Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS JURNAL

“Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava.L) terhadap


Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja Putri”

Sebagai Salah Satu Syarat Memenuhi Tugas Kelompok


Stase Keperawatan Medikal Bedah
Semester 1

Disusun Oleh:

Ika Kartini Andriyani I4B021049


Nita Yulinda I4B021050
Risti Linta Chumaira I4B021052
Putut Anggara S I4B021056

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PENDIDIKAN PROFESI NERS
PURWOKERTO
2022

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II RESUME JURNAL....................................................................................3
A. Jurnal Utama.................................................................................................3
B. Jurnal Pembanding........................................................................................7
BAB III DISCUSSION..........................................................................................11
BAB IV IMPLIKASI KEPERAWATAN..............................................................15
A. Implikasi Keperawatan...............................................................................15
B. Aplikabilitas................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
LAMPIRAN...........................................................................................................19
1. Lampiran 1. Jurnal Utama...........................................................................19
2. Lampiran 2. Jurnal Pembanding.................................................................23

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu keadaan sel darah merah (hemoglobin) atau
protein pembawa oksigen didalam sel darah merah berada dibawah kategori
normal (Kusumawardani 2010). Keadaan ini sebagian besar disebabkan oleh
faktor defisiensi zat besi yang ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin
dan terjadinya penurunan kadar ferritin. Kadar hemoglobin normal pada laki-
laki dan perempuan yaitu kadar hemoglobinnya lebih kurang 12 gr/dl,
dikatakan anemia ringan jika kadar hemoglobinnya 10-12 gr/dl, anemia sedang
8-10 gr/dl dan anemia berat bila kadar hemoglobinnya kurang 8 gr/dl (Bakta
2006)
Ferritin adalah suatu protein yang menyimpan zat besi dan berperan
penting dalam proses pembetukan hemoglobin dan sel darah merah
(Sanggeloran, Kapantow & Malonda 2014). Kadar ferritin serum merupakan
gambaran keadaan simpanan total zat besi didalam tubuh dan merupakan
indikator cadangan besi yang bisa dilihat kadarnya melalui pemeriksaan
laboratorium (Andawari, Bolang & Rattu 2013). Kadar ferritin untuk laki-laki
yaitu 40–300 μg/L dan untuk wanita 20-150 μg/L. Pemeriksaan kadar serum
feritin terbukti sebagai indikator paling awal keadaan cadangan besi tubuh
menurun. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode
immunoradiometric assay (IRMA) dan enzyme linked immunosorbent assay
(ELISA) (Muhammad & Sianipar 2018).
Beberapa hasil penelitian tentang jus jambu bii merah menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada kelompok yang mendapat
suplementasi Fe dengan kelompok yang mendapat suplementasi Fe ditambah
dengan mengkonsumsi jus jambu biji (100g jambu biji) (Nusantri Rusdi 2020).
Bagi anak-anak dan remaja putri khususnya yang menderita anemia dapat
menyebabkan turunnya gairah belajar, konsentrasi, mengantuk serta dapat
mengganggu pertumbuhan seperti tinggi dan berat badan yang tidak sempurna.
Selain itu, juga menyebabkan turunnya daya tahan tubuh sehingga mudah
terserang penyakit. 2 Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh adanya

1
vitamin C dalam tubuh remaja. Vitamin C dapat membantu mereduksi besi
ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga mudah diabsorpsi
tubuh, proses reduksi tersebut akan semakin besar jika pH didalam lambung
semakin asam. Vitamin C dapat meningkatkan pH didalam lambung sehingga
dapat meningkatkan proses penyerapan zat besi hingga 30% (Nusantri Rusdi
2020). Kandungan vitamin C yang paling tinggi terdapat didalam buah jambu
biji. Dalam bahasa latin jambu ini dikenal dengan sebutan Psidium guajava,
dan dalam bahasa Inggris disebut Guava. Kandungan vitamin C dalam jambu
biji lebih tinggi dari buah jeruk, dalam 100 gram buah jambu biji ini
mengandung 183,5 mg vitamin C, sedangkan pada 100 gram buah jeruk
terkandung 50-70 mg vitamin C (Rusdi, Oenzil & Chundrayetti 2018).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh jus jambu biji merah (Psidium
guajava.L) terhadap kadar hemoglobin dan ferritin serum penderita anemia
remaja putri.

B. Tujuan
Untuk mengetahui intervensi non farmakologis pada penderita anemia
berdasarkan evidence based riset.

2
BAB II RESUME JURNAL

A. Jurnal Utama
1. Identitas Jurnal

Judul Pengaruh Jus Jambu Biji Merah terhadap


: Hemoglobin dan Hematokrit Kadar pada Remaja
Putri dengan Anemia
Sumber Jurnal Jurnal Penelitian Ilmu Kedokteran dan Kedokteran
:
Gigi
Penulis Mega, Hidayat Wijayanegara, Siti Sugih
:
Hartiningsih, Menizibeya O Welcome, Senol Dane.
TahunTerbit : 2019
Nomor : 3
Volume : 7
Page 145-150
Alamat Jurnal : -

Tanggal
: 14 April 2022
Mengunduh

2. Metodologi Penelitian

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan


Penelitian efek jus jambu biji merah terhadap kadar hemoglobin
dan hematokrit dengan suplementasi zat besi pada remaja
putri dengan anemia.
Desain : Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Institut Ilmu
Penelitian Kesehatan Dharma Husada, Bandung Indonesia.
Penelitian dilakukan di antara siswa SMA Tomo
Secondary School, Sumedang, Bandung, Indonesia.
Teknik : Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan
Sampling menggunakan teknik simple random sampling.
Jumlah : Jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 32 orang

3
Sampel dengan kelompok jambu biji merah (n=16) dan
kelompok suplementasi zat besi (n=16).
Kriteria : Kriteria inklusi adalah:
Inklusi- -Kesediaan untuk berpartisipasi, anemia, dan tidak ada
Eksklusi gangguan kesehata lain berdasarkan pemeriksaan medis.
Kriteria eksklusi:
-Keengganan berpartisipasi dalam penelitian, Adanya
masalah kesehatan lain selain anemia seperti penyakit
metabolik, jantung atau ginjal, yang dapat
mempengaruhi hemoglobin atau hematokrit berdasarkan
anamnesis.
Prosedur : Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu yaitu, dari
Penelitian Desember
2017-Januari 2018. Setelah persetujuan protokol percobaan,
maksud dan tujuan penelitian dijelaskan secara eksplisit
kepada
peserta sebelum memulai percobaan. Semua sukarelawan
menandatangani persetujuan sebelum memulai sesi
eksperimen. Tahap pertama penelitian dilakukan dengan
memeriksa pucat konjungtiva dan kapiler refill. Siswa yang
pucat dan pengisian kapiler tertunda (normal 1-2 detik)
dibawa ke laboratorium kesehatan setempat untuk analisis
hemoglobin dan hematokrit. 32 siswa melaporkan setelah 12
jam puasa semalam dan 4 ml sampel darah vena dikumpulkan
untuk analisis. Semua siswa diminta untuk sepenuhnya
berpantang dari makanan kaya zat besi seperti susu sapi,
daging, telur, jeruk, kacang-kacangan, kacang polong, dan
stroberi. Peserta diacak dengan memberikan nomor acak yang
dihasilkan menggunakan lembar Excel, daftar peserta disusun
ulang sesuai dengan nomor acak. 16 siswa masing-masing
ditugaskan di setiap kelompok. Selama 2 minggu, satu
kelompok menerima jus jambu biji merah dan yang lainnya
menerima tablet zat besi setiap hari. Mereka diberikan daftar
makanan dengan kandungan zat besi tinggi (termasuk daging,

4
hati dan bayam) dan disarankan untuk tidak mengkonsumsi
makanan tersebut.
Uji : Perangkat lunak SPSS (versi 18.0 untuk Windows)
Statistik digunakan untuk analisis data statistik. Hasil dinyatakan
sebagai mean ± standar deviasi (SD) serta dalam
persentase (%). Pola sebaran data dievaluasi dengan uji
Kolmogorov Smirnov. Uji Tindakan Berulang dalam
Model Linier Umum digunakan untuk perbandingan
hasil hemoglobin dan hematokrit sebelum dan sesudah
terapi (dua pengukuran: hari ke- 7 dan ke- 14 ).
Perbedaan dianggap signifikan secara statistik pada pÿ
0,05.
Hasil Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik nilai
pretest kadar hemoglobin dan hematokrit antara
kelompok jambu biji merah dan kelompok suplementasi
zat besi. Suplementasi jambu biji merah dan zat besi
pada mahasiswi menyebabkan peningkatan kadar
hemoglobin dan hematokrit (p=0,00). Namun, secara
statistik tidak terdapat perbedaan bermakna nilai
hematokrit posttest dan nilai hemoglobin antara
kelompok jambu biji merah dan kelompok suplementasi
zat besi (F=2.57, p=0.1).
Simpulan Jus jambu biji merah efektif dalam meningkatkan kadar
hemoglobin dan hematokrit mahasiswi anemia. Efek
jambu biji merah pada kadar hemoglobin dan hematokrit
sebanding dengan efek yang dicapai pada pemberian
suplementasi zat besi. Jambu biji merah adalah buah
yang
sangat murah bahkan orang yang kurang mampu pun
bisa
mendapatkannya dengan mudah. Oleh karena itu, jus
buah ini efektif tidak hanya dalam mengelola keadaan

5
oksidatif inflamasi, tetapi juga mengobati anemia
defisiensi besi.

B. Jurnal Pembanding 1
1. Identitas Jurnal

Judul : Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium


Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin
Serum Penderita Anemia Remaja Putri
Penulis : Pagdya Haninda Nusantri Rusdi , Fadil Oenzil , Eva
Chundrayetti
Tahun : 2018

Nama : Jurnal Kesehatan Andalas


jurnal

Volume : 7

Issue : 1

Page : 74-79

DOI : -

Tanggal : 14 April 2022


mengundu
h

2. Metode Penelitian

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan


Penelitian pengaruh pemberian jus jambu biji merah (psidium
guajava. L) terhadap kadar hemoglobin dan ferritin
serum penderita anemia remaja putri di Panti Asuhan
Tri Murni Kota Padang Panjang
Desain : Desain penelitian yang digunakan adalah quasi

6
Penelitian eksperiment terhadap 34 orang remaja anemia
Teknik : Teknik yang digunakan pada penelitian ini
Sampling menggunakan simple random sampling
Jumlah : Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian yaitu 34
Sampel partisipan penderita anemia. Subjek dibagi menjadi 2
kelompok, terdiri dari kelompok kontrol berjumlah 17
parisipan dan kelompok perlakuan berjumlah 17
partisipan yang diberikan jus jambu biji merah,
perlakuan diberi selama 7 hari berturut-turut, hari
pertama dilakukan Pre-Test dan pada hari ke 8
dilakukan Post-Test
Kriteria : Kriteria inklusi penelitian ini adalah: remaja di Panti
Inklusi- Asuhan Tri Murni Kota Padang Panjang yang menderita
Eksklusi anemia ringan dan sedang dan bersedia menjadi
responden
Kriteria eksklusi penelitian yaitu;
 Responden yang tidak mengikuti penelitian hingga
akhir
Prosedur : Semua responden yang memenuhi kriteria inklusi
Penelitian semua remaja putri yang ada di Panti asuhan Tri Murni
Kota Padang, diikutsertakan dalam penelitian.
Partisipan dijelaskan tentang protokol penelitian dan
dilakukan setelah penandatanganan informed concent.
Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, terdiri dari
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang
diberikan jus jambu biji merah, perlakuan diberi selama
7 hari berturut-turut, hari pertama dilakukan Pre-Test
dan pada hari ke 8 dilakukan Post-Test.

Uji : Untuk melihat data hemoglobin dan ferritin yang


Statistik diperoleh dianalisis dengan uji t-test (t-dependent).
Berdasarkan uji t-test didapatkan nilai p< 0,001 maka

7
dapat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
kadar hemoglobin dan ferritin serum sebelum dan
sesudah diberikan jus jambu biji merah.
Hasil : Berdasarkan penelitian ini didapatkan data dari kedua
Penelitian kelompok yaitu: Hasil penelitian didapatkan rerata
kadar hemoglobin kelompok kontrol pretest adalah
10,26 gr/dl dengan standar deviasi 1,06, dan rata-rata
kadar ferritin serumnya adalah 33,63 μg/L dengan
standar deviasi 6,15. Sedangkan rerata kadar
hemoglobin kelompok intervensi sebelum diberikan jus
jambu biji merah (Psidium Guajava. L) adalah 10,50
gr/dl dengan standar deviasi 1,04, dan rerata kadar
ferritin serumnya adalah 36,63 μg/L dengan standar
deviasi 8,09. Rerata kadar hemoglobin kelompok
kontrol (postest) adalah 10,98 gr/dl dengan standar
deviasi 0,99 dan rerata kadar ferritinnya adalah 40,35
μg/L dengan standar deviasi 6,80. Sedangkan rerata
kadar hemoglobin kelompok intervensi sesudah
diberikan Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava. L)
adalah 12,48 gr/dl dengan standar deviasi 0,67 dan
rerata kadar ferritin serumnya adalah 57,40 μg/L dengan
standar deviasinya adalah 14,09.

Simpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


ada pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap
kadar hemoglobin dan ferritin serum penderita anemia
remaja putri.
Kekuatan : Kekuatan dalam penelitian ini yakni
dan 1. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan
Kelemahan desain Pre-Test - Post-Test dibagi menjadi 2
kelompok yakni kelompok A sebagai kelompok
kontrol, kelompok B mendapatkan terapi jus jambu.
2. Periode penelitian yang dilakukan yaitu 7 hari

8
berturut-turut
3. Pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan alat
tes hemoglobin digital easy Touch GCHb dan
Ferritin diukur menggunakan alat
Immunochemiluminescent yang memperkuat hasil
penelitian.
4. Partisipan mendapatkan jenis terapi diet makanan
yang sama.
5. Penerapan impelementasi jurnal yang mudah
diaplikasikan.
Kelemahan dalam penelitian ini yakni
1. Tidak terdapat alamat DOI pada jurnal.
2. Ada beberapa referensi yang tidak dicantumkan
dalam daftar pustaka.
3. Tidak terdapat kriteria esklusi pada penelitian.

C. Jurnal Pembanding 2
3. Identitas Jurnal

Judul Pengaruh Jus Jambu Biji Merah Dalam


:
Meingkatkan Kadar Hemoglobin
Sumber Jurnal : Media Farmasi Indonesia
Penulis : FP. Hardimarta, CAYuniarti, Nur Annisa
TahunTerbit : 2016
Nomor : 1
Volume : 12
Page 1150 - 1155
Alamat Jurnal : -

Tanggal
: 14 April 2022
Mengunduh

4. Metodologi Penelitian

9
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Penelitian pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar
hemoglobin pada mahasiswa Akademi Analis Kesehatan
17 Agustus 1945 Semarang.
Desain : Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimental
Penelitian dengan desain penelitian One Group Pre test Post
Test Design.
Teknik : Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan
Sampling menggunakan teknik simple random sampling.
Jumlah : Jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 30 orang
Sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling
Kriteria : Kriteria inklusi adalah:
Inklusi- Mahasiswi Akademi Analis Kesehatan 17 Agustus 1945
Eksklusi Semarang, semester 5.
Kriteria eksklusi:-
Prosedur : Pembuatan Jus Jambu Biji Merah
Penelitian Tahap awal dilakukan dengan pengumpulan bahan baku
jambu biji merah. Kemudian buah jambu biji merah dikupas,
dipotong dan dipisahkan dengan biji buahnya. Jus jambu biji
merah dibuat dengan mengambil sari dari daging buah
tanpa biji yang bersih dan segar, kemudian dimasukkan
dalam blender tanpa penambahan air atau bahan apapun
lainnya.
Pemberian Perlakuan Jus Jambu Biji Merah
Setiap responden diberikan 100% jus jambu biji merah
dengan volume 3 ml/kg BB dikonsumsi sebanyak 1 kali/hari
selama 7 hari.
Pengukuran Kadar Hemoglobin
Sebelum mengkonsumsi jus jambu merah, responden diukur
terlebih dahulu kadar hemoglobin. Kemudian setelah 7 hari
konsumsi jus jambu biji merah,responden kembali diukur
kadar hemoglobin.
Uji : Data dianalisis dengan uji statistik menggunakan
Statistik program SPSS Ver 16 dengan menggunakan uji T –

10
data berpasangan (Paired T Test). Taraf kepercayaan 95
% atau α =0,05.
Hasil Rerata kadar hemoglobin sebelum mengkonsumsi jus
jambu biji merah adalah 12,97 g/dl sedangkan rerata
kadar hemoglobin setelah mengkonsumsi jus jambu
biji merah adalah 14,20 g/dl. Data selanjutnya
dianilisa dengan Paired T Test dan menunjukkan
terdapat perbedaan signifikan kadar hemoglobin
sebelum dan sesudah konsumsi jus jambu biji merah.
Hasil uji Paired T-Test didapatkan P=0,000 (P<0,05)
yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan
antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah
mengonsumsi jus jambu biji merah 100 % setelah 7 hari
dengan dosis 3 ml/kgBB/hari. Hal ini membuktikan
bahwa konsumsi jus jambu merah memiliki pengaruh
terhadap peningkatan kadar hemoglobin.
Simpulan Pemberian jus jambu biji merah memiliki pengaruh
dalam peningkatan kadar hemoglobin mahasiswa Akademi
Analis Kesehatan 17 Agustus 1945 Semarang.

11
BAB III DISCUSSION

Pencarian jurnal dilakukan dengan bahasa inggris yang relevan dengan


topik. Pencarian dilakukan secara elektronik dengan menggunakan beberapa
database, antara lain Google Scholar, Science Direct, Garuda.ristekdikti.
Keyword yang digunakan adalah “anemia management”. Hasil penelusuran
menunjukkan pada database Google Scholar terdapat 250.000 artikel,
ScienceDirect sebanyak 140.000 artikel, Garuda.ristekdikti sebanyak 10 artikel.
Selanjutnya jurnal dikonsultasikan dengan pembimbing untuk kemudian di kaji
dan di telaah.

Menurut (Meliliyanti & Ramadhani 2020), anemia adalah suatu kondisi


tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal.
Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang
berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya keseluruh sel jaringan
tubuh. Oksigen diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya.
Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala
antara lain kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan aktivitas.
Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel
darah merah/eritrosit. Anemia merupakan suatu gejala yang harus dicari
penyebabnya dan penanggulangannya dilakukan sesuai dengan penyebabnya.
Penegakkan diagnosis anemia dilakukan dengan pemeriksaaan laboratorium
kadar hemoglobin/Hb dalam darah dengan menggunakan metode
Cyanmethemoglobin. Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi
besi, defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia
terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel darah merah yang kurang dan
kehilangan darah baik secara menahun.

Terapi anemia dapat dilakukan dengan perbaikan pola makanan sehat


dengan pemenuhan zat gizi mikro. Pemenuhan zat gizi mikro seperti vitamin,
mineral dan fitokimia dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan sehat
seperti buah yang banyak mengandung vitamin, mineral, serat dan senyawa
fitokimia yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan yang mengandung Fe,vitamin
B12, B6, asam folat dan vitamin C merupakan makanan yang dapat

12
meningkatkan kadar hemoglobin darah. Buah jambu biji merah (Psidium
Guajava,Linn) mengandung vitamin C / asam askorbat sebanyak 50 – 3000
mg/100 gr berat segar, tiga sampai enam kali lebih tinggi daripada jeruk.
Membran eritrosit kaya akan asam lemak tak jenuh. Eritrosit lebih sering
terpapar oksigen dibandingkan jaringan tubuh lain sehingga rentan terhadap
kerusakan oksidatif. Invasi membran eritrosit oleh peroksidan menyebabkan
terjadinya hemolisis. Bahkan hemoglobin dalam eritrosit merupakan katalisator
kuat yang menstimulasi terbentuknya peroksidase lipid (Hardimarta, Yuniarti &
Annisa 2017).

Berdasarkan jurnal penelitian utama yang kelompok kami analisis yakni


dilakukan oleh (Mega et al. 2019), mengenai pengaruh jus jambu biji merah
terhadap hemoglobin dan hematokrit kadar pada remaja putri dengan anemia
menunjukkan bahwa jus jambu biji merah efektif dalam meningkatkan kadar
hemoglobin dan hematokrit mahasiawa dengan anemia. Hasil penelitian ini
sejalan dengan temuan Rusdi et.al (2018) tentang Pengaruh Pemberian Jus
Jambu Biji Merah (Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan
Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja Putri menunjukan hasil nilai p< 0,001
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kadar
hemoglobin dan ferritin serum sebelum dan sesudah diberikan jus jambu biji
merah. Hardimarta et al. (2016) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa rerata
kadar hemoglobin sebelum mengkonsumsi jus jambu biji merah adalah
12,97 g/dl sedangkan rerata kadar hemoglobin setelah mengkonsumsi jus
jambu biji merah mengalami peningkatan menjadi 14,20 g/dl. Hasil uji Paired
T-Test didapatkan P=0,000 (P<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah
mengonsumsi jus jambu biji merah 100 % setelah 7 hari dengan dosis 3
ml/kgBB/hari.
Pada jurnal utama menunjukkan bahwa Peran jus jambu biji merah dalam
memediasi peningkatan kadar hemoglobin dan hematokrit mungkin sebagian
karena aktivitas pleiotropiknya termasuk aksi antioksidannya. Jambu biji merah
terbukti menekan molekul inflamasi seperti iNOS dan NF-ÿB melalui aktivasi
PPARÿ.

13
Menurut Hardimarta 2017, buah jambu biji dapat meningkatkan kadar
hemoglobin karena terdapat kandungan zat kimia di dalamnya seperti kuersetin,
guajaverin, asam galat, leukosianidin dan asam elagat. Kuersetin merupakan
senyawa flavonoid dari golongan flavonol. Flavonoid termasuk senyawa fenolik
alam yang berfungsi sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan kuersetin lebih
kuat dibandingkan dengan vitamin C dan vitamin E. Membran sel darah merah
sangat rentan terhadap proses oksidasi yang menginduksi radikal bebas baik oleh
karena oksigen yang mebentuk peroksida lipid maupun paparan sinar UV yang
dapat membentuk hidroksil. Radikal bebas tersebut menyebabkan instabilitas
pada membran eritrosit sehingga dapat menyebabkan lisis bahkan kematian sel
dan menurunkan kadar hemoglobin. Senyawa flavonoid dapat bereaksi langsung
dengan radikal bebas dimana elektron yang tidak berpasangan pada radikal bebas
ditangkap oleh flavonoid tanpa menghasilkan radikal bebas yang lain. Kuersetin
sebagai flavonoid telah dibuktikan berhubungan dengan efek antioksidan.
Penelitian tersebut membuktikan kuersetin murni dapat menghambat terjadinya
hemolisis sel sebanyak 35,5% Kuersetin menginduksi oksidasi oksihemoglobin
menjadi methemoglobin dimana oksidasi ini tidak menyebabkan hemolisis.
Likopen dapat melindungi kerusakan sel oleh radikal bebas, menonaktifkan
hidrogen peroksidasi dan nitrogen dioxide. Selain itu kandungan vitamin E
dalam jambu biji merah berfungsi sebagai pertahanan terhadap peroksidasi asam
lemak tak jenuh ganda pada eritrosit sehingga dapat mencegah hemolisis.
Vitamin E dapat menghentikan reaksi berantai pada peroksidasi lipid dengan
meberikan elektron tunggal pada dua reaksi berurutan dan membentuk senyawa
teroksidasi stabil.
Menurut (Hardimarta, Yuniarti & Annisa 2017), dalam buah Jambu biji
merah mengandung senyawa yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam
darah, antara lain : zat besi, vitamin C, vitamin A, tembaga dan fosfor. Zat besi
merupakan mineral yang diperlukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh. Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat membuat seseorang mengalami
penurunan sistem kekebalan tubuh dan sering merasa lesu. Hal ini juga
merupakan salah satu penyebab anemia. Zat besi dengan vitamin C membentuk
askorbat besi kompleks yang larut dan mudah diserap oleh organ-organ pada

14
tubuh manusia. Pengubahan zat besi non-heme dalam bentuk senyawa etabolis
Ferri menjadi Ferro akan semakin besar bila pH di dalam lambung semakin
asam. Vitamin C dapat menambah keasaman sehingga membantu meningkatkan
penyerapan zat besi sebanyak 30%

15
BAB IV IMPLIKASI KEPERAWATAN

A. Implikasi Keperawatan
Intervensi jus jus jambu terhadap pengobatan anemia dapat diterapkan
dalam bidang pelayanan kesehatan. Kandungan Vitamin C Dalam Jambu Biji
Vitamin C Dapat membantu mereduksi besi ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+)
Dalam usus halus sehingga Mudah diabsorpsi tubuh, proses reduksi tersebut
akan semakin besar jika pH didalam lambung semakin Asam Vitamin C dapat
meningkatkan pH didalam lambung sehingga Dapat meningkatkan proses
penyerapan Zat besi hingga 30%.
Jus jambu bermanfaat terhadap peningkatan pH urin, meningkatkan
volume urin, dan meningkatkan level sitrat dalam urin. Jus jambu juga
mampu menigkatkan kadar hemoglobin penderita anemia (Rusdi, Oenzil &
Chundrayetti 2018). Di dalam buah jambu biji merah mengandung senyawa
yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah (Fp Hardimarta,
Yuniarti & Annisa 2017). Studi yang dilakukan oleh Hardimata 2017
mengenai manfaat jus jambu terhadap anemia didapatkan hasil bahwa
terdapat peningkatan hemoglobin dengan nilai rata-rata kadar hemoglobin
sesudah mengonsumsi jus jambu biji merah adalah 14,20 g/dl setelah
dilakukannya terapi selama 7 hari.
Mengkonsumsi makanan yang kaya Akan zat besi dan mengkonsumsi
jus jambu biji merah dapat membantu proses penyerapan zat besi dan mampu
mengobati penyakit anemia pada remaja putri. Zat besi yang terkandung
dalam bahan makanan akan diserap dengan bantuan vitamin C. Vitamin C
dapat membantu mereduksi besi ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dalam usus
halus sehingga mudah diserap tubuh, proses reduksi tersebut akan semakin
besar jika pH didalam lambung semakin asam (Nusantri Rusdi 2020).

B. Aplikabilitas

16
Intervensi jus jambu untuk pengobatan anemia sangat mudah untuk
diaplikasikan. Pasien dapat mengaplikasikan secara mandiri di rumah.
Pembuatan jus jambu juga cukup mudah. Cukup menghaluskan buah jambu
sebanyak biji 300 ml, kemudian dicampurkan kedalam satu liter air untuk
dikonsumsi dalam satu hari dan bisa ditambahkan madu. Konsumsi jus jambu
secara rutin untuk menghasilkan efek yang signifikan. Selain mengonsumsi
jus jambu, pola makan juga harus dijaga. Dianjurkan untuk membatasi
konsumsi protein misalnya daging merah, air soda karena konsumsi yang
berlebih akan meningkatkan risiko anemia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Andawari, I., Bolang, A. & Rattu, J. 2013, Hubungan Antara Asupan Zat Besi
Dengan Kadar Feritin Pada Siswa Kelas 4 Dan 5 Sd Katolik St. Theresia
Malalayang Kota Manado Relationship Among The Iron Intake With
Ferritin Levels In Grade 4 And 5 Catholic Elementary St. Theresia
Malalayang Manado City, vol. 8.
Bakta, I.M. 2006, Hematologi Klinik Ringkas, EGC, Jakarta.
Hardimarta, Fp, Yuniarti, C. & Annisa, N. 2017, ‘Media Farmasi Indonesia Vol
12 No 2’, Pengaruh Jus Jambu Biji Merah Dalam Meningkatkan Kadar
Hemoglobin, vol. 12, no. 2, pp. 1189–98.
Hardimarta, FP, Yuniarti, C. & Annisa, N. 2017, ‘Pengaruh Jus Jambu Biji Merah
Dalam Meningkatkan Kadar Hemoglobin’, Media Farmasi Indonesia, vol.
12, no. 1, pp. 1150–5.
Kusumawardani, E. 2010, Waspada Penyakit Darah Mengintai Anda, Hanggar
Kreator, Yogyakarta.
Mega, H.W., Hartiningsih, S.S., Welcome, M.O. & Dane, S. 2019, ‘Pengaruh Jus
Jambu Biji Merah terhadap Hemoglobin dan Hematokrit Kadar Pada Remaja
Putri dengan Anemia’, Jurnal Penelitian Ilmu Kedokteran dan Kedokteran
Gigi, vol. 07, no. 3, pp. 145–50.
Meliliyanti & Ramadhani, D. 2020, ‘Pemantauan Terapi Obat Pada Pasien
Penyakit Anemia Di Rumah Sakit X’, Social Clinical Pharmacy …, vol. 5,
no. 2, pp. 1–3.
Muhammad, A. & Sianipar, O. 2018, ‘Penentuan Defisiensi Besi Anemia
Penyakit Kronis Menggunakan Peran Indeks sTfR-F’, Indonesian Journal of
Clinical Pathology and Medical Laboratory, vol. 12, no. 1, p. 9.
Nusantri Rusdi, P.H. 2020, ‘Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium
Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin Penderita Anemia Remaja Putri’,
Human Care Journal, vol. 5, no. 3, p. 603.
Rusdi, P.H.N., Oenzil, F. & Chundrayetti, E. 2018, ‘Pengaruh Pemberian Jus
Jambu Biji Merah (Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan
Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja Putri’, Jurnal Kesehatan Andalas,
vol. 7, no. 1, p. 74.
Sanggeloran, Y., Kapantow, N. & Malonda, N. 2014, ‘Hubungan antara asupan
zat besi dengan kadar ferritin anak kelas 4 dan 5 sekolah dasar di Kelurahan
Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado’, Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat.

Andawari, I., Bolang, A. & Rattu, J. 2013, Hubungan Antara Asupan Zat Besi
Dengan Kadar Feritin Pada Siswa Kelas 4 Dan 5 Sd Katolik St. Theresia
Malalayang Kota Manado Relationship Among The Iron Intake With

18
Ferritin Levels In Grade 4 And 5 Catholic Elementary St. Theresia
Malalayang Manado City, vol. 8.
Bakta, I.M. 2006, Hematologi Klinik Ringkas, EGC, Jakarta.
Hardimarta, Fp, Yuniarti, C. & Annisa, N. 2017, ‘Media Farmasi Indonesia Vol
12 No 2’, Pengaruh Jus Jambu Biji Merah Dalam Meningkatkan Kadar
Hemoglobin, vol. 12, no. 2, pp. 1189–98.
Hardimarta, FP, Yuniarti, C. & Annisa, N. 2017, ‘Pengaruh Jus Jambu Biji Merah
Dalam Meningkatkan Kadar Hemoglobin’, Media Farmasi Indonesia, vol.
12, no. 1, pp. 1150–5.
Kusumawardani, E. 2010, Waspada Penyakit Darah Mengintai Anda, Hanggar
Kreator, Yogyakarta.
Mega, H.W., Hartiningsih, S.S., Welcome, M.O. & Dane, S. 2019, ‘Pengaruh Jus
Jambu Biji Merah terhadap Hemoglobin dan Hematokrit Kadar Pada Remaja
Putri dengan Anemia’, Jurnal Penelitian Ilmu Kedokteran dan Kedokteran
Gigi, vol. 07, no. 3, pp. 145–50.
Meliliyanti & Ramadhani, D. 2020, ‘Pemantauan Terapi Obat Pada Pasien
Penyakit Anemia Di Rumah Sakit X’, Social Clinical Pharmacy …, vol. 5,
no. 2, pp. 1–3.
Muhammad, A. & Sianipar, O. 2018, ‘Penentuan Defisiensi Besi Anemia
Penyakit Kronis Menggunakan Peran Indeks sTfR-F’, Indonesian Journal of
Clinical Pathology and Medical Laboratory, vol. 12, no. 1, p. 9.
Nusantri Rusdi, P.H. 2020, ‘Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium
Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin Penderita Anemia Remaja Putri’,
Human Care Journal, vol. 5, no. 3, p. 603.
Rusdi, P.H.N., Oenzil, F. & Chundrayetti, E. 2018, ‘Pengaruh Pemberian Jus
Jambu Biji Merah (Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan
Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja Putri’, Jurnal Kesehatan Andalas,
vol. 7, no. 1, p. 74.
Sanggeloran, Y., Kapantow, N. & Malonda, N. 2014, ‘Hubungan antara asupan
zat besi dengan kadar ferritin anak kelas 4 dan 5 sekolah dasar di Kelurahan
Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado’, Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat.

19
LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Jurnal Utama

20
2. Lampiran 2. Jurnal Pembanding

21

Anda mungkin juga menyukai