DISUSUN OLEH:
DIANA NOVITA
009STYC18
terdapat sekitar 2 milyar kasus diare di dunia dan 1,9 juta anak usia dibawah 5 tahun
meninggal karena diare. Lebih dari setengah kematian pada balita yang diakibatkan oleh
diare terjadi di negara berkembang seperti india, pakista, Nigeria . setiap tahunnya
terdapat 25,2 % balita diindonesia yang meninggal dunia karena diare.( Depkes
RI ,2010).
seperti bakteri, virus, dan protozoa. Menurut penyebab diare terutama pada anak yang
Menurut data World Healt Organization ( WHO,2012) Setiap tahunnya lebih dari
satu milyar kasus gastroenteritis . Angka kesakitan diare pada tahun 2011 yaitu lebih 411
rotavirus terjadi pada negara berkembang, terutama di Asia dan Afrika , dimana akses
kesehatan dan status gizi masih menjadi masalah . Sedangkan data profil indonesia
menyebutkan tahun 2015 jumlah kasus diare ditemukan sekitar 213.435 penderita
dengan jumlah kematian 1.289, dan sebagian besar (70 – 80%) terjadi pada anak – anak
Prevalensi diare pada balita di Indinesia juga mengalami peningkatan setiap tahunya.
pravalensi diare 9,0% . Beberapa provinsi mempunyai pravalensi diatas angka nasional (
terendah di Yogyakarta . pravalensi diare berdasarkan kelompok umur pada balita ( 1-4
tahun) terlihat tinggi pada Riskesdas 2007 yaitu 16,7%. Demikian pada bayi ( <1 tahun)
Gangguan pertumbuhan yang diakibatkan oleh diare terjadi karena asupan makanan
terhenti, sementara pengeluaran zat gizi terus berjalan . Infeksi yang disebabkan oleh
diare juga mempunyai konstribusi terhadap kekurangan enery, protein dan zat gizi
Kebutuhan energy pada saat infeksi bisa mencapai dua kali kebutuhan normal karena
praktek pemberian makanan selama dan sesudah sakit ( Thaha dalam Kartini,2008).
Asupan makanan yang terhenti berlangsung lama akan menyebabkan berat badan bayi
menurun. Akibatnya bayi akan kekurangan gizi yang menghambat pertumbbuhan fisik
Menurut Notoatojo (2007) Pengetahuan hasil “ tahu “ dan ini terjadi setelah orang
melakukan penindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia , yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman , rasa dan maba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
adalah hasil mengingat suatu hal , termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah
mengalami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang
melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarok et al,2007).
Berdasarkan peneltian – penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa banyak
faktor yang mempengaruhi kejadian diare akut pada balita. Faktor – faktor tersebut
diantaranya adalah faktor yang berasal dari luar dan dapat diperbaiki, sehingga dengan
perbaiki faktor resiko tersebut diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan kematian
Tabel 1.1 Data kunjungan diare di puskesmas Labuapi bulan Januari- November tahun
2021.
Dari data kunjungan diatas, didapatkan bahwa jumlah kunjungan di puskesmas labuapi
bulan Januari – November tahun 2021, terdapat 1-3 pasien diare perhari. Ini berarti
bahwa dipuskesmas labuapi yang membawahi satu kelurahan labuapi setiap hari selalu
ada pasien yang datang dengan penyakit diare. Oleh karena itu penulis meneliti
hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang diare pada balita usia 1- 4 tahun di Desa
1.3. Tujuan
diare pada balita usia 1-4 tahun Didesa Merembu Labuapi Lombok Barat.
a. Bagi Responden
pengetahuan orang tua dengan kejadian diare pada balita Desa Merembu
c. Bagi Masyarakat
dan wawasan terkait tingkat pengetahuan orang tua dengan kejadian diare
pada balita.
ibu tentang kejadian diare pada balita di Desa Merembu Kelurahan Labuapi
Lombok barat. Desain yang digunakan adalah deskriftif , variabel yang akan
2.
Hubungan tingkat Variabel
pengetahuan ibu independ 1.Desain Persamaan:
tentang Berdas
en penelitian: variabel
penanganan diare arkan
yaitu:pen desain independent
dengan kejadian hasil
getahuan analitik yaitu
diare pada balita penelit
ibu dan observasio pengetahuan
dikelurahan ian ini
depende nal ibu dan
korong gadang ditemu
nt yaitu dengan dependent
kecamatan kuranji kan
kejadian desain yaitu kejadian
kota padang,yessi bahwa
diare. cross diare.
arsurya,eka agustia respon
sectional. den
rini,abdiana(2017). 2.populasi yang Perbedaan:
dan tidak 1.tahun peneliti
sampel tahu 2.jumlah
penelitian: tentan sampel yang
sebanyak g digunakan
150 penget dalam
sampel ahuan penelitian.
3.instrume kejadi 3.tempat
n:kuesione an penelitian dan
r. diare waktu
pada penelitian.
anak 4.desain
balita, penlitian.
hubun Persamaan:ind
gan epent
yang yaitu:pengetah
berma uan ibu dan
kna dependent
denga yaitu kejadian
n diare.
kejadi
an
pada
balita
(p=<a
0,042
<0,05)
.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan domain yang penting dalam terbentuknya prilaku terbuka atau open
manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang
a. Tahu( Know) Tahu (know) merupakan mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Ukuran bahwa seseorang tahu adalah dapat mengingat
kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri atau yang telah ada (Sunaryo, 2004
1. Faktor internal
a. Pendidikan
seseorang pada orang lain mengenai sesuatu agar mereka dapat memahami.
b. Pekerjaan
keadaan sosial ekonomi seseorang. Dengan keadaan sosial ekonomi yang baik
(Notoadmojo, 2007).
c. Usia
Usia memepengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap pola
2013).
2. Faktor eksternal
a. Lingkungan
kelompok.
b. Sosial budaya
penalaran.
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah , atau lebih populer disebut
oleh Deabold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan
Diare adalah kejadian frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak , konsistensi feses encer , dapat berwarna hijau atau dapat
(2000) diare adalah defekasi lendir dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau
lendir. Sedangkan menurut Suharyo(2008) diare adalah buang air besar dengan
frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsisten tinja yang lebih lembek atau
cair.
Diare dapat dikatakan sebagai masalah pediatric sosial karena diare merupakan
salah satu penyakit utama yang terdapat dinegara berkembang, dimana adanya faktor
yang mempengaruhi terjadinya diare pada balita itu sendiri yaitu diantaranya faktor
(Suharyo,2008).
Faktor penyebab (agent) yang dapat menyebabkan kejadian diare pada balita
diare pada balita yaitu dari faktor status gizi dan faktor prilaku hygine yang buruk
misalnya dalam prilaku mencuci tangan , kebersihan puting susu, kebersihan dalam
botol susu dan dot susu pada balita. Kemudian dari faktor lingkungan (environment)
yang menyebabkan balita terkena diare yaitu dari kondisi sanitasi lingkungan yang
kurang baik misalnya dalam penggunaan kebersihan air yang digunakan untuk
Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat utama, Hal ini
disebakan karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian terutama pada bayi
dan balita , serta sering menimbulkan kejadian luar biasa(KLB) (Depkes RI,2002).
Penyakit diare ditularkan secara fekal-oral melalui makanan dan minuman yang
a. Diare Akut
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 7 hari. Akaibatnya adalah
diare. Diare akut dapat menyebabkan dehidrasi dan bila kurang megonsusmsi
b. Diare persisten
Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 7 hari hingga 14 hari.
metabolisme.
c. Diare kronik
Diare kronik adalah diare yang berlangsung selama lebih 14 hari secara terus
menerus. Biasanya tidak disebabkan virus, namun disebabkan oleh gangguan fungsi
1. Cengeng
2. Gelisah
3. Suhu meningkat
5. Tinja cair
6. Anus lecet
7. Dehidrasi
a. Dehidrasi
terdapat tanda atau lebih dari keadaan umumnya baik, mata terlihat normal, rasa
hausnya normal, minum biasa dan turgor kulit kembali cepat. Dehidrasi sedang
keadaan umumnya terlihat gelisah dan rewel, mata terlihat cekung, haus dan
merasa ingin minum banyak dan turgor kulitnya kembali lambat. Sedangkan
dehidrasi berat keadaan umumnya terlihat lesu, lunglai atau tidak sadar, mata
terlihat cekung, dan turgor kulitnya kembali sangat lambat > 2 detik. (Depkes RI,
2008).
b. Hipernatremia
penelitian jurmalis, Sayoeti, dan Dewi tahun (2008) , menemukan bahwa 10,3%
anak yang menderita diare akut dengan dehidrasi berat mengalami hipernatremia.
c. Hiponatremia
Hiponatremia terjadi pada anak yang hanya minum air putih saja atau hanya
mengandung sedikit garam, ini sering terjadi pada anak yang mengalami infeksi
shigella dan malnutrisi berat dengan edema (Sayoeti & Dewi tahun 2008).
d. Hipokalemia
usus berkurang, gangguan fungsi ginjal, dan aritmia (Ngastiyah, 2005 dalam
e. Demam
Demam sering ditemui pada kasus diare. Biasanya demam timbul jika
penyebab diare berinvansi ke dalam sel epitel usus (Grace & Jerald, 2010).
Bakteri yang masuk ke dalam tubuh dianggap sebagai antigen oleh tubuh.
a. Faktor makanan
Faktor makanan disebabkan karena toksin yang ada tidak mampu diserap
dengan baik dan dapat terjadi peningkatan peristaltik usus yang akhirnya
bakteri seperti Escherihcia coli, Salmonella dan Vibro cholera (Maradona, 2011).
Faktor makanan juga bisa disebabkan karena makanan yang sudah basi , makanan
beracun, dan alergi makanan sehingga usus tidak mampu menyerap dengan baik
b. Faktor infeksi
saluran pencernaan yang kemudian kuman akan berkembang dalam usus dan
merusak sel mukosa usus yang dapat mengakibatkan menurunkan permukaan usus
(Hidayat, 2006).
c. Faktor malabsorbsi
berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut, terganggunya penyerapan
lemak dalam tubuh, dan terganggunya penyerapan protein lemak dalam tubuh
(Ngatiyah, 2014)
d. Faktor infeksi
saluran pencernaan yang kemudian kuman akan berkembang dalam usus dan
merusak sel mukosa usus yang dapat mengakibatkan menurunkan permukaan usus
(Hidayat, 2006).
e. Faktor malabsorbsi
berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut, terganggunya penyerapan
lemak dalam tubuh, dan terganggunya penyerapan protein lemak dalam tubuh
(Ngatiyah, 2014)
f. Faktor psikoligis
sering ditemukan di lapangan atau secara klinis karena infeksi dan keracunan
a. Penggunaan botol susu yang tidak bersih dapat memudahkan kuman masuk ke
c. Penggunaan air minum yang tercemar bakteri dari feses, hal ini disebabkan
karena tangan yang tercemar atau terkontamiasi oleh bakteri mengenai air
a. Memberikan ASI
Pemberian ASI pada bayi dilakukan untuk menghindari adanya kontaminasi oleh
bakteri dan mikroorganisme lain penyebab diare. Pemberian ASI memberikan antibodi
Pemberian makanan pendamping ASI diberikan pada saat bayi mulai terbiasa
dengan makanan orang dewasa, hal ini desebakan karena pemberian makanan
pendamping ASI meningkatkan resiko terjadinya diare ataupun penyakit lain yang
Menggunakan air yang bersih dan melindungi air dari kontaminasi bisa dengan
mengambil air dari sumber air yang bersih, simpan air di tempat bersih dan tertutup,
menggunakan gayung khusus untuk mengambil air, jaga sumber air dari pencemaran
seperti; air bekas mandi anak dan binatang, minum air yang sudah matang (dimasak
sampai mendidih), serta cuci semua alat masak dan alat makan dengan air bersih dan
mengurangi resiko terserang gangguan pencernaan dan diare sebesar 48% (Unilever,
2011). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa mencuci tangan menggunakan sabun
khususnya setelah kontak dengan feses dapat menurunkan insiden diare sebesar 42-
e. Menggunakan jamban
berfungsi dengan baik dibersihkan secara teratur, serta menggunakan alas kaki bila
akan buang air besar. Jarak jamban sebaiknya berjauhan dengan sumber air minum,
Membuang tinja bayi ke dalam jamban dengan sesegera mungkin. Bila tidak
dibuang di jamban dapat dibuang dalam lubang atau kebun yang kemudian ditimbun
dan jangan lupa mencuci tangan dengan sabun (Kemenkes RI, 2011).
Pemberian imunisasi campak pada anak merupakan salah satu upaya pencegahan
diare, karena anak yang sakit campak sering disertai dengan diare, sehingga imunisasi
campak sangat penting untuk mencegah penyakit diare pada anak (Depkes RI, 2011).
h. Pengolaan sampah
diare dengan cara menyediakan tempat sampah, sampah dikumpulkan setiap hari dan
LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare ), yang didukung oleh Ikatan Dokter
Bayi Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu–satunya cara untuk
mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan atau
menghentikan diare dan mencegah bayi kekurangan gizi akibat diare jug menjadi cara
4. Aktibiotik selektif
1 .Definisi Balita
Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan
cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB lahir
pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada
Bawah lima tahun atau sering disingkat sebagai balita merupakan salah satu
periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia dimulai dari usia
sampai dengan lima tahun. Atau bisa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-60
bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah. Adapun masa
2. Perkembangan fisik
unrtuk bergerak. Sekalipun perkembangan – perkembangan anak masa awal anak- anak
ini bisa diramalkan tetapi terdapat perbedaan individual dalam semua aspek
perkembangan fisik. Misal anak dengan kecerdasan tinggi, maka tumbuh kembangnnya
dan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan anak dengan kecerdasan sedang atau
dibawah rata- rata , dan ggi sementaranya akan lebih cepat tanggal. Anak dari kelompok
sosial ekonomi tinggi cenderung memperoleh gizi dan perawatan yang lebih baik
sebelum dan sesudah kelahirannya. Oleh karena itu, perkembangan tinggi, berat, dan
3. Perkembangan psikologis
Terjadinya perubahan yang cukup dratis dari kemampuan psikomotor balia yang
antesis pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai terlatih
alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan menyuapkan makanan kemulutnya.,
mengikat tali sepatu. Pada masa balita adalah saatnya dilakukan latihan mengendalikan
diri atau bisa disebut sebagai toilet training. Freuid mengatakan bahwa pada usia
individu mulai berlatih untuk mengikuti aturan melalui proses penahanan keinginan
4 .Kognitif
a. Pada periode usia ini pemahaman terhadap objek telah lebih ajeg. Balita memahami
bahwa objek yang disembunyikan masih tetap ada , dan akan mengetahui keberadaan
objek tersebut jika proses penghilangan objek terlihat, balita mengetahui dengan tepat
dengan letak objek tersebut, Balita akan mencari pada permainan sulap sderhana,
sulap.
b. Kemampuan bahasa balita bertumbuh dengan persat. Pada periode awal balita yaitu
usia dua tahun kosa kata rata- rata balita adalah 50 kata, pada usia lima tahun telah
menjadi 1000 kosa kata. Pada usia tiga tahun balita mulai mempelajari tata bahasa
Cara belajar dilakukan pada usia prasekolah ini melalui bermain serta rangsangan dan
lingkungannya, terutama lingkungan rumah. Terdapat pula pendidikan diluar rumah yang
melakukan kegiatan belajar lebih terprogram dan terinstruktur ,walau tidak selamanya
lebih baik.
Permainan motorik , melatih kemampuan motorik kasar dan halus . Motorik kasar,
1. Faktor internal
a. Umur
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
2. Faktor eksternal
a. Lingkungan
b. Sosial Budaya
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comperhetion)
3. Aplikasi (Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sitesis (Syithesiis)
6. Evaluasi (Evaluation)
1. Faktor Penyebab
b. Metabsorbsi
c. Psikologis
a. Keadaan Gizi
b. Perilaku Hygine