Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tanggal 17 Agustus 1961 dimulai pembangunan Monumen Nasional.
Monumen ini tidak hanya sekedar tugu yang menampilkan keindahan fisik,
namun menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang untuk mengenang
perjuangan merebut kemerdekaan serta sumber semangat untuk tetap
mempertahankan kemerdekaan. Dan sebagai ungkapan rasa terima kasih bangsa
kepada perjuangan dan pengorbanan patriot bangsa yang telah tiada,
Namun, monumen nasional (Monas) kurang menarik bagi generasi muda
sekarang padahal Monas merupakan simbol yang merefleksikan tentang sejarah
perjuangan bangsa yang harus terus dikenang. Monas merupakan identitas bangsa
Indonesia dan masyarakat seharusnya lebih mengenal monas. Atas dasar
permasalahan itulah, penulis akan menjabarkan tentang sejarah monas dan solusi
agar monas lebih dikenal oleh masyarakat sebagai objek wisata sejarah.

B. Rumusan Masalah
1. Dimanakah lokasi Monas ?
2. Apa Visi dan Misi Monas ?
3. Bagaimana sejarah Monas ?
4. Apa manfaat bagi pengunjung ?
5. Apa saja fasilitas Monas ?
6. Bagaimana bentuk perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
dari serangan Sekutu dan NICA?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dimana lokasi Monas.
2. Untuk mengetahui Visi dan Misi Monas.
3. Untuk mengetahui sejarah Monas.
4. Untuk mengetahui manfaat bagi pengunjung.
5. Untuk mengetahui fasilitas Monas.

1
6. Untuk mengetahui bentuk perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia dari serangan Sekutu dan NICA.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi
kepada semua pihak bahwa sekarang ini museum tidak hanya digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan peninggalan kuno saja, tetapi museum juga digunakan
sebagai sebagai tempat wisata, tempat pelestarian budaya.

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Lokasi
Monumen Nasional atau MONAS terletak di daerah DKI Jakarta tepatnya
di Jakarta Pusat, Monumen Nasional termasuk objek wisata di DKI Jakarta. Dan
Monumen Nasional termasuk pusat pengetahuan dan sejarah kemerdekaan di
Indonesia.

B. Visi dan Misi Monumen Nasional


Visi monumen nasional adalah terwujudnya tata pemerintahan yang baik
sebagai jasa dan pusat pemerintahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
dan kenyamanan. Misi yang dijalankan adalah mengoptimalkan kapasitas
kelembagaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan dan pelayanan
publik.

C. Sejarah Monumen Nasional


Monumen Nasional yang terletak di Lapangan Monas Jakarta Pusat.
Dibangun pada dekade 1920-an, Tugu peringatan Nasional dibangun di areal
seluas 80 hektar. Tugu ini diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R. M. Soedarsono,
mulai dibangun 17 Agustus 1961. Pembangunan Tugu Monas bertujuan
mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi
1945, agar terbangkitnya inspirasi dan semangat patriotisme generasi dan
generasi mendatang.
Pembangunan Monumen Nasional terdiri tiga tahap. Tahap pertama kurun
1991-1964 Dimulai dengan dimulainya secara resmi pembangunan Monumen
Nasional dengan Soekarno secara seremonial menancapkan pasak beton pertama,
total 284 pasak beton yang digunakan sebagai pondasi pembangunan. Sebanyak
360 pasak bumi di tanamkan untuk pondasi museum sejarah nasional,
keseluruhan pemasangan pondasi selesai pada bulan Maret 1962. Dinding
museum didasar bangunan selesai pada bulan Oktober. Pembangun obelisk
kemudian dimulai, dan selesai pada bulan Agustus 1963.

3
Pembangunan tahap kedua berlangsung pada kurun 1966-1968 akibat
terjadinya gerakan 30 September 1965 (G. 30. S/PKI) dan upaya kudeta. Tahap ini
sempat tertunda. Tahap akhir berlangsung pada tahun 1969-1976 dengan
menambahkan diorama pada museum sejarah, meskipun pembangunan telah
selesai. Namun masalah masih saja terjadi antara lain kebocoran air yang
menggenangi museum . Monumen secara resmi dibuka untuk umum dan
diresmikan pada tanggal 12 Juli 1945 oleh Presiden RI Soekarno.

D. Manfaat Bagi Pengunjung


1. Menghayati sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, melalui sajian visual
dari adegan diorama diruang Monumen Nasional.
2. Memelihara kelestarian taman Medan Merdeka dan jalur Monas yang
berfungsi sebagai unsur penunjang terhadap keagungan Monas
3. Meningkatkan penanganan kebersihan dan keasrian taman Medan
Merdeka sebagian paru-paru Ibu Kota Jakarta
4. Pemanfaatan taman sebagai tempat rekreasi, kegiatan senam kesegaran
jasmani, kesenian, kebudayaan, dan kegiatan nasional

E. Fasilitas monument nasional


Monumen Nasional memiliki ruangan-ruangan yang didalamnya terdapat
beberapa ruangan yaitu ruang museum sejarah nasional, ruang kemerdekaan,
pelataran puncak dan lidah api kemerdekaan
Gambaran mengenai ruangan-ruangan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ruang Museum Sejarah Nasional
Dibagian dasar monumen pada kedalaman 3 meter dibawah permukaan
tanah, terdapat museum sejarah nasional Indonesia. Ruang besar museum sejarah
perjuangan nasional dengan ukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung
pengunjung sekitar 500 orang. Ruangan besar berlapis marmer ini terdapat 48
diorama pada keempat sisinya dan 3 diorama ditengah sehingga menjadi total 51
diorama. Diorama ini menampilkan sejarah Indonesia sejak masa prasejarah
hingga masa orde baru. Diorama ini dimulai dari sudut timur laut bergerak searah

4
jarum jam menelusuri perjalanan sejarah Indonesia, mulai masa prasejarah,
masa kemaharajaan kuno seperti sriwijaya dan majapahit sisusun masa penjajahan
eropa yang disusul perlawananan para pahlawan nasional prakemerdekaan
melawan VOC dan pemerintah hindia belanda. Diorama berlangsung terus hingga
masa pergerakan nasional Indonesia awal abad ke-20 penduduk jepang, perang
kemerdekaan dan masa reformasi hingga masa order baru pada masa
pemerintahan Suharto.
2. Ruang kemerdekaan
Dibagian cawan monumen terdapat ruang kemerdekaan berbentuk
amphitheater. Ruangan ini dapat dicapai melalui tangga berputar dari pintu sisi
utara dan selatan. Ruangan ini menyimpan symbol kenegaraan dan kemerdekaan
republik Indonesia diantaranya naskah asli proklamasi kemerdekaan Indonesia
yang disimpan dalam kotak di dalam gerbang berlapis emas, lambang Negara
Indonesia peta kepulauan Negara kesatuan republik Indonesia berlapis emas dan
bendera merah putih dan dinding yang bertulis naskah proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Didalam ruang kemerdekaan monument nasional ini digunakan sebagai
ruang tenang untuk mengheningkan cipta dan bermeditasi mengenang hakikat
kemerdekaan dan perjuangan bangsa Indonesia. Naskah asli proklamasi
kemerdekaan Indonesia disimpan dalam kotak kaca dalam pintu gerbang berlapis
emas. Pintu mekanis ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton berlapis emas dihiasi
ukiran bunga wijaya kusuma yang melambangkan kesucian. Pintu ini terletak
pada dinding sisi barat tepat di tengah ruangan dan berlapis marmer hitam. Pintu
ini dikenal dengan nama gerbang kemerdekaan yang secara mekanis akan
membuka seraya memperdengarkan lagupadamu negeri diikuti kemudian oleh
rekaman suara soekarno tengah membacakan naskah proklamasi pada tanggal 17
agustus 1945. pada sisi selatan terdapat patung garuda pancasila, lambang Negara
Indonesia terbuat dari perunggu seberat 3, 5 ton dan berlapis emas. pada sisi
timur terdapat tulisan naskah proklamasi berhuruf perunggu, seharusnya sisi ini
menampilkan bendera yang paling suci dan dikibarkan pada tanggal 17 agustus
1945. akan tetapi karena kondisinya sudah semakin tua dan rapuh, bendera suci
ini tidak dipamerkan. sisi utara dinding marmer hitam ini menampilkan kepulauan

5
nusantara berlapis emas. melambangkan lokasi Negara kesatuan republik
Indonesia. semua itu sangat indah.
3. Pelataran puncak dan api kemerdekaan
Pelataran setinggi 115 meter tempat pengunjung dapat menikmati
panorama Jakarta dari ketinggian sebuah elevator (lift) pada pintu sisi selatan akan
membawa pengunjung menuju pelataran puncak berukuran 11 x 11 meter di
ketinggian 115 meter dari permukaan tanah. lift ini berkapasitas 11 orang sekali
angkut pelataran puncak ini dapat menampung sekitar 50 orang, serta terdapat
teropong untuk melihat panorama Jakarta lebih dekat. pada sekeliling badan
elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. dari pelataran puncak tugu
monas, pengunjung dapat menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta.
bila kondisi cuaca cerah tanpa asap kabut, diarah selatan terlihat dari kejauhan
gunung salak di wilayah kabupaten bogor, jawa barat, arah utara membentang
laut lepas dengan pulau-pulau kecil. dipuncak monument nasional terdapat
cawang yang menopang nyala LAMPU perunggu yang beratnya mencapai 14, 5
ton dan dilapisi emas 35 kilogram. Lidah api atau obor ini berukuran tinggi 14
meter dan berdiameter 6 meter terdiri dari 77 bagian yang disatukan. lidah api ini
sebagai symbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang ingin meraih
kemerdekaan. Awalnya nyala api perunggu ini di lapisi lembaran emas seberat 35
kilogram, akan untuk menyambut Indonesia pada tahun 1995, lembaran emas
ini dilapisi ulang sehingga mencapai berat 50 kilogram lembaran emas. Puncak
tugu berupaapi nan tak kunjung padam yang bermakna agar bangsa Indonesia
senantiasa memiliki semangat yang menyala-nyala dalam berjuang dan tidak
pernah surut atau padam sepanjang masa. Pelataran cawan memberikan
pemandangan bagi para pengunjung dari ketinggian 17 meter permukaan tanah.
Pelataran cawan dapat dicapai melalui elevator ketika turun dari pelataran puncak,
atau melalui tangga mencapai dasar cawan. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17
meter sedangkan rentang tinggi antara ruang museum sejarah kedasar cawan
adalah 8 m ( 3 m dibawah tanah ditambah 5 m tangga menuju dasar cawan). Luas
pelataran cawan yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 x 45 m, semuanya
merupakan pelestarian angka keramat proklamasi kemerdekaan RI (17-08-1945).

6
Sebanyak 28 kg dari 38 kg emas pada obor monas tersebut merupakan sumbangan
dari Teuku Markam, seorang pengusaha Aceh yang pernah menjadi salah satu
orang terkaya di Indonesia.
4. Taman Monas
Di taman ini Anda dapat bermain bersama kawanan Rusia yang sengaja
didatangkan dari Istana Bogor untuk meramaikan taman ini. Selain itu Anda juga
dapat berolah raga di taman ini bersama teman ataupun keluarga. Taman monas
juga dilengkapi dengan kolam air mancur menari, ini sangat menarik untuk
ditonton. Pada malam hari air mancur akan bergerak dengan liukan yang indah
sesuai alunan lagu yang dimainkan. Selain itu ada juga pertunjukan laser
berwarna warni pada air mancur ini. Bagi Anda yang ingin menjaga kesehatan,
selain berolahraga ditaman monas Andapun dapat melakukan pijat refleksi secara
gratis. Di taman ini disediakan batu-batu yang cukup tajam untuk Anda pijak
sambil dipijat refleksi. Ditaman ini juga disediakan beberapa lapangan futsal dan
basket yang dapat digunakan siapapun. Jika Anda lelah berjalan kaki di taman
seluas 80 hektar ini, Anda dapat menggunakan kereta wisata. Taman ini bebas
dikunjungi siapa saja dan terbuka secara gratis untuk umum.
5. Wisata Monas
Untuk mengunjungi monas ada banyak jenis transportasi yang dapat Anda
gunakan, jika Anda pengguna kereta Api, Anda dapat menggunakan KRL
Jabodetabek jenis express yang berhenti di Setasiun Gambir. Andapun dapat
menggunakan fasilitas transportasi Bus Trans Jakarta. Jika Anda menggunakan
kendaraan pribadi, tersedia lapangan parker khusus IRTI, atau Anda dapat
memarkir kendaraan Anda di stasiun Gambir. Untuk dapat masuk ke bangunan
Monas, Anda dapat melalui pintu masuk disekitar patung Pangeran Diponegoro
lalu Anda akan melalui loorong bawah tanah untuk masuk ke Monas. Andapun
dapat melalui pintu masuk di pelataran monas bagian utara. Jam buka monas
adalah jam 09. 00 pagi hingga jam 16. 00 sore. Monas dapat menjadi salah satu
pilihan Anda untuk berwisata bersama keluarga dan tempat mendidik anak anak
untuk lebih mengenal sejarah Indonesia. Andapun dapat menikmati udara segar

7
dari rindangnya pepohonan di Monas. Dan jangan lupa untuk menjaga kebersihan
Taman Monas agar tetap indah untuk dinikamti siapapun.

F. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia


1. Usaha Belanda Untuk Menghancurkan RI
Taktik yang dipergunakan oleh Belanda antara lain dengan memecah belah
(devide et impera) dan sikap terakhir yang dilakukan oleh Belanda pada saat
menjelang datangnya Jepang adalah tidak menghiraukan pernyataan dari Kongres
Rakyat Indonesia yang diselenggarakan oleh GAPI dalam rangka tuntutan
Indonesia berparlemen. jepang kembali datang untuk menjajah Indonesia namun
telah gagal. Belanda berkeinginan kembali ke tanah jajahannya. Belanda mengira
bahwa dengan mudah akan dapat kembali ke Indonesia dengan jalan membonceng
Sekutu. Perkiraan Belanda ini pun ternyata meleset karena ternyata tidak mungkin
dengan mudah dapat menjajah Indonesia kembali. Adapun sebab-sebabnya:
a. Mac-Arthur sebagai Panglima Komando Sekutu untuk Asia Tenggara
memerintahkan bahwa pasukan-pasukan Sekutu baru boleh mendarat sesudah
penyerahan dengan resmi oleh Jepang. Penyerahan tersebut baru terjadi pada
tanggal 2 September 1945.
b. Tepat pada tanggal 15 Agustus 1945 Komando Sekutu untuk Asia Tenggara
pindah dari pasukan Amerika ke tangan pasukan Inggris yang lemah di bawah
pimpinan Marsekal Mountbatten. Rencana pendaratan adalah Malaya, Saigon,
Indonesia. Kepada Terauchi diperintahkan bahwa pasukan-pasukan Jepang
tetap bertanggung jawab sampai kekuasaannya dioper oleh pasukan Sekutu.
c. Marsekal Mountbatten menetapkan pendaratan di Kalimantan, Indonesia
Timur, dan Nusa Tenggara kecuali Bali dan Lombok ditugaskan kepada
Australia dan sisanya kepada tentara Inggris.
Dua kali Belanda telah menggunakan tentaranya untuk menghancurkan
republik Indonesia dengan serangan-serangan yang disebut Agresi Belanda pada
tanggal 20 Juli 1947 dan Agresi Belanda II pada 18 Desember 1948,Kedua-
duanya dilakukan secara mendadak. Di samping serangan-serangan militer,
Belanda juga menjalankan politik memecah belah dengan mendirikan negara-

8
negara Boneka. Begitu Belanda berkuasa pada tanggal 15 Juli 1946 atas daerah
Indonesia Timur setelah tentara Australia menyerahkan kekuasaannya, Letnan
Jenderal Van Mook segera membuka Konferensi Malino para wakil-wakil daerah
tersebut.
Konferensi tersebut mengambil keputusan:
a. negara Indonesia nanti harus berbentuk federal;
b. sebelum negara federal terbentuk harus melalui masa peralihan, pada
c. masa peralihan tersebut kedaulatan tetap di tangan Belanda; dan
d. meskipun negara Federal itu merdeka tetapi tetap berhubungan dengan
Belanda.
Tanggal 1 Oktober 1946, Van Mack pun mengadakan Konferensi
Pangkalpinang antara golongan peranakan Cina, Peranakan Arab dan golongan
Belanda. Konferensi Pangkalpinang menyatakan setuju dengan keputusan
Konferensi Malino. Pada tanggal 7 Desember 1946 di Denpasar Bali Van Mook
diadakan Konferensi pembentukan Negara Indonesia Timur. Hadir dalam
konferensi tersebut wakil-wakil dari daerah-daerah wilayah Indonesia Timur dan
wakil dari golongan-golongan kecil. Demikianlah Van Mook secara berangsur-
angsur mendirikan negara-negara Boneka antara lain Madura, Negara
Pasundan,Negara Sumatera Selatan, Negara Jawa Timur. Di samping itu, berturut-
turut dibentuk daerah otonom : Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Dayak
Besar.
2. Perjuangan Diplomasi untuk Mempertahankan Kemerdekaan RI
Kabinet pertama Republik Indonesia bersifat Kabinet Presidentil dipimpin
oleh Presiden Soekarno sendiri sebagai Perdana Menteri dan Mohammad Hatta
sebagai Wakil Presiden. Pada tanggal 14 November 1945, Presiden membubarkan
Kabinet Pertama dan membentuk kabinet baru yang bersifat parlementer dengan
Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri merangkap Menteri Dalam Negeri dan
Menteri Luar Negeri. Perundingan pertama penyelesaian perselisihan Indonesia-
Belanda dilakukan antara Van Mook dengan Sutan Syahrir dengan pimpinan
Letnan Jenderal Christison yang terjadi pada tanggal 17 November 1945.

9
Untuk membicarakan wilayah mana saja yang berdaulat di RI maka pada
awal November di adakan perundingan linggar jati.Isi pokok naskah perjanjian
linggar jati tersebut sebagai berikut.:
a. Pemerintah Belanda mengakui kekuasaan de facto Republik Indonesia atas
Jawa, Madura, dan Sumatra.
b. Pemerintah Indonesia dan Belanda akan mendirikan Negara Indonesia Serikat
pada tanggal 1 Januari 1949.
c. Negara Indonesia Serikat dihubungkan (dengan Belanda dalam suatu Uni
Indonesia-Belanda (Uni = gabungan negara-negara). Kepala Uni adalah Raja
Belanda. Persetujuan Linggarjati ditandatangani pada tanggal 15 Maret 1947.
Perundingan antara Indonesia Belanda dimulai pada tanggal 2 Desember 1947
di atas kapal Renville yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok. Perundingan
tersebut disaksikan oleh KTN Perundingan itu menghasilkan persetujuan
renville yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948.
Isi persetujuan tersebut antara lain:
Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia, sampai kedaulatan
diserahkan kepada RIS yang segera harus dibentuk;
sebelum RIS dibentuk Belanda dapat menyerahkan sebagian dari
kekuasaannya kepada suatu pemerintah Sementara
RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat akan menjadi peserta yang
sederajat dengan kerajaan Belanda dalam Uni Indonesia-Belanda. Raja
Belanda sebagai Kepala Uni;
RI akan merupakan negara bagian dari RIS; dan
dalam jangka waktu sedikitnya 6 bulan dan selambat-lambatnya 1 tahun
supaya diadakan pemilihan umum untuk membentuk Dewan Konstituante
RIS.
Sesuai dengan persetujuan Linggarjati dan Renville yang menghendaki
agar pemerintah RI dan Belanda berusaha bersama-sama membentuk RIS, maka
pada tanggal 23 Agustus 1949 di Den Haag dimulai perundingan Konferensi Meja
Bundar (KMB). Delegasi RI dipimpin oleh Moh. Hatta, delegasi Belanda
dipimpin oleh Sultan Hamid dan delegasi Belanda oleh Van Maarseven. Komisi

10
PBB pun ikut serta dalam perundingan tersebut. Adapun tujuan KMB adalah
untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda selekas mungkin
dengan cara yang adil dan pengakuan kedaulatan yang nyata, penuh dan tanpa
syarat kepada RIS.
Hasil-hasil pokok dari KMB antara lain:
o kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia yang sepenuhnya,
tanpa syarat dan tidak dapat dicabut kembali kepada RIS;
o penyerahan kedaulatan itu akan dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal
30 Desember 1949;
o tentang Irian barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun
setelah penyerahan kedaulatan kepada RIS;
o antara RIS dan kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia-
Nederland, yang akan dikepalai oleh raja Belanda;
o kapal-kapal perang Belanda akan ditarik kembali dari Indonesia dengan
catatan bahwa beberapa korvetakan diserahkan kepada RIS;
o tentara Kerajaan Belanda akan selekas mungkin ditarik mundur dari
Indonesia, sedang tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan.
KMB berakhir pada tanggal 29 Oktober 1949 dengan menghasilkan
Piagam penyerahan kedaulatan dari Kerajaan Belanda kepada RIS yang harus
dilaksanakan sebelum tanggal 1 Januari 1950.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah disusun dalam karya tulis berjudul Monumen
Nasional (MONAS) Jakarta ini dan berdasarkan apa yang telah kami peroleh
dengan melihat langsung objek tersebut, buku-buku perpustakaan dan buku-buku
pelajaran maka penyusun dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Monumen Nasional sangat mudah dijumpai pengunjung karena wujud
bangunannya yang khas dan memberi kesan berbeda dengan bangunan
disekitarnya.
2. Monumen Nasional menempati areal seluas 80 hektar.
3. Pembangunan tugu Monas bertujuan untuk mengenang dan melestarikan
perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi 1945.
4. Monumen Nasional termasuk pusat pengetahuan dan sejarah kemerdekaan
Indonesia, serta sebagi objek wisata di DKI Jakarta.
5. Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar semuanya merupakan pelestarian
angka keramat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (17-8-1945)
6. Jam buka Monas adalah jam 09. 00 pagi dan tutup jam 16. 00 sore.
7. Monas dapat menjadi salah satu pilihan untuk berwisata sekaligus untuk
mengenalkan diri terhadap Sejarah Kemerdekaan Indonesia.

B. Saran
Memanfaatkan pengetahuan dan sejarah Monumen Nasional (MONAS)
demi kemajuan dan semangat, serta kesejahteraan bangsa Indonesia. Kepada
generasi muda dan pelajar harus cepat meraih kemampuan demi mengejar
ketertinggalan selama ini. Memanfaatkan pengetahuan ini sangat tepat. Contohnya
pada akhirnya akan menjadikan bangsa Indonesia menjadi Negara Maju dan
jadikan bangsa Indonesia kita sebagai bangsa yang besar dimata dunia.

DAFTAR PUSTAKA

12
Monumen Nasional ( Monas ).2013. Jakarta Local Government website :
Museums in Jakarta

Jakarta : Monumen Nasional ( Monas )

related:www. memobee. com/sejarah-emas-di-tugu-monas-2768-eij. html sejarah


monas.

Katili, Ekki husein Haji. 1997. Monumen Nasional Monumen Keagungan


bangsa Indonesia. Jakarta : kantor pengelola Monas

KATA PENGANTAR

13
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas kehadirat-Nya yang
telah memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada saya sehingga makalah
ini dapat saya selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sekali bahwa makalah ini jauh dari ketidaksempurnaan
baik dari segi bentuk penyusunannya ataupun secara keseluruhannya. Apabila
terdapat salah penulisan dalam makalah ini saya mohon maaf yang sebesarnya
karena saya juga masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi.
Akhirnya, dengan tulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah
sederhana ini, dan juga kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik untuk kita semua.
Amin.

Labuan, Februari2014

Penyusun

DAFTAR ISI
i

14
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................... 1
D. Manfaat Penulisan ...................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Lokasi
........................................................................
........................................................................
3
........................................................................
B. Visi dan Misi Monumen Nasional
........................................................................
........................................................................
3
C. Sejarah Monumen Nasional
........................................................................
........................................................................
3
D. Manfaat Bagi Pengunjung
........................................................................
........................................................................
4
E. Fasilitas Monumen Nasional
........................................................................
........................................................................
4
F. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia
........................................................................
........................................................................
8

15
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................... 12
B. Saran ............................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 13

MAKALAH
ii
SEJARAH MONAS DAN PERJUANGAN
MEREBUT KEMERDEKAAN INDONESIA

16
Disusun Oleh :

ADUN ARDIANA
VIII - A

MTsN PANDEGLANG II LABUAN


TAHUN PELAJARAN 2013/2014

17

Anda mungkin juga menyukai