Anda di halaman 1dari 8

Patung Pahlawan

Letak: Jakarta, Indonesia
Dibangun
: 1963
Matvey Manizer, Ossip
Arsitek: Manizer

Judul Karya                                       : Patung Pahlawan
Pencipta                                               : Matvey Manizer dan Ossip Manizer
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Terbuat dari campuran semen

Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Sejarah
Alasan pembuatan patung tugu tani dari segi sejarahnya berbeda-beda, tetapi ada dua
versi latar belakang pembuatan patung ini. [2] Yang pertama, patung tugu tani dibuat
atas inspirasi ketika Sukarno berkunjung ke Uni Soviet tahun 1922. [1] Saat itu di Negara
Rusia terjadi pergolakan antara kaum yang pro sistem kekaisaran Rusia dengan kaum
komunis. [2] Hal ini mengingatkan dia dengan keadaan di Indonesia dia pun mencari
pembuat patung untuk membuatkan monumen demi menghargai perjuangan para
buruh tani dalam gerakan G 30 SPKI . [3]

Judul Karya                                         : patung Arjuna Wijaya


Pencipta                                               : Nyoman Nuarta
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)
Media/ Teknik Pembuatan                 : Terbuat dari Tembaga
Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Patung Arjuna Wijaya menggambarkan sebuah


adegan dalam kisah klasik Mahabharata, di mana dua tokoh dari kubu Pandawa,
yaitu Arjuna yang menggenggam busur panah dan Batara Kresna yang
menjadi sais sedang menaiki kereta perang berkepala garuda yang ditarik delapan
ekor kuda yang melambangkan delapan filsafat kepemimpinan "Asta Brata". Keduanya
digambarkan sedang berada dalam situasi pertempuran melawan Adipati Karna yang
berasal dari kubu Kurawa.
Sejarah                                                 : Menurut Nyoman Nuarta, pembangunan patung
Arjuna Wijaya dilatarbelakangi kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto ke Turki di
tahun 1987, dimana dia melihat banyak monumen yang menjelaskan tentang cerita-cerita
masa lalu Turki di jalan-jalan protokolnya. Presiden Soeharto menyadari hal tersebut
tidak dia jumpai di ruas jalan-jalan protokol di Jakarta, sehingga dia menggagas
pembangunan sebuah monumen yang memuat filsafat Indonesia. Melalui Nyoman Nuarta
akhirnya kisahPerang Baratayuda digunakan sebagai ide di balik wujud akhir patung
tersebut.[1]

Patung Dirgantara (Pancoran) – Bundaran Gatot Subroto

Judul Karya                                         : patung Dirgantara


Pencipta                                               : Edhi Sunarso, Ir. Sutami
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Terbuat dari Tembaga dan Perunggu/ cor 


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Rancangan patung ini berdasarkan atas


permintaanBung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang
dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai
keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat.
Sejarah                                                 : Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar
tahun1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses
pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif
Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai
11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai
27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan
Ir. Sutamisebagai arsitek pelaksana.

Patung Pemuda Membangun

 Judul Karya                                         : Patung Pemuda Membangun


Pencipta                                               : Biro Insinyur Seniman Arsitektur (ISA)
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : beton bertulang dengan adukan semen dan


bagian luarnya dilapisi dengan bahan teraso / cor 
Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Patung Pemuda Membangun atau lebih dikenal


dengan sebutan Patung Pizza Man adalah monumen yang terletak di bunderan air
mancur Senayan. Monumen yang terletak tidak jauh dari pertokoan Ratu Plaza ini, dibuat
oleh tim patung yang tergabung dalam Biro Insinyur Seniman Arsitektur (ISA) di bawah
pimpinan Imam Supardi. Penanggung jawab pelaksanaan ialah Munir Pamuncak. [1]
Sejarah                                                 : Keberadaan patung ini bertujuan untuk
mendorong semangat membangun yang pada hakekatnya harus dilakukan oleh para
pemuda atau orang-orang yang berjiwa muda. Oleh karena itu patung ini diberi nama
"Patung Pemuda Membangun". Patung tersebut diletakkan di bunderan air mancur
Senayan, karena praktis dan strategis. Praktis karena tempatnya luas, cukup memenuhi
persyaratan untuk memasang patung besar dan strategis karena tempat tersebut
merupakan titik pertemuan dari dan ke segenap penjuru kota Kebayoran Baru dan
sekitarnya. Selain itu keberadaannya juga dekat dengan kompleks olah raga Senayan
serta tidak jauh dari Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat. [1]
Judul Karya                                         : Tugu Pahlawan
Pencipta                                               : Doel Arnowo, Ir. Soekarno
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : beton bertulang, adukan semen


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Pada awalnya pekerjaan pembangunan Monumen


Tugu Pahlawan ditangani Balai Kota Surabaya sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh
Indonesian Engineering Corporation, yang kemudian diteruskan oleh Pemborong Saroja.
Monumen yang dibangun selama sepuluh bulan ini, diresmikan oleh Presiden Soekarno
pada tanggal 10 November 1952.
Sejarah                                                 : . Ada dua pendapat mengenai siapa yang
menjadi pemrakarsa, sekaligus arsitek monumen yang terletak di Jalan Pahlawan
Surabaya ini. Menurut Gatot Barnowo, monumen ini diprakarsai oleh Doel Arnowo, yang
saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya. Kemudian ia meminta Ir.
Tan untuk merancang gambar monumen yang dimaksud, untuk selanjutnya diajukan
kepada Presiden Soekarno.

Monumen Jalesveva Jayamahe di Dermaga Ujung Madura, Surabaya.


Judul Karya                                         : Monumen Jalesveva Jayamahe
Pencipta                                               : I Nyoman Nuarta
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : beton


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Monumen Jalesveva Jayamahe ini juga sesuai


dengan motto angkatan laut Jalesveva Jayamahe yang berarti, Di Laut Kita Berjaya.
Monumen ini dibangun pada tahun 1993 oleh Pemimpin Kepala Staf TNI Angkatan
Laut Maritim Indonesia yang kemudian dilanjutkan dengan Laksamana TNI Muhamad
Arifin dan dirancang oleh I Nyoman Nuarta. Selain sebagai monumen, bangunan ini juga
difungsikan sebagai mercusuar bagi kapal-kapal yang ada di laut sekitar.[2][3]
Sejarah                                                 : . Monumen Jalesveva Jayamahe atau Monjaya
adalah sebuah monumen yang terletak di Kota Surabaya, Jawa Timur. Monumen ini
menggambarkan sosok Perwira TNI Angkatan Laut berbusana Pakaian Dinas Upacara
(PDU) lengkap dengan pedang kehormatan yang sedang menerawang ke arah laut, serasa
siap menantang gelombang dan badai di lautan, begitu pula yang ingin di perlihatkan
bahwa angkatan laut Indonesia siap berjaya. Patung tersebut berdiri di atas bangunan dan
tingginya mencapai 30,6 meter. Monumen Jalesveva Jayamahe menggambarkan generasi
penerus bangsa yang yakin dan optimis untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia.[1]

Judul Karya                                         : Tugu Muda


Pencipta                                               : Salim Hendro 
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : Batu


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif
Deskripsi Singkat                                : Tugu Muda berbentuk seperti lilin yang
mengandung makna semangat juang para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan
RI tidak akan pernah padam. Bentuk Tugu muda merupakan tugu yang berpenampang
segi lima. Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan, badan dan kepala. Pasa sisi
landasan tugu terdapatrelief. Keseluruhan tugu dibuat dari batu. Untuk memperkuat kesan
tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada sekeliling tugu.
Sejarah                                                 : . Tugu ini didirikan untuk mengenang
peristiwaPertempuran Lima hari di Semarang[1]. Peletakan batu pertama dilakukan pada
tanggal 28 Oktober 1945, oleh Mr. Wongsonegoro (Gubernur Jawa Tengah) pada lokasi
yang direncanakan semula yaitu didekat Alun-alun. Namun karena pada bulan Nopember
1945 meletus perang melawan Sekutu dan Jepang, proyek ini menjadi terbengkalai.
Kemudian tahun 1949, oleh Badan Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI), diprakarsai ide
pembangunan tugu kembali, namun karena kesulitan dana, ide ini jugaa belum terlaksana.
Tahun 1951, Walikota Semarang, Hadi Soebeno Sosro Wedoyo, membentuk Panitia
Tugu Muda, dengan rencana pembangunan tidak lagi pada lokasi alun-alun, tetapi pada
lokasi tempat terjadinya peristiwa pertempuran lima hari di semarang yakni di pertemuan
Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan Lawang
Sewu seperti lokasi sekarang ini. Akhirnya pada tanggal 10 Nopember 1951, Gubernur
Jawa TengahBoediono meletakkan batu pertama di lokasi yang baru ini.

Judul Karya                                         : Patung Garuda Wisnu Kencana


Pencipta                                               : I Nyoman Nuarta
Bentuk Karya                                      : 3D (Patung)

Media/ Teknik Pembuatan                 : campuran tembaga dan baja


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif
Deskripsi Singkat                                : Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi
di Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali. Patung ini berdiri menjulang di dalam
kompleks Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana dan merupakan karya pematung
terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya
dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Sejarah                                                 : . Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata
ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat
dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini
merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari
campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60
meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia
dan mengalahkan Patung Liberty.

Menara Eiffel
Menara Eiffel dilihat dari Champ-de-Mars
Judul Karya                                         : Tour Eiffel
Pencipta                                               : Gustave Eiffel
Bentuk Karya                                      : 3D (Monumen)

Media/ Teknik Pembuatan                 : campuran besi,  baja


Corak/ Gaya/ Aliran Karya                : Representatif

Deskripsi Singkat                                : Menara Eiffel (bahasa Perancis: Tour


Eiffel, /tuʀ ɛfɛl/) merupakan sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di
tepi Sungai Seine di Paris. Menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu
struktur terkenal di dunia.
Sejarah                                                 : . Struktur ini dibangun antara 1887 dan 1889
sebagai pintu masuk Exposition Universelle, Pameran Dunia yang merayakan
seabad Revolusi Perancis. Eiffel sebenarnya berencana membangun menara di
Barcelona, untuk Pameran Universal 1888, tapi para pihak yang bertanggung jawab di
balai kota Barcelona menganggapnya aneh dan mahal, dan tidak cocok dengan kota
itu. Setelah penolakan Rencana Barcelona, Eiffel mengirim drafnya kepada pihak yang
bertanggung jawab untuk Pameran Universal di Paris, dimana ia membangun
menaranya setahun kemudian, yaitu 1889. Menara ini diresmikan tanggal 31
Maret 1889, dan dibuka tanggal 6 Mei. Tiga ratus pekerja menggabungkan bersama
18.083 bagian besi benam (bentuk murni dari besi struktural), menggunakan dua
setengah juta paku, dalam bentuk struktural oleh Maurice Koechlin. Resiko kecelakaan
sangat besar, untuk pencakar langit modern yang tak biasa menara ini terbuka tanpa
tingkat tengah kecuali dua platform. Tetapi, karena Eiffel mengambil sikap hati-hati,
termasuk penggunaan takal bergerak, rel bantu dan layar, hanya satu orang yang
meninggal.

Anda mungkin juga menyukai