Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN KEJADIAN


PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DIDESA MEREMBU ,BENGEL
KABUPATEN LOMBOK BARAT

DISUSUN OLEH:

DIANA NOVITA

009STYC18

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK
2021/ 2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak didunia.

setiap tahunnya terdapat sekitar 2 milyar kasus diare di dunia dan 1,9 juta anak

usia dibawah 5 tahun meninggal karena diare. Lebih dari setengah kematian

pada balita yang diakibatkan oleh diare terjadi di negara berkembang seperti

india, pakista, Nigeria . setiap tahunnya terdapat 25,2 % balita diindonesia

yang meninggal dunia karena diare.( Depkes RI ,2010 ).

Memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia dan 2,2 juta diantaranya

meninggal, dan sebagian besar anak –anak dibawah umur 5 tahun. Menurut

data diamerika , setiap anak mengalami 7 – 15 episode diare dengan rata –

rata usia 5 tahun . Menurut data berkembang rata – rata tiap anak dibawah

usia 5 tahun mengalami episode diare tiga sampai empat kali

pertahun( WHO,2009 ). Insiden diare tertinggi tercatat pada usia balita yaitu 1

tahun sampai 5 tahun ( Riskesdas , 2013 ). Berdasarkan proporsi terbesar

penderita diare pada balita adalah kelompok umur 6 – 11 bulan yaitu sebesar

21,65%, kelompok umur 12 – 17 bulan sebesar 14,43% , kelompok umur 24 –

29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan proporsi terkecil pada kelompok umur

54 – 59 bulan yaitu 2,06%( Kementerian Kesehatan RI, 2011 ).

Diare di indonesia angka kejadian diare diperkirakan masih sekitar 60 juta

kejadian diare setiap tahunnya dan angka kesakitan pada kelompok balita

sekitar 200 – 400 kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap

tahunnya( soebagyo,2008). Di indonesia diare merupakan masalah kesehatan


masyarakat dengan prevalensi yang tinggi. Berdasarkan data kemenkes RI

prevalensi diare pada tahun 2018 sebanyak 37,88% atau sekitar 1.516.438

kasus pada balita. Prevalensi tersebut mengalami kenaikan pada tahun 2019

menjadi 40% atau sekitar 1.591.944 kasus pada balita ( Ditjen P2P, Kemenkes

RI,2020). Selain itu, Riskesdas melaporkan prevalensi diare lebih banyak

terjadi pada kelompok balita yang terdiri dari 11,4% atau sekitar 47.764 kasus

pada laki – laki dan 10,5% atau sekitar 45.855 kasus pada

perempuan( Riskesdas,2018).

Balita yang mengalami diare akan timbul gejala seperti sering buang air

besar dengan konsisten tinja cair atau encer, terdapat tanda dan gejala

dehidrasi ( turgor kulit menurun, ubun – ubun dan mata cekung,membran

mukosa kering), demam, muntah dan lemah ( suriadi & yuliani, 2010).

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada

balita diindonesia. Survei morbilitas yang dilakukan oleh subdit diare,

departemen kesehatan dari tahun 2008/2015 terlihat kecenderungan insiden

naik. Riset kesehatan dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih

menjadi penyebab utama kematian balita diindonesia. Penyebab utama

kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik dirumah

maupun disarana kesehatan( Kemenkes RI,2011).

Prevalensi Diare di Provinsi NTB (8.827) kasus diare yang ditangani di

NTB dari total 685.161 jiwa, Hal ini menunjukan bahwa masih tingginya

kasus diare di NTB dengan persentase 9,8% ( Riskesdas,2018).

Angka kesakitan diare pada balita bisa disebabkan dari faktor ibu dalam

kurang penatalaksanaan diare yang belum benar, karena dari faktor ibu
sebagai orang yang selalu dekat dan memelihara kesehatan anak dan memberi

makanan, penyebab mayoritas adalah masalah lingkungan yang kurang

sehat ,akibat pola makan yang kurang teratur, pengetahuan ibu tentang

penyakit diare berpengaruh pada prilaku ibu dan masalah kesehatannya.

Adapun penyebab – penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh baerbagai

faktor misalnya keadaan gizi, pengetahuan, kebiasaan atau prilaku dan

sebagainya (Rauf Hartati dkk, 2013).

Upaya pencegahan diare antara lain memberikan ASI , memperbaiki

makanan pendamping ASI, menggunakan air bersih, mencuci tangan ,

membuang tinja balita yang benar, mencuci botol susu dengan benar dan

memberikan imunisasi campak karena pemberian imunisasi campak dapat

mencegah terjadinya diare yang lebih berat ( Depkes,2010 ).

Terjadinya diare pada balita tidak terlepas dari peran faktor terutama

yang berhubungan dengan prilaku pencegahan ibu dalam terjadinya diare

seperti pemberian ASI, mencuci tangan , dan kesedian jamban , pengetahuan

dan kesadaran orang tua terhadap masalah kesehatan balita tentu sangat

penting agar balita tidak terkena diare. Ibu berperan besar dapat menentukan

penyebab agar balita tidak terkena diare ( Irwan, 2013).

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan masalah pada ini

adalah “ Hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan kejadian diare pada

balita didesa merembu, bengkel lombok barat.

1.3. Tujuan
a. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan

kejadian diare pada balita usia 1-4 tahun Didesa Merembu, Bengkel Lombok

Barat.

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu didesa Merembu. Bengkel

Lombok Barat.

2. Untuk mengetahui kejadian diare pada anak balita didesa Merembu,

Bengkel Lombok Barat.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dalam

meningkatkan pelayanan keperawatan balita terutama tentang hubungan

tingkat pengetahuan orang tua dengan kejadian diare .

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Responden

Dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai tingkat

pengetahuan orang tua dengan kejadian diare pada balita Desa

merembu,Bengkel kabupaten Lombok barat.

b. Bagi institusi keperawatan

Diharapkan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan tambahan

studi bagi mahasiswa untuk lebih memahami tentang pengetahuan

orang tua dengan kejadian diare pada balita.

c. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan wawasan terkait tingkat pengetahuan orang tua

dengan kejadian diare pada balita.

1.5 Keaslian penelitian

Table

1.1 perbedaan peneliti


No Judul,Pengarang variabel Metode Hasil Persamaan dan
dan Tahun penelitian perbedaan
1 Hubungan tingkat Variabel 1.Desain Hasil Persamaan:vari
pengetahuan ibu independ penelitian: penelit abel
tentang diare en Kuantitatif ian independent
dengan prilaku yaitu:pen korelasion menun yaitu:pengetah
pencegahan diare getahuan al jukkan uan ibu dan
pada Ibu dan Dengan bahwa dependent
balita,uswatun depende pendekata sebany yaitu:kejadian
khasanah,galuh n n cross ak diare.
kartika sari(2016). yaitu:kej sectional (54,1 Perbedaan:
adian Populasi %) 1.tahun
diare. dan memp penelitian .
sampel unyai 2.jumlah
penelitian: perilak sampel yang
72 u digunakan
responden penceg dalam
2.Analisis ahan penelitian
data:uji yang 3.tempat
korelasi buruk penelitian dan
kendal tau sebany waktu
3.instrume ak penelitian.
n: (77%) 4.desain
Kuesioner dan penelitian.
. penget
ahuan
ibu
sebany
ak
0,416 .

2.
Hubungan tingkat Variabel
pengetahuan ibu independ 1.Desain Persamaan:
tentang Berdas
en penelitian: variabel
penanganan diare arkan
yaitu:pen desain independent
dengan kejadian hasil
getahuan analitik yaitu
diare pada balita penelit
ibu dan observasio pengetahuan
dikelurahan ian ini
depende nal ibu dan
korong gadang ditemu
nt yaitu dengan dependent
kecamatan kuranji kan
kejadian desain yaitu kejadian
kota padang,yessi bahwa
diare. cross diare.
arsurya,eka agustia respon
sectional. den
rini,abdiana(2017). 2.populasi Perbedaan:
yang 1.tahun peneliti
dan tidak
sampel 2.jumlah
tahu
penelitian: tentan sampel yang
sebanyak g digunakan
150 penget dalam
sampel ahuan penelitian.
3.instrume kejadi 3.tempat
n:kuesione an penelitian dan
r. diare waktu
pada penelitian.
anak 4.desain
balita, penlitian.
hubun Persamaan:ind
gan epent
yang yaitu:pengetah
berma uan ibu dan
kna dependent
denga yaitu kejadian
n diare.
kejadi
an
pada
balita
(p=<a
0,042
<0,05)
.

3.

Hubungan tingkat Variabel


pengetahuan ibu indepent
1.desain
tentang yaitu Perbedaan:
penelitian:
pencegahan diare pengetah Hasil 1.tahun
analitic
dengan kejadian uan penelit penelitian
cross
diare pada balita orang ian 2.jumlah
sectional
didesa pemecutan ibu dan berdas sampel yang
2.populasi
kelod,denpasar,bal depende arkan digunakan
dan
i.I Made Adi nt yaitu dapat dalam
sampel:90
Narendranatha kejadian dilihat penelitian.
sampel
Komara,I Putu diare. sebagi 3.tempat
3.instrume
Oka Kresna an penelitian dan
n:kuesione
Jayadi,Ni Luh besaar waktu
r.
Putu Ari (63,3 penelitian.
Jayanti,Putu %) ibu 4.desain
Triyasa,Arya memili penelitian.
Krisna ki
Manggala,Putu penget
Sutisna(2020). ahuan
baik
dan
sebany
ak
38,6%
balita
menga
lami
diare,h
ubung
an
yang
berma
kna
denga
n nilai
kejadi
an
diare
pada
balita
(p=0,0
25).
4.

Variabel
Hubungan tingkat independ
pengetahuan ,sikap ent 1.desain
dan tindakan ibu yaitu:tin penelitian Persamaan:
terhadap kejadian gkat cross variabel
diare pada balita pengetah sectional indepent yaitu
dipuskesmas uan ibu 2.populasi Hasil pengetahuan
cempaka putih dan dan penelit ibu dan
kota banjarmasin. depende sampel ian dependent
Priska nt sebanyak menun kejadian diare.
Alita,Fahrurazi,Fa yaitu:kej 105 dan jukkan
khsiannor(2015). adian sampel bahwa Perbedaan:
diare. sebanyak penget 1.tahun
51 ahuan penelitian
responden ibu 2.jumlah
t berhub sampel yang
3.instrume ungan digunakan
n denga dalam
mengguna n penelitian.
kan terjadi 3.tempat
kuesioner. nya penelitian dan
diare waktu
p=0,01 penelitian.
1(p<0, 4. desain
05) penelitian.
dan
sikap
ibu
berhub
ungan
denga
n
terjadi
nya
diare
p=0,00
4(p<0,
05),da
n
tindak
an ibu
berhub
ungan
denga
n
terjadi
nya
diare
p=0,01
5(p<0,
05).

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses

sensoris,terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan


merupakan domain yang penting dalam terbentuknya prilaku terbuka atau open

behavior (Donsu,2017). pengetahuan atau knowledge adalah hasil pengindaraan

manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui pancaindra yang

dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan terhadap objek yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan (Notoatmodjo,2014)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (wawan & Dewi ,2010) pengetahuan seseorang

terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda . secara

garis besar dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan ,yaitu:

1. Tahu ( Know)

2. Memahami ( Comprehention )

3. Aplikasi

4. Analisis

5. Sintesis

6. Evaluasi

2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo ( Wawan & Dewi ,2010) yaitu:

1. Faktor internal

a) Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju impian atau cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan agar tercapai keselamatan dan kebahagian .


b) Pekerjaan Menurut Thomas yang dikutip oleh nursalam , pekerjaan

adalah suatu keburukan yang harus dilakukan demi menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarganya.

c) Umur adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun,sedangkan menurut huclok semakin cukup

umur ,tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dalam bekerja.

2.1.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Nursalam (2016) pengetahuan seseorang dapat

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu:

a) Pengetahuan baik: 76% - 100%

b) Pengetahuan cukup: 56% - 75%

c) Pengetahuan kurang : < 56%

2.1.2 Definisi Diare

Diare atau penyakit diare (Diarrheal disease) berasal dari bahasa yunani

yaitu “diarroi” yang berarti mengalir terus,merupakan keadaan abnormal dari

pengeluaran tinja yang terlalu frekuensi. Menurut C.L Betz & L.A

Sowden( 1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamsi mukosa

lambung dan usus.sedangkan menurut Haroen N,S.Suraatmaja dan P,O Asdil

(1998), diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa

darah atau lendir dalam tinja.(Haroen,dkk.1998).


Menurut Fida dan maya(2013) diare merupakan buang air besar (defekasi)

dengan tinja berbentuk caira atau setengah cairan,kandungan air dalam tinja lebih

banyak daripada biasanya ( normal 100-200 ml perjam tinja)atau frekuensi buang

air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak.

Menurut Depkes RI (2010) ,diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja

yang tidak normal atau tidak seperti biasanya,ditandai dengan peningkatan

volume keenceraan,serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari pada balita dan balita

lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah. Menurut Mayani(2010),

diare adalah apabila penderita buang air mengalami perubahan bentuk dan

konsistensi tinja lembek sampai cair, dengan frekuensi BAB lebih dari biasanya(3

kali lebih dalam 24 jam). diare adalah peradangan pada mukosa lambung dan

usus halus yang menyebab meningkatnya frekuensi BAB dan berkurangannya

konsistensi feses. Diare menurut penulis adalah buang air besar dengan frekuensi

lebih dari 3 kali dalam sehari dan konsistensi cair, baik yang disertai lendir

maupun darah(pada balita 3 kali sehari dan pada anak 4 kali sehari).

Diare merupakan salah satu penyakit dengan insiden tinggi didunia dan

dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. penyakit ini sering

menyebabkan kematian pada anak usia dibawah lima tahun(balita). Dalam satu

satahun sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit

ini(WHO,2013).

2.2.2 Klasifikasi Diare

Penyaki diare berdasarkan jenisnya dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Diare Akut
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari kurang 7

hari .akibatnya adalah dehidrasi, Sedangkan dehidrasi merupakan

penyebab utama kematian bagi penderita diare.

2. Diare persisten

Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 7 hari hingga 14

hari. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan

metabolisme.

3. Diare kronik

Diare kronik yaitu diare yang berlangsung selama lebih dari 14 hari secara

terus menerus. Biasanya tida disebabkan oleh virus, namun disebabkan

oleh gangguan fungsi usus dalam mencerna makanan(Ngastiyah,2012).

2.2.3 Manifestasi klinis diare

Menurut sudarti( 2010), Manifestasi klinis diare yaitu:

1. Cengeng

2. Gelisah

3. Suhu meningkat

4. Nafsu makan berkurang atau tidak ada

5. Tinja cair

6. Anus lecet

7. Dehidrasi

8. Berat badan menurun

9. Turgor kulit menurun

10. Mata cekung


11. Selaput lendir dan mulut serta kulit menjadi kering(sudarti,2010)

2.2.4 Terapi Diare

2.2.5 Komplikasi Diare

2.2.6 Penyebab Diare

2.2.7 Pencegah Diare

2.2.8 Penatalaksanaan Diare

2.3 Konsep Balita

2.3.1 Definisi Balita

Anda mungkin juga menyukai