Anda di halaman 1dari 7

Sejarah Monumen Nasional

Nama :
1. Adam Al Shafa
2. Angger Firjatullah
3. Garnis Fajriah
4. Najwa Nur S A
5. Novita Maharani S.
6. Silvie Octovia L.
Sejarah Monumen Nasional
ORIENTASI
Setiap Negara pasti memiliki suatu bangunan sejarah yang bertujuan
untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan suatu
negaranya dan salah satunya ialah monumen. Monumen adalah bangunan atau
tempat yang mempunyai nilai sejarah yang penting dan karena itu dipelihara
dan dilindungi negara (Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI], 2008:928).
Seluruh Negara memiliki suatu monumen yang memiliki ciri khasnya masing-
masing dan salah satunya berada di Indonesia yaitu Monumen Nasional yang
terletak di Jakarta Pusat.Monas menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan
untuk dijadikan sebagai sarana pendidikan dan pariwisata.

URUTAN PERISTIWA
Monas selalu ramai dikunjungi wisatawan untuk melihat keindahan
kota Jakarta dari puncak Monas, menambah wawasan sejarah Indonesia di
ruang diorama ataupun menikmati segarnya hutan kota seluas kira-kira 80
hektar di tengah kota Jakarta,tepatnya berada di jalan merdeka barat no 45 dan
berdekatan dengan masjid Istiqlal yang merupakan masjid terbesar di Asia
Tenggara.
Perencanaan pembuatan Monumen Nasional dimulai setelah Belanda
mengakui kedaulatan Negara Indonesia secara penuh tanpa adanya syarat
apapun dan tujuan dari pembuatan ini juga untuk melestarikan perjuangan
rakyat Indonesia pada masa revolusi 1945 dalam meraih kemerdekaan. Pada
tahun 1955 diadakan sayembara untuk bentuk bangunan monumen nasional
oleh komite nasional lalu terdapat 51 usulan yang masuk dan terdapat satu
usulan yang memenuhi criteria yaitu Frederich Silaban yang dapat
menggambarkan keadaan bangsa Indonesia selama berabad-abad.
Pembangunan Monumen Nasional dimulai pada tanggal 17 agustus
1961 dan dimulai dengan peletakan beton pertama secara seremonial oleh
presiden Sukarono,sebanyak 284 pasak beton digunakan untuk pemasangan
pondasi utama monumen ini dan pada akhirnya untuk pemasangan pondasi
utama rampung pada tahun 1962.
Lalu pembangunan tahap kedua baru dapat dilanjutkan pada tahun
1966-1968 dikarenakan dengan adanya gerakan 30 september (GS30PKI) dan
sempat juga tertunda untuk proses pembangunan. Lalu dilanjutkan dengan
tahap pembangunan pada tahun 1969-1976,pada tahap ini berfokus pada
penambahan diaorama pada museum sejarah
Monas memiliki tinggi 132 meter yang berbentuk lingga yoni yang
memiliki bagian-bagian diantaranya ialah lidah api yang memiliki tinggi 17 m
dan diameter 6 m yang dilapisi oleh emas seberat 45 kg lalu pelataran puncak
yang memiliki luas 11x11 dan pelataran bawah memliki luas 45x45. Monumen
Nasional ini memiliki beberapa fasilitas yang terletak di dalam sekitaran tugu
monas yaitu museum sejarah nasional,ruang kemerdekaan,pelataran puncak
dan api kemerdekaan yang dapat dikunjungi oleh wisatawan

RE-ORIENTASI
Dari cerita teks tersebut kita mengetahui bahwa perjuangan para
pahlawan yang telah memperjuangkan Negara ini harus selalu dikenang dan
salah satunya dengan cara membangun monumen nasional agar generasi-
generasi berikutnya mengetahui tentang perjuangan para pahlwan nasional dan
kita sebagai rakyat harus selalu menjaga kelestarian dari monumen nasional
agar tidak rusak.
D M → Frasa Apositif
Monumen adalah bangunan atau tempat yang mempunyai nilai
S (nomina)
sejarah yang penting oleh karena itu dipelihara dan dilindungi
P (verba)
negara
O (nomina)

Konjungsi antar klausa = oleh karena itu, dan (INTERNAL)


Mempunyai = kelas kata nomina modifikasi
Frederich Silaban yang dapat menggambarkan
S (nomina) P (ajektiva)
keadaan bangsa Indonesia selama berabad-abad.
KW

Kalimat majemuk
Menggambarkan, Keadaan = kelas kata nomina
modifikasi
kita sebagai rakyat harus selalu menjaga
S (nomina) P (verba)
kelestarian dari monumen nasional agar tidak
O
(nomina) K(ajektiva)
rusak.

Konjungsi antar klausa = agar (INTERNAL)

Anda mungkin juga menyukai