Anda di halaman 1dari 7

Vol 1 No 1 Januari 2018

E-ISSN: 2614-5219

ARTIKEL PENELITIAN

GAMBARAN SANITASI LINGKUNGAN PADA


KEJADIAN DIARE ANAK BAWAH LIMA TAHUN
YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
PADA SEPTEMBER-NOVEMBER 2016
Aina Santri, Desi Isnayanti
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email: desiisnayanti@umsu.ac.id

Abstrak: Diare masih merupakan masalah kesehatan dan penyebab kematian balita. sanitasi
lingkungan yang tidak tepat dapat meningkatkan kasus diare. Jenis lantai, kondisi jamban,
sumber air minum, kualitas fisik air bersih, tempat pembuangan sampah dan saluran
pembuangan air limbah (SPAL) merupakan faktor dominan penyebab penyakit tersebut.
Tujuan: untuk mengetahui gambaran sanitasi lingkungan pada kejadian diare bayi bawah
lima tahun di RS Haji Medan Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total
sampling. Dari beberapa sanitasi lingkungan yang diteliti, 60% balita yang terkena diare telah
memiliki lantai baik, 40% memiliki jamban sehat, 45% memiliki sumber air minum
bersyarat, 35% memiliki kualitas air minum baik, 40% memiliki tempat sampah baik dan
65% memiliki SPAL yang memenuhi syarat. Simpulan, keadaan lingkungan balita dengan
diare di RS. Haji Medan telah memiliki kondisi lantai dan SPAL yang baik tetapi untuk
kualitas jamban, sumber air minum, kualitas air bersih dan tempat sampah masih belum
memenuhi syarat.
Kata Kunci : Diare, Balita, Sanitasi Lingkungan

ABSTRACT: Diarrhea is still a health problem and a cause of death among under five
children. Improper environmental sanitation can increase diarrhea cases. In which the
condition of the floor, the condition of the water closet, the source of water. Physics quality
of the water, The rubbish and waste disposal are the dominant factors causes that infected
disease. The purpose is to know the description of the environment sanitation happened to the
toddler at Haji hospital in Medan in 2016. Method: This is a descriptive research with the
approach of cross sectional. The technique of taking the sample uses the sampling total
technique. According to the environment factors that are observed, in fact the toddlers
infected by diarrhea have a good floor condition about 60%, and have a good water closet
about 40%. Thus, it is about 45% for having the source of water conditionally. Then it is
about 35% for having the good quality of the source of water then, it is about 40% for having
a good dustbin and about 65% for having the waste disposal conditionally. Conclusion, the
toddlers infected at Haji hospital in Medan have a good quality floor and waste disposal.
But, they have not been qualified yet for the condition of the water closet, the source of water,
Physics quality of the water and the dustbin.
Keywords: Diarrhea, Under five children, environmental sanitation.

Anatomica Medical Journal 14


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 1 Januari 2018

E-ISSN: 2614-5219

PENDAHULUAN diharapkan adalah sebesar <1%. Dengan


Kemajuan suatu bangsa sangat demikian secara nasional, CFR KLB diare
ditentukan oleh derajat kesehatan belum mencapai target program.4 Hasil
masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat rekapitulasi Dinas Kesehatan Kota Medan
dapat diukur melalui beberapa faktor yang pada tahun 2012, dari 559.011 perkiraan
saling berkaitan satu dengan lainnya kasus diare yang ditemukan, 38,67%
dimulai dari lingkungan, perilaku diantaranya telah ditangani. Hal ini
masyarakat, pelayanan kesehatan, hingga menunjukkan angka kesakitan (IR) diare
genetik yang ada di masyarakat. Keempat per 1000 penduduk mencapai 16,36%.5
faktor tersebut harus mempunyai kondisi Capaian ini mengalami penurunan jika
yang seimbang agar derajat kesehatan dibandingkan pada tahun 2011 yaitu
suatu masyarakat dapat tercapai secara 19,35% dan 2010 yaitu 18,73%.
optimal.1 Rendahnya IR ini dikhawatirkan masih
Lingkungan sebagai faktor yang banyaknya kasus yang tidak terdata.5
berhubungan dengan derajat kesehatan Hasil laporan rekam medik di RS
berperan sebagai reservoir, yaitu sebagai Haji Medan pada tahun 2015,
tempat hidup yang paling sesuai untuk menunjukkan jumlah pasien anak yang
bibit penyakit. Berkaitan dengan masuk untuk dirawat inap karena diare
lingkungan, salah satu penyakit menular cukup banyak. Pasien yang paling banyak
yang berbasis lingkungan dan masih ditemukan pada anak dengan umur di
menjadi masalah kesehatan di Indonesia bawah 5 tahun. Belum diketahui faktor
adalah diare.1 Diare adalah suatu penyakit resiko apa yang menyebabkan kondisi ini
yang ditandai dengan perubahan bentuk terjadi, tetapi dari beberapa jurnal yang
dan konsistensi tinja yang lembek sampai telah ditelusuri, menyatakan bahwa salah
mencair dan bertambahnya frekuensi satu faktor yang terkait pada diare ini
buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu adalah sanitasi lingkungan.
3 kali atau lebih dalam sehari yang Karena alasan tersebut, penulis tertarik
mungkin dapat disertai dengan muntah untuk melakukan penelitian dengan judul
atau tinja yang berdarah.2 “Gambaran sanitasi lingkungan pada
Epidemiologi penyakit diare kejadian diare anak bawah lima tahun
hampir ditemukan untuk semua golongan yang dirawat dengan dehidrasi berat di
umur, tetapi angka kesakitan dan kematian Rumah Sakit Haji Medan pada September-
tertinggi akibat diare ini terjadi pada November 2016”.
kelompok bayi dan balita.3 Hal ini terlihat
pada tahun 2009 UNICEF dan WHO METODE
menyatakan bahwa diare merupakan Penelitian ini merupakan penelitian
penyebab kematian ke 2 pada balita di analitik dengan menggunakan rancangan
dunia, nomor 3 pada bayi dan nomor 5 cross sectional yaitu penelitian yang
bagi segala umur.3 Indonesia merupakan dilakukan dengan sekali pengamatan pada
negara yang endemis diare dan potensial suatu saat tertentu terhadap suatu objek.6
untuk terjadinya kejadian luar biasa (KLB) Teknik pengambilan sampel menggunakan
yang sering disertai dengan kematian.4 total sampling yaitu jumlah sampel sama
Secara nasional, data dari profil kesehatan dengan populasi.6
Indonesia tahun 2014 menunjukkan angka Penelitian ini dilakukan pada bulan
kematian (CFR) pada KLB diare sebesar April - Desember 2016 serta pengolahan
1,14% sedangkan untuk target CFR yang dan penyusunan data.

Anatomica Medical Journal 15


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 1 Januari 2018

E-ISSN: 2614-5219

Penelitian ini dilakukan di HASIL


dilakukan di poliklinik dan ruang rawat 1.Karakteristik Responden
inap anak Rumah Sakit Haji Medan. A. Karakteristik Responden Ibu
Tempat penelitian dipilih dengan alasan Mayoritas responden berada dalam
jumlah penderita diare pada anak banyak kelompok umur 26-30 tahun (50%) dan
ditemukan di tempat tersebut. bekerja sebagai ibu rumah tangga (45%).
Populasi penelitian ini adalah Sebanyak 55% responden mempunyai
pasien anak dengan umur di bawah 5 tahun pendidikan akhir SMA.
yang dirawat di RS Haji Medan dengan
diagnosa diare dan memenuhi kriteria B. Karakteristik Balita
inklusi. Mayoritas balita berada pada
Kriteria Inklusi: kelompok usia 13-24 bulan (50%) dengan
a. Anak yang berumur di bawah 5 tahun jenis kelamin laki-laki lebih banyak
yang datang ke RS haji Medan dan dibandingkan dengan perempuan (70%).
dengan diagnosa diare.
b. Orang tua pasien yang bersedia 2. Analisis Univariat
menjadi sampel dan menandatangani A. Jenis lantai
informed consent serta bersedia untuk Jenis lantai rumah responden
diwawancara dan mengisi kuesioner. paling banyak telah memiliki lantai kedap
Kriteria eksklusi: air, yaitu sebanyak 60% dan paling sedikit
a. Sampel dengan penyakit penyulit memiliki lantai yang tidak kedap air yaitu
lainnya seperti penyakit sebanyak 40%.
immunocompromised, penyakit infeksi B. Kepemilikan Jamban
pernafasan dan lain-lain. Responden yang memiliki jamban
Teknik pengumpulan data yang tidak sehat sebanyak 60% sedangkan
akan digunakan pada penelitian ini adalah responden yang telah memiliki jamban
data primer yang dikumpulkan oleh sehat hanya 40% .
peneliti berupa hasil wawancara sesuai C. Sumber air minum
kuesioner yang dilakukan kepada sampel Sumber air minum responden
penelitian. paling banyak diperoleh dari mata air yang
Pengolahan data dilakukan melalui tidak terlindung, yaitu sebanyak 70% dan
tahapan-tahapan sebagai berikut: paling sedikit dari mata air yang terlindung
1. Editing yaitu sebanyak 30%.
2. Coding D. Kualitas fisik air bersih
3. Data entry Mayoritas responden belum
memiliki kualitas fisik air bersih yang
Analisis yang digunakan dalam penelitian memenuhi syarat yaitu sebanyak 65% dan
ini adalah analisis univariat. Analisis responden yang sudah memiliki kualitas
univariat adalah analisis yang digunakan fisik air bersih yang baik sebesar 35%.
untuk menggambarkan dan E. Tempat pembuangan sampah
mendiskripsikan dari masing-masing Tempat pembuangan sampah yang
variabel, baik variabel bebas dan variabel dimiliki responden sebagian besar belum
terikat serta data akan disajikan memenuhi syarat yaitu sebanyak 60% dan
menggunakan tabel distribusi frekuensi.6 yang telah memenuhi syarat sebanyak
40%.
F. Saluran Pembuangan air Limbah

Anatomica Medical Journal 16


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 1 Januari 2018

E-ISSN: 2614-5219

Tempat pembuangan air limbah di mencegah terjangkitnya penyakit dan


lingkungan responden sudah memenuhi memperoleh perawatan medis yang baik.9
syarat sebanyak 65% sedangkan 35% Hasil penelitian yang diperoleh
lainnya masih belum memenuhi syarat. dari usia balita, majoritas balita berusia 13-
24 bulan atau sebanyak 10 balita. Hal ini
DISKUSI sesuai dengan teori yang menyatakan
Dari hasil memperlihatkan bahwa penyakit diare banyak terjadi pada dua
umur responden terbagi menjadi 4 tahun pertama kehidupan saat diberikan
kelompok, yaitu kurang dari 26 tahun, makanan pendamping. Ini disebabkan
umur 26-30 tahun, umur 31-35 tahun dan karena pada umur tersebut belum
lebih dari 35 tahun. Data mengenai usia terbentuknya kekebalan alami sempurna
responden, mayoritas ibu berusia 26-30 dari balita.10 Dari penelitian ini juga
tahun sebanyak 50%. didapatkan mayoritas diare terjadi pada
Umur merupakan faktor individu jenis kelamin lakilaki (70%) sedangkan
yang pada hakikatnya semakin pada jenis kelamin perempuan hanya 30%.
bertambahnya umur seseorang maka Hal ini disebabkan karena anak laki-laki
semakin bertambah kedewasaan dan lebih aktif dibandingkan anak perempuan.
10
semakin banyak dalam menyerap
informasi. Pertambahan umur seseorang Berdasarkan kegiatan wawancara
akan menumbuhkan kapasitas pribadi penelitian terdapat 64% responden dengan
seseorang dalam menyelesaikan suatu jenis lantai rumahnya telah kedap air. Hal
persoalan.7 ini menunjukkan mayoritas balita dengan
Pada jenis pekerjaan diare sudah memiliki jenis lantai yang
memperlihatkan dari 20 responden sudah memenuhi syarat. Hasil penelitian
penelitian, sebagian besar bekerja sebagai ini sejalan dengan penelitian yang
ibu rumah tangga. Responden yang dilakukan oleh Umiati mengenai
bekerja sebagai ibu rumah tangga, lebih Hubungan sanitasi lingkungan dengan
banyak menghabiskan waktu di rumah kejadian diare yang dilakukan di
bersama balitanya dan sulit untuk Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian
mendapatkan informasi terbaru. tersebut menyatakan bahwa sebanyak 55%
Sedangkan pada ibu yang bekerja, mereka responden sudah memiliki jenis lantai
lebih terpapar dengan berbagai informasi rumah yang memenuhi syarat.11 Syarat
yang dapat menambah pengetahuan rumah yang sehat dapat dilihat dari jenis
termasuk dalam penanggulangan dini diare lantainya, Jenis lantai yang tidak berdebu
pada balita. Maka dengan kata lain Status pada musim kemarau dan tidak basah pada
pekerjaan ibu mempunyai pengaruh besar musim penghujan merupakan kriteria jenis
terhadap kehidupan keluarga.8 lantai yang sehat.1 Aktivitas balita
Ditinjau dari tingkat pendidikan, responden yang sering bermain di lantai
sebagian besar ibu memiliki tingkat rumah menyebabkan mudahnya balita
pendidikan baik dengan menyelesaikan kontak dengan lantai rumah yang tidak
SMA (55%). Pendidikan merupakan unsur kedap air. Keadaan ini memunculkan
yang sangat penting karena dengan berbagai kuman penyakit menempel pada
pendidikan seseorang dapat menerima tubuh balita, sehingga kondisi tersebut
lebih banyak informasi terutama dalam memudahkan balita untuk terkena diare.12
menjaga kesehatan diri dan keluarga serta Dari data penelitian menunjukkan
memperluas cakrawala berpikir sehingga sebanyak 60% responden belum memiliki
lebih mudah mengembangkan diri dalam jamban sehat. Dari data ini dapat

Anatomica Medical Journal 17


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 1 Januari 2018

E-ISSN: 2614-5219

disimpulkan mayoritas balita dengan diare syarat karena tidak berbau, tidak berasa,
memiliki jamban yang tidak memenuhi dan tidak berwarna. 14
syarat. jamban yang tidak memiliki syarat Responden yang tidak memiliki
adalah jamban yang tidak memiliki tanki kualitas fisik air yang baik, dapat
septik, tidak tertutup, dan jarang mempermudah seseorang terkena diare.
dibersihkan. Hasil ini sejalan dengan Hal tersebut juga didukung dengan teori
penelitian yang dilakukan oleh Siti yang menyatakan bahwa sanitasi air yang
Amaliah di Semarang, yang menyatakan tidak baik berperan besar dalam
54,42% responden tidak memiliki jamban penyebaran beberapa penyakit menular.
yang dikarenakan keluarga responden Besarnya peranan air dalam penularan
masih terbiasa untuk buang air besar di penyakit disebabkan karena keadaan air
parit sawah.13 sangat membantu untuk kehidupan
Hasil penelitian menunjukkan data mikroorganisme.15
sumber air minum yang dikonsumsi Dari hasil penelitian didapatkan
reponden masih tergolong sumber air bahwa seluruh responden telah memiliki
minum yang tidak terlindung yaitu tempat pembuangan sampah, tetapi 60%
sebanyak 70%. Dari data ini didapatkan responden masih belum memiliki tempat
mayoritas anak terkena diare memiliki sampah yang memenuhi syarat, dimana
sumber air minum yang tidak layak, syarat tempat pembuangan sampah yang
karena sebagian besar responden baik adalah tempat sampah yang tertutup
menggunakan sumber air minum yang dan berada di luar rumah.1
berasal dari air sumur dan sungai. Hasil Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian yang dilakukan Lindayani dan
Umiati yang menyimpulkan bahwa masih R.Azizah di Desa Ngunut, Kecamatan
banyaknya responden yang mengkonsumsi Ngunut, Kabupaten Tulungagung. Sarana
air yang tidak terlindung yaitu sebanyak pembuangan sampah yang tidak
73,3%.11 memenuhi syarat sebesar 84,2%. Hal ini
Sumber air minum merupakan disebabkan sebagian besar responden
salah satu sarana sanitasi yang berkaitan masih membuang sampah dengan cara
dengan kejadian diare. Sebagian kuman dipendam dalam lubang, menggunakan tas
infeksius penyebab diare ditularkan plastik untuk tempat sampah lalu dibuang,
melalui jalur fekal oral. Mereka dapat membuang sampah di kebun (lahan
ditularkan dengan memasukkan ke dalam kosong) dan dibakar sebagai cara
mulut, cairan atau benda yang tercemar pembuangan akhir.14
dengan tinja, misalnya air minum, jari-jari Hasil penelitian menunjukkan
tangan, dan makanan yang disiapkan sebanyak 65% responden sudah memiliki
dalam panci yang dicuci dengan air.4 saluran pembuangan air limbah yang telah
Kualitas fisik air bersih pada memenuhi syarat. Saluran pembuangan air
responden sebagian besar belum limbah memenuhi syarat jika aliran air
memenuhi syarat. Sebanyak 65% kualitas limbah tersebut lancar dan tertutup.15
fisik air yang digunakan masih ada yang Dari data ini menyatakan jumlah anak
bewarna, berbau, keruh, dan berasa. yang terkena diare banyak terjadi pada
Berbeda dengan hasil penelitian yang responden yang memiliki SPAL yang baik.
dilakukan Lindayani dan R.Azizah di Desa Hasil penelitian ini bertolak belakang
Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tulungagung. Kualitas air sumur secara Sintari Lindayani dan R.Azizah di Desa
fisik di Desa Ngunut sudah memenuhi Ngunut, Kecamatan Ngunut, Kabupaten

Anatomica Medical Journal 18


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 1 Januari 2018

E-ISSN: 2614-5219

Tulungagung Tahun 2013. Hasil penelitian DAFTAR PUSTAKA


tersebut menggambarkan saluran 1. Notoatmodjo S. Kesehatan
pembuangan air limbah yang memenuhi Lingkungan. Kesehatan Masyarakat
syarat hanya 30,5%, sedangkan 69,5% Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta;
lainnya belum memenuhi syarat. Hal ini 2011.p.167-199
dikarenakan saluran pembuangan air 2. Suraatmaja S. Kapita Selekta
limbah responden didapatkan masih Gastroenterologi Anak. Jakarta:
menggunakan galian tanah untuk Sagung Seto; 2007.p. 1-22.
membuang air limbah dan saluran 3. Christa L, Fischer, Ingrid KF, Nancy
pembuangan air limbah yang mereka B, Mark Y, Neff W, et al. Scaling Up
miliki juga banyak yang tidak lancar, Diarrhea Prevention and Treatment
masih terbuka, dan menimbulkan bau.14 Interventions: A lives Saved Tool
Analysis. PLos Medicine. 2011
KESIMPULAN March; 8(3).
Berdasarkan hasil penelitian yang 4. Departemen Kesehatan RI, Profil
telah dilakukan di RS Haji Medan kesehatan Indonesia 2014. Depkes RI.
mengenai Gambaran sanitasi lingkungan 2014.
pada kejadian diare anak bawah lima tahun 5. Dinas Kesehatan Kota Medan. Profil
yang dirawat di RS Haji Medanpada kesehatan provinsi Sumut. Pemerintah
September-November 2016, maka dapat kota Medan. 2012.
disimpulkan sebagai berikut : 6. Sastroamoro S, Ismael S. Dasar-dasar
1.Dari total 20 sampel didapatkan 60% metodologi penelitian klinis. Edisi ke
balita yang mengalami diare dengan jenis 5. Jakarta: CV Sagung Seto. 2013.
kelamin lakilaki. 7. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan.
2. Sebanyak 50% balita yang mengalami Jakarta: Rineka Cipta.
diare berusia kurang dari 12 bulan. 8. Novrianda, Dwi, Yeni,Fitra, Asterina.
3. Balita yang terkena diare sebagian besar Hubungan Karakteristik Ibu dengan
sudah memiliki jenis lantai yang sehat Pengetahuan tentang Penatalaksanaan
yaitu sebanyak 60%. Diare pada Balita. 2014:159-166.
4. Sebanyak 60% balita yang terkena diare 9. Santosa, Dodi Nawan. Hubungan
belum memiliki jamban sehat. AntaraTingkat Pendidikan Formal Ibu
5. Sebanyak 55% balita yang terkena diare dengan Prilaku Pencegahan Diare
belum memiliki sumber air minum yang Pada Anak di Keluraham Pacangsawit
memenuhi syarat. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
6. Sebanyak 65% balita yang terkena diare 2009.
memiliki kualitas air minum yang tidak 10. Mengistie B, Berhane Y, Worku A.
memenuhi syarat Prevalence of diarrhea and associated
7. Sebanyak 60% balita yang terkena diare risk factors among children under-five
tidak memiliki tempat pembuangan years of age in Eastern Ethiopia: A
sampah yang memenuhi syarat Cross-sectional study. Open Journal of
8. Sebanyak 65% balita yang terkena Preventive Medicine 3. 2013; 446-
diare memiliki saluran pembuangan air 453.
limbah yang telah memenuhi syarat. 11. Umiati. Hubungan Antara Sanitasi
lingkungan dengan Kejadian diare
pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Nogosari Kabupaten

Anatomica Medical Journal 19


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ
Vol 1 No 1 Januari 2018

E-ISSN: 2614-5219

Boyolali tahun 2009. Universitas 14. Sintari Lindayani dan R. Azizah.


Muhammadiyah Surakarta. 2009. Correlation between Basic House
12. Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan Sanitation and Diarrhea on Children
Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Under Five Years Old at Ngunut
Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003. Village, Tulungagung. Jurnal
13. Amaliah, Siti. Hubungan Sanitasi Kesehatan Lingkungan. 2013; 7(1)
Lingkungan dan Faktor Budaya 32–3.
dengan Kejadian Diare Pada Anak 15. Mubarak, Chayatin. Ilmu Kesehatan
Balita di Desa Toriyo Kecamatan Masyarakat Teori dan Aplikasi.
Bendosari Kabupaten Sukoharjo tahun Salemba Medik. Jakarta. 2009.p
2010. Prosiding seminar nasional
Unimus. 2010.

Anatomica Medical Journal 20


Fakultas Kedokteran (FK)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU)
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ

Anda mungkin juga menyukai