PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
SRI ROKAYATI
022021060174
TAHUN 2022
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Penelitian dengan judul “Hubungan Status Gizi Dengan Anemia Pada
Anak Balita Di Ruang Alamanda RSU Sarila Husada Kabupaten Sragen”,
telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan dihadapan Tim Penguji
Karya Tulis Ilmiah Program Studi S1 Keperawatan
Institut Teknologi Sains dan Kesehatan
PKU Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh:
SRI ROKAYATI
022021060174
merupakan asli karya penulis sendiri. Isi dalam penelitian ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan oleh orang lain atau kelompok lain untuk memperoleh gelar
akademis disuatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan penulis juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan/atau diterbitkan oleh
orang lain atau kelompok lain, kecuali yang secara tertulis dituangkan dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Sri Rokayati
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan nikmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
dengan judul “Hubungan Status Gizi Dengan Anemia Pada Anak Balita Di Ruang
Alamanda RSU Sarila Husada Kabupaten Sragen” ini dengan baik. Dalam
penyusunan proposal skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah membantu,
untuk itu dengan segala kerendahan hati Penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
2. Cemy Nur Fitria, S. Kep., Ns., M. Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan ITS
PKU Muhammadiyah Surakarta
10. Teman-teman satu angkatan S1 Keperawatan dan semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya proposal skripsi ini yang tidak dapat Penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa proposal Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan,
baik dalam penulisan, tata bahasa maupun isi, sehingga Penulis mengharapkan
kesediaannya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun. Semoga
karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 3
1. Tujuan Umum......................................................................... 3
2. Tujuan Khusus........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 3
E. Keaslian penelitian...................................................................... 4
2. Anemia.................................................................................. 13
a. Pengertian ....................................................................... 13
b. Etiologi ........................................................................... 13
c. Tanda dan gejala ............................................................. 14
d. Dampak anemia .............................................................. 15
e. Cara penilaian anemia gizi besi....................................... 15
f. Pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi......... 16
g. Factor yang mempengaruhi anemia gizi besi.................. 16
3. Status gizi.............................................................................. 17
a. Pengertian........................................................................ 17
b. Factor yang mempengaruhi status gizi............................ 17
c. Masalah gizi pada anak................................................... 18
d. Penilaian status gizi......................................................... 19
B. Kerangka Teori............................................................................ 27
C. Kerangka Konsep........................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan desain penelitian.......................................................... 30
B. Tempat dan waktu penelitian....................................................... 30
C. Populasi, sampel dan teknik sampling......................................... 30
D. Variable penelitian....................................................................... 32
E. Definisi penelitian....................................................................... 32
F. Instrument penelitian................................................................... 32
G. Teknik pengumpulan data............................................................ 32
H. Teknik analisa data...................................................................... 33
I. Jalanya penelitian........................................................................ 34
J. Jadwal penelitian......................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balita merupakan masa dalam kehidupan manusia yang cukup rentan
dengan berbagai penyakit (Koswara et al., 2019). Balita lebih rentan terhadap
penyakit dikarenakan system imun yang belum terbentuk secara sempurna jika
dibandingkan dengan usia dewasa (Martahan et al., 2020). Salah satu masalah
kesehatan yang seringkali terjadi pada anak balita adalah Defisiensi Zat Besi
atau lebih dikenal dengan istilah anemia (Dewi, 2020).
Menurut WHO 2017 anemia adalah suatu kondisi jumlah sel darah merah
tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh. Anemia merupakan salah
satu masalah defisiensi nutrien tersering yang terjadi pada anak diseluruh
dunia terutama dinegara sedang berkembang termasuk Indonesia. Masalah
kesehatan ini disebabkan oleh karena kurangnya asupan zat besi dalam tubuh
penderita. Secara epidemiologi, prevalensi tertinggi ditemukan pada akhir
masa bayi dan awal masa kanak-kanak diantaranya karena terdapat defisiensi
besi saat kehamilan dan percepatan pertumbuhan pada masa kanak-kanak
yang disertai rendahnya asupan besi dari makanan, atau karena penggunaan
susu formula dengan kadar besi kurang (Windiastuti, 2013).
Angka kejadian anemia diseluruh dunia mencapai 2,3 milliar penduduk
(Ernanto, 2022). Prevalensi anemia pada anak usia balita mencapai 47,7% dari
seluruh total populasi balita yang menderita anemia. Asia Tenggara menjadi
wilayah dengan prevalensi yang tertinggi yaitu sebesar 65,5%, dan di negara
Indonesia prevalensi anemia pada balita mencapai 44,5% (Faiqah et al., 2019).
Menurut riskesdas 2018 menyatakan bahwa 1 dari 3 anak balita di Indonesia
mengalami anemia (Dirjen Yankes, 2022)
Anemia defisiensi besi pada anak sangat berbahaya dan mempunyai
dampak pada hampir seluruh organ tubuh pada anak. Anak dengan anemia
dapat terganggu proses tumbuh kembangnya. Dampak terhadap ketahanan
tubuh anak, daya tahan tubuh anak menjadi turun. Tidak hanya itu saja anemia
1
2
dalam jangka panjang akan berdampak pada kemampuan kognitif atau tingkat
kecerdasan pada anak dan akan berlanjut mempengaruhi siklus kehidupan
anak ke depan (Erawati, 2013). Anemia pada anak yang tidak ditangani
tentunya akan berdampak pada kualitas generasi dimasa depan (Dirjen Yankes,
2022)
Masalah gizi pada anak di Indonesia masih menjadi masalah pemerintah
Indonesia. Status gizi seringkali dikaitkan sebagai penyebab dari terjadinya
anemia pada balita. Anak-anak dengan status gizi kurang cenderung
mengalami anemia defisiensi gizi dengan kadar haemoglobin kurang dari 11
gr/dl (Fredlina & Malik, 2018).
Anemia dan dampaknya menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pasalnya
penyakit anemia dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti
penurunan kecerdasan dan perkembangan motorik serta perilaku pada anak-
anak. Anemia pada balita dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan fisik
yang terhambat, gangguan perkembangan mental, kecerdasan berkurang,
produktivitas kerja menurun, dan gangguan fungsi reproduksi pada masa yang
akan datang (Faiqah et al., 2019). Hasil Penelitian Fredlina dan Malik dengan
judul hubungan status gizi terhadap anemia pada balita di Kelurahan Tomang
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat Periode Januari 2015 didapatkan
hasil ada hubungan bermakna antara status gizi dengan anemia umum yang
terjadi pada anak usia 1 sampai 5 tahun di Kecamatan Grogol Petamburan.
Studi pendahuluan peneliti di Ruang Alamanda RSU Sarila Husada tahun
2021 didapatkan angka kejadian anemia sebanyak 318 (23,82%) dari total
anak yang dirawat yaitu sejumlah 1335 pasien. Adapun angka kejadian tiga
bulan terakhir yaitu bulan Mei-Juli 2022 sebagai berikut: total pasien pada
bulan Mei sejumlah 207 pasien, dari total pasien tersebut terdapat 21 (10,14%)
anak dengan diagnosa anemia, bulan Juni total pasien sejumlah 199 pasien,
dari total pasien tersebut terdapat sejumlah 22 pasien (11,06%) dengan
diagnosa anemia dan pada bulan Juli total pasien sebanyak 229 pasien dan dari
total pasien tersebut terdapat sebanyak 25 pasien (10,92%) dengan diagnosa
anemia.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Adakah hubungan status gizi dengan anemia pada anak
balita di Ruang Alamanda RSU Sarila Husada Sragen Kabupaten Sragen?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan status gizi dengan anemia pada anak balita di
Ruang Alamanda RSU Sarila Husada Sragen Kabupaten Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui gambaran status gizi balita di Ruang Alamanda RSU
Sarila Husada Kabupaten Sragen.
b. Mengetahui gambaran kategori anemia pada balita di Ruang Alamanda
RSU Sarila Husada Kabupaten Sragen.
c. Menganalisis hubungan status gizi balita dengan anemia pada balita di
Ruang Alamanda RSU Sarila Husada Kabupaten Sragen.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagai rujukan bagi rumah
sakit khususnya di Ruang Alamanda RSU Sarila Husada dalam
merumuskan program keperawatan khususnya anak dengan anemia.
2. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literasi diperpustakaan dan
menambah pustaka penelitian ilmiah di institusi pendidikan.
3. Bagi profesi keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi data sehingga
bermanfaat bagi profesi keperawatan khususnya keperawatan anak.
4
4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan penulis terkait metodologi penelitian dan konsep
khususnya tentang anemia
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
Keaslian penelitian
No Keaslian penelitian
1 Nama peneliti/tahun : Apriyanti F/ 2019
Judul : Hubungan Status gizi dengan kejadian
anemia pada remaja putri SMAN 1
Pangkalan Kerinci Kabupaten
palalawan tahun 2019
Desain dan variabel penelitian : Penelitian ini menggunakan desain
cross sectional. Adapun variabel.
Terdapat dua variabel dalam penelitian
ini yaitu status gizi dan kejadian
anemia.
Hasil : Hasil penelitian didapatkan ada
hubungan status gizi dengan kejadian
anemia pada remaja putri di SMAN 1
Pangkalan Kerinci Kabupaten
Pelalawan (p value= 0,011).
Persamaan : Persamaan antara penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti antara lain: variabel penelitian,
analisis, jenis dan desain
Perbedaan : Adapun perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan peneliti
antara lain: Jumlah sampel, teknik
sampling, tempat penelitian dan subjek
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Balita
a. Pengertian
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini
ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi
yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi (Ariani,
2017).
b. Pertumbuhan dan perkembangan balita
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan
struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya
multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel. Adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran
sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut sejak
terjadi konsepsi yaitu bertemunya sel sperma dan sel telur.
Pertumbuhan berkaitan dengan pertambahan ukuran fisik
seseorang, yaitu menjadi lebih tinggi, besar atau lebih matang
bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan
lingkar kepala. Dengan bertambahnya usia anak, pertumbuhan pada
masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi. Pertumbuhan
secara umum bersifat cephalokaudal dimulai dari arah kepala menuju
kaki. Pada masa fetal (kehamilan usia dua bulan) pertumbuhan kepala
lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan
50% dari total panjang badan. Selanjutnya pertumbuhan bagian bawah
akan bertambah secara teratur. Pada usia dua tahun, besar kepala
kurang dari seperempat panjang badan keseluruhan, sedangkan ukuran
ekstremitas lebih dari seperempatnya (Sa’diyah & Eka, 2017).
7
8
2. Anemia
a. Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar haemoglobin
(Hb) dalam darah lebih rendah dari normal (Kemenkes, 2018). Anemia
adalah anemia defisiensi besi bisa merupakan akibat yang utama
karena kehilangan darah atau tidak memadainya zat besi. Hal ini dapat
juga dikarenakan kondisi sekunder yang disebabkan proses penyakit
atau kondisi sekunder yang disebabkan proses penyakit atau kondisi
yang menguras cadangan besi, seperti perdarahan saluran cerna atau
kehamilan (Nurbadriyah, 2019)
b. Etiologi
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi,
defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung
anemia terutama disebabkan karena produksi/kualitas sel darah merah
yang kurang dan kehilangan darah baik secara akut atau menahun
(Nurbadriyah, 2019).
Ada 3 penyebab anemia, yaitu:
1) Defisiensi zat gizi
Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang
merupakan pangan sumber zat besi yang berperan penting untuk
pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah
merah/eritrosit. Zat gizi lain yang berperan penting dalam
pembuatan hemoglobin antara lain asam folat dan vitamin B12.
Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS,
dan keganasan seringkali disertai anemia, karena kekurangan
asupan zat gizi atau akibat dari infeksi itu sendiri (Nurbadriyah,
2019)
14
d. Dampak anemia
Anemia dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi
penderitanya, tingkat ringan sampai berat. Dampak dari anemia adalah
menurunnya kesehatan reproduksi, terhambatnya perkembangan
motorik, mental dan kecerdasan, konsentrasi belajar menurun sehingga
prestasi belajar rendah dan dapat menurunkan produktivitas kerja,
mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal, menurunkan tingkat kebugaran, dan imunitas lebih rendah
sehingga lebih rentan terhadap penyakit infeksi (Andriani, 2012).
e. Cara penilaian anemia gizi besi
Untuk menetapkan prevalensi anemia, hemoglobin merupakan
parameter yang biasa digunakan secara luas. Hemoglobin merupakan
senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah dan dapat diukur
secara kimia, dimana Hb/100 ml gr darah dapat digunakan sebagai
indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah merah (Handayani,
2012). Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kadar
hemoglobin:
1) Pemeriksaan Hb metode Sahli, dalam penggunaan metode ini Hb
dihidrolisis dengan HCI menjadi globin ferro-hem.
2) Pemeriksaan Hb metode Cyanmethemoglobin, yaitu cara
pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan larutan Drabskin
dan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang
tertentu
3) Pemeriksaan Hb metode Hemocue, Metode ini dilakukan dengan
pengukuran optical density pada kuvet yang mempunyai kapasitas
volume sebesar 10 mikroliter oleh sinar yang berasal dari lampu
berjarak 0,133 milimeter sampai pada dinding paralel celah optis
tempat kuvet berada. Prinsip sistem Hemocue terdiri dari pembaca
hemoglobin kecil portabel, dan memakai microcuvettes sekali
pakai (Usman & Umar, 2022).
16
3. Status gizi
a. Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam
bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam
bentuk variabel tertentu (Supariasa & Bakri, 2016).
b. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsumsi
makanan dan tingkat kesehatan, terutama adanya penyakit infeksi,
kedua faktor ini adalah penyebab langsung. Penyakit infeksi adalah
sebuah penyakit yang di sebabkan oleh sebuah agen biologis
seperti virus, bakteri atau parasit, bukan di sebabkan oleh faktor
fisik seperti luka bakar atau keracunan.status gizi seseorang selain
di pengaruhi oleh jumlah asupan makan yang di konsumsi juga
terkait dengan penyakit infeksi, seseorang yang baik dalam
mengonsumsi makanan apabila sering mengalami diare atau
demam maka rentan terkena gizi kurang.
Sedangkan faktor tidak langsung yang mempengaruhi pola
konsumsi konsumsi adalah zat gizi dalam makanan, ada tidaknya
program pemberian makan di luar keluarga, kebiasaan makan, dan
faktor tidak langsung yang mempengaruhi penyakit infeksi adalah
daya beli keluarga, kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan,
lingkungan fisik dan social (Supariasa & Bakri, 2016)
Selain faktor-faktor di atas status gizi juga dipengaruhi oleh faktor
lainnya seperti:
1) Faktor Eksternal
a) Pendapatan, masalah gizi karena kemiskinan indikatornya
adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan
daya beli yang dimiliki keluarga tersebut.
b) Pendidikan, pendidikan gizi merupakan suatu proses
merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau
18
(5) Klinis
Penilaian Status Gizi secara klinis sangat penting
sebagai langkah pertama untuk mengetahui keadaan
gizi penduduk. Teknik penilaian status gizi juga dapat
dilakukan secara klinis. Pemeriksaan secara klinis
penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode
ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal
ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata,
rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei
klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini
dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
25
Tumbuh kembang
C. Kerangka Konsep
Balita
Confounding Factor:
Faktor langsung:
1. Infeksi penyakit,
2. Rendahnya konsumsi protein hewani
(heme) dan kepatuhan konsumsi tablet
tambah darah.
Faktor tidak langsung
1. Rendahnya perhatian keluarga
2. Aktifitas
3. Pola distribusi makanan dalam keluarga
4. Rendahnya pendidikan
5. Status sosial ekonomi
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan
belum diketahui kebenaranya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam
kenyataan empiris (Gulo, 2010). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah
terdapat status gizi balita terhadap kejadian anemia di Ruang Alamanda RSU
Sarila Husada Sragen. Adapun dasar pengambilan keputusan untuk
menentukan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H0 1 diterima jika nilai signifikansi <0,05 yang artinya terdapat hubungan
antara status gizi balita dengan anemia di Ruang Alamanda RSU Sarila
Husada Sragen.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
30
32
a. Kriteria Inklusi
1) Anak balita yang dirawat di Ruang Alamanda RSU Sarila Husada
Sragen
2) Anak balita yang pernah diukur berat badan, tinggi badan/panjang
badan dan tercatat direkam medik
3) Terdapat pemeriksaan penunjang laboratorium: haemoglobin
b. Kriteria eksklusi
1) Terdapat penyakit penyerta dalam rekam medik yang
mempengaruhi nilai kadar haemoglobin misalnya pasca operasi
besar, perdarahan dll.
2) Data berat badan, tinggi badan/panjang badan serta hasil
pemeriksaan penunjang laboratorium yang tidak terbaca jelas,
Besar sampel dapat ditentukan dengan rumus, (Nursalam, 2013):
n = N
1+N (d)2
Keterangan (dijadikan prediksi):
n = Besarnya sampel
N = Besarnya Populasi
d = Tingkat signifikan (p)
maka besar sampel dalam penelitian ini:
n = N
1+N (d)2
n = 163
1+163 (0,05)2
n = 115,8 Responden
Berdasarkan rumus di atas dapat ditentukan jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 115,8 responden. Karena subjek penelitian adalah
manusia maka dari itu jumlah sampel yang dijadikan responden penelitian
dibulatkan menjadi 116 responden.
33
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian atau
sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam penelitian atau gejala
yang akan diteliti (Sodik, 2015). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat). Adapun
variabel bebas dalam penelitian ini adalah status gizi sedangkan variabel
terikat adalah anemia.
E. Definisi Operasional
F. Instrumen Penelitian
Menurut (Sodik, 2015) Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan
untuk memperoleh data penelitian. Instrumen dalam penelitian yang akan
dilakukan peneliti yaitu menggunakan rekam medik (catatan medis) pasien.
alamanda RSU Sarila Sragen. Peneliti akan mencatat data berat badan dan
tinggi badan/panjang badan untuk kemudian menganalisisnya untuk
menentukan status gizi pasien apakah termasuk dalam kategori gizi kurang,
normal atau lebih (obesitas). Selain itu untuk mendapatkan data responden
dalam kategori anemia atau tidak peneliti melihat hasil laboratorium
khususnya nilai haemoglobin di lembar rekam medik pasien.
I. Jalannya Penelitian
1. Peneliti mengajukan surat kepada pihak akademik perihal permohonan
surat pengantar penelitian.
36
J. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
1 Pengajuan judul
2 Penyusunan proposal
3 Ujian proposal
4 Revisi proposal
5 Perijinan penelitian
6 Pengambilan data
7 Tabulasi & analisis
data
8 Penyusunan hasil
9 Ujian hasil
10 Revisi hasil
11 Pengumpulan skripsi
37
1
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
Indra. (2021). Ilmu Gizi dan Diet untuk Mahasiswa Keperawatan. Penerbit Adab.
Kemenkes. (2018). Pedoman Pencegahan dan penanggulangan Anemia Pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang
Standar Antropometri Anak, 68 PMK No 2 Th2020 1 (2020).
http://dx.doi.org/10.1016/j.ndteint.2014.07.001%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.ndteint.2017.12.003%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.matdes.2017.02.024
Koswara, K., Adharani, Y., & Ambo, S. N. (2019). Identifikasi Penyakit Balita
Berdasarkan Gejala yang dialami dengan menggunakan Bayesian Network.
Prosiding Semnastek, 1–12.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/5244
Lida Khalimatus Sa’diyah & Veryuda Eka. (2017). Tumbuh Kembang dan Toilet
Training pada masa golden age (A. Wildan (ed.)). Karya Bina Sehat.
Martahan, R., Rumaolat, W., Rumaolat, W., Rumbia, J., & Rumbia, J. (2020).
Gambaran Perilaku Pertolongan Pertama Ibu pada Balita dengan Gejala ISPA
di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kairatu Tahun 2019. Global Health
Science (Ghs), 5(3), 163. https://doi.org/10.33846/ghs5313
Nurbadriyah, W. D. (2019). Anemia Defisiensi Besi (1st ed.). Deepublish
Publisher.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Salemba Medika.
Roflin, L. & P. (2021). Populasi, Sampel, Variabel dalam penelitian kedokteran.
Penerbit NEM.
Siti Nurbaya, Yusra, S. I. H. (2019). Cerita Anemia. UI Publishing.
Sodik, S. S. & A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (1st ed.). Literasi Media
Publishing.
Soetjiningsih. (2014). Tumbuh Kembang Anak (2nd ed.). EGC.
Suryani, L. S. (2021). pencegahan anemia dengan makanan tambahan. Edu
Publisher.
Usman, Fitriani Umar, R. (2022). Buku Ajar: Gizi dan pangan lokal. PT Global
Eksekutif Teknologi.
Windiastuti, E. (2013). Anemia Defisiensi Besi Pada Bayi dan Anak. IDAI.
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-
pada-bayi-dan-anak
3
4
LAMPIRAN