Anda di halaman 1dari 10

Tugu Muda

monumen di Indonesia

Tugu Muda (Jawa: ꦠꦸꦒꦸ​ꦩꦸꦢ) adalah


sebuah monumen yang dibuat untuk
mengenang jasa-jasa para pahlawan
yang telah gugur dalam Pertempuran
Lima Hari di Semarang. Monumen ini
terletak di Jalan Nasional Rute 20 yang
mengarah ke Solo. Tugu Muda
menggambarkan semangat juang dan
patriotisme warga Semarang; khususnya
para pemuda yang gigih, rela berkorban
dengan semangat yang tinggi
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.

Deskripsi
Tugu Muda berbentuk seperti lilin yang
mengandung makna semangat juang
para pejuang untuk mempertahankan
kemerdekaan RI tidak akan pernah
padam. Bentuk Tugu muda merupakan
tugu yang berpenampang segi lima.
Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan,
badan dan kepala. Pada sisi landasan
tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu
dibuat dari batu. Untuk memperkuat
kesan tugunya, dibuat kolam hias dan
taman pada sekeliling tugu.
Untuk
Tugu Muda
mempercantik
Tugu Muda,
dibangunlah
sebuah taman Landskap daerah

yang mengelilingi Tugu Muda

Tugu Muda. Di
taman ini di beri
beberapa ornamen
supaya tugu muda
Wikimedia | © O penStreetMap

Informasi umum
dapat dijadikann
sebagai taman Lokasi Momdol,
Nyomnyommi
kota, antara lain
ada air mancur, Alamat Jalan Pemud
Jalan
lampu-lampu
Pandanaran
warna putih dan
kuning yang akan
menambah kesan Jalan MGR
anggun di malam Soegijoprano

hari. Pada taman Mulai 10


terdapat pohon dibangun November

cemara, duplikasi 1951

senjata bambu Rampung 20 Mei


runcing yang tegak 1953

berdiri berjajar Tinggi 53 meter


sebanyak 5 (lima) Desain dan
buah yang konstruksi
menggambarkan Arsitek Dr
Pertempuran lima Mundo
hari di Semarang Hendro
dengan
bersenjatakan bambu runcing.
Pada bagian kaki tugu terdapat relief
dengan lima buah sangga pilar,yang
kecuali dipergunakan untuk
menggambarkan berbagai macam
relief,juga dimaksudkan sebagai lambang
Pancasila. Pada tiap-tiap sangga
terdapat hiasan-hiasan yang berbeda
satu dengan yang lain yaitu:[1]

Relief Hongerodeem
Menggambarkan kehidupan rakyat
Indonesia pada zaman penjajahan
Belanda dan Jepang yang sangat
tertindas dan banyak yang menderita
kelaparan,hingga hongerodeem atau
penyakit busung lapar merajalela di
kalangan masyarakat.
Relief Pertempuran
Menggambarkan betapa besar gelora
semangat serta keberanian para
pemuda Semarang dalam
mempertahankan kemerdekaan negara
dan bangsanya.

Relief Penyerangan
Melambangkan perlawanan rakyat
Indonesia terhadap pihak penjajahan
untuk melepaskan diri dari belenggu
penjajahan.

Relief Korban
Menggambarakan bahwa dalam
Pertempuran Lima Hari di
Semarang,banyak rakyat yang menjadi
korban.
Relief Kemenangan
Menggambarkan hasil jerih payah dan
pengorbanan yang telah membasahi
bumi kota Semarang.

Sejarah pembangunan
Tugu ini didirikan untuk mengenang
peristiwa Pertempuran Lima hari di
Semarang.[2] Peletakan batu pertama
dilakukan pada tanggal 28 Oktober 1945,
oleh Mr. Wongsonegoro (Gubernur Jawa
Tengah) pada lokasi yang direncanakan
semula yaitu didekat Alun-alun. Namun
karena pada bulan Nopember 1945
meletus perang melawan Sekutu dan
Jepang, proyek ini menjadi terbengkalai.
Kemudian tahun 1949, oleh Badan
Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI),
diprakarsai ide pembangunan tugu
kembali, tetapi karena kesulitan dana, ide
ini jugaa belum terlaksana. Tahun 1951,
Wali kota Semarang, Hadi Soebeno Sosro
Wedoyo, membentuk Panitia Tugu Muda,
dengan rencana pembangunan tidak lagi
pada lokasi alun-alun, tetapi pada lokasi
tempat terjadinya peristiwa pertempuran
lima hari di semarang yakni di pertemuan
Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr.
Sutomo, dan Jl. Pandanaran dengan
Lawang Sewu seperti lokasi sekarang ini.
Akhirnya pada tanggal 10 Nopember
1951, Gubernur Jawa Tengah Boediono
meletakkan batu pertama di lokasi yang
baru ini.
Tugu muda diresmikan pada tanggal 20
Mei 1953, bertepatan dengan Hari
Kebangkitan Nasional, oleh Ir. Soekarno,
Presiden Republik Indonesia. Desain tugu
dikerjakan oleh Salim, sedangkan relief
pada tugu dikerjakan oleh seniman
Hendro.[3] Batu yang digunakan antara
lain didatangkan dari Kaliurang dan
Paker.

Bangunan yang berada disekitar


tugumuda adalah Lawang Sewu, Gedung
Pandanaran, Rumah Dinas Gubernur
Jawa Tengah, Museum Mandala Bhakti
dan Gereja Katedral Semarang.
Tugu Muda berada di sebuah bundaran
bertemunya jalan-jalan besar di
Semarang, yaitu Jalan Pemuda, Jalan
Pandanaran, Jalan Imam Bonjol, dan
Jalan MGR. Soegijapranata (lebih sering
disebut Jalan Siliwangi). Dan sebuah
jalan kecil yang berada di sebelah Pasar
Bulu, yaitu Jalan HOS. Cokroaminoto.

Catatan kaki
1. Ngendog, Warak; Team, Warak Ngendog
Tech (2023-03-20). "Tugu Muda
Semarang - Sejarah, Lokasi, dan Fasilitas"
(https://warakngendog.com/landmark/tu
gu-muda/) . Semarang. Diakses tanggal
2023-04-17.

Anda mungkin juga menyukai