Anda di halaman 1dari 3

Sistem pemerintahan pada tahun 1945-1949

Sistem pemerintahan: Presidensial

Bentuk pemerintahan: Republik

Bentuk negara: Kesatuan

Konstitusi: UUD 1945

Sistem pemerintahan Indonesia pada periode ini adalah presidensial. Artinya presiden adalah kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan, sehingga pengambilan keputusan, pengambilan kebijakan,
pengaturan negara, dan lain-lain ditentukan oleh presiden. Namun seiring berjalannya waktu, melalui
Maklumat Wakil Presiden No. X tahun 1945 ada pembagian kekuasaan.

Maklumat tersebut berisi pembagian kekuasaan negara, kekuasaan negara di bagi menjadi 2, kekuasaan
legislatif yang dijalankan oleh Komisi Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan lainnya tetap
berada di tangan presiden. Pada saat itu masih belum terbentuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang mengatur legislatif seperti saat ini.

Periode 18 Agustus – 14 November 1945 (Sistem Pemerintahan Presidensil)

Dalam periode ini yang dipakai sebagai pegangan adalah UUD 1945, tetapi belum dapat dijalankan
secara murni dan konsekuen, karena bangsa Indonesia baru saja memproklamirkan kemerdekaannya.
Walaupun UUD 1945 ini telah diberlakukan, namun yang baru dapat terbentuk hanya presiden, wakil
presiden, serta para menteri, dan para gubernur sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat.

Kemudian dikeluarkan maklumat pemerintah pada tanggal 14 November 1945. kesan bahwa sistem
pemerintahan Indonesia pada masa itu kurang demokratis. Maka dengan maklumat tersebut dibentuk
kabinet parlementer pertama dan beralihnya pemerintahan ke sistem pemerintahan parlementer.

Periode 14 November 1945 – 27 Desember 1949 (Sistem Pemerintahan Parlementer)

Selama sistem ini berjalan, UUD 1945 tidak mengalami perubahan secara tekstual. Pada tanggal 3
November 1945 dikeluarkan maklumat pemerintah tentang keinginan untuk membentuk partai-partai
politik, sehingga berlakulah sistem parlementer sekaligus sistem multipartai.

Dalam periode ini terjadi berbagai peristiwa sejarah, antara lain kembalinya belanda ke indonesia
maupun pemberontakan-pemberontakan di tanah air. Selain itu terjadi pula jatuh bangun kabinet yang
menunjukkan pemerintahan gagal dalam berdemokrasi.

Jatuh bangunnya kabinet tersebut antaralain disebabkan oleh:

Gangguan dan luar, yakni datangnya lentara Sekutu yang diboncengi Belanda uniuk merebut kemhali
Indonesia.

Gangguan dan dalam, yaitu


a. Keherhasilan Belanda mcrnbentuk negara-negara boneka yang ingin merdeka (politik deivide et
impera);

b. Adanya gerakan separatis, seperti PKI Muso:

c. Belum ada Tentara Nasional Indonesia yang kokoh, kuat, dan kompak;

d. Beragamnya ideologi partai politik yang berakibat penerimaan terhadap UUD 1945 hanya hersifat
formal, bukan material.

LATAR BELAKANG PERUBAHAN

Sejak berlakunya UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, maka mulailah negara Indonesia
menjalankan sistem pemerintahan berdasar UUD tersebut. Sistem pemerintahan negara yang
ditegaskan dalam UUD 1945 sebagai berikut:

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak didasarkan atas kekuasaan belaka.

2. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi, tidak bersifat absolutisme.

3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR.

4. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi di bawah MPR.

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, artinya kedudukan presiden tidak tergantung DPR.

6. Menteri negara adalah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab kepada DPR.

7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Dalam situasi tersebut diberlakukan ketentuan Pasal IV Aturan Peralihan yang menyatakan: “Sebelum
Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Pertimbangan Agung dibentuk
menurut Undang- Undang Dasar ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan
sebuah komite nasional”.

Berdasar pernyataan itu, pemerintahan Indonesia sepenuhnya dijalankan oleh Presiden Sukarno dengan
bantuan sebuah Komite Nasional. Akhirnya, terjadi perubahan sistem pemerintahan. Perubahan sistem
pemerintahan itu dikarenakan adanya dua hal.

1. Maklumat Wakil Presiden No. X Tanggal 16 Oktober 1945 bahwa Komite Nasional Pusat yang
sebelumnya sebagai pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut
menentukan garis besar haluan negara.

2. Maklumat pemerintah Tanggal 14 November 1945 yang menyatakan perubahan dari kabinet
presidensial ke sistem kabinet parlementer.

Penyimpangan yang terjadi, antara lain :


a. Komite Nasional Indonesia Pusat berubah fungsi dari pembantu pemerintah menjadi badan yang
diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara berdasarkan
maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945. Seharusnya tugas-tugas itu dikerjakan oleh
DPR dan MPR.

b. Sistem cabinet presidensial berubah menjadi cabinet parlementer berdasarkan usul Badan Pekerja
Komite Nasional Pusat [ BP-KNIP] pada tanggal 11 November 1945 kemudian disetujui oleh presiden.

https://moondoggiesmusic.com/sistem-pemerintahan-indonesia/amp/

https://www.google.com/amp/s/gustraprasaja.wordpress.com/2018/10/19/identifikasi-sistem-
pemerintahan-dan-bentuk-negara-indonesia-dari-17-agustus-1945-sampai-sekarang/amp/

Anda mungkin juga menyukai