Anda di halaman 1dari 4

KEJADIAN LUAR BIASA

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI


PROGRAM STUDI PROFESI NERS

ANTENG WAHYU FITRIANI

I4B021028

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

PURWOKERTO

2021
Kejadian Luar Biasa Yang Ditemukan Di Ruangan

Pada 9 September 2021-11 September 2021 merupakan jadwal bagi penulis untuk
mulai praktik di stase keperawatan dasar profesi. Penulis mendapatkan kesempatan untuk
praktik di Ruang Teratai selama tiga hari di minggu pertama yang merupakan Ruang Pra dan
Pasca Bedah dan di minggu ke 2 penulis mendapatkan di Ruang Mawar yaitu ruang penyakit
dalam, selama tiga hari juga. Lokasi 2 ruangan itu berada di lantai 2. Selama praktik di
Ruang Teratai RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, penulis menemukan berbagai kejadian
yang belum pernah dilihat sebelumnya secara langsung di lapangan, dan kami belajar baik itu
tindakan skill ataupun tambahan teori yang insyalah nantinya dapat menjadi tambahan
informasi dan pengetahuan bagi si penulis. Disini penulis dapat belajar banyak dari pasien-
pasien yang disana, dimana mereka memilki keluhan penyakit yang berbeda beda, dengan
tindakan yang berbeda-beda pula.

Salah satu kejadian luar biasa yang dialami penulis ketika penulis menjumpai pasien
lansia yang mengalami amputasi kaki kanan. Pasien merupakan lansia perempuan yang
berusia 63 tahun yang dirawat dengan diagnosa medis Chronic ulcer of skin (Ganggren pedis
dextra + DM). Keluarga pasien memiliki riwayat diabetes milletus yaitu kakaknya. Padahal
ibunya dari nutrisi yang dimakan suka mengonsumsi obat herbal ataupun makanan yang
alami seperti sayuran dll. Namun faktor riwayat penyakit itu memang dialami temurun dari
kakaknya yang kemungkinan besar menjadi riwayat penyakit dari keluarga. Keluarga
mengatakan bahwa Ny. B selalu rutin cek gula darah, dan hasilnya selalu tinggi hingga
akhirnya sampai lebaran beliau cek gula darah ternyata sudah > 400 mg/dl. Akhirnya Ny. B
mulai di berikan cairan insulin sesuai anjuran dokter.

Alasan pasien masuk rumah sakit adalah pasien mengalami luka di kaki sebelah
kanan, nekrotik, luka kotor, puss, berbau, serta kadar gula darah pasien > 400 mg/dL yang
sebelumnya beliau merupakan pasien dari rumah sakit Harapan Ibu Purbalingga yang
kemudian dirujuk ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo untuk dilakukan tindakan operasi.
Hal ini dipertimbangkan karena dengan operasi harapannya Luka DM yang diderita ibu ini,
termasuk sudah parah dan memiliki resiko menyebar ke organ lainnyaa. Sehingga dilakukan
tindakan amputasi pada kaki kanan pasien. Pada saat penulis melakukan pengkajian pada
pasien tersebut, pasien mengeluh nyeri pada area luka operasi dan tampak meringis kesakitan.
Penulis juga sempat berkomunikasi dengan keluarga terkait kondisi ibunya yang ternyata 5
tahun sebelumnya sudah mengetahui jika beliau memilki penyakit DM, tapi ternyata
glukosanya selalu mengalami ketidakseimbangan glukosa darah (Tidak stabil). Akhirnya
keluarga memilih untuk mengamputasi saja dan mengatakan menerima saran dokter bahwa
jika sudah di amputasi keluarga lebih mudah untuk mengurus Ny. B. Disini penulis juga
melihat jahitan pasca bedah pasien secara langsung dan diberi kesempatan oleh perawat
untuk ikut merawat luka dengan mengganti balutan luka di waktu sift pagi. Sehingga penulis
mengetahui kondisi setelah di operasi yang dimana jahitan Ny B bagus dan kering tidak
basah.

Analisis Peristiwa

Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme karbohidrat,


lemak dan protein yang berhubungan dengan defisiensi relatif atau absolut sekresi insulin
yang ditandai dengan hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh factor lingkungan. DM
adalah suatu penyakit menahun yang ditandai dengan gul darah melebihi batas normal
(Misnadiarly, 2016). DM dapat menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia mulai dari
kulit sampai jantung yang menimbulkan komplikasi. Salah satu komplikasi yang terjadi
akibat diabetes adalah ulkus diabetikum. Ulkus diabetikum merupakan kejadian luka yang
timbul pada penderita diabetes akibat komplikasi mikroangiopati dan makroangiopati.
Neuropati perifer akan menyebabkan hilangnya sensasi di daerah distal kaki. Lamanya
seseorang menderita diabetes akan menyebabkan komplikasi mikroangiopati sehingga
neuropati diabetikum akan menyebabkan timbulnya ulkus pada kaki (Marissa & Ramadhan,
2017).

Berbagai faktor diduga berperan pada kejadian ulkus, diantaranya lamanya menderita
diabetes, kadar kolesterol, IMT, kurangnya latihan fisik,dan perawatan kaki yang tidak
teratur. Lokasi yang paling sering mengalami luka adalah di kaki dan jari-jari kaki (hestiana
2017) Beberapa strategi telah dikembangkan untuk menangani penyakit kaki diabetes,
penanganan umumnya adalah dengan cara pembedahan, debridement jaringan mati, evakuasi
nanah dan amputasi. Amputasi pada kaki diabetik diindikasikan bila terdapat neuropati
diabetik, penyakit pembuluh darah, dan deformitas ulseratif yang telah menyebabkan
nekrosis jaringan lunak, osteomyelitis, sepsis, atau nyeri. Secara keseluruhan, diabetes adalah
penyebab utama untuk amputasi non traumatic tungkai bawah (Hestiana., 2017).

Solusi dan Saran Untuk Kejadian Tersebut

Perlu tindakan pencegahan agar ulkus berulang tidak terjadi. Tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan perawatan kaki dan pengontrolan glikemi. Penderita diajarkan
untuk memperhatikan kebersihan kaki, menggunakan alas kaki yang tepat, mengobati segera
jika terdapat luka, pemeriksaan kaki rutin termasuk debridemen pada telapak dan kuku kaki
yang tumbuh ke dalam. Pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan perubahan
gaya hidup, mengkonsumsi obat anti diabetes dan memeriksa kadar gula darah secara rutin.
Penanganan yang tepat merupakan hal yang penting untuk mencegah amputasi dan menjaga
kualitas hidup penderita. Amputasi pada pasien kaki diabetes seharusnya dapat dicegah
dengan mengetahui faktor-faktor risikonya. Oleh karena itu, identifikasi faktor-faktor risiko
penyebab amputasi perlu dilakukan. Dan baik dilakukan juga jika pasien mampu menerapkan
pengelolaan diet, olahraga, obat, kepatuhan mengelola makanan, terapi farmakologis,
edukasi, dan lainnya.

Hestiana, D.W. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam pengelolaan
diet pada pasien rawat jalan diabetes melitus tipe 2 di kota Semarang. Journal of Health
Education, 2 (2).

Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus, Mengenali Gejala, Menanggulangi, Mencegh


Komplikasi. Jakarta : Pusat Populer Obor

Anda mungkin juga menyukai