
1. Komposisi makanan:
• Karbohidrat = 60% s/d 70%
• Protein = 10% s/d 15%
• Lemak = 20% s/d 25%
Jumlah kalori perhari: antara 1100 s/d 2300 Kkal
Kebutuhan kalori basal:
• Laki - laki = 30 Kkal/kg BB
• Perempuan = 25 Kkal/kg BB
Penilaian status gizi : BBR = TB - 100 X 100%
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja biasa adalah:
• Kurus = BB X 40 s/d 60 Kal/hari
• Normal atau ideal = BB X 30 Kal/hari
• Gemuk = BB X 20 Kal/hari
• Obesitas = BB X 10 s/d 15 Kal/hari
2. Latihan Jasmani.
3. Penyuluhan
• Dilakukan pada kelompok resiko tinggi:
• Umur diatas 45 tahun
• Kegemukan lebih dari 120% BB idaman atau IMT > 27 kg/m
• Hipertensi > 140/90 mmHg
• Riwayat keluarga DM
• Dislipidemia, HDL 250 mg/dl
• TGT atau GPPT (TGT > 140 mg/dl s/d 2200 mg/dl), glukosa plasma
derange/G PPT >100 mg/dl dan < 126 mg/dl)
4. Obat berkaitan hiperglikemia
a) Obat hiperglikemia oral:
• Sulfoniluria: glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimiperide, glipizid.
• Biguanit (Metformin)
• Inhibitor glucosidase
• Tiosolidinedlones
b) Insulin
H. KOMPLIKASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian akibat KAD adalah:
1) Terlambat di diagnosis karena biasanya penyandang DM dibawa setelah koma.
2) Pasien belum tahu bahwa ia menyandang DM.
3) Sering ditemukan bersama-sama dengan komplikasi lain yang berat, seperti: renjatan
(syok), stroke, dll.
4) Kurangnya fasilitas laboratorium yang menunjang suksesnya penatalaksanaan KAD
Komplikasi yang dapat terjadi akibat Keto Asidosis Diabetik (KAD) yaitu:
a. Oedema paru
b. Hipertrigliserida
c. Infark miokard akut
d. Hipoglikemia
e. Hipokalsemia
f. Hiperkloremia
g. Oedema otak
h. Hipokalemia
I. PENGKAJIAN
A. Fokus utama pengkajian pada klien Diabetes Mellitus adalah melakukan pengkajian
dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan
perawatan diri. Pengkajian secara rinci adalah sebagai berikut
1. PENGKAJIAN PRIMER
Pengkajian dilakukan secara cepat dan sistemik,antara lain :
a. Airway + cervical control
Airway
Lidah jatuh kebelakang (coma hipoglikemik), Benda asing/ darah pada
rongga mulut
Cervical Control : -
b. Breathing + Oxygenation
Breathing : Ekspos dada, Evaluasi pernafasan
- KAD : Pernafasan kussmaul
- HONK : Tidak ada pernafasan Kussmaul (cepat dan dalam)
Oxygenation : Kanula, tube, mask
c. Circulation + Hemorrhage control
Circulation :
- Tanda dan gejala schok
- Resusitasi: kristaloid, koloid, akses vena.
Hemorrhage control : -
d. Disability : pemeriksaan neurologis è GCS
A : Allert : sadar penuh, respon bagus
V : Voice Respon : kesadaran menurun, berespon thd suara
P : Pain Respons : kesadaran menurun, tdk berespon thd suara,
berespon thd rangsangan nyeri
U : Unresponsive : kesadaran menurun, tdk berespon thd suara, tdk
bersespon thd nyeri
2. PENGKAJIAN SEKUNDER
Pemeriksaan sekunder dilakukan setelah memberikan pertolongan atau
penenganan pada pemeriksaan primer.
Pemeriksaan sekunder meliputi :
a. AMPLE : alergi, medication, past illness, last meal, event
b. Pemeriksaan seluruh tubuh : Head to toe
c. Pemeriksaan penunjang : lebih detail, evaluasi ulang
Pemeriksaan Diagnostik
Anamnese
a. Keluhan Utama
Cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen, nafas pasien
mungkin berbau aseton pernapasan kussmaul, poliuri, polidipsi,
penglihatan yang kabur, kelemahan dan sakit kepala
b. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik, KAD/
HONK), penyebab terjadinya penyakit (Coma Hipoglikemik, KAD/
HONK) serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas.
Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa
digunakan oleh penderita.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat atau adanya faktor resiko, riwayat keluarga tentang penyakit,
obesitas, riwayat pankreatitis kronik, riwayat melahirkan anak lebih
dari 4 kg, riwayat glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan,
trauma, infeksi, penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid,
diuretik tiasid, kontrasepsi oral).
e. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
f. Kaji terhadap manifestasi Diabetes Mellitus: poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, pruritus vulvular, kelelahan,
gangguan penglihatan, peka rangsang, dan kram otot. Temuan ini
menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi
aterosklerosis.
g. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan
diagnostik dan tindakan perawatan diri untuk mencegah komplikasi.
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan perifer)
2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan lemas dan lesu dibuktikan
dengan hasil pemeriksaan laboratorium
3. Tingkat kepatuhan berhubungan dengan ketidakpatuhan terhadap pengobatan
dibuktikan dengan tanda gejala penyakit meningkat
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kadar glukosa darah meningkat
dibuktikan dengan ketidakmampuan beraktivitas mandiri
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan
menggunakan glukose (tipe 1)
6. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d. kelebihan intake nutrisi
(tipe 2)
7. Defisit Volume Cairan b.d Kehilangan volume cairan secara aktif, Kegagalan
mekanisme pengaturan
8. PK: Hipoglikemia
PK: Hiperglikemi
9. Perfusi jaringan tidak efektif b.d hipoksemia jaringan.
K. INTERVENSI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Susilowati, 2016. Faktor Risiko Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makasar, Makasar. (Skripsi). (02 Juli 2016). Tidak Dipublikasikan
Dyah (2016). Hubungan Pengetahuan terhadap kadar gula darah penderita Diabetes Mellitus
Tipe II. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
RESUME KEPERAWATAN
I. IDENTITAS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Umur : 38 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan :-
No. CM : 0155905
Nama : Ny. S
Umur : 35 Tahun
Agama : Islam
SPO2 : 96 %
Keluhan Lain :
Circulation
Irama : Reguler
Kekuatan : Normal
Sianosis : Ya Tidak
JVP : 6 cmH2O
Keluhan Lain : -
Disability
Keluhan Lain : -
III. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : Lemas
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pukul 08.00 Tn.P datang ke IGD dengan
keluhan lemas, pusing dan linglung. Terdapat riwayat penyakit Diabetes Melitus,
keluarga pasien mengatakan pasien tidak rutin minum obat.
3. Riwayat Kesehatan Dulu : riwayat Diabetes Melitus
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :-
IV. Pemeriksaan FISIK
Kesadaran : CM
S = 36,5ºC RR = 22x/mnt
Hidung : Simetris
Extremitas
V.Pemeriksaan Penunjang
V. ANALISA DATA
IX. EVALUASI