Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Balita merupakan masa dalam kehidupan manusia yang cukup rentan
dengan berbagai penyakit (Koswara et al., 2019). Bukan tanpa sebab, balita
lebih rentan terhadap penyakit dikarenakan system imun yang belum
terbentuk secara sempurna jika dibandingkan dengan usia dewasa (Martahan
et al., 2020). Salah satu masalah kesehatan yang seringkali terjadi pada anak
balita adalah Defisiensi Zat Besi atau lebih dikenal dengan istilah anemia
(Dewi, 2020).
Menurut WHO 2017 dalam (Apriyanti, 2019) anemia adalah suatu
kondisi jumlah sel darah merah tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis
tubuh. Anemia merupakan salah satu masalah defisiensi nutrien tersering yang
terjadi pada anak diseluruh dunia terutama dinegara sedang berkembang
termasuk Indonesia. Masalah kesehatan ini disebabkan oleh karena kurangnya
asupan zat besi dalam tubuh penderita. Secara epidemiologi, prevalensi
tertinggi ditemukan pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak
diantaranya karena terdapat defisiensi besi saat kehamilan dan percepatan
pertumbuhan pada masa kanak-kanak yang disertai rendahnya asupan besi dari
makanan, atau karena penggunaan susu formula dengan kadar besi kurang
(Windiastuti, 2013).
Anemia menjadi salah satu masalah kesehatan global yang tidak dapat
dipandang sebelah mata. Angka kejadian anemia diseluruh dunia mencapai 2,3
milliar penduduk (Ernanto, 2022). Dari angka tersebut prevalensi anemia pada
anak usia balita mencapai 47,7% dari seluruh total populasi balita yang
menderita anemia. Asia Tenggara menjadi wilayah dengan prevalensi yang
tertinggi yaitu sebesar 65,5%, dan di negera Indonesia prevalensi anemia pada
balita mencapai 44,5% (Faiqah et al., 2019).
2

Studi pendahuluan peneliti di Ruang Alamanda RSU Sarila Husada tahun


2021 didapatkan angka kejadian anemia sebanyak 318 (23,82%) dari total

1
3

anak yang dirawat yaitu sejumlah 1335 pasien. Adapun angka kejadian tiga bulan
terakhir yaitu bulan Mei-Juli 2022 sebagai berikut: total pasien pada bulan Mei
sejumlah 207 pasien, dari total pasien tersebut terdapat 21(10,14%) anak dengan
diagnosa anemia, bulan Juni total pasien sejumlah 199 pasien, dari total pasien
tersebut terdapat sejumlah 22 pasien (11,06%) dengan diagnosa anemia dan pada
bulan Juli total pasien sebanyak 229 pasien dan dari total pasien tersebut terdapat
sebanyak 25 pasien (10,92%) dengan diagnosa anemia.

Masalah gizi pada anak di Indonesia masih menjadi masalah pemerintah


Indonesia. Status gizi seringkali dikaitkan sebagai penyebab dari terjadinya
anemia pada balita. Anak-anak dengan status gizi kurang cenderung
mengalami anemia defisiensi gizi dengan kadar haemoglobin kurang dari 11
gr/dl (Fredlina & Malik, 2018).
Anemia dan dampaknya menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya
penyakit anemia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti
penurunan kecerdasan dan perkembangan motorik serta perilaku pada anak-
anak. Anemia pada balita dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan fisik
yang terhambat, gangguan perkembangan mental, kecerdasan berkurang,
produktivitas kerja menurun, dan gangguan fungsi reproduksi pada masa yang
akan datang (Faiqah et al., 2019).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik mengambil
judul penelitian “Hubungan status gizi dengan anemia pada anak balita di
Ruang Alamanda RSU. Sarila Husada Kabupaten Sragen”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian
ini yaitu “Adakah hubungan status gizi dengan anemia pada anak balita di
Ruang Alamanda RSU Sarila Husada Sragen Kabupaten Sragen?”
4

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan status gizi dengan anemia pada anak balita di
Ruang Alamanda RSU Sarila Husada Sragen Kabupaten Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran status gizi balita di Ruang Alamanda RSU
Sarila Husada Kabupaten Sragen.
b. Mengetahui kategori anemia pada balita di Ruang Alamanda RSU
Sarila Husada Kabupaten Sragen.
c. Menganalisis hubungan status gizi balita dengan anemia pada balita di
Ruang Alamanda RSU Sarila Husada Kabupaten Sragen.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagai rujukan bagi rumah
sakit khususnya di Ruang Alamanda RSU Sarila Husada dalam
merumuskan program keperawatan khususnya anak dengan anemia.
2. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literasi diperpustakaan dan
menambah pustaka penelitian ilmiah di institusi pendidikan.
3. Bagi profesi keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi data sehingga
bermanfaat bagi profesi keperawatan khususnya keperawatan anak.
4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan penulis terkait metodologi penelitian dan konsep
tentang khususnya tentang anemia
5

E. Keaslian Penelitian
Table 1.1
Keaslian penelitian

No Keaslian penelitian
1 Nama peneliti/tahun : Fitri Apriyanti/2019
Judul : Hubungan Status gizi dengan kejadian
anemia pada remaja putri SMAN 1
Pangkalan Kerinci Kabupaten
palalawan tahun 2019
Desain dan variable penelitian : Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional. Adapun variable.
Terdapat dua variable dalam penelitian
ini yaitu status gizi dan kejadian
anemia.
Hasil : Hasil penelitian didapatkan ada
hubungan status gizi dengan kejadian
anemia pada remaja putri di SMAN 1
Pangkalan Kerinci Kabupaten
Pelalawan (p value= 0,011).
Persamaan : Persamaan antara penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti antara lain: variable penelitian,
analisis, jenis dan desain
Perbedaan : Adapun perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti
antara lain: Jumlah sampel, teknik
sampling, tempat penelitian dan subjek
penelitian.

2 Nama peneliti/tahun : Fredlina J & Malik R/2018


Judul : Hubungan status gizi terhadap anemia
pada balita di Kelurahan Tomang
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat Periode tahun 2015
Desain dan variable penelitian : Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional. Adapun variable dalam
penelitian ini adalah status gizi dan
6

anemia.
Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan adanya
hubungan bermakna antara status gizi
dengan anemia umum yang terjadi pada
anak usia 1 sampai 5 tahun di
Kecamatan Grogol Petamburan dengan
nilai p >0.02
Persamaan : Persamaan antara penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti antara lain: variable penelitian,
desain, subjek penelitian,
Perbedaan : Adapun perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti
antara lain: Jumlah sampel, teknik
sampling dan tempat penelitian.

3 Nama peneliti/tahun : Faiqah S, Ristrini & Irmayani


Judul : Hubungan usia, jenis kelamin dan berat
badan lahir dengan kejadian anemia
pada balita di Indonesia
Desain dan variable penelitian : Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional. Adapun variable dalam
penelitian ini adalah usia, Jneis kelamin,
berat badan dan anemia.
Hasil : Penelitian menunjukkan dari 194,668
balita, yang mengalami anemia tertinggi
pada usia 12–24 bulan yaitu 36,1%,
jenis kelamin perempuan yaitu 57,9%,
berat badan lahir rendah sebanyak
20,6%, prevalensi anemia 20,4%.
Berdasarkan analisis bivariat diketahui
bahwa variabel yang berhubungan (p <
0,05) dengan kejadian anemia adalah
usia dan jenis kelamin (p = 0,0001).
Variabel yang tidak berhubungan
dengan anemia adalah berat badan lahir.
Ada hubungan yang signifi kan antara
usia dan jenis kelamin dengan kejadian
anemia pada balita di Indonesia
Persamaan : Persamaan antara penelitian ini dengan
7

penelitian yang akan dilakukan oleh


peneliti adalah desain penelitian,
analisis dan subjek penelitian,
Perbedaan : Adapun perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti
antara lain: Jumlah sampel, teknik
sampling dan tempat penelitian.
8

DAFTAR PUSTAKA
Apriyanti, F. (2019). Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri SMAN 1 Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Tahun 2019.
Jurnal Doppler Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, 3(2), 18–21.
Dewi, M. (2020). Anak Balita, Remaja Putri dan Ibu Hamil Rentan Anemia Gizi
Besi. Institut Pertanian Bogor. https://ipb.ac.id/news/index/2020/11/dr-mira-
dewi-anak-balita-remaja-putri-dan-ibu-hamil-rentan-anemia-gizi-besi/
f8d2c3c3d78b2d91f5b73f616f6ad11d
Ernanto, B. (2022). Anemia anak juga harus ditangani serius. Media Indonesia.
https://mediaindonesia.com/humaniora/462560/anemia-pada-anak-juga-
harus-ditangani-serius
Faiqah, S., Ristrini, R., & Irmayani, I. (2019). Hubungan Usia, Jenis Kelamin Dan
Berat Badan Lahir Dengan Kejadian Anemia Pada Balita Di Indonesia.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 21(4), 281–289.
https://doi.org/10.22435/hsr.v21i4.260
Fredlina, J., & Malik, R. (2018). Hubungan status gizi terhadap anemia pada
balita di Kelurahan Tomang Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Januari 2015. Tarumanagara Medical Journal, 1(1), 110–115.
Koswara, K., Adharani, Y., & Ambo, S. N. (2019). Identifikasi Penyakit Balita
Berdasarkan Gejala yang dialami dengan menggunakan Bayesian Network.
Prosiding Semnastek, 1–12.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/5244
Martahan, R., Rumaolat, W., Rumaolat, W., Rumbia, J., & Rumbia, J. (2020).
Gambaran Perilaku Pertolongan Pertama Ibu pada Balita dengan Gejala ISPA
di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kairatu Tahun 2019. Global Health
Science (Ghs), 5(3), 163. https://doi.org/10.33846/ghs5313
Windiastuti, E. (2013). ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK.
IDAI. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-
defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak

Anda mungkin juga menyukai