Oleh:
Aissyiyah Nur An Nisa (0610710006)
Trianggono Bagus A. (0610710133)
Made Ayu Hariningsih (0610713052)
Pembimbing:
dr. Laksmi Sasiarini, SpPD
2011
1. PENDAHULUAN
beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh
darah. Jika tidak ditangani dengan baik tentu saja angka kejadian komplikasi
ditakuti. Hasil pengobatan kaki diabetes sering mengecewakan baik bagi dokter
pengelola maupun bagi penderita dan keluarganya. Sering kaki diabetes sering
terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan
aliran darah yang kurang juga menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes.1
urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada
tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 8,2 juta penduduk Indonesia yang
bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun
bulan Januari 2001 sampai Juni 2002 didapatkan 4 % pasien DM yang dirujuk ke
pasca amputasi.1
Tugas laporan kasus ini dibuat dengan tujuan untuk lebih memahami cara
telapak kaki kanan. Pasien mengeluh terdapat luka di telapak kaki kanan sejak 1
bulan sebelum masuk rumah sakit yang tidak kunjung sembuh. Luka timbul
karena tertusuk paku yang berkarat. Awalnya luka kecil, diameter ± 1 cm.Oleh
pasien darah dikeluarkan, sempat direndam minyak tanah, air hangat, dan
alkohol dalam 1 minggu pertama, namun tidak membaik. Selama itu luka
Setelah beberapa hari pasien ke mantri lain, lalu disuruh meminum pil 15 buah
lalu keesokan harinya kulit tebal di kaki dibersihkan. Sebelumnya pasien sering
merasa kesemutan di jari kaki kiri dan kanan sejak bulan yang lalu.
Pasien demam 11 hari sebelum masuk rumah sakit dan luka terasa sakit,
kemudian membeli obat penurun panas, panas turun beberapa jam, lalu timbul
lagi. Pasien lalu dibawa ke puskesmas Tumpang dan rawat inap di sana selama
10 hari. Saat dicek gula darah ternyata tinggi (233). Kemudian pasien mendapat
Pasien sering merasa haus sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit,
setiap hari minum 14 gelas. Frekuensi BAK malam hari 3-4 kali, dalam sehari 9-
10 kali. Pasien terlihat semakin kurus dalam 6 bulan terakhir dan berat badan
turun 10 kg. Pasien mengalami penurunan nafsu makan sejak 1 bulan sebelum
kesadaran compos mentis, GCS 456, berat badan 55 kg dan tinggi badan 155
cm, BMI 22, 9 kg/m2, tekanan darah 150/90 mm Hg, nadi 96 x/menit regular,
terbuka dalam terlihat otot dan tendon, bernanah, terasa nyeri dan tidak berbau,
hemoglobin, 9,2 g/dl, MCV 75 ɥm3, MCH: 24,4 pg, gula darah sewaktu 265 mg/dl,
albumin 3,03 mg/dl. Dari urinalisis didapatkan proteinuria (+) dan glukosuria (+).
Foto thorax AP disimpulkan normal. Dari foto pedis dekstra tanggal 10 Mei 2011
HR113 x/menit.
Dari hasil kultur pus pada tanggal 16 Mei 2011 sediaan langsung dengan
pewarnaan Gram didapatkan kokus Gram positif dan pada kultur didapatkan
dengan pewarnaan Gram didapatkan batang Gram negatif dan pada kultur
Pasien dirawat di RSSA selama 38 hari sejak tanggal 5 Mei 2011 hingga
11 Juli 2011.
3. PEMBAHASAN
oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek
1. Terdapat gejala DM dan disertai gula darah acak ≥ 200 mg/dl (111,1 mmol/l).
Gula darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
poliuri, polidipsi, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
atau
2. Gula darah puasa ≥ 126 mg/dl (7,9 mmol/l). Puasa diartikan pasien tidak
atau
3. Gula darah 2 jam post pandrial ≥ 200 mg/dl (11,1 mmol/l) pada TTGO 200
Kaki diabetes ialah komplikasi paling sering dari DM dan penyebab utama
pasien masuk rumah sakit serta pemanjangan terapi. Faktor etiologi yang
berperan dalam terbentuknya ulkus antara lain neuropati perifer yang bisa
dan penekanan saraf pada daerah yang bengkak yang berhubungan dengan
akumulasi air pada sel saraf. Pasien tidak menyadari luka kecil yang berasal dari
neuropati meliputi charcot foot, claw and hammer toes, hallex vagus/rigidus, pes
planus, caput metatarsal yang prominen, dan tekanan pada tulang yang
menonjol itu dapat memicu pecahnya kulit dan ulkus. Gangguan vaskuler dapat
keluarga yang sakit seperti ini dapat ditemukan, dan memang penyakit ini
cenderung herediter.6,7,8
Anamnesis juga harus dilakukan meliputi aktivitas harian, sepatu yang
prognosis seorang pasien, sebab walaupun penanganan telah baik namun terapi
Keluhan nyeri pada kaki dirasakan tidak secara langsung segera setelah
ulkusnya masih ringan. Setelah luka bertambah luas dan dalam, rasa nyeri mulai
atau bentuk infeksi lainnya, memeriksakan diri sudah dalam keadaan lanjut,
defek pada kulit sebagian atau seluruh lapisannya (superfisial atau profunda)
yang bersifat kronik, terinfeksi dan dapat ditemukan nanah, jaringan nekrotik atau
benda asing. Ulkus yang dangkal mempunyai dasar luka dermis atau
proses radang.7,8
Abses adalah kumpulan pus atau nanah dalam rongga yang sebelumnya
tidak ada. Pada pemeriksaan fisik tampak kulit bengkak, teraba kistik dan
fluktuatif. Abses yang letaknya sangat dalam secara fisik sulit untuk didiagnosis,
non pitting edema, teraba lebih hangat dari kulit sekitar, tak ada fluktuasi dan
nyeri tekan. Hal ini menandakan proses infeksi/radang telah mencapai jaringan
darah. Klinis tampak warna hitam, bisa disertai cairan kecoklatan, bau busuk dan
teraba dingin. Jika terdapat krepitasi di bawah kulit maka disebut dengan gas
gangren.7,9
bentuk dan lokasi. Penilaian ini digunakan untuk menilai kemajuan terapi. Pada
ulkus yang dilatarbelakangi neuropati ulkus biasanya bersifat kering, fisura, kulit
hangat, kalus, warna kulit normal dan lokasi biasanya di plantar tepatnya sekitar
kaput metatarsal I-III, lesi sering berupa punch out. Sedangkan lesi akibat
iskemia bersifat sianotik, gangren, kulit dingin dan lokasi tersering adalah di jari.
Bentuk ulkus perlu digambarkan seperti; tepi, dasar, ada/tidak pus, eksudat,
edema atau kalus. Kedalaman ulkus perlu dinilai dengan bantuan probe steril.
melibatkan tendon, tulang atau sendi. Berdasarkan penelitian Reiber, lokasi ulkus
tersering adalah di permukaan jari dorsal dan plantar (52%), daerah plantar
vaskuler pada penderita penyakit oklusi arteri pada ekstremitas bagian bawah.
Pulsasi arteri femoralis, arteri poplitea, dorsalis pedis, tibialis posterior harus
hilang. Pada umumnya jika pulsasi arteri tibialis posterior dan dorsalis pedis
teraba normal, perfusi pada level ini menggambarkan patensi aksial normal.
superfisialis, dan karena itu meskipun teraba pulsasi pada lipat paha namun
tidak didapatkan pulsasi pada arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior.
dan karena itu meskipun teraba pulsasi pada arteri femoral dan poplitea tapi
dan derajat gangren , maka dibuat klasifikasi derajat lesi pada kaki diabetik
Derajat 0 Tidak ada lesi terbuka, kulit utuh dan mungkin disertai
Derajat II Ulkus dalam mengenai tendon, kapsula sendi, atau fasia yang
dalam tanpa abses atau osteomielitis
Derajat III Ulkus yang dalam disertai abses, osteomielitis atau sepsis sendi
penurunan berat badan. Namun pasien tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki
Luka di kaki kanan pasien awalnya karena tertusuk paku. Awalnya kecil
namun tidak sembuh, kemudian sempat dilakukan rawat luka di mantri dan di
Menurut pasien luka terasa linu dan bernanah. pasien juga memiliki
sering merasa kesemutan di jari kaki kiri dan kanan sejak bulan yang lalu, hal ini
bernanah, terasa nyeri dan tidak berbau, Pulsasi arteri dorsalis pedis teraba 100
x/menit.
menandakan adanya suatu infeksi. Gula darah tetap tinggi meskipun pasien
Dari anamnesa terdapat gejala klasik DM dan gula darah acak ≥ 200
sebelum terjadinya perlukaan kulit) dan pencegahan agar tidak terjadi kecacatan
yang terjadi).1
1. Pencegahan Primer:
terajdinya ulkus. Peran ahli rehabilitasi medik dengan memberikan alas kaki yang
risiko terjadinya dan risiko besarnya masalah yang mungkin timbul, yaitu:1
5. komplikasi
insensitif (kategori 3 dan 5), alas kaki perlu diperhatikan dengan benar. Apabila
telah terjadi deformitas (kategori 2 dan 5), perlu perhatian khusus mengenai
sepatu/alas kaki yang dipakai untuk meratakan penyebaran tekanan pada kaki.
Untuk kategori 4, karena terjadi permasalahan vaskuler, maka latihan kaki perlu
2. Pencegahan Sekunder
- wound control
- vascular control
- metabolic control
- educatinal control
a. Kontrol Metabolik
Status nutrisi harus diperhatikan, karena nutrisi yang baik akan membantu
proses penyembuhan luka. Kadar albumin serum, kadar Hb, derajat oksigenasi
b. Kontrol Vaskuler
Kelainan pembuluh darah perifer dapat dikenali dengan cara sederhana seperti
warna dan suhu kulit, perabaan arteri dorsalis pedis, dan arteri tibialis posterior
serta pengukuran tekanan darah. Dapat juga dilakukan penilaian dengan ankle
pengelolaan kelainan pembuluh darah perifer dari sudut vaskuler, yaitu berupa:
- stop merokok
hipertensi, dislipidemia)
- walking program
2) Terapi Farmakologis
3) Revaskularisasi
c. Wound Control
Perawatan luka sejak pasien datang pertama kali harus dikerjkan dengan
baik dan teliti. Evaluasi luka harus dikerjakan secermat mungkin. Tindakan
pus luka. Demi menjaga suasana yang kondusif, luka dapat ditutup dengan kasa
Untuk kesembuhan luka kronis, suasana sekitar luka yang kondusif harus
luka dapat terjadi sesuai dengan tahapan normalnya. Apabila proses inflamasi
masih terjadi, proses penyembuhan tidak akan melanjut ke fase granulasi dan
epitelialisasi.
d. Microbiological Control
Antibiotik yang diberikan harus sesuai dengan hasil biakan kuman dan
spektrum luas mencakup kuman Gram positif dan negatif (seperti misalnya
e. Pressure Control
Luka yang selalu mendapat tekanan akan memperlambat proses
sepatu temporer, pemakaian kursi roda, alas kaki yang empuk, dan lain-lain.
Selain itu dapat pula dilakukan pembedahan untuk mengurangi tekanan pada
f. Educational Control
- Memeriksa kaki setiap hari, semua area harus diperiksa, bila ada kemerahan,
luka, memar, bercak, atau trauma karena apapun segera memeriksakan diri
ke fasilitas kesehatan
sekali, bila ada neuropati atau deformitas apapun harus lebih sering
memeriksakan
gula darah, yaitu dengan pemberian insulin long acting berupa insulatard 0-10 iu
subcutan. Kadar albumin diperbaiki dengan pemberian diet tinggi protein. Diet
Keadaan vaskular hanya diperiksa dengan melihat warna dan suhu kulit,
perabaan arteri dorsalis pedis, dan arteri tibialis posterior serta pengukuran
tekanan darah. Ankle brachial index, ankle pressure, toe pressure, TcPO2, dan
darah dan tekanan darah. Kontrol tekanan darah dilakukan dengan pemberian
Untuk perawatan luka, dilakukan rawat luka setiap hari. Untuk mengontrol
pewarnaan Gram didapatkan kokus Gram positif dan pada kultur didapatkan
langsung dengan pewarnaan Gram didapatkan batang Gram negatif dan pada
terhadap nefilmicin dan meropenem. Maka pada pasien ini juga diterapi dengan
LED 130 mm/jam 4.1 Secondary related with Inj Actrapid 4-4-4 iu sc
5. Hipoalbuminemia ASA 1x 80 mg po
Simvastatin 0 20 mg po
Rawat Luka
18/5/11 - GCS 456 1. Diabetic Foot Wagner III Diet DM 1900 kkal/hari
GDP 239 mg/dl 3.1 Secondary related with Inj insulatard 0-12 iu sc
Rawat Luka
19/5/11 GCS 456 1. Diabetic Foot Wagner III Diet DM 1900 kkal/hari
Simvastatin 0 20 mg po
Rawat Luka
23/5/11 - GCS 456 1. Diabetic Foot Wagner III Diet DM 1900 kkal/hari
GDP 131 mg/dl 3.1 Secondary related with Inj Ranitidine 2x50 mg iv
ASA 1x 80 mg po
Simvastatin 0 20 mg po
30/5/11 Pusing GCS 456 1. Diabetic Foot Wagner III Diet DM 1900 kkal/hari, rendah
Amoksiclav 3x625 mg
ASA 1x 80 mg po
Simvastatin 0 20 mg po
Captopril 3x12,5 mg
7/5/11 - GCS 456 1. Diabetic Foot Wagner III Diet DM 1900 kkal/hari, rendah
Omeprazole 2x20mg po
ASA 1x 80 mg po
Simvastatin 0 20 mg po
Captopril 3x25 mg
11/6/11 - GCS 456 1. Diabetic Foot Wagner III KRS
Simvastatin 0 20 mg po
Captopril 3x25 mg
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Jilid III. Edisi IV.
Universitas Indonesia
2010. http://www.pppl.depkes.go.id/index.php?c=berita&m=fullview&id=61.
2011
7. Bethesda. 2001. Foot Care Kit For Diabetes Help Prevent Amputations
8. Rossini A. 1999. The Healing Handbook for Persons with Diabetes; Skin and
Foot Care.http://www.umassmed.edu/healinghandbook/chapter11/index.aspx
9. Why is Foot Care is Important for Person with Diabetes. June 7, 2000.
11. Frykberg RG. Diabetic Foot Ulcers: Pathogenesis and Management. Am Fam
Physician. 2002 Nov 1;66(9):1655-1663
p1233 1235