SKRIPSI
Oleh :
Febi Febriyanti
NIM. 181420110068
SKRIPSI
Oleh :
Febi Febriyanti
NIM. 181420110068
Karya Ilmiah Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Karya Ilmiah Akhir Program Sarjana Keperawatan STIKes YPIB Majalengka
Menyetujui,
Heni, S.Kep., Ners., M.Kep Lina Siti Nuryawati, SKM., S.ST., M.Kes
i
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir ini telah diperiksa dan disahkan dihadapan Tim Penguji
Karya Ilmiah Akhir Program Studi S1 Keperawatan STIKes YPIB Majalengka
Mengesahkan
Heni, S.Kep., Ners., M.Kep Ns. Arni Wianti, S.Kep., M.Kes., M.Kep Yuyun Wahyu I I, S.S.T., M.Kes
Mengetahui
SWT, atas karunia dan ridho-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada
dari berbagai sumber pustaka, artikel dan internet. Penulis mengucapkan terima
(YPIB) Majalengka.
4. Heni, S.Kep., Ners., M.Kep. Selaku Pembimbing utama yang telah banyak
sabar.
7. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendo’akan dalam setiap sujudnya, serta
atas kerjasama, bantuan dan solidaritasnya sehingga dengan lancar kita dapat
Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu baik moril,
materil, maupun spirit hingga terselesaikannya Skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
DAFTAR DIAGRAM...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 10
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 10
1. Definisi Bermain....................................................................... 29
2. Fungsi Bemain.......................................................................... 30
C. Konsep Pengetahuan....................................................................... 42
1. Definisi Pengetahuan................................................................ 42
2. Tingkat Pengetahuan................................................................ 43
D. Kerangka Teori............................................................................... 48
A. Kerangka Konsep............................................................................ 50
2. Variabel Penelitian.................................................................... 50
B. Definisi Operasional....................................................................... 51
C. Hipotesis......................................................................................... 52
D. Desain Penelitian............................................................................ 52
1. Populasi..................................................................................... 52
6
2. Sampel ...................................................................................... 53
I. Analisa Data.................................................................................... 60
1. Analisa Univariat...................................................................... 60
A. Hasil Penelitian............................................................................... 64
1. Analisis Univariat...................................................................... 64
2. Analisis Bivariat........................................................................ 66
B. Pembahasan.................................................................................... 67
7
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 75
B. Saran.............................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
8
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Bermain Pada
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun di Desa
9
DAFTAR DIGARAM
Halaman
10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 KPSP
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan. Upaya
meningkatkan kualitas hidup anak untuk tumbuh kembang yang optimal, baik
fisik, mental, emosial, dan sosial serta memiliki kecerdasan majemuk sesuai
2018).
perhatian khusus, yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai dan
12
Kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
bentuk kemitraan antara keluarga, orang tua, pengasuh anak dan anggota
yang berkualitas untuk menjamin masa depan bangsa yang baik. Masa lima
tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan masa yang sangat peka
“jendela kesempatan” dan “masa kritis”. Anak pada lima tahun pertama
berada dalam masa emas atau “golden age” karena pada masa tersebut, jika
Cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah adalah
cakupan anak umur 1-6 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh
kembangnya sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan
tumbuh kembang anak kemudian hari dapat mendeteksi anak jika terdapat
dan anak pra sekolah terjangkau oleh kegiatan stimulasi deteksi dan
13
kesehatan terdekat untuk mendeteksi dini timbuh kembang anaknya
stimulasi pada anak pra sekolah sangat sulit. Hasil mengenai perkembangan
(MICS) tahun 2016 untuk menghitung indeks perkembangan anak usia dini
Indonesia berusia 1-6 tahun sebanyak 13,5 juta. Anak usia 1-6 tahun yang
(SDIDTK) baru sekitar 28,74% atau 1,75 juta anak (Kementrian Kesehatan
14
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat
2019, cakupan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pra sekolah yang
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada balita dan anak pra
sekolah minimal dua kali dalam setahun, pelayanan balita sakit sesuai standar
kesehatan anak balita dari target 97%, terdapat 5 Puskesmas yang belum
mencapai target yaitu : Maja 95,2%, Talaga 87%, Loji 86%, Leuwimunding
2019).
2020, jumlah anak balita di Kabupaten Majalengka terdapat 73.519 orang dari
perkembangan yang terjadi adalah motorik kasar, motorik halus, bicara dan
2.586 orang dan terdapat 28 anak yang baru terdeteksi mempunyai masalah
15
perkembangan di Desa Gunungmanik wilayah kerja UPT Puskesmas Talaga
faktor, salah satunya stimulasi. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam
tumbuh kembang anak, anak yang teratur dan dilakukan sejak mendapatkan
anak yang sesuai dengan aspek perkembangan anak. Setiap anak perlu
lingkungan dalam maupun luar akan membuat anak semakin lebih cepat
2018).
16
paling penting dalam memberikan stimulasi anak adalah orang tua, karena
orang tua memiliki pengaruh yang lebih besar dan sebagian besar waktu yang
dihabiskan dengan orang tua lebih banyak daripada dengan orang lain dalam
bayi baru lahir dan sangat penting untuk merangsang kecerdasan multiple
bermain untuk perkembangan anak usia 4-5 tahun sangatlah penting karena
pada usia ini anak mulai aktif dalam beraktivitas dan mengeksplorasi segala
hal yang belum diketahuinya. Perkembangan anak usia 4-5 tahun sangat
penting untuk di stimulasi karena pada masa ini otak anak akan lebih cepat
menyerap segala sesuatu yang diterima dari rangsangan luar dan juga untuk
stimulasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah
pengetahuan ibu.
pemahaman, bersifat spontan dan memiliki cakupan luas yang dimiliki oleh
17
kehidupannya (Soelaiman, 2019). Pengetahuan menurut Notoatmodjo adalah
proses penginderaan suatu objek melalui indera yang dimiliki (meliputi mata,
hampir sama, hanya saja pengetahuan kesehatan lebih terpusat kepada bidang
tahapan (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2012). Orang tua terutama ibu adalah
sosok yang paling dekat dengan anak dalam proses pengasuhan. Ibu harus
perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Alfalah Desa
18
Bibrik Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun mendapatkan hasil yang
dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun (p = 0,000) yang
artinya ada hubungan antara pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain
anak dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD
penelitian yang telah dilakukan oleh Nurul, dkk (2019) tentang Hubungan
pengetahun ibu tentang stimulasi dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun
di PAUD Bina Ana Prasa dan PAUD Islam Baiturrahim Kabupaten Rejang
perkembangan anak di PAUD Bina Ana Prasa dan PAUD Islam Baiturrahim
Kabupaten Rejang Lebong dengan kategori kuat (p = 0,001) yang artinya ada
Bina Ana Prasa dan PAUD Islam Baiturrahim Kabupaten Rejang Lebong.
wilayah kerja UPT Puskesmas Talaga kepada 10 ibu yang memiliki anak usia
sendiri, makan sendiri tanpa bantuan orang tua, dan 4 ibu mengatakan saat
dirumah anaknya tidak bisa melakukan kegiatan secara mandiri misalnya saat
memakai baju masih memerlukan bantuan orang tua, saat memasang sepatu
juga masih memerlukan bantuan orang tua, saat makan masih memerlukan
19
memiliki anak usia 4-5 tahun dengan masalah perkembangan keterlambatan
B. Rumusan Masalah
Puskesmas Talaga Kabupaten Majalengka pada anak usia 4-5 tahun terdapat
yang memiliki anak usia 4-5 tahun didapatkan ibu kurang memperhatikan
perkembangan.
Kabupaten Majalengka?”
20
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Majalengka.
2. Tujuan Khusus
Majalengka.
Majalengka.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
balita.
21
2. Manfaat Praktis
anak usia 4-5 tahun, serta dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau
c. Bagi Responden
hari.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Anak
Balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun. Batasan
anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran usia 12-59 bulan
pesat. Masa balita sering disebut sebagai golden age karena pada masa ini
emosional, dan intelegensi yang berjalan sangat cepat dan merupakan dasar
2018).
tahun yang disebut masa golden age karena merupakan masa yang sangat
12
13
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
diferensiasi dari sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
(Soetjoningsih, 2012).
Syamsu, 2011).
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
2019).
b. Gerak halus atau motorik halus berbeda dari keterampilan motorik kasar.
6) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua benda
atau lebih
8) Mendengarkan cerita
3) Menari
sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta
sarana lainnya.
b. Pengetahuan ibu
memberikan stimulasi kepada anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-
pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi
dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana
c. Kelompok sebaya
teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk
memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya agar
18
menjadi anak yang tidak sombong dan dapat memberi kasih sayangnya
e. Jumlah saudara
kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlalu
kasih sayang pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang
diperlukan.
tingkah lakunya.
g. Lingkungan
akan menghambat.
19
kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang
i. Pendapatan ibu
j. Tingkat gizi
petugas PAUD terlatih. Pemeriksaan KPSP rutin dilakukan setiap tiga bulan
20
tiap enam bulan pada anak diatas 24 bulan (30,36,42,48.54,60, dan 72).
2) Tentukan usia anak dengan menanyakan tangal, bulan dan tahun lahir
3) Setelah menentukan usia anak, pilih KPSP yang sesuai dengan usia anak.
duduk”.
5) Jelaskan kepada ibu supaya tidak ragu-ragu atau takut dalam menjawab
pertanyaan.
pertanyaan sebelumnya.
21
(P)
d. Intervensi
a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
Posyandu secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina
22
kanak.
pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap enam bulan pada
pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
lakukan pengobatan.
c) Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan
lebih?
f) Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain
h) Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan
ikat pinggang)
sulit dimengerti.
a) Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas yang lain
– 5 cm.
b) Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan
ikat pinggang)
sulit di mengerti
g) Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan
lebih?
tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan
tadi.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di
c) Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan
lebih?
tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan
tadi.
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti "di atas", "di bawah", "di
g) Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis
B. Konsep Bermain
1. Definisi Bermain
dan perkembangan anak baik secara fisik maupun secara psikologis. Melalui
menjadi lebih sehat dan cerdas. Bermain merupakan aktivitas bagi anak
kreatif.
2. Fungsi Bermain
(Soetjiningsih, 1995).
dan motorik. Rangsangan bias berupa taktil, audio dan visual. Anak yang
ini dapat terlihat pada saat anak sedang bermain. Anak akan mencoba
lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama. Pada usia toddler
anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai
proses sosialisasi satu dengan yang lain. Pada usia toddler anak biasanya
seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu, dan lain-lain.
d. Meningkatkan kreatifitas
dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada
sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti
untuk mengeksplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar akan orang lain
Pada permainan tertentu seperti sepak bola, anak belajar benar atau salah
karena dalam permainan tersebut ada aturan-aturan yang harus ditaati dan
mendapat sanksi. Anak juga belajar benar atau salah dari budaya di
3. Jenis-jenis Permainan
a. Berdasarkan isinya
benda-benda apa saja yang dapat dibentuknya dengan pasir. Ciri khas
Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri atau dengan temannya.
Banyak sekali jenis permainan ini mulai dari yang sifatnya tradisional
5) Unoccupied behavior
meja, atau apa saja yang ada di sekitarnya. Jadi, sebenanya anak tidak
memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau objek yang ada di
6) Dramatic play
antara mereka tentang peran orang yang mereka tiru. Permainan ini
1) Onlooker play
dalam permainan. Jadi, anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses
2) Solitary play
3) Parallel play
yang sama tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi
kontak satu sama lain sehingga antara anak satu dengan anak lain
tidak ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan
4) Associative play
dengan anak lain tetapi tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau
5) Cooperative play
jenis ini juga tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin
yaitu :
usianya.
37
demikian bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit.
pada orang dewasa, yang terpenting pada saat kondisi anak sedang
menurun atau anak terkena sakit, bahkan dirawat di rumah sakit, orang
tua dan perawat harus jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan
anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang dirawat di
rumah sakit.
d. Lingkungan
dan lingkungan fisik rumah. Fasilitas bermain tidak selalu harus yang di
beli di toko atau mainan jadi, Tetapi lebih di utamakan yang dapat
untuk anak. Pilih yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak.
Label yang tertera pada mainan harus di baca terlebih dahulu sebelum
membelinya, apakah mainan tersebut sesuai dengan usia anak. Orang tua
dan anak dapat memilih mainan bersama sama, tetapi harus di ingat
bahwa alat permainan harus aman bagi anak. Oleh karna itu, orang tua
a. Bermain Aktif
rumahan.
3) Bermain drama
teman-temannya.
b. Bermain Pasif
Dalam hal ini anak berperan aktif, antara lain dengan melihat dan
mendengarkan. Bermain pasif ini adalah ideal apabila anak sudah lelah
lain-lain.
bayi baru lahir dan sangat penting untuk merangsang kecerdasan multiple
bantuan.
kotak.
berleher sempit.
baru.
bentuk tersebut dan ajak anak untuk menempel bentuk tersebut pada
selembar kertas.
lain-lain.
menyirami tanaman
42
C. Konsep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (Know)
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang
telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
sebagainya.
b. Memahami (Comprehention)
c. Aplikasi (Aplication)
materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill (sebenarnya).
hukum, rumus, metode, prinsip dalam korteks atau situasi yang lain.
44
d. Analisis (Analysis)
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
e. Sintesis (Syntesis)
suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah
f. Evaluasi (Evaluation)
pengetahuan, yaitu :
a. Usia
b. Intelegensi
c. Lingkungan
d. Sosial budaya
orang lain, karena hubungan ini mengalami suatu proses belajar dan
e. Pendidikan
f. Pengalaman
Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
angket yang menanyakan tentang isi materi yang anak di ukur dari subjek
(Notoatmodjo, 2007).
tiga, yaitu :
D. Kerangka Teori
7. Lingkungan
9. Pendapatan ibu
Keterangan :
(Sumber : Eka,2017; Imelda, 2017; Nurul, 2019; Arya, 2021; Anita, 2021 & Windu, 2021)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
variabel bebas yaitu jenis pengetahuan ibu tentang stimulasi bermain terhadap
2. Variabel penelitian
50
pengetahuan ibu tentang stimulasi bermain, sedangkan variabel
B. Definisi Operasional
50
skor
nilai
76-
100%
(Sumber : Eka,2017)
C. Hipotesis
D. Desain Penelitian
melalui data yang terkumpul dan pengamatan hanya dilakukan satu kali
saja.
1. Populasi
50
2017). Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang berusia 4-5
2. Sampel
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Sampel dalam penelitian ini adalah
anak yang berusia 4-5 tahun dan ibunya di Desa Gunungmanik wilayah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi
dengan populasi yang relatif kecil dan semua anggota populasi digunakan
F. Instrumen Penelitian
50
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
perkembangan anak yang sudah bersifat baku, dan kuesioner untuk variabel
independen yaitu pengetahuan ibu yang diambil dari penelitian terdahulu yang
diteliti oleh Eka Nur Meilawati pada tahun 2017 yang berisi 12 pertanyaan
product moment person melalui aplikasi SPSS (Statistial Padage for Sosial
Sciense) versi 16.00 dengan hasil 12 pertanyaan dinyatakan valid, dan uji
reliable karena nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,60. Pertanyaan menggukanan
skala Guttman dengan jawaban benar atau salah, pertanyaan terdiri dari
pertanyaan positif 8 soal dan pertanyaan negatif 4 soal dengan kisi-kisi definisi
stimulasi bermain (soal 1-2), fungsi bermain (soal 3-4), tujuan bermain (soal 5-
6), faktor yang mempengaruhi bermain (soal 7-8), variasi dan keseimbangan
dalam bermain (9-10), dan stimulasi bermain sesuai dengan usia (soal no 11-
12).
50
1. Mengurus perizinan untuk melakukan penelitian dengan surat perizinan dari
STIKes YPIB Majalengka, dan Badan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik.
a. Menentukan usia anak dengan menanyakan tangal, bulan dan tahun lahir
4 bulan.
menjadi 16 bulan.
c. Setelah menentukan usia anak, pilih KPSP yang sesuai dengan usia anak.
50
d. Jelaskan kepada ibu supaya tidak ragu-ragu atau takut dalam menjawab
pertanyaan.
ada 1 jawaban, “ya” bila anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-
pertanyaan sebelumnya.
pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
50
dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus,
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Proses editing ini meliputi :
sejauh mana atau identitas apa saja yang sangat diperlukan bagi
c. Mengecek macam isian data. Jika dalam instrumen termuat sebuah atau
seberapa item yang tidak sesuai yang dikehendaki peneliti, padahal isian
memberikan skor pada item yang perlu diberi skor. Tahapan ini dilakukan
50
setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap
dan anak dapat melakukan apa yang diperintahkan diberikan skor “1”
bila responden menjawab “Tidak” dan anak tidak dapat melakukan apa
3. Coding (Pengkodean)
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Data hasil
50
3) Kode 2 yaitu baik jika jawaban benar 76%-100%
b. Perkembangan Anak
1) Kode 0 = Penyimpangan
2) Kode 1 = Meragukan
3) Kode 2 = Sesuai
program SPSS (Stastitial Padage for Social Sciense) versi 26.00 for
5. Tabulating
Semua data dari setiap sumber data atau sampel selesai dimasukan,
50
I. Analisa Data
Analisa data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian
diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah
1. Analisa Univariat
a. Distribusi Frekuensi
f
p= x 100 %
n
Keterangan :
P = Proporsi
= Frekuensi Kategori
f
50
n = Jumlah sampel
Variabel F %
Jumlah
Menurut Arikunto (2016) hasil pengolahan data diinterprestasikan
sebagai berikut :
2. Analisa bivariat
2012). Uji yang dipakai adalah uji statistik Chi-Square dengan batas
50
a. Menyusun Tabel Silang
Jumlah
2
x=
∑ (fo−fh)2
fh
Keterangan :
2
x = Nilai Chi-Square
ρ -value dengan nilai α = 0,05 pada taraf kepercayaan 95% dan derajat
2) Bila nilai ρ -value > 0,05 menunjukan tidak ada hubungan yang
J. Etika Penelitian
50
Menurut Hidayat (2016) masalah etika dalam penelitian keperawatan
judul dan tujuan penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak
2. Kerahasiaan
lembar pengumpulan data dan diganti dengan insial atau nomor responden.
4. Keadilan
alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak
5. Asas Kemanfaatan
50
BAB IV
A. Hasil Penelitian
tentang stimulasi bermain dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun di Desa
dilakukan pada tanggal 04 April 2022 - 04 Mei 2022 dengan jumlah responden
1. Analisis Univariat
50
No Tingkat Pengetahuan Ibu Jumlah Presentase (%)
1 Baik 48 70,6
2 Cukup 20 29,4
Jumlah 68 100
2022
50
setengah responden memiliki perkembangan yang meragukan di Desa
2. Analisis Bivariat
Perkembangan Anak ρ-
Tingkat Pengetahuan Ibu Jumlah
S % M % value
Baik 46 67,6 2 2,9 70,6
Cukup 3 4,4 17 25,0 29,4 0,000
Jumlah 49 72,1 19 27,9 100
50
terdapat 2 (2,9%) ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik dengan
dan terdapat 17 (25,0%) ibu yang memiliki tingkat pengetahuan cukup dengan
didapatkan hasil nilai ρ = 0,000 < α = 0,05 yang berarti Ho ditolak, dengan
demikian maka ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi
B. Pembahasan
ibu dengan tingkat pengetahuan baik, dan sebanyak 20 (29,4%) ibu dengan
50
stimulasi bermain di Desa Gunungmanik Kecamatan Talaga Kabupaten
lebih mandiri sehingga anak dapat berkembang secara optimal. Selain itu,
rata-rata usia ibu dalam penelitian yaitu usia dewasa awal dengan daya
tangkap informasi dan pola pikir yang masih sangat baik sehingga dari
bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh faktor yang pertama usia, usia
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Eka
dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di PAUD Al Falah
cukup dan kurang. Pengetahuan orang tua tentang stimulasi bermain dengan
50
perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun menunjukkan bahwa
Pengetahuan ibu yang baik tentang manfaat bermain bagi anak dapat
misalnya saat memakai baju masih memerlukan bantuan orang tua, saat
50
memasang sepatu juga masih memerlukan bantuan orang tua, saat makan
untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku,
suasana yang tenang serta sarana lainnya. Kemudian faktor pengetahuan ibu
perkembangan anak usia 4-5 tahun di PAUD Bina Ana Prasa dan PAUD
50
keterlambatan perkembangan. Selain itu perkembangan anak dalam
orang tua, pendidikan orang tua, sikap orang tua, keluarga sosial
pendidikan orang tua yang kurang akan menyebabkan orang tua kurang
tidak mengetahui perkembangan anak yang baik dan tepat sesuai usia anak-
50
dan terdapat 2 (2,9%) ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik dengan
pada anak. Dalam perkembangan seorang anak, peran orang tua yang tidak
tidak dapat menghasilkan suatu karya. Selain itu anak akan cenderung
kurang peka terhadap stimulus yang ada, lebih sering diam, kurang percaya
diri, dan kurangnya rasa ingin tahu pada setiap hal-hal yang baru. Ibu
50
stimulasi bermain pada anak karena dengan rangsangan dalam bermain anak
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga yaitu proses melihat dan
50
dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya
adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang
yang penting dalam perkembangan anak, hal ini dikarenakan ibu dengan
yang optimal.
perkembangan anak usia 4-5 tahun di PAUD Bina Ana Prasa dan PAUD
PAUD Bina Ana Prasa dan PAUD Islam Baiturrahim Kabupaten Rejang
pengetahuan yang kurang. Hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu yang
diharapkan peran ibu atau pihak terkait seperti puskesmas untuk dapat
perkembangan serta dampak apa yang dapat terjadi apabila anak mengalami
50
anak, dan memeriksa perkembangan anak sesuai usia anak di Desa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang stimulasi bermain pada anak usia 4-5
20 (29,4%) ibu.
50
Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2022 dengan hasil nilai uji
B. Saran
3. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan adanya peran baik dari ibu dalam
50
MASTER TABEL PENELITIAN