Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN P ENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MENCUCI TANGAN

DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SDN PETA KABUPATEN


KEPULAUAN SANGIHE
Jody M Tampara*, B.H.R. Kairupan*, Harvani Boky*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan sangat berpotensi KLB yang sering
disertai dengan kematian. Pada tahun 2016 di Provinsi Sulawesi Utara jumlah kasus diare cukup
tinggi yaitu 21.469 kasus. Dari jumlah kasus tersebut kebanyakan yang mengalami penyakit diare
terjadi pada bayi dan anak-anak. Untuk menurunkan angka penderita diare pada anak-anak perlu
pelaksanaan yang cepat dan tepat, salah satunya adalah PHBS mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap
dan tidakan mencuci tangan dengan kejadian diare pada siswa SDN Peta Kabupaten Kepulauan
Sangihe. Penelitian ini mengunakan desain penelitian survey analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV-VI yang berjumlah 66 responden.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner, analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil
penelitian menunjukan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik 61%, responden
yang memiliki sikap yang baik 44%, responden yang memiliki tindakan yang baik 52%. Dengan α
0,05 Hasil uji analisis menunjukan ada hubungan antara kejadian diare dengan variabel
pengetahuan (p V = 0,018), kejadian diare dengan variabel sikap (p V = 0,000), dan kejadian
diare dengan variabel tindakan (p V = 0,000). Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan
antara pengetahuan sikap dan tindakan mencuci tangan dengan kejadian diare. Kesimpulan
adalah ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan sikap dan tindakan mencuci tangan
dengan kejadian diare.

Kata Kunci : Penyakit Diare, Pengetahuan, sikap dan tindakan mencuci tangan, Siswa SD

ABSTRACT
Diarrhea is an endemic disease in Indonesia and is also a potential disease of outbreaks which is often
accompanied by death. In 2016 in North Sulawesi Province, the number of diarrhea cases was high
with the amount of 21,469 cases. Of the cases, most diarrhea cases occurred in infants and children. To
reduce the rate of diarrhea in children, fast and proper implementation procedures are needed, one of
which is clean and healthy life behavior by washing the hands with clean water and soap. The purpose
of this research was to determine the relationship between knowledge, attitude and hand washing
activity towards the occurence of diarrhea in students of Peta elementary school, Sangihe Islands
District. This research used analytical survey research design with Cross-sectional approach. The
sample in this research was grade IV-VI students which are amounted to 66 respondents. Data
collection used was questionnaire, data analysis used was the chi-square test. The results indicated that
61% respondents have propitious knowledge, 44% respondents have a good attitude, 52% respondents
have a good behavior. With α 0,05, the result of analysis test with the use of chi-square indicated that
there was a relationship between the occurrence of diarrhea towards the knowledge variable with the (p
V = 0,018), diarrhea towards attitude variable with the (p V = 0,000), and diarrhea towards behavior
variable with the (p V = 0,000). Analysis result indicated that there was a relationship between
knowledge, attitude and hand washing activity towards diarrhea. The conclusion was that there was a
significant relationship between knowledge, attitude and hand washing activity towards the occurrence
of diarrhea.

Keywords: Diarrhea Disease, Knowledge, Attitudes and Hand Washing Activity, Elementary
School Students

1
PENDAHULUAN terutama pada bayi dan anak-anak. Pada
Penyakit diare sampai saat ini masih tahun 2016, jumlah kasus penderita diare
merupakan penyebab utama kematian di yang terlaporkan di Kabupaten Sangihe
dunia, terlebih khusus pada bayi dan anak- sebanyak 1.509 kasus (Dinkes Kab.
anak, terhitung sekitar 760.000 ribu anak 2016). Dari jumlah tersebut, di
balita kematian pertahun. Penyebab utama Puskesmas Enemawira yang berada di
penyakit diare yang bisa mengakibatkan wilayah Kabupaten Sangihe terdapat 152
kematian pada anak dan morbilitas di kasus yang terlaporkan menderita diare.
dunia, sebagian besar dihasilkan dari Dari total kasus yang berada di
sumber makanan dan air yang sudah Puskesmas Enemawira terdapat 21 kasus
terkontaminas (WHO, 2016). yang terjadi pada balita <1 tahun, 36
Penyakit diare merupakan kasus terjadi pada usia 1-4, dan 95 kasus
penyakit endemis di Indonesia dan terjadi pada >5 tahun (Puskesmas
sangat berpotensi KLB yang sering Enemawira 2016). Pada tahun 2017
disertai dengan kematian. Pada tahun jumlah penderita diare dari bulan
2015 jumlah kasus penderita diare di Januari-Agustus di Puskesmas
Indonesia sebanyak 1.213 kasus dan Enemawira berjumlah 97 kasus, dari
angka kesakitan sebesar 214 per total kasus penderita diare terdapat 9
1.000.000 penduduk kematian 30 orang kasus terjadi pada usia 1-4 tahun, dan 88
Case Fatality Rate (CFR) 2,47% kasus terjadi pada anak usia 5-12 tahun
(Kemenkes RI, 2015). (Puskesmas Enemawira 2017).
Pada tahun 2016 di Provinsi Sesuai dengan data yang ada,
Sulawesi Utara Jumlah kasus penderita peneliti tertarik untuk melakukan
diare cukup tinggi yaitu 21.469 kasus. penelitian tentang hubungan antara
Dari jumlah total kasus tersebut pengetahuan, sikap dan tindakan
kebanyakan yang mengalami penyakit mencuci tangan dengan kejadian diare
diare terjadi pada bayi dan anak-anak pada siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri
(Dinkes prov. 2016). Peta Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Kabupaten Kepulauan Sangihe
merupakan salah satu kabupaten yang METODE PENELITIAN
berada di wilayah provinsi Sulawesi Penelitian ini menggunakan desain
Utara yang terletak diperbatasan Filipina penelitian survei analitik dengan
dengan Indonesia. Penduduk yang pendekatan Potong Lintang (Cross
berada di Kabupaten Sangihe banyak Sectional). Waktu Penelitian
yang terindikasi dengan penyakit diare dilaksanakan pada bulan Juni-September

2
2017 di SD Negeri Peta Kabupaten tindakan mencuci tangan dengan
Kepulauan Sangihe. Populasi dalam kejadian diare pada siswa Sekolah Dasar
penelitian adalah siswa yang duduk di (SD) Negeri Peta Kabupaten Kepulauan
kelas IV-VI, sampel adalah total Sangihe yaitu menggunakan uji chi-
sampling yang berjumlah 66 siswa. square dengan α = 0,05.
Instrumen penelitian ini menggunakan
kuesioner untuk mengukur pengetahuan HASIL PENELITIAN
sikap dan tindakan. Analisis statistik Karakteristik responden dikaji
yang dipakai untuk mengetahui berdasarkan umur, jenis kelamin dan
hubungan antara pengetahuan sikap dan kejadian diare.

Tabel 1. Hubungan Pengetahuan Mencuci Tangan Dengan Kejadian Diare


Kejadian Diare
Pengetahuan Pernah Tidak Total P Value
Pernah
n % n % N %
Kurang 20 77 6 23 26 100 0,018
Baik 19 47 21 53 40 100
Total 39 59 27 41 66 100

Menunjukkan bahwa dari 26 responden dipengaruhi oleh kurangnya sosialisasi


yang memilki pengetahuan yang kurang atau penyuluhan tentang PHBS di
terdapat 20 responden yang pernah sekolah. Masih banyak siswa yang
menderita diare. Sedangkan dari 40 masih tidak tahu dampak dari tidak
responden yang berpengetahuan baik mencuci tangan, seperti timbulnya
terdapat 19 responden yang pernah penyakit diare. Hasil penelitian ini
menderita diare. Hasil analisis statistik sejalan dengan penelitian Palancoi
dengan menggunakan uji chi-square (2014) yang menyatakan bahwa terdapat
diperoleh nilai p value = 0,018. Karean hubungan antara pengetahuan dengan
nilai p < 0,05 maka Ho ditolak atau kejadian diare pada anak di Kelurahan
terdapat hubungan antara pengetahuan Pabbundukung, Kecamatan Pangkajene
mencuci tangan dengan kejadian diare Kabupaten Pangkep. Hoque (2003)
pada siswa Sekolah Dasar Negeri Peta dalam Fazlin (2013) menyatakan bahwa
Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten tingginya angka kasus diare dikalangan
Sangihe. Kurangnya pengetahuan siswa anak-anak sekolah dikarenakan
tentang cara mencuci tangan dengan baik kurangnya pengetahuan dan praktek
dan benar masih menjadi masalah dalam kebersihan pribadi dan kebersihan
mencegah penyakit diare. Hal ini dapat lingkungan, sehingga pengetahuan yang

3
baik tentang mencuci tangan yang benar dengan tingkat kejadian diare. Hasil dalam
sangat penting, agar supaya anak-anak penelitian ini juga menunjukkan masih
dapat menerapkan praktek mencuci banyaknya responden yang sudah tahu
tangan yang benar agar dapat tentang cara mencuci tangan tetapi masih
mengurangi angka kejadian diare. terkena penyakit diare. Hal ini
Menurut Kemenkes RI (2013), bahwa dipengerahui oleh sikap dan tindakan yang
sekitar 30 penelitian terkait menemukan kurang baik. Responden yang sudah
bahwa mencuci tangan yang benar memilki pengetahuan baik tentang cara
terutama dengan menggunakan sabun mencuci tangan belum
dapat memangkas angka penderita diare mengaplikasikannya dalam kehidupan
hingga separuh. Hal tersebut tidak sehari-harinya. Intinya bahwa tidak
sejalan dengan hasil penelitian oleh selamanya pengetahuan akan berubah
Wardani et al (2017) yang menyatakan menjadi sikap dan sikap akan menjadi
bahwa tidak ada hubungan antara tindakan (Notoatmodjo, 2011).
pengetahuan mencuci tangan yang benar

Tabel 2. Hubungan Sikap Mencuci Tangan Dengan Kejadian Diare


Kejadian Diare Total P Value
Sikap Pernah Tidak Pernah
n % n % N %
Negatif 30 81 7 19 37 100 0,000
Positif 9 31 20 69 29 100
Total 39 59 27 41 66 100

Responden yang memiliki sikap yang Sangihe. Sikap siswa terhadap mencuci
kurang baik sebanyak 37 responden, 30 tangan merupakan salah satu untuk
responden diantaranya pernah menderita mencegah terjadinya penyakit seperti
diare. Sedangkan dari 27 responden penyakit diare. Kurangnya fasilitas
yang memilki sikap yang baik terdapat 9 mencuci tangan dapat mempegaruhi sikap
responden yang pernah menderita diare. siswa untuk mencuci tangan di Sekolah,
Hasil uji chi-square diperoleh nilai p dikarenakan minimnya sarana mencuci
value = 0,000 yang artinya nilai p < tangan di sekolah seperti tempat cuci
0,05, sehingga Ho ditolak atau terdapat tangan. Pengetahuan yang kurang dan
hubungan yang signifikan antara sikap sikap yang kurang mendukung sangatlah
mencuci tangan dengan kejadian diare berpengaruh pada perilaku seseorang.
pada siswa Sekolah Dasar Negeri Peta Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten penelitian oleh Novitasari

4
dan Suklan (2013) menyatakan bahwa dengan penelitian yang dilakukan oleh
ada hubungan antara sikap dengan Utomo dan Alfiyanti (2013) yang
kejadian diare. Sikap merupakan salah menyatakan bahwa tidak terdapat
satufaktor yang mempengaruhi hubungan antara sikap mencuci tangan
perubahan perilaku seseorang yang biasa pakai sabun dengan kejadian diare pada
disebut faktor predisposisi anak usia sekolah di SDN 02 Pelemsangir
(Notoatmodjo, 2012). Sikap merupakan Kecamatan Todanan kabupaten Blora.
suatu keadaan internal yang Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
mempengaruhi tindakan individu hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
terhadap beberapa objek, pribadi dan dari perilaku yang tertutup. Sikap belum
peristiwa. Seorang anak yang memilki merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
sikap terhadap pencegaha dan akan tetapi merupakan predisposisi
penanggulangan diare merupakan suatu tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo,
kesatuan untuk menurunkan angka 2012). Artinya, tidak dapat dipastikan
kesakitan diare. seseorang yang setuju terhadap objek
Jika sikap dari pada seorang anak yang diperoleh akan mengaplikasikannya
terhadap pencegahan diare sangat dalam bentuk tindakan nyata. Seorang
mendukung, maka angka kejadian diare anak yang menyatakan sangat setuju
akan berkurang (Novitasari & Suklan, untuk melakukan PHBS belum tentu
2013). Hasil penelitian tersebut berbeda akan melakukannya atau bertindak.
Tabel 3. Hubungan Tindakan Mencuci Tangan Dengan Kejadian Diare.

Kejadian Diare Total P Value


Tindakan Pernah Tidak Pernah
n % N % n %
Kurang Baik 29 85 5 15 34 100 0,000
Baik 10 31 22 69 32 100
Total 39 59 27 41 66 100
< 0,05), sehingga Ho ditolak atau
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 34 terdapat hubungan antara tindakan
responden yang memilki tindakan yang mencuci tangan dengan kejadian diare
kurang baik terdapat 29 responden yang pada siswa Sekolah Dasar Negeri Peta
pernah menderita diare. Sedangkan dari Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten
32 responden yang memilki tindakan Sangihe. Disebabkan kurangnya
yang baik terdapat 10 responden yang sosalisasi dari pihak yang terkait dalam
pernah menderita diare. Hasil analisis hal ini Puskesmas maupun Dinas
statistik dengan uji chi-square diperoleh Kesehatan masih minim terutama pada
nilai p value = 0,000 yang artinya nilai p Guru Sekolah Dasar sehingga
5
memberikan pula sosialisasi PHBS salah Kota Tangerang Selatan Banten yaitu
satunya mencuci tangan kepada peserta menunjukkan adanya hubungan antara
didiknya. Hasil Penelitian tersebut sejalan perilaku cuci tangan dengan kejadian
dengan penelitian oleh Novitasari dan diare. Hal yang serupa disampaikan oleh
Suklan (2013) yang menyatakan bahwa Hidayat (2014) dalam penelitiannya
terdapat hubungan antara variable praktik tentang hubungan perilaku cuci tangan
dengan kejadian diare. Hal ini dikarenakan pakai sabun (CTPS) di SD 005 dan SD
dari 53 responden yang melaukan praktik 006 dengan kejadian diare wilayah kerja
PHBS terdapat 25,9% pernah menderita puskesmas Bangkinang Kota yang
diare dan responden yang melakukan menyatakan bahwa anak yang memilii
praktik PHBS tetapi tidak menderita diare perilaku cuci tangan pakai sabun kurang
sebanyak 74,1%. Sedangkan responden baik akan lebih rentan terkena penyakit
yang tidak melakukan praktik PHBS yang diare dibandingkan dengan anak yang
pernah menderita diare sebanyak 88,5% mempunyai perilaku cuci tangan pakai
dan responden yang tidak melakukan sabun yang baik. Enikmawati dan
praktik PHBS yang tidak pernah Aslamah (2017) menyatakan bahwa
menderita diare sebanyak 11,5%. Utomo tindakan mencuci tangan dengan air dan
dan Alfiyanti (2013) dalam penelitian sabun dapat lebih efektif menghilangkan
mereka tentang hubungan perilaku cuci kotoran dan debu secara mekanis dari
tangan pakai sabun dengan kejadian diare permukaan kulit dan secara bermakna
pada anak usia sekolah di SDN 02 mengurangi jumlah mikroorgnisme
Pelemsengir Kecamatan Todanan penyebab penyakit seperti virus, bakteri,
Kabupaten Blora menyatakan bahwa dan parasit lainnya pada kedua tangan
semakin baik perilaku atau praktik dari pada yang tidak mencuci tangan.
mencuci tangan pakai sabun maka akan Sehingga, mencuci tangan dengan air

semakin redah tingkat kejadian diare. bersih dan sabun akan lebih efektif

demikian sebaliknya semakin kurang baik membersihkan kotoran dan telur cacing

perilaku atau tindakan mencuci tangan yang menempel pada permukaan kulit,

pakai sabun maka akan semakin tiggi kuku dan jari-jari pada kedua tangan

tingkat kejadian diare. Hasil penelitian ini (Rachmayanti, 2013).

sesuai dengan hasil penelitian yang


dilakukan oleh Rosyidah (2014) yang KESIMPULAN
berjudul hubungan perilaku cuci tangan Kesimpulan yang diperoleh dari hasil
terhadap kejadian diare pada anak SDN penelitian tentang hubungan PHBS
Ciputat 02 dengan kejadian diare pada siswa SDN

6
Peta Kecamatan Tabukan Utara sosialisasi PHBS salah satunya
Kabupaten Sangihe yang dilaksanakan mencuci tangan kepada peserta
pada bulan Juni-September 2017 yaitu : didiknya.
1. Terdapat hubungan antara
pengetahuan mencuci tangan dengan SARAN
kejadian diare pada siswa SDN Peta 1. Berhubungan dengan kurang
Kecamatan Tabukan Utara aktifnya Puskesmas dalam
Kabupaten Sangihe. Hal ini melakukan penyuluhun dan
disebabkan karena kurangnya sosialisasi tentang PHBS, maka
sosialisasi atau penyuluhan tentang pemerintah dan seluruh instansi
PHBS di sekolah. Masih banyak terkait harus bertindak tegas dalam
siswa yang masih tidak tahu dampak membuat kebijakan terkait dengan
dari tidak mencuci tangan, seperti tugas dan fungsi Puskesmas,
timbulnya penyakit diare. monitoring serta evaluasi harus terus
2. Terdapat hubungan antara sikap dilakukan untuk memantau sampai
mencuci tangan dengan kejadian sejauh mana puskesmas melakukan
diare pada siswa SDN Peta perannya.
Kecamatan Tabukan Utara 2. Petugas kesehatan harus lebih aktif
Kabupaten Sangihe. Kurangnya lagi dalam melakukan tugas dan
fasilitas mencuci tangan dapat fungsinya, tidak harus diperintah
mempegaruhi sikap siswa untuk oleh atasan tetapi inisiatif dari diri
mencuci tangan di Sekolah, sendiri adalah yang terpenting.
dikarenakan minimnya sarana Melakukan sosialisasi atau
mencuci tangan di sekolah seperti penyuluhan tentang PHBS ke
tempat cuci tangan. masyarakat dan instansi
3. Terdapat hubungan antara tindakan pendidikan, seperti penyuluhan
mencuci tangan dengan kejadian pada anaka-anak di sekolah dasar
diare pada siswa SDN Peta baik lewat penyuluhan langsung,
Kecamatan Tabukan Utara pembagian stiker, leaflet, dll. Hal
Kabupaten Sangihe. Disebabkan tersebut penting untuk mendidik
kurangnya sosalisasi dari pihak yang anak-anak dengan ilmu kesehatan
terkait dalam hal ini Puskesmas dan memberi wawasan baru untuk
maupun Dinas Kesehatan masih mereka agar dapat meningkatkan
minim terutama pada Guru Sekolah kesehatan lewat tindakan
Dasar sehingga memberikan pula pencegahan.

7
3. Masyarakat harus menghilangkan Dengan Kejadian Diare Pada
sifat apatis yang hampir menjadi Anak Sd. Motorik Jurnal Ilmu
budaya di masyarakat pada umunya. Kesehatan
Kontribusidalammencegah (JournalOfHealthScience),12(2
penyakit menular merupakan 5).(online:http://ejournal.stikes
tanggung jawab bersama bukan mukla.ac.id/index.php/motor/art
hanya pihak-pihak tertentu. Terkait icle/view/312, diakses pada 1
dengan panyakit diare, masyarakat oktober 2017).
harus mengkonsumsi air bersih, Fazlin,S. 2013. Tingkat Pengetahuan
harus memilki jamban yang sahat Siswa tentang teknik Mencuci
dan juga mendidik anak-anak untuk tangan yang benar terhadap ke-
melakukan kebiasaan mencuci jadian diare di SDN 01
tangan, agar terhindar dari berbagai Pontianak utara. FK UNTAN.
penyakit menular lainnya serta (online:http://jurnal.unt
selalu melakukan perilaku hidup an.ac.id/index.php/jmkeperawat
bersih sehat. anFK/article/view/3593, diakses
4. Bagi peneliti selanjutnya untuk pada 1 oktober 2017)
meneliti variabel yang belum sempat Kemenkes RI 2015. Profil Kesehatan
diteliti seperti mengkonsumsi Indonesia. Ditjen P2P
jajanan sehat di kantin sekolah dan Kemenkes RI
menggunakan jamban yang bersih Kemenkes RI 2013. Profil Kesehatan
dan sehat. Indonesia. Ditjen P2P
Kemenkes RI
DAFTAR PUSTAKA Kep, Ns Ridha Hidayat M.
Dinkes Prof 2016. Laporan Tahunan 2017."Hubungan Perilaku Cuci
Program P2 Diare Dinas Tangan Pakai Sabun (Ctps) Di
Kesehatan Provinsi Sulawesi Sd 005 Dan Sd 006 Dengan
Utara Kejadian Diare Wilayahkerja
Dinkes Kab 2016. Laporan Bulanan Puskesmas Bangkinang
Program P2 Diare Dinas Kotatahun 2014." Jurnal Ners
Kesehatan Kabupaten 5.2 (2017): 47-61.(online :
Kepulauan Sangihe. http://journal.stkiptam.ac.id/inde
Enikmawati, A., & Aslamah, F. H. 2017. x.php/ners/article/view/191,
Hubungan Antara Perilaku Cuci diakses pada 1 oktober 2017)
Tangan

8
Notoatmodjo S, 2012. Promosi alauddin.ac.id, diakses pada 1
Kesehatan dan Perilaku oktober 2017)
Kesehatan. Edisi Revisi 2012, Patahuddin D.E 2015. Hubungan Antara
Jakarta : Rineka Cipta Perilaku Hidup Bersih Dan
Notoatmodjo S, 2011. Promosi Sehat Dengan Kejadian Diare
Kesehatan dan Perilaku Pada Murid Di SD Inpres
Kesehatan. Edisi Revisi 2011, Perumnas Antang II,
Jakarta : Rineka Cipta. (online:http://repository.unhas.a
Notoatmodjo S 2012. Metododologi c.id:4002/digilib/gdl.php?mod=
Penelitian Kesehatan. Jakarta : browse&op=rea &id=--
PT Rineka Cipta. dianerawat23847&PHPSESSID
Novitasari Desi 2013. Hubungan Pratik =f528421bf0dc3de9d7c91897ea
Perilaku Hidup Bersih Dan a649fc. Diakses pada 1 oktober
Sehat Dengan Kejadian Diare 2017)
Pada Murid SDN Makasar 07 Rachmayanti. 2013. Penggunaan Media
Pagi Jakarta Timur. (online Panggung Dalam Pendidikan
:jurnalhttp://lp3m.thamrin.ac.id/ Personal
upload/Desi%20Novita%20sari Hygiene Cuci Tangan
%20(6-12).pdf. diakses pada 1 Menggunakan Sabun di Air
oktober 2017) Mengalir. (Online
Puskesmas Enemawira 2016. Laporan :www.journal.unair.ac.id/filerP
Tahunan Penderita Diare di DF/1.%20Penggunaan%20Medi
Puskesmas Enemawira. a%20Panggung%20Boneka.pdf,
Puskesmas Enemawira 2017. Laporan diakses tanggal 1 Oktober 2017)
Bulanan Penderita Diare di Rosyidah, A. N. (2014). Hubungan
Puskesmas Enemawira. Perilaku Cuci Tangan Terhadap
Palancoi, NA. 2014. Hubungan antara Kejadian Diare Pada Siswa Di
Pengetahuan dan Lingkungan Sekolah Dasar Negeri Ciputat
dengan Kejadian Diare Akut 02. Skripsi. Jakarta, Universitas
pada Anak di Kelurahan Islam Negeri Syarif
Pabbundukang Kecamatan Hidayatullah.
Pangkajene Kabupaten (online:https://media.neliti.com/
Pangkep. Jurnal Kesehatan. meda/publications/75520-ID-
Volume VII. No. none.pdf. Diakses pada 1
2/2014(online:http:// ournal.uin- oktober 2017)

9
Saputro W 2013. Perilaku Hidup Bersih ndex.php/jkk/article/view/27,
Dan Sehat Dengan Kejadian diaskes pada 1 oktober 2017)
Diare Pada Anak Sekolah Dasar
(SD). (Online :
ppjp.unlam.ac.id/journal/index.
php/JDK/article/download/1652
/1426. Diakses pada 1 oktober
2017)
Utomo, A. M., & Alfiyanti, D. 2013.
Hubungan Perilaku Cuci
Tangan Pakai Sabun
(Ctps) Dengan Kejadian Diare
Anak Usia Sekolah Di Sdn 02
Pelemsengir Kecamatan
Todanan Kabupaten Blora.
FIKkeS, 6(1). (online :
http://jurnal.unimus.ac.id/index.
php/FIKkeS/article/view/1870,
diakses pada 1 Oktober 2017).
World Health Organization 2016.
Diarrhoea. Available from:
http://www.who.int/topics/diarr
hoea/en/
Wardani, N. S., Astuti, D., & Rusnadi, N.
2017. Hubungan Pengetahuan
Tentang
Cuci Tangan Yang Benar
Dengan Tingkat Kejadian Diare
Pada Anak Usia Sekolah Dasar
Di Madrasah Ibtidaiyah
Imanudin Kubu Raya. Jurnal
Keperawatan & Kesehatan, 6(1),
1-16. (Online:

http://journal.stikmuhptk.ac.id/i

10

Anda mungkin juga menyukai