Anda di halaman 1dari 10

PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN DAN

PENANGANAN AWAL KEJADIAN DIARE PADA BALITA SEBELUM DAN


SESUDAH PENYULUHAN DI KELURAHAN SUMBER REJO SEJAHTERA
KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016

Disusun Oleh : VEKTARY NEKLA


Npm : 12310477
Pembimbing I : dr. Tessa Sjahriani, M.Kes
Pembimbing II : dr. Neno Fitriyani H

ABSTRAK penanganan awal kejadian diare pada balita


Latar Belakang: United Nations Childrens Fund sebelum dan sesudah penyuluhan di kelurahan
(UNICEF) pada tahun 2013 menyebutkan bahwa Sumber Rejo Sejahtera Kemiling Bandar Lampung
9% kematian balita disebabkan oleh diare. Angka tahun 2016.
kesakitan diare pada balita di indonesia sekitar
6,7%. Salah satu faktor penyebab tingginya Kata kunci: Diare pada balita, Pengetahuan ibu,
kejadian diare pada balita karena kurangnya Penyuluhan
pengetahuan ibu tentang pencegahan dan
penanganan awal diare. ABSTRACT
Background: United Nations Childrens Fund
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (UNICEF) in 2013 stated that 9% of children
perbandingan tingkat pengetahuan ibu tentang under five mortality rate was caused by diarrhea.
pencegahan dan penanganan awal kejadian diare Children under five diarrhea prevalence in
sebelum dan sesudah penyuluhan di kelurahan Indonesia was about 6.7%. One of factors causing
Sumber Rejo Sejahtera Kemiling Bandar Lampung high prevalence of children under five diarrhea is
Tahun 2016. less of maternal knowledge on prevention and
initial handling of diarrhea case.
Metode: Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan
metode preeksperimen dan rancangan one group Objective: the objective of this research was to
pretest-posttest design. Sampel berjumlah 38 find out the comparison of maternal knowledge
orang diambil dengan menggunakan teknik about prevention and initial handling of children
accidental sampling. Analisis data terdiri atas under five diarrhea cases before and after
analisis univariat dan analisis bivariat yang extension in Sumber Rejo Sejahtera village in
menggunakan uji komparatif paired t-test. Kemiling sub district of Bandar Lampung in 2016.

Hasil: Karakteristik responden ibu yang datang Method: this was a quantitative research with pre-
dalam kegiatan penyuluhan didapatkan 71,1% experiment research and one group pretest-posttest
berumur 20-35 tahun, 60,5% lulusan design. 38 respondent samples were taken with
SMA/sederajat dan 97,4% tidak bekerja (ibu accidental sampling technique. Data were analyzed
rumah tangga). Pada saat sebelum dilakukan using univariate analysis and bivariate analysis by
penyuluhan responden yang berpengetahuan baik using paired t-test comparison test.
sebesar 42,1%, setelah dilakukan penyuluhan
responden yang berpengetahuan baik menjadi Result: the results showed the characteristics of
86,8%. Hasil uji komparatif paired t-test terlihat mothers coming to the extension activities that
adanya perbandingan yang bermakna antara 71.1% respondents were 20-35 years old, 60.5%
pengetahuan ibu tentang pencegahan dan respondents were senior high school graduated,
penanganan awal kejadian diare pada balita and 97.4% were unemployed. Mothers with good
sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan knowledge before and after extension were 42.1%
dengan p-value 0,000 (Asymp. Sig. 2-tailed), and 86.8% respectively. The result with paired t-
selisih skor posttest-pretest 1,84 dan nilai IK95% - test comparison test showed that there was a
2,536 sampai -1,148. significant comparison of maternal knowledge
about prevention and initial handling of children
Kesimpulan: Terdapat perbandingan tingkat under five diarrhea before and after extension with
pengetahuan ibu tentang pencegahan dan p-value 0.000 (Asymp. Sig. 2-tailed), difference

1
score of pretest-posttest 1,84 and 95% confidence dari 9,8% per 1000 penduduk menjadi 18,24%
interval of difference -2,536 till -1,148. per 1000 penduduk atau sekitar 143.693 kasus
diare. Di Bandar Lampung ditemukan sekitar
Conclusion: there was a significant comparison of 4,84% kasus diare per 1000 penduduk pada
maternal knowledge about prevention and initial tahun 2012.6 Menurut data profil Dinas
handling of children under five diarrhea before and
after extension in Sumber Rejo Sejahtera village in
Kesehatan Kota Bandar Lampung tahun 2014,
Kemiling sub district of Bandar Lampung in 2016. distribusi penderita penyakit diare di
Puskesmas Kemiling yaitu sebesar 1139
Keywords: children under five diarrhea, maternal kasus.7 Data bulan Januari-Oktober 2015 di
knowledge, extension bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Puskesmas Kemiling Bandar Lampung
didapatkan bahwa dari 250 data registrasi
PENGANTAR balita yang terdiagnosis diare, sekitar 50%
Diare merupakan kondisi dimana balita tersebut berasal dari kelurahan Sumber
terjadi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 Rejo Sejahtera.
kali sehari), juga terjadi pula perubahan dalam Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga
jumlah dan konsistensi (feses cair).1 Sampai masih sering terjadi, dengan Case Fatality
saat ini, diare masih menjadi masalah Rate (CFR) yang masih tinggi. Berdasarkan
kesehatan dunia terutama di wilayah negara laporan Surveilans Terpadu Penyakit
berkembang, besarnya masalah tersebut bersumber data KLB (STP KLB) tahun 2010,
terlihat dari tingginya angka kesakitan dan diare menempati urutan keenam frekuensi
angka kematian akibat diare. Data dari United KLB terbanyak setelah DBD, Chikungunya,
Nations Childrens Fund (UNICEF) tahun Keracunan makanan, Difteri dan Campak.3
2013 menyebutkan bahwa 9% kematian anak Pada tahun 2013, terjadi delapan KLB yang
dibawah umur 5 tahun disebabkan oleh diare tersebar di enam provinsi, delapan kabupaten
dan sekitar 1.600 anak meninggal setiap dengan jumlah penderita 646 orang dengan
harinya, atau sekitar 580.000 kematian anak kematian tujuh orang (CFR 1,08%).
setiap tahunnya. Kematian anak akibat diare Sedangkan pada tahun 2014 terjadi enam
paling banyak ditemukan pada anak yang KLB Diare yang tersebar di lima provinsi,
kurang dari 2 tahun di kawasan Asia enam kabupaten/kota, jumlah penderita 2.549
Tenggara dan Sub-Sahara Afrika.2 orang dengan kematian 29 orang (CFR
Di Indonesia, menurut Survei 1,14%).4
morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Salah satu faktor yang ditenggarai
Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s.d. berkontribusi terhadap tingginya kejadian
2010 terlihat kecenderungan insiden naik. diare adalah belum optimalnya pengetahuan
Pada tahun 2000 Incidence Rate (IR) penyakit ibu tentang diare, sehingga banyak kasus diare
diare 301 per 1000 penduduk, tahun 2003 yang terjadi. Faktor ibu berperan sangat
naik menjadi 374 per 1000 penduduk, tahun penting dalam pencegahan balita terhadap
2006 naik menjadi 423 per 1000 penduduk sakit, karena ibu adalah sosok yang paling
dan tahun 2010 menjadi 411 per 1000 dekat dengan balita. Jika ibu mengetahui cara
penduduk.3 Pada tahun 2012 angka kesakitan pencegahan diare dengan benar maka angka
diare pada semua umur sebesar 214 per 1000 kejadian diare pada balita juga akan
penduduk dan angka kesakitan diare pada berkurang. Apabila balita sudah terserang
balita 900 per 1000 penduduk.4 Hasil dari diare, maka tindakan-tindakan yang ibu ambil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun akan menentukan perjalanan penyakitnya.8
2013, IR dan period prevalence diare pada Ramdaniyati S dalam penelitiannya
balita di Indonesia adalah 6,7% dan 12,2%.5 mengatakan bahwa terdapat hubungan antara
Angka kesakitan diare untuk semua pengetahuan ibu dengan perilaku hidup bersih
kelompok umur di provinsi Lampung dari dan sehat. Oleh karena itu dengan
tahun 2005-2012 cenderung meningkat, yaitu meningkatnya pengetahuan mengenai perilaku

2
hidup bersih dan sehat maka perilaku hidup pretest-posttest design. Sampel berjumlah 38
bersih dan sehat juga dapat semakin baik orang diambil dengan menggunakan teknik
dengan demikian risiko diare dapat menurun.9 accidental sampling. Analisis data terdiri atas
Dalam penelitian Rahman A menyebutkan analisis univariat dan analisis bivariat yang
terdapat hubungan bermakna antara faktor menggunakan uji komparatif paired t-test.
pengetahuan ibu dengan kejadian diare pada Karakteristik sampel penelitian yaitu sebagai
anak. Apabila pengetahuan ibu rendah tentang berikut :
diare, seorang ibu cenderung kesulitan untuk a. Ibu balita yang tinggal dan datang ke
melindungi dan mencegah balitanya dari penyuluhan di Posyandu kelurahan Sumber
penularan penyakit diare. Pengetahuan yang Rejo Sejahtera Kemiling Bandar Lampung.
rendah ini menyebabkan masyarakat b. bersedia menjadi responden.
mempunyai pandangan tersendiri dan berbeda
terhadap penyakit diare.10 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil studi pendahuluan yang
peneliti lakukan dengan wawancara di Analisis Univariat
kelurahan Sumber Rejo Sejahtera pada ibu Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan umur
yang memiliki anak balita, dari 10 ibu, enam
yang ikut dalam kegiatan penyuluhan dibagi
diantaranya belum mengerti bagaimana cara
menjadi 3 berdasarkan umur produktif yaitu
pencegahan dan penanganan awal diare pada
<20 tahun, 20-35 tahun dan >35 tahun.
balita dengan benar.
Distribusi responden berdasarkan umur ibu
Metode: Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan balita dapat dilihat pada tabel 4.1.
metode preeksperimen dan rancangan one group
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur Ibu Balita yang Mengikuti Kegiatan
Penyuluhan di Posyandu Kelurahan Sumber Rejo
Sejahtera Kemiling Bandar Lampung Tahun 2016

No Umur Ibu Balita Frekuensi Persentase (%)


1 <20 tahun 1 2,6
2 20-35 tahun 27 71,1
3 >35 tahun 10 26,3
Total 38 100

Dari tabel 4.1 diatas diketahui bahwa DI/DII/DIII/S1. Hal mendasari pembagian
umur ibu balita yang mengikuti kegiatan tingkat pendidikan tersebut untuk mengetahui
penyuluhan <20 tahun yaitu sebanyak 1 pengetahuan ibu tentang pencegahan dan
reponden (2,6%), umur 20-35 tahun yaitu penanganan awal diare pada balita yang
sebanyak 27 responden (71,1%), dan >35 merupakan salah satu faktor yang
tahun yaitu sebanyak 10 responden (26,3%). mempengaruhi pengetahuan. Distribusi
Karakteristik responden berdasarkan responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu
tingkat pendidikan dibagi menjadi 4 yaitu, balita dapat dilihat pada tabel 4.2.
SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat,

3
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu Balita yang
Mengikuti Kegiatan Penyuluhan di Posyandu
Kelurahan Sumber Rejo Sejahtera Kemiling Bandar
Lampung Tahun 2016

No Tingkat Pengetahuan Ibu Jumlah Persentase (%)


1 SD/sederajat 3 7,9
2 SMP/sederajat 11 28,9
3 SMA/sederajat 23 60,5
4 DI/DII/DIII/S1 1 2,6
Total 38 100

Dari tabel 4.2 diatas diketahui bahwa terakhir DI/DII/DIII/S1 yaitu 1 responden
responden dengan pendidikan terakhir (2,6%).
SD/sederajat yaitu sebanyak 3 responden Karakteristik responden berdasarkan
(7,9%), responden dengan pendidikan terakhir pekerjaan dibagi menjadi 2 yaitu bekerja dan
SMP/sederajat yaitu sebanyak 11 responden tidak bekerja (sebagai ibu rumah tangga).
(28,9%), responden dengan pendidikan Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
terakhir SMA/sederajat yaitu 23 reponden ibu balita dapat dilihat pada tabel 4.3.
(60,5%), dan responden dengan pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan Ibu Balita yang Mengikuti
Kegiatan Penyuluhan di Posyandu Kelurahan
Sumber Rejo Sejahtera Kemiling Bandar Lampung
Tahun 2016

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


1 Bekerja 1 2,6
2 Tidak bekerja 37 97,4
Total 38 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui penanganan awal diare pada balita dibagi
bahwa responden yang bekerja sebanyak 1 menjadi 3 kategori, yaitu pengetahuan baik
responden (2,6%) dan responden yang tidak (jika reponden dapat menjawab 76%-100%
bekerja (ibu rumah tangga) sebanyak 37 dari 14 pertanyaan atau responden
responden (97,4%). memperoleh skor 11-14), pengetahuan cukup
(jika reponden dapat menjawab 56%-75% dari
Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum 14 pertanyaan atau responden memperoleh
dan Sesudah Penyuluhan tentang skor 8-10) dan pengetahuan buruk (jika
Pencegahan dan Penaganan Awal Kejadian reponden dapat menjawab <56% dari 14
Diare pada Balita pertanyaan atau responden memperoleh skor
Kategori penilaian pengetahuan yang <8). Tingkat pengetahuan responden sebelum
digunakan pada saat pretest dan posttest dan sesudah penyuluhan dapat dilihat pada
pengetahuan ibu tentang pencegahan dan tabel 4.4.

4
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan tentang Pencegahan dan Penanganan
Awal Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan
Sumber Rejo Sejahtera Kemiling Bandar Lampung
Tahun 2016

Pretest Posttest
No Kategori n % N %
1 Baik 16 42,1 33 86,8
2 Cukup 16 42,1 4 10,5
3 Buruk 6 15,8 1 2,6
Total 38 100 38 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat responden (10,5%) dan responden dengan
diketahui bahwa tingkat pengetahuan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1
responden sebelum dilakukan penyuluhan responden (2,6%).
(pretest), yaitu responden dengan pengetahuan
baik sebanyak 16 responden (42,1%), Analisis Bivariat
responden dengan pengetahuan cukup Untuk mengetahui perbandingan
sebanyak 16 orang (42,1%), dan responden tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan
dengan pengetahuan buruk sebanyak 6 dan penanganan awal kejadian diare pada
responden (15,8%). Setelah dilakukan balita sebelum dan sesudah penyuluhan yaitu
penyuluhan (posttest) berdasarkan tingkat menggunakan uji t berpasangan, dan
pengetahuan baik yaitu 33 responden (86,8%), didapatkan hasil yaitu sebagai berikut:
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 4
Tabel 4.5 Hasil Uji T Berpasangan untuk Pengetahuan Ibu tentang
Pencegahan dan Penanganan Awal Kejadian Diare pada
Balita Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Kelurahan
Sumber Rejo Sejahtera Kemiling Bandar Lampung Tahun
2016

Rata-rata Selisih (s.b) IK95% Nilai p


(s.b)
Skor pretest 9,92 (2,47) -1,84 (2,11) -2,536 sampai 0,000
Skor posttest 11,76 (1,51) -1,148

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan
bahwa nilai rata-rata pretest dan posttest satu kelompok subjek dengan melakukan
dengan menggunakan uji t berpasangan yaitu pengukuran sebelum dan sesudah. Adapun
9,92 dan 11,76. Dimana nilai perbandingan/ hasil penelitian ini meliputi karakteristik
perbedaan rata-rata pretest-posttest responden responden dan hasil uji statistik perbandingan
yaitu 1,84 dengan nilai significancy yaitu pengetahuan responden tentang pencegahan
0,000 (Asymp. Sig. 2-tailed) (p-value <0,05) dan penanganan awal kejadian diare pada
dan nilai IK 95% -2,536 sampai -1,148. balita.

Pembahasan Karateristik Responden


Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Umur merupakan salah satu faktor yang
Februari 2016 di posyandu Anggrek VI dapat mempengaruhi pengetahuan.
kelurahan Sumber Rejo Sejahtera Kemiling Karakteristik responden berdasarkan umur

5
dalam kegiatan penyuluhan dari tabel 4.1 maka semakin mudah seseorang tersebut
didapatkan hasil bahwa responden dengan memperoleh informasi.12
umur <20 tahun yaitu 1 responden (2,6%), Hasil penelitian ini sesuai dengan
yang berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 27 penelitian Sentosa DN bahwa ada hubungan
responden (71,1%), >35 tahun yaitu sebanyak dengan tingkat korelasi kuat antara tingkat
10 responden (26,3%). pendidikan formal ibu dengan perilaku
Rata-rata responden masih dalam umur pencegahan diare pada anak di kelurahan
yang produktif (20-35 tahun) sehingga mereka Pucangsawit Surakarta.26 Pendidikan lebih
masih mampu untuk menangkap informasi tinggi akan memberikan pengetahuan lebih
yang diberikan dan dapat mengingatnya besar sehingga menghasilkan kebiasaan
kembali. Umur produktif dimana produktifitas mempertahankan kesehatan lebih baik. Ketika
kerja mampu dilakukan secara optimal menyadari masalah kesehatan mereka yang
sehingga akan mempengaruhi masuknya berpengetahuan akan cenderung mencari
informasi lebih baik sehingga akan menambah pertolongan secepatnya untuk mengatasi
pengetahuan seseorang.19 masalah.19
Setelah dilakukan penyuluhan terdapat Karakteristik responden berdasarkan tabel
peningkatan pengetahuan responden tentang 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar
pencegahan dan penanganan awal kejadian responden tidak bekerja (ibu rumah tangga)
diare pada balita. Hal ini sejalan dengan teori sebanyak 37 responden (97,4%) dan yang
yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat bekerja sebanyak 1 responden (2,6%).
dipengaruhi oleh umur atau usia seseorang Menurut Notoatmodjo bahwa lingkungan
dimana dengan bertambahnya umur maka adalah segala sesuatu yang ada disekitar
daya tangkap dan pola pikir seseorang akan invidu, baik lingkungan fisik, biologis,
berkembang terutama pada kesehatan sehingga maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
pendidikan kesehatan (penyuluhan) yang terhadap masuknya pengetahuan kedalam
diberikan dapat diterima dengan baik oleh individu yang berada dalam lingkungan
responden.12 tersebut.12 Ibu yang tidak bekerja biasanya
Karakteristik responden pada tabel 4.2 akan lebih sedikit mendapatkan informasi
menunjukkan bahwa responden dengan tentang kesehatan karena kebanyakan waktu
pendidikan terakhir SD/sederajat yaitu yang mereka miliki semata-mata hanya untuk
sebanyak 3 responden (7,9%), responden membersihkan dan mengurus rumah.19
dengan pendidikan terakhir SMP/sederajat
yaitu sebanyak 11 responden (28,9%), Perbandingan Pengetahuan Ibu Sebelum
responden dengan pendidikan terakhir dan Sesudah Dilakukan Penyuluhan
SMA/sederajat yaitu 23 reponden (60,5%) dan Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
responden dengan pendidikan terakhir Anggrek VI kelurahan Sumber Rejo Sejahtera
DI/DII/DIII/S1 yaitu 1 responden (2,6%). Kemiling Bandar Lampung dengan jumlah
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian responden sebanyak 38 responden. Sebelum
besar responden yang datang dalam kegiatan melakukan penyuluhan (pretest) responden
penyuluhan adalah responden dengan tingkat terlebih dahulu diminta untuk mengisi
pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas). kuesioner pengetahuan tentang pencegahan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dan penanganan awal kejadian diare pada
sebagian responden dengan kategori balita.
pendidikan tinggi sesudah dilakukan Penyuluhan tentang pencegahan dan
penyuluhan mengalami perubahan nilai penanganan awal kejadian diare pada balita
dengan kategori pengetahuan baik. Hal ini pada penelitian ini menggunakan metode
sesuai dengan pendapat Notoatmodjo bahwa ceramah, tanya jawab demonstrasi dan leaflet.
tingkat pengetahuan seseorang dapat Peneliti menjelaskan kepada responden
dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya yaitu tentang pengertian diare, penyebab diare,
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang tanda dan gejala diare, akibat dari diare,

6
pencegahan diare (cara mencuci tangan yang melewati nol, menunjukkan bahwa terdapat
benar), dan penanganan awal diare. Saat perbandingan secara bermakna antara
dilakukan penyuluhan tentang diare ada pengetahuan ibu tentang pencegahan dan
beberapa respoden yang bertanya tentang penanganan awal kejadian diare pada balita
pencegahan dan penanganan awal diare pada sebelum dan sesudah penyuluhan. Dengan
balita. Sebagian besar dari responden baru demikian menunjukkan adanya perbandingan
mengerti pentingnya penanganan awal diare tingkat pengetahuan responden setelah
pada balita untuk mencegah dehidrasi yang dilakukan penyuluhan.
bisa menyebabkan kematian. Saat dilakukan Hal ini sejalan dengan teori yang
demonstarsi bagaimana cara mencuci tangan menyebutkan bahwa penyuluhan dapat
dengan benar (dalam hal pencegahan diare) mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan cara pembuatan cairan oralit sesuai dosis seseorang. Menurut Notoatmodjo sebelum
terlihat bahwa responden baru mengerti seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku
tentang hal terrsebut. baru) ia harus tahu terlebih dahulu apa arti
Setelah dilakukan penyuluhan kemudian atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya
dilakukan pengumpulan data posttest dimana atau keluarganya. Hubungan pengetahuan ibu
responden mengisi kembali kuesioner untuk yang baik tentang diare pada anak balita dapat
mengetahui perbedaan skor pengetahuan diketahui karena berdasarkan pengalaman dan
responden. Berdasarkan tabel 4.4 sebelum penelitian ternyata perilaku yang didasari
dilakukan penyuluhan (pretest), responden pengetahuan akan terjadi lebih langgeng.19
dengan pengetahuan baik sebanyak 16 Penelitian Ernawati F menyebutkan
responden (42,1%), kemudian setelah bahwa pengetahuan ibu tentang diare
dilakukan penyuluhan (posttest) responden mengalami peningkatan sebesar 5,25% yaitu
yang memiliki pengetahuan baik meningkat 10,88% menjadi 16,10% sesudah diberikan
menjadi 33 responden (86,8%). Responden pendidikan kesehatan berupa penyuluhan
dengan pengetahuan cukup sebanyak 16 orang dengan nilai significancy p=0,000. Oleh
(42,1%) saat sebelum dilakukan penyuluhan, karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat
setelah dilakukan penyuluhan responden perbedaan yang bermakna skor total
dengan pengetahuan cukup sebanyak 4 pengetahuan responden sebelum dan sesudah
responden (10,5%). Sedangkan responden penyuluhan.27
dengan pengetahuan buruk sebanyak 6 Penelitian Khotimah N juga menyebutkan
responden (15,8%) saat pretest dan menurun bahwa terdapat perbedaan pengetahuan ibu
menjadi 1 responden (2,6%) saat setelah sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
dilakukan penyuluhan. Dapat disimpulkan tentang penatalaksanaan diare pada balita
bahwa tingkat pengetahuan responden tentang dilihat dari adanya perbedaan rerata skor
pencegahan dan penanganan awal kejadian pengetahuan ibu yaitu pretest 19.57
diare pada balita mengalami perubahan dan sedangkan nilai rerata posttest sebesar 24.47
peningkatan pengetahuan lebih baik setelah dengan nilai significancy p=0,000 (p<0,05).
dilakukan peyuluhan. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat
Hasil uji statistik yang dilakukan perbedaan pengetahuan ibu sebelum dan
menggunakan uji t berpasangan, menunjukkan sesudah dilakukan penyuluhan.19
bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata
pretest-posttest yaitu 1,84 dimana nilai rata- Kesimpulan
rata pretest 9,92 dan nilai rata-rata postest Berdasarkan uraian hasil dan
11,76. Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
nilai uji t berpasangan yaitu 0,000 (Asymp. a. Karakteristik responden ibu balita yang
Sig. 2-tailed) dan nilai IK 95% -2,536 sampai datang ke kegiatan penyuluhan di
-1,148. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kelurahan Sumber Rejo Sejahtera
adanya perbandingan significancy yang Kemiling Bandar Lampung tahun 2016
bermakna karena p-value <0,05. Nilai IK tidak berdasarkan umur ibu yaitu sebagian besar

7
ibu balita masih dalam umur produktif pencegahan dan penanganan awal kejadian
(20-35 tahun) sebanyak 27 responden diare pada balita sebelum dan sesudah
(71,1%), berdasarkan tingkat pendidikan dilakukan penyuluhan di kelurahan
ibu balita sebagian besar responden Sumber Rejo Sejahtera Kemiling Bandar
lulusan SMA yaitu sebanyak 23 reponden Lampung tahun 2016. Dengan demikian
(60,5%) dan berdasarkan pekerjaan ibu dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak atau
balita yang datang ke kegiatan penyuluhan Ha diterima.
tersebut sebagian besar tidak bekerja (ibu
rumah tangga) yaitu sebanyak 37 Saran
responden (97,4%). a. Bagi petugas kesehatan
b. Distribusi frekuensi kejadian diare pada Diharapkan bagi tenaga kesehatan dan
balita bulan Januari-Oktober 2015 di kader posyandu di masyarakat kelurahan
Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Sumber Rejo Sejahtera untuk dapat
yaitu terdapat 250 kasus diare pada balita. meningkatkan frekuensi penyuluhan atau
c. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan memberikan informasi tentang
ibu tentang pencegahan dan penanganan pencegahan dan penanganan awal diare
awal kejadian diare pada balita sebelum pada balita kepada ibu yang memiliki
dilakukan penyuluhan yaitu reponden balita baik pada saat posyandu atau
dengan pengetahuan baik sebanyak 16 pemasangan poster, leaflet dan melakukan
responden (42,1%). Responden dengan survei kelapangan guna mengetahui
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 16 apakah pencegahan dan penaganan awal
responden (42,1%), sedangkan responden diare pada balita sudah banyak diketahui
dengan pengetahuan buruk sebanyak 6 oleh masyarakat.
responden (15,8%). b. Bagi responden ibu
d. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan Diharapkan untuk ibu yang memiliki
ibu tentang pencegahan dan penanganan balita untuk lebih aktif dalam mengikuti
awal kejadian diare pada balita sesudah kegiatan penyuluhan di posyandu, dan
dilakukan penyuluhan yaitu reponden mencari informasi baik melalui media
dengan pengetahuan baik sebanyak 33 cetak maupun elektronik.
responden (86,8%). Responden dengan c. Bagi penelitian selanjutnya
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 4 Diharapkan dapat menggunakan
responden (10,5%), sedangkan responden metode penelitian dan media yang
dengan pengetahuan buruk sebayak 1 berbeda. Penelitian ini dapat digunakan
responden (2,6%). sebagai perbandingan dan referensi dalam
e. Adanya perbandingan tingkat melakukan penelitian.
pengetahuan ibu sebelum dan sesudah
dilakukan penyuluhan tentang pencegahan DAFTAR PUSTAKA
dan penanganan awal kejadian diare pada
balita dilihat dari adanya perbedaan rerata
1. Baughman DC, Hackley JC. Keperawatan
skor pengetahuan ibu yaitu 1,84 dimana
medikal-bedah: buku saku dari Brunner
rata-rata skor pretest sebesar 9,92 dan rata-
dan Sudarrth. Edisi 1. Alih bahasa, Asih Y.
rata skor posttest 11,76. Hal ini
Jakarta: EGC; 2000. h.121.
menunjukkan terdapat peningkatan
pengetahuan responden. Hasil dari uji t
2. UNICEF. Diarrhoea remains a leading
berpasangan menunjukkan nilai p 0,000
killer of young children, despite the
(Asymp. Sig. 2-tailed) (p-value <0,05) dan
availability of a simple treatment solution.
nilai IK 95% -2,536 sampai -1,148. Nilai
2015. Diunduh dari:
tersebut menunjukkan bahwa terdapat
http://data.unicef.org/child-
perbandingan yang bermakna antara
health/diarrhoeal-disease.html (diakses
tingkat pengetahuan ibu tentang
tanggal 26 November 2015).

8
3. Depkes RI. Situasi diare di indonesia. Data 12. Notoatmodjo S. Metodelogi Penelitian
dan Informasi Kesehatan. 2011 Diunduh Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
dari: www.depkes.go.id (diakses tanggal
26 November 2015). 13. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas
4. Kementerian kesehatan RI. Profil Indonesia. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 11.
Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Jakarta: Infomedika; 2007. h.283-294.
Depkes RI; 2015. Diunduh dari:
www.depkes.go.id (diakses tanggal 29 14. IDAI. Gastroenterologi. Jakarta: Sagung
november 2015). Seto; 2012.

5. Kementerian Kesehatan RI. Riset 15. Widjaja MC. Mengatasi Diare dan
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Keracunan Pada Balita. Jakarta: Kawan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; Pustaka; 2008.
2013. Diunduh dari: www.depkes.go.id
(diakses tanggal 26 November 2015). 16. IDAI. Buku Ajar Gastroenterologi
Hepatologi. Jakarta: UKK-
6. Depkes RI. Profil Kesehatan Provinsi Gastroenterologi IDAI; 2009.
Lampung 2012. Data dan Informasi
Kesehatan. 2011. Diunduh dari: 17. Machfoedz I, Sutrisno ES, Santoso S.
www.depkes.go.id (diakses tanggal 26 Pendidikan Kesehatan Bagian dari
November 2015). Promosi Kesehatan. Yogyakarta:
Fitramaya; 2007.
7. Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.
Profil Dinas Kesehatan Kota Bandar 18. Setiawan A, Saryono. Metodelogi
Lampung 2014. Penelitian Kebidanan. Jakarta: Nuha
Medika; 2010.
8. Motto SY, Masloman N, Manoppo JC.
Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Diare 19. Khotimah N. Efektifitas Penyuluhan
pada Anak di Puskesmas Bahu Manado. Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang
Jurnal e-Biomedik (eBM). Juli Penatalaksanaan Diare Pada Balita di
2013;1(2):807. Wilayah Kerja Puskesmas Tangen Sragen
[skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas
9. Ramdaniyati S. Pengetahuan Dan Sikap Maret; 2014.
Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Pada Ibu Rumah Tangga RW 4 Kelurahan 20. Megasari J, Wardani RS, Indrawati ND.
Manggarai Jakarta Selatan Tahun 2008 Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare
[skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia, Dengan Perilaku Ibu Dalam Pencegahan
2012. Diare Pada Anak Balita Usia 1-5 Tahun Di
Wilayah RW V Desa Kaliprau Kecamatan
10. Rahman A, Masni, Rahma. Faktor-Faktor Ulujami Kabupaten Pemalang. Jurnal
Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Kesehatan Masyarakat. 2011.
Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Baranglompo Kecamatan Ujung Tanah 21. Sungkar S, Winita R, Kurniawan A.
Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Pengaruh Penyuluhan terhadap Tingkat
UNHAS; 2013. Pengetahuan tentang Masyarakat dan
Kepadatan Aedes aegypti di Kecamatan
11. Wawan A, Dewi M. Teori Pengukuran Bayah Provinsi Banten. Makara
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Kesehatan. 2010; 14(2): 81-85.
Edisi 2. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

9
22. Siswanto, Susila, Suyanto. Metodelogi 26. Santosa DN. Hubungan Antara Tingkat
Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Pendidikan Formal Ibu Dengan Perilaku
Edisi 1. Yogyakarta: Bursa Ilmu; 2013. Pencegahan Diare Pada Anak Di
Kelurahan Puncangsawit Surakarta
23. Notoatmodjo S. Metodelogi Penelitian [skripsi]. Surakarta: Universitas Sebelas
Kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Rineka Cipta; Maret; 2009.
2005.
27. Ernawati F. Pengaruh Pendidikan
24. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Kesehatan Terhadap Peningkatan
Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 4. Pengetahuan Tantang Diare Pada Anak
Jakarta: Sagung Seto; 2011. Jalanan Di Semarang [skripsi]. Semarang:
Universitas Diponegoro; 2012.
25. Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran
dan Kesehatan. Edisi 6. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia; 2014. h.189-196.

10

Anda mungkin juga menyukai