Anda di halaman 1dari 45

GAMBARAN KEJADIAN PERSALINAN SECSIO CAESARIA (SC)

BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI RSUD


ARJAWINANGUN PERIODE
JANUARI-MARET
TAHUN 2013

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III
di Akademi Kebidanan Isma Husada Cirebon

OLEH:
MASRUROH
32092402. S. BD. 0220610

AKADEMI KEBIDANAN ISMA HUSADA CIREBON


2013
GAMBARAN KEJADIAN PERSALINAN SECSIO CAESARIA (SC)
BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI RSUD
ARJAWINANGUN PERIODE
JANUARI-MARET
TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Di Akademi Kebidanan Isma Husada Cirebon

OLEH:
MASRUROH
32092402. S. BD. 0220610

AKADEMI KEBIDANAN ISMA HUSADA CIREBON


2013

i
LEMBAR PENGESAHAN

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Diterima dan disetujui untuk dipertahankan pada Ujian Sidang


Karya Tulis Ilmiah

JUDUL : GAMBARAN KEJADIAN PERSALINAN SC


BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI RSUD
ARJAWINANGUN PERIODE JANUARI-MARET TAHUN
2013
PENYUSUN : MASRUROH
NIM : 32092402.S. BD.0220610

Cirebon, Juli 2013

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

DR. Ismail Eka Wijaya, AMK., M.Pd Dwi Lestari, SST


NIK. 0507110170

iii
ABSTRAK

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dan atas karunia-Nya Alhamdulillah penulis

dapat menyelesaikan KTI yang berjudul “Gambaran Kejadian Persalinan SC

Berdasarkan Karakteristik Ibu Periode Januari–Maret 2013 Di RSUD

Arjawinangun Januari-Maret Tahun 2013” dengan baik dan lancar. KTI ini

disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat menyusun Karya Tulis Ilmiah di

Akademi Kebidanan Isma Husada Cirebon.

Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. DR. H. Ismail Eka Wijaya, AMK., M.Pd, selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan

Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan (YPPK) Isma Husada Cirebon dan

sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingannya

dengan penuh kesabaran dan meluangkan waktu dan pikirannya sampai

penyusunan proposal ini selesai.

2. dr. Yusuf Kurnia Wijaya, selaku Ketua Yayasan Pendidikan dan Pelayanan

Kesehatan (YPPK) Isma Husada Cirebon

3. Hj. Aah Aminah, MKM, selaku Direktur Akademi Kebidanan Isma Husada

Cirebon.

4. Dwi Lestari, SST, selaku selaku pembimbing II Karya Tulis Ilmiah yang penuh

kesabaran,meluangkan waktu dan pikirannya dalam penyusunan Proposal ini.

v
5. Semua staff dosen dan karyawan yang telah membantu dan memberikan

pengarahan.

6. Kepada Ayah, Ibu dan Keluarga tercinta yang telah banyak membantu

memberikan dorongan baik materil dan spiritual dalam menyelesaikan proposal

penelitian ini.

7. Seluruh teman-teman Akademi Kebidanan Isma Husada Cirebon.

Penulis menyadari, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

sekali kekurangan, sehingga Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak

untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Demikian Karya Tulis Ilmiah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat dan bisa

menjadi sumber informasi bagi kita semua.

Cirebon, Juli 2013

Penulis

vi
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 4

E. Ruang Lingkup .................................................................. 4

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. Persalinan ........................................................................... 6

B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persalinan .................. 8

vii
C. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Berdasarkan

Karakteristik ......................................................................

10

D. Secsio Sesaria .................................................................... 13

E. Klasifikasi Indikasi Dilakukan Tindakan Secsio Saesaria . 14

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep ............................................................... 15

B. Variabel Penelitian ............................................................. 15

C. Rancangan Penelitian ......................................................... 16

D. Etika Penelitian .................................................................. 20

E. Lokasi dan waktu Penelitian .............................................. 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................. 29

B. Pembahasan ........................................................................ 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................. 36

B. Saran ......................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional.................................................................. 16

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin yang Dilakukan Tindakan

SC Berdasarkan Umur di RSUD Arjawinangun Kabupaten

Cirebon Tahun 2013..................................................................

30

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin yang Dilakukan Tindakan

SC Berdasarkan Paritas di RSUD Arjawinangun Kabupaten

Cirebon Tahun 2013 ................................................................

30

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin yang Dilakukan Tindakan

SC Berdasarkan Pendidikan di RSUD Arjawinangun

Kabupaten Cirebon Tahun 2013 ..............................................

31

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin yang Dilakukan Tindakan

SC Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Arjawinangun

Kabupaten Cirebon Tahun 2013 .............................................

31

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 15

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Judul Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Surat Permohon Izin Pengambilan Data dan Penelitian Karya Tulis

Ilmiah

Lampiran 3 Surat Balasan Permohon Izin Pengambilan Data dan Penelitian Karya

Tulis Ilmiah

Lampiran 4 Daftar Checlist Hasil Penelitian Kejadian Sectio Caesaria

Berdasarkan Karakteristik Ibu Bersalin di RSUD Arjawinagun Tahun

2013

Lampiran 5 Jadwal Kegiatan

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian ibu adalah semua kematian yang disebabkan oleh kehamilan,

persalinan, dan nifas, maka kematian yang terjadi sebelum, selama, dan sesudah

persalinan harus diperhitungkan. (Depkes RI, 2005)

Menurut World Health Organization (WHO) sebanyak 99% kematian ibu

dinegara-negara berkembang merupakan tertinggi dibandingkan dengan kematian

ibu dinegara maju. Terlebih lagi rendahnya penurunan global angka kematian ibu

merupakan cermin adanya penurunan angka kematian ibu secara bermakna.

Kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang mengalami

komplikasi selama persalinan tanpa memandang lama dan lokasi persalinan.

Kematian tersebut disebabkan oleh berbagai penyebab yang berhubungan dengan

persalinan atau diperburuk oleh persalinan dan komplikasinya. (Saefudin, 2002)

Seorang ibu yang baru pertama melahirkan atau juga disebut ibu

primipara juga dapat digolongkan kategori rawan terhadap kematian maternal

karena ibu hamil primigravida terkadang mereka tidak mengetahui persiapan dan

kebutuhan saat persalinan sehingga mereka kurang mengenal komplikasi

persalinan tersebut karena bagi mereka semua merupakan pengalaman yang baru.

Dengan diketahuinya persiapan dan kebutuhan saat persalinan diharapkan ibu-ibu

hamil terutama ibu hamil primigravida dapat mengetahui tanda bahaya pada saat

1
2

persalinan sehingga diharapkan segera mendapatkan pertolongan medis

secepatnya apabila terdapat hal-hal yang membutuhkan pertolongan segera.

Di negara maju angka kematian ibu berkisar antara 5-10 per 100.000

kelahiran hidup. Tingkat kematian ibu di Indonesia diperkirakan sekitar 450 per

100.000 kelahiran hidup (Prawirohardjo, 2005). Oleh karena itu perhatian

terhadap peristiwa koplikasi persalinan sangat penting. Melalu pelayanan

kesehatan ibu dan anak (KIA) Yang berkualitas, menyeluruh dan terpadu

diharapkan dapat ditingkatkan cakupan pelayanan yang pada gilirannya akan

menurunkan angka kematian ibu (AKI) di indonesia masih berada pada angka

206/100.000 kelahiran hidup, berati setiap 2 jam ada kematian ibu , setiap hari

ada 50 kematian ibu, setiap minggu ada 352 kematian ibu, setiap bulan ada 1.500

kwmatian ibu, dan setiap tahun ada 18.300 kematian ibu (Depkes RI, 2001)

Berdasarkan data di Jawa Barat masih memiliki AKI tertinggi

dibandingkan dengan propinsi lain dipulau jawa, yakni AKI dijawa barat pada

tahun 2003 tercatat sebesar 321,15 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab

langsung yaitu perdarahan, eklampsi, infeksi, dan partus lama (Dinkes Kota

Cirebon, 2010)

Dari hasil pengambilan data rekam medik di RSUD Arjawinangun

Cirebon tahun 2012 jumlah pasien masuk rawat inap (vk) berjumlah 4.434 dan

jumlah persalinan 3.772 yang lahir spontan berjumlah 2961 dan yang dilakukan

tindakan seksio saesaria berjumlah 225 dengan berbagai indikasi. Hasil peneliti

angka kejadian SC di RSUD Arjawinangun dengan melihat latar belakang diatas


3

maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “GAMBARAN KEJADIAN

PERSALINAN SC DI RSUD ARJAWINANGUN BERDASARKAN

KARAKTERISTIK IBU PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2013”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat merumuskan “Bagaimana

kejadian persalinan SC di RSUD Arjawinangun berdasarkan karakteristik Ibu?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kejadian SC di RSUD Arjawinangun

berdasarkan karakteristik .

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kejadian persalinan SC berdasarkan umur ibu di RSUD

Arjawinangun

b. Untuk mengetahui kejadian persalinan SC berdasarkan Paritas di RSUD

Arjawinangun

c. Untuk mengetahui kejadian persalinan SC berdasarkan Pendidikan di

RSUD Arjawinangun

d. Untuk mengetahui kejadian persalinan SC berdasarkan Pekerjaan di

RSUD Arjawinangun
4

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

kesehatan reproduksi dan gizi ibu hamil, khusunya dalam upaya

meningkatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan secara optimal dan

pencegahan terjadinya tindakan SC dalam persalinan, sehingga dapat

menurunkan AKI dan AKB.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi ibu bersalin

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan bagi ibu hamil yang akan bersalin.

b. Bagi institusi pendidikan

Untuk dokumentasi dalam menambah referensi pustaka sebagai bahan

masukan mahasiswa lain untuk meneliti yang akan datang.

c. Bagi penulis

Dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dalam

memberikan pelayana kesehatan yang komprehensif.

E. Ruang Lingkup

Masih tingginya kejadian persalinan dengan tindakan SC di RSUD

Arjawinangun berjumlah 225 orang sehingga peneliti ingin membahas tentang

“Gambaran kejadian persalinan SC di RSUD Arjawinangun berdasarkan


5

karakteristik periode Januari-Maret 2013”. Penelitian ini dilakukan pada bulan

Januari 2013, jenis penelitian menggunakan analisis deskriptif, pengambilan data

dengan menggunakan data sekunder yaitu dengan melihat status pasien di ruang

VK, ruang Rekam Medik, Jumlah populasi yaitu 741 orang yang dilakukan

tindakan SC di RSUD Arjawinangun. Pengambilan sampel dengan menggunakan

data sekunder dimana pengumpulan datanya dengan menggunakan study

dokumentasi dengan sampel sebanyak 225 orang, Teknik pengambilan sample

menggunakan Random Sampling dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin

yang dilakukan tindakan SC.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Definisi

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada

usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya

penyulit.

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir

dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Asuhan Persalinan Normal, 2007).

2. Bentuk Persalinan

Adapun bentuk persalinan menurut Manuaba (2009) adalah :

a. Persalinan spontan

Bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri.

b. Persalinan buatan

Bila persalinan dengan rangsangan buatan sehingga terdapat kekuatan

untuk persalinan.

6
7

c. Persalinan Anjuran

Yang ideal sudah tentu persalinan spontan karena tidak memerlukan

bantuan apapun dan mempunyai trauma persalinan yang paling ringan

sehingga kualitas sumber daya manusia dapat terjamin.

3. Tahapan Persalinan

a. Persalinan kala I

Kala I adalah pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai

pembukaan lengkap. Pada kala I sangat penting dilakukan untuk

mengetahui kekuatan his (kontraksi) rahim, pembukaan, dan denyut

jantung janin. Lamanya kala I antara

b. Persalinan kala II

Persalinan kala II adalah persalinan janin yang berlangsung 1-2 jam. Pada

kala ini ibu bersalin harus tetap ditemani oleh karena setiap saat terancam

oleh keadaan gawat yang memerlukan pertolongan. Pengawasan

persalinan kala II diperlukan observasi yang ketat dan terutama kerjasama

antara ibu bersalin dan penolongnya.

c. Persalinan kala III

Persalinan kala III adalah persalinan plasenta berlangsung 10-15 menit.

Pertolongan kalaIII merupakan masalah berat karena bahaya perdarahan

selalu mengancam.
8

d. Persalinan kala IV

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post

partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Perdaharan masih

dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc. Selama kala

IV petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah

kelahiran dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persalinan

Pada setiap persalinan harus diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Tiga faktor utama yang menentukan prognosis persalinan

adalah jalan lahir (Passage), janin (passanger), kekuatan ( power) dan masih ada

dua faktor lagi terhadap keberhasilan asuhan persalinan yaitu faktor posisi dan

faktor psikologis.

1. Jalan Lahir (passage)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar

panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak,

khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi,

tetapi panggul itu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus

berhasil menyesuaikan dirinya dengan jalan lahir yang relatif kaku. Oleh

karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan

dimulai.
9

2. Janin dan plasenta (passenger)

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat

interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap,

dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia juga

dianggap sebagai passanger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang

menghambat proses persalinan pada kehamilan normal.

3. Kekuatan (power)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter

dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari

uterus.

Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer menandai

dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha volunter dimulai

untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini

memperbesar kekuatan kontraksi involunter.

Kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada

penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas. Kekuatan primer

membuat

Effacement adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap

pertama persalinan dan akan terangkat keatas karena adanya pemendekan

gabungan otot uterus selama penipisan segmen bawah rahim pada tahap akhir

persalinan.
10

Kekuatan sekunder terjadi setelah bagian presentasi mencapai dasar

panggul, sifat kontraksi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah yakni

bersifat mendorong keluar sehingga wanita merasa ingin mengedan. Untuk

mendorong kebawah ini yang disebut kekuatan sekunder.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan Berdasarkan Karakteristik

1. Umur

Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan (Surayin,

2003: 367). Wintrobe (1987) yang dikutip oleh Amiruddin (2007),

menyatakan bahwa umur ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu

semakin rendah umur ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya.

Umur seorang ibu berkaitan dengan alat—alat reproduksi wanita.

Menurut Saifuddin (2007: 23); dalam kurun reproduksi sehat dikenal

bahwa umur aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.

Adapun interval umur menurut identifikasi kebidanan adalah :

a. < 20 tahun adalah resiko

b. 20-30 tahun adalah usia reproduksi

c. > 35 tahun adalah resiko tinggi

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 - 35 tahun.

Kehamilan pada umur < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan

anemia karena kehamilan pada umur < 20 tahun secara biologis belum

optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah


11

mengalami keguncangan yang mengalcibatkan kurangnya perhatian terhadap

pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada

umur > 35 'tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh

serta berbagai penyakit yang sering menimpa pada umur ini (Saifuddin, 2007:

23).

2. Paritas (jumlah persalinan )

Menurut Saifuddin (2007: 23), paritas 2-3 merupakan paritas paling

aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Klasifikasi paritas adalah sebagai

berikut :

a. Primipara adalah jumlah paritas 1

b. Multipara adalah jumlah paritas 2-3

c. Grande multipara adalah jumlah paritas > 4.

Dengan semakin seringnya melahirkan, ibu tidak punya kesempatan

untuk memperbaiki kondisi tubuhnya atau memperbaiki persediaan zat gizi

didalam tubuhnya terutama zat besi. Semakin tinggi paritas akan semakin

besar kemungkinan terjadi anemia.

3. Pendidikan

Menurut (Notoatmodjo S, 2003) menyatakan bahwa pendidikan dalam

arti formal adalah proses penyampaian bahwa atau materi pendidikan (anak

didik) guna mencapai perubahan tingkah laku (tujuan) karena pendidikan itu

adalah suatu proses, maka dengan sendirinya memiliki proses memasukan dan

keluaran.
12

Tujuan pendidikan adalah membentuk atau meningkatkan kemampuan

manusia yang mencakup asa, cipta, dan karsa. Ketiga kemampuan tersebut

harus dikembangkan bersama-sama secara seimbang, sehingga terbentuknya

manusia Indonesia yang seutuhnya. (Notoatmodjo S,2003)

a. Filosofi pendidikan

Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum

bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan

musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan is

akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.

b. Tingkat pendidikan

1) Pendidikan dasar : merupakan jenjang pendidikan awal selama 9

(sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi

jenjang pendidikan menengah.

2) Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan

pendidikan dasar.

3) Pendidikan tinggi : pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan

setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana,

magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan

tinggi.
13

4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehariehari. Dimana seluruh

bidang pekerjaan umumnya dip'erlukan adanya hubungan sosial dan

hubungan dengan orang baik, setiap orang dapat bergaul dengan orang lain,

setiap orang dapat bergaul orang lain, setiap orang harus bergaul dengan

teman sejawat maupun berhubungan dengan atasan. Pekerjaan dapat

menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi

sebagian aspek kehidupan seseorang termasuk pemelihan kesehatan.

Dinyatakan bahwa jenis dapat berperan dalam pekerjaan dapat berperan dalam

pengetahuan. ( Notoatmojo, 2003).

D. Secsio Saesaria

1. Definisi

Operasis Caesar menurut Leon J. Dunn, dalam buku obstretrics dan

gynecology menyebutkan sebagai Cesarean Section, Laparotrachelotory,

Abdominal deliveri. Leon mengartikanya sebagai persalinan untuk

melahirkan janin dengan berat 500 gram atau lebih, melalui pembedahan

diperut dengan menyayat dinding rahim.

Sectio caesar merupakan suatu pembedahan untuk melahirkan janin

melalui insisi pada dinding perut (laparatomi) dan dinding uterus

(histerektomi). Definisi ini tidak termasuk pengangkantan janin dari kavum

abdomen pada kasus ruptur uteri atau kehamilan abdominal (Hecker, 2001).
14

Tindakan ini dilakukan untuk mencegah kematian Ibu dan bayi karena

kemungkinan-kemungkinan komplikasi yang dapat timbul bila persalinan

tersebut itu berlangsung pervaginam.(Sari, 2005)

Secsio Saesaria adalah tindakan pembedahan dilakukan untuk

melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim

(Masdjoer, 1999).

Secsio saesarea adalah tindakan pembedahan dilakukan untuk

melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus

(Wigndjosastro, 1999)

2. Sejarah Sectio Caesar

Pada awalnya SC di kembangkan sebagai salah satu metode moderen

di bidang kedokteran untuk menurunkan angka kematian ibu akibat

melahirkan. Menurut literatur sejarah, tindakan SC pertamakali dilakukan

untuk menolong kelahiran bayi laki-laki yang kemudian hari menjadi kaisar

Roma yang terkenal yaitu Julius Caesar.

Namun dalam sejarah kedokteran, SC baru disebut sebagai cara untuk

melahirkan bayi setelah tahun masehi (tepatnya tahun 1794), yaitu ketika

seorang dokter di Virginia Amerika Serikat melakukan operasi pada istrinya.

Saat itu, sejarah kedokteran Amerika mencatat hanya sekitar 10% wanita yang

dapat hidup setelah persalinan dengan operasi. Hal ini disebabkan prosedur

operasi yang belum dapat menjamin keselamatan Ibu akibat peralatan operasi

yang tidak steril, efek obat bius, teknik pembedahan, perdarahan, pemantauan

pasca operasi, manajemen, serta kontrol rasa sakit yang belum ada.
15

E. Klasifikasi Indikasi dilakukan Tindakan Secsio Saesarea

1. Distosia

Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia karena kelainan

tenaga (his) yang tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga

menghambat kelancaran persalinan.

2. Ketuban Pecah Dini (KPD)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai

persalinan dan ditunggu satu jam sebelum inpartu.(dr. Ida ayu chandranita

manuaba, SpOG)

3. Partus Lama (Partus Macet)

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam

digolongkan sebagai partus lama. Kalau kemajuan persalinan tidak terjadi

secara memadai selama periode itu, situasi tersebut harus segera dinilai,

permasalahannya harus segera dikenali dan diatasi sebelum batas waktu 24

jam, sebagian besar partus lama menunjukan pemanjangan kala satu, apapun

yang menjadi penyebabnya, servik gagal membuka penuh dalam jangka

waktu yang layak.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep yang satu

dengan konsep yang lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang

telah diuraikan pada tinjauan pustaka. Konsep dalam hal ini adalah suatu abstraksi

atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasikan suatu pengertian

(Notoatmodjo, 2005)

Bagan 3.1
Kerangka Konsep

Karakteristik Ibu Bersalin


1. Umur
2. Paritas Kejadian Persalinan SC
3. Pendidikan
4. Pekerjaan

Ket :

: Diteliti

: Tidak diteliti

B. Variabel Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010) variabel mengandung pengertian ukuran

atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda

dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa

22
23

variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu.

Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik ibu bersalin : umur, paritas,

pendidikan dan pekerjaan.

C. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat survey deskriptif yaitu suatu penelitian yang

dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang

terjadi didalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin : umur, paritas,

pendidikan dan pekerjaan.

2. Pendekatan Waktu dan Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan waktu secara

retrospektif yang artinya penelitian yang berusaha melihat ke belakang

(backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat

yang telah terjadi. (Notoatmodjo,2010)

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara penelitian untuk

mengumpulkan data yang yang akan dilakukan dalam penelitian. Sebelum

mengumpulkan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat

memperkuat hasil penelitian (Aziz, 2007).


24

Dalam melakukan teknik pengumpulan data peneliti menggunakan

metode deskriptif, yaitu mengambil data dari Reka Medik Ruang VK RSUD

Arjawinangun.

4. Populasi Penelitian

Populasi tidak hanya terbatas pada orang tetapi juga benda-benda alam

yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek

yang akan dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki oleh objek/subjek tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu bersalin yang dilakukan tindakan SC di RSUD Arjawinangun.

5. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Karena

jumlah populasi sedikit maka pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan total sampling yaitu dengan cara seluruh populasi dijadikan

sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

bersalin yang dilakukan tindakan SC di RSUD Arjawinangun yaitu berjumlah

225 orang.

6. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

dan berdasarkan pengetahuan yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti


25

untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena (Notoatmodjo, 2005)

Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Umur Lama waktu hidup Lembar Study 1. < 20 tahun Ordinal
responden sampai saat cheklist dokumentas 2. 20-35 tahun
waktu penelitian i 3. >35 tahun
2. Paritas Jumlah anak yang Lembar Study 1. Primipara Ordinal
pernah dilahirkan oleh cheklist dokumentas (Paritas 1)
ibu sebelum kehamilan i 2. Multipara
sekarang (Paritas 2-3)
3. Grande
Multipara
( Paritas ≥4)
3. Tingkat Jenjang pendidikan Lembar Study 1. Tidak Sekolah Ordinal
Pendidikan formal yang telah cheklist dokumentas 2. Tamat SD
ditempuh oleh i 3. Tamat SMP
responden 4. Tamat SMA
5. Tamat
Perguruan
Ringgi
4. Pekerjaan Sesuatu aktivitas yang Lembar Study 1. Bekerja Nominal
dialkukan didalam atau cheklist dokumentas 2. Tidak Bekerja
diluar rumah yang i
menghasilkan uang

7. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengisi lembar

check list sesuai dengan data yang dibutuhkan berdasarkan catatan medik

pasien. Check list atau daftar cek yang merupakan daftar yang berisi

pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden memberikan

jawaban dengan memberikan cek (√) sesuai dengan hasilnya yang diinginkan
26

atau peneliti yang memberikan tanda (√) sesuai dengan hasil pengamatan.

Instrumen checklist yang akan diteliti berisi umur, paritas, pendidikan,

pekerjaan, persalinan prematur. (Hidayat, 2007)

8. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Tahap – tahap pengelolaan data dalam penelitian

1) Editing

Kegiatan untuk mengkoreksi data yang tidak jelas agar bila terjadi

kekurangan atau kesalahan data dapat dengan mudah terlihat dan

segera dilakukan perbaikan.

2) Coding

Kegiatan untuk memberikan kode pada check list sesuai data pada

pencatatan medic pasien yang di hubungkan dengan penelitian yang

sudah dilakukan.

3) Tabulating

Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian kedalam table sesuai

kriteria.

4) Prosesing

Kegiatan untuk memasukkan hasil data check list ke dalam program

atau “Stastistical Product and Service Solution (SPSS) 17.00 for

Windows.
27

b. Analisa Data

1) Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk melihat gambaran tiap variabel dari

hasil penelitian. Dalam analisis ini tiap variabel menghasilkan

distribusi dan presentase. Analisa univariat menggunakan distribusi

frekuensi relatif dimana frekuensi tiap kelas diubah dalam bentuk

presentase (%). Perubahan menjadi persen dilakukan dengan

menggunakan rumus. Notoatmodjo (2010):

F
X= x
N

100%
Keterangan :

X = Hasil yang dicari

F = Frekuensi

N = Jumlah responden

D. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapatkan rekomendasi dari

institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan izin institusi atau

lembaga tempat peneliti. Sebelumnya peneliti membuat surat izin penelitian yang

dikeluarkan dari intitusi lalu diberikan kepada tempat penelitian.


28

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Arjawinangun Cirebon.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2013.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang berjudul Gambaran Kejadian Persalinan Secsio Caesaria (Sc)

Berdasarkan Karakteristik Ibu Di Rsud Arjawinangun Periode Januari s.d Maret Tahun

2013” telah dilaksanakan pada bulan Januari s.d Maret 2013. Penelitian ini dilakukan

dengan cara mengambil data di ruang VK dan ruang Reka Medik RSUD Arjawinangun

dengan jumlah sampel 225 ibu bersalin yang dilakukan tindakan SC. Dari populasi

tersebut penelitian menggunakan teknik total sampling. Sesuai dengan tujuan penelitian,

sampel yang didapat ditabulasikan berdasarkan umur, pendidikan, paritas dan pekerjaan

kemudian data di analisa dengan menggunakan analisa Univariat. Hasil penelitian dapat

disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini:

29
30

1. Karakteristik Ibu Bersalin Berdasarkan Umur

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin yang Dilakukan Tindakan SC Berdasarkan
Umur di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon
Tahun 2013

Umur Frekuensi Persenase (%)


<20 Tahun 88 39
20-35 Tahun 55 24
>35 Tahun 82 36
Total 225 100 %

Dari tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 225 ibu bersalin yang

melakukan tindakan SC sebagian besar berumur < 20 tahun yaitu sebanyak 88 orang

(39%).

2. Karakteristik Ibu Bersalin Berdasarkan Paritas

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin yang Dilakukan Tindakan SC
Berdasarkan Paritas di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon
Tahun 2013

Paritas Frekuensi Persenase (%)


Primi 64 28
Multi 35 16
Grande 126 56
Total 225 100 %

Dari tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 225 ibu bersalin yang

melakukan tindakan SC sebagian besar grande multipara yaitu sebanyak 126 orang

(56%).
31

3. Karakteristik Ibu Bersalin Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin yang Dilakukan Tindakan SC
Berdasarkan Pendidikan di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon
Tahun 2013

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persenase (%)


Tamat SD 53 24
Tamat SMP 145 64
Tamat SMA 27 12
Total 225 100 %

Dari tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 225 ibu bersalin yang

melakukan tindakan SC sebagian besar berpendidikan SMP yaitu sebanyak 145 orang

(64%).

4. Karakteristik Ibu Bersalin Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin yang Dilakukan Tindakan SC
Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon
Tahun 2013

Pekerjaan Frekuensi Persenase (%)


Bekerja 79 35
Tidak Bekerja 146 65
Total 225 100 %

Dari tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 225 ibu bersalin yang

melakukan tindakan SC sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 146 orang (65%)

dan yang bekerja sebanyak 79 orang (35%).


32

B. Pembahasan

1. Karakteristik Ibu Bersalin Berdasarkan Umur

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada

usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya

penyulit.

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir

dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Asuhan Persalinan Normal, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan diantaranya adalah

umur, paritas, Pendidikan dan pekerjaan.

Umur adalah lama waktu hidup atau ada sejak dilahirkan (Surayin,

2003: 367). Wintrobe (1987) yang dikutip oleh Amiruddin (2007),

menyatakan bahwa umur ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu

semakin rendah umur ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya.

Umur seorang ibu berkaitan dengan alat—alat reproduksi wanita. Menurut

Saifuddin (2007: 23) dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa umur aman

untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.

Hal ini dapat di lihat dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 225 ibu

bersalin yang melakukan tindakan SC di RSUD Arjawinangun sebagian besar


33

berumur >20 tahun yaitu sebanyak 88 orang (39%), berumur 20-35 tahun sebanyak

55 orang (24%) dan berumur >35 tahun sebanyak 82 orang (36%)

Paritas adalah jumlah anak yang lahir. Paritas 2-3 merupakan paritas

paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Menurut Saifuddin (2007:

23) Klasifikasi paritas adalah sebagai berikut :

a. Primipara adalah jumlah paritas 1

b. Multipara adalah jumlah paritas 2-3

c. Grande multipara adalah jumlah paritas > 4.

Dengan semakin seringnya melahirkan, ibu tidak punya kesempatan

untuk memperbaiki kondisi tubuhnya atau memperbaiki persediaan zat gizi

didalam tubuhnya terutama zat besi. Semakin tinggi paritas akan semakin

besar kemungkinan terjadi anemia.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 225 ibu bersalin yang

melakukan tindakan SC di RSUD Arjawinangun sebagian besar grande multipara

yaitu sebanyak 126 orang (56%), primipara sebanyak 64 orang (28%) dan multipara

sebanyak 35 orang (16%).

Menurut (Notoatmodjo S, 2003) menyatakan bahwa pendidikan dalam

arti formal adalah proses penyampaian bahwa atau materi pendidikan (anak

didik) guna mencapai perubahan tingkah laku (tujuan) karena pendidikan itu

adalah suatu proses, maka dengan sendirinya memiliki proses memasukan dan

keluaran.
34

Filosofi pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu

dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari

sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan

memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan

harapan is akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.

Tingkat pendidikan Pendidikan Dasar, merupakan jenjang pendidikan

awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang

melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan menengah merupakan

jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan tinggi adalah

jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program

sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan

tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 225 ibu bersalin

yang melakukan tindakan SC di RSUD Arjawinangun sebagian besar

berpendidikan SMP yaitu sebanyak 145 orang (64%), berpendidikan SD

sebanyak 53 orang (24%) dan berpendidikan SMA sebanyak 27 orang (12%).

Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan sehariehari. Dimana seluruh

bidang pekerjaan umumnya dip'erlukan adanya hubungan sosial dan

hubungan dengan orang baik, setiap orang dapat bergaul dengan orang lain,

setiap orang dapat bergaul orang lain, setiap orang harus bergaul dengan

teman sejawat maupun berhubungan dengan atasan. Pekerjaan dapat

menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi


35

sebagian aspek kehidupan seseorang termasuk pemelihan kesehatan.

Dinyatakan bahwa jenis dapat berperan dalam pekerjaan dapat berperan dalam

pengetahuan. ( Notoatmojo, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 225 ibu bersalin yang

melakukan tindakan SC di RSUD Arjawinangun sebagian besar tidak bekerja yaitu

sebanyak 146 orang (65%) dan yang bekerja sebanyak 79 orang (35%). Pekerjaan

adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari, dimana seluruh bidang pekerjaan

umumnya diperlukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan baik, setiap

orang dapat bergaul dengan orang lain, setiap orang harus bergaul dengan teman

sejawat maupun berhubungan dengan yang diatas, pekerjaan dapat menggambarkan

tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian aspek kehidupan

seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan. (Notoatmodjo, 2003).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, dapat dilihat

ibu bersalin yang melakukan tindakan SC berdasarkan karakteristik ibu

disimpulkan sebagai berikut :

1. Ibu bersalin yang melakukan tindakan SC di RSUD Arjawinangun dari 225

orang sebagian besar berumur <20 tahun, yaitu sebanyak 88 orang (39%).

2. Ibu bersalin yang melakukan tindakan SC di RSUD Arjawinangun dari 225

orang sebagian besar grandemultipara, yaitu sebanyak 126 orang (56%).

3. Ibu bersalin yang melakukan tindakan SC di RSUD Arjawinangun dari 225

orang sebagian besar berpendidikan SMP, yaitu sebanyak 64 orang (39%).

4. Ibu bersalin yang melakukan tindakan SC di RSUD Arjawinangun dari 225

orang sebagian besar tidak bekerja, yait u sebanyak 146 orang (65%).

B. Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan

Tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan

bagi ibu hamil dan saat persalinan, melakukan deteksi dini melalui

pemeriksaan Antenatal Care pada ibu hamil dengan faktor resiko tersebut,

memberi upaya preventif terhadap terjadinya tindakan SC.

36
37

2. Bagi Responden

Dapat dijadikan sebagai bahan

3. Bagi Peneliti yang Akan Datang

Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan ilmiah untuk penelitian selanjutnya

tentang kejadian persalinan SC.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prektik. Rineka


Cipta: Jakarta
Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. 2010. Edisi ke
4. Jakarta. Salemba Medika.

Badriah, D.L (2008) Metodologi Penelitian Ilmu-ilmu Kesehatan. Bandung:


Multazam.

Manuaba, LB.G. (2008). Buku Ajar Patologi Obstetri – Untuk Mahasiswa


Kebidanan. Jakarta: EGC

________, LB.G. (1998) Ilmu Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

____________, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon 2012.

Profil UPTD RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon 2012-2013

Saifudin, A. B. 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal.


Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sari DA. Evaluasi Tindakan Sectio Caesaria di RS Wahidin Sudirohusodo Makasar. .


(2004) Makasar

Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
16

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


DI BPM BIDAN ESUM, S. SST

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III
di Akademi Kebidanan Isma Husada Cirebon

OLEH:
MASRUROH
32092402. S. BD. 0220610

AKADEMI KEBIDANAN ISMA HUSADA CIREBON


2013

Anda mungkin juga menyukai