(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan cara
memperoleh informasi dari berbagai sumber belajar, serta menggunakan model Problem based
learning dan metode diskusi dengan mengedepankan integritas, gotong royong, dan menumbuhkan
kemandirian, peserta didik dapat mencermati struktur dan kaidah teks eksposisi tentang wewaler,
menemukan pokok-pokok isi teks eksposisi tentang wewalern, serta dapat mengidentifikasi nilai-nilai
luhur pada teks eksposisi tentang wewaler sehingga peserta didik dapat menyajikan, memaparkan
ajaran yang terkandung didalam teks eksposisi tentang wewaler, member tanggapan tentang teks
eksposisi tentang wewaler.
MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian eksposisi
2. Ciri teks eksposisi
3. Pengertian wewaler
4. Jenis – jenis wewaler
D. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : saintifik
Model : Problem based learning
Metode : tanya jawab, diskusi, penugasan,
Sudi yatmana, dkk. 2015. Kabeh Bisa Basa Jawa SMA/SMK/MA kelas XII.
Slamet Mulyana .dkk.2015. Trampil Basa Ndhidhik Karakter Luhur. SMA/ SMK/ MA
Kelas XII.
Gandung Widaryatmo. Dkk. 2014. Prigel Basa Jawa. SMA/ SMK/ MA kelas XII.
Sutrisna, As. Pathining Basa Jawa
Internet
Kamus Basa Jawa
E. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke- 1 (2 X 45 menit)
Sintak Model
Langkah Pembelajaran Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Problem based waktu
learning
Pendahuluan Stimulation Peserta didik merespon salam dari guru 10 menit
(simulasi/ Bersama- sama berdoa sebelum melaksanakan
pemberian pembelajaran (Religius)
rangsangan) Bersama – sama Menyanyikan lagu Indonesia
Raya (kegiatan Penguatan Pendidikan
Karakter nasionalisme)
Peserta didik memeriksa kebersihan kelas,
memungut sampah,memilah dan membuang
sesuai dengan tempatnya.(adiwiyata
mandiri)
Memeriksa kehadiran siswa
Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru
berkaitan dengan materi Teks eksposisi
wewaler
Peserta didik menerima informasi kompetensi,
materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Isi Problem Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok 65 menit
(kegiatan Inti) statemen Peserta didik dalam kelompok berdiskusi
(pertanyaan/ mencari / menemukan 5 contoh wewaler
identifikasi yang ada di lingkungan (Rasa ingin
masalah) tahu,kerjasama, berpikir kritis)
Salah satu Peserta didik dari tiap-tiap
kelompok maju ke depan menyebutkan 5
contoh wewaler dari lingkungan sekitar
tempat tinggal.
Peserta didik masing-masing kelompok
saling menanggapi
Masing-masing kelompok mampu
menjelaskan makna yg terkandung / filosofi
wewaler (komunikasi, kreatif inovatif)
Data collection Peserta didik menginfentarisir data tentang
(pengumpulan jenis-jenis wewaler yang ada di sekitar
data) tempat tinggal masing-masing
Data processing Peserta didik dalam kelompok mencermati
(pengolahan data) jenis-jenis wewaler yang sesuai dengan
kehidupan sehari-hari Rasa ingin
tahu,kerjasama, berpikir kritis)
Verification Peserta didik menyampaikan hasil identifikasi
(pembuktian) wewaler yang berkaitan dengan nilai-nilai
kehidupan (Komunikasi)
Penutup Generalization Peserta didik menyimpulkan arti filosofi 15 menit
(menarik wewaler dari segi bentuk dan macamnya
kesimpulan) Peserta didik menyimpulkan makna yang
terdapat wewaler
Guru menyampaikan materi minggu depan
yaitu tentang pokok isi teks wewaler,
Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
Pertemuan Ke- 2 (2 X 45 menit)
Sintak Model
Langkah Pembelajaran Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Problem based waktu
learning
Pendahuluan Stimulation Peserta didik merespon salam dari guru 10 menit
(simulasi/ Bersama- sama berdoa sebelum melaksanakan
pemberian pembelajaran (Religius)
rangsangan) Bersama – sama Menyanyikan lagu Indonesia
Raya (kegiatan Penguatan Pendidikan
Karakter nasionalisme)
Peserta didik memeriksa kebersihan kelas,
memungut sampah,memilah dan membuang
sesuai dengan tempatnya.(adiwiyata
mandiri)
Memeriksa kehadiran siswa
Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru
berkaitan dengan materi Teks eksposisi
wewaler
Peserta didik menerima informasi kompetensi,
materi, tujuan, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Isi Problem Peserta didik membaca teks eksposisi wewaler 65 menit
(kegiatan Inti) statemen (literasi)
(pertanyaan/ Peserta didik mempertanyakan karakteristik
identifikasi atau ciri teks eksposisi wewaler
masalah) Peserta didik menulis 5 pertanyaan yang
terkandung dalam teks eksposisi wewaler
Peserta didik menanyakan kata- kata sulit
dalam teks eksposisi wewaler
Peserta didik menanyakan pokok isi teks
eksposisi wewaler (berpikir kritis)
Data collection Peserta didik mendiskusikan ciri dan
(pengumpulan karakteristik teks wacana eksposisi wewaler
data) (kolaborasi, berpikir kritis)
Peserta didik menukarkan pertanyaan yang
telah dibuat untuk dijawab teman berpikir
kritis, kerjasama, )
Peserta didik menginfentarisir data tentang isi
pokok teks eksposisi wewaler (berpikir
kritis, kerjasama, )
Data processing Peserta didik menentukan ciri karakteristiki
(pengolahan data) wacana eksposisi (Berpikir kritis)
Peserta didik menjawab pertanyaan yang
dibuat teman, jawaban sebagai acuan bahwa
peserta didik memahami isi teks eksposisi dan
sebagai bahan menentukan pokok isi teks
eksposisi (kolaborasi, berpikir kritis)
Verification Guru memberi kesempatan perwakilan
(pembuktian) masing-masing kelompok secara individu
menyampaikan hasil identifikasi yang
berkaitan dengan penemuan dan penjelasan
ciri karakteristiki wacana eksposisi .Pokok isi
teks eksposisi wewaler (komunikasi)
Peserta didik yang lain menanggapi pekerjaan
teman
Peserta didik menyempurnakan pekerjaannya
Penutup Generalization Peserta didik dan guru menyimpulkan 15 menit
(menarik karakteristik wacana eksposisi dan pokok isi
kesimpulan) teks eksposisi wewaler (komunikasi)
Peserta didik diberikan pertanyaan lisan untuk
mendapatkan umpan balik sebagai acuan
bahwa peserta didik sudah memahami materi
Guru menyampaikan materi minggu depan
yaitu tentang nilai- nilai atau pitutur luhur
eksposisi wewaler dan relevansi nilai- nilai
dengan kehidupan saat ini
Guru mengakhiri pelajaran dengan salam
H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
a. Tekhnik penilaian: observasi, sikap religius dan sikap sosial
b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian : Jurnal (terlampir)
2. Pengetahuan
Jenis / teknik tes : tertulis, lisan, penugasan
3. Ketrampilan
Teknik / bentuk penilaian : Praktik
Remidial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KDnya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal) atau tutor
sebaya atau tugas dan diakhiri dengan tes
c. Tes remedial dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan
sebagai berikut:
a. Siswa yang mencapai nilai N (ketuntasan) N< N (maksimum) diberikan materi masih dalam
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
b. Siswa yang mencapai nilai N > N (maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
Catatan :
Mengetahui,
LAMPIRAN I
Wacana Budaya Wewaler
Nandur Wit-witan Aja Ngawur
Saben-saben mangsa labuh lan mangsa rendheng saya akeh wit-witan sing kanggo ijon-ijon
sakiwatengene dalan-dalan lan taman-taman padha ambruk katerak angin. Banjur uga saya akeh sing
katiwasan kebrukan wit-witan. Sing prelu dadi kawuningan, kedadeyan kuwi magepokan karo lelakon
ngawur nandur wit-witan. Mula prelu eling marang unen-unen sing wiwit biyen misuwur dadi pitutur
kanggo anak putu wayah: Aja ngawur nandur wit-witan. Tegese, yen nandur wit-witan kudune gelem
metungake bebaya kang bakal kedaden magepokan karo owah-owahe mangsa. Unen-unen kuwi sajake
prelu dijabarake marang masarakat mligine marang pangarsa amrih ora saya akeh bebaya lan saya
akeh sing katiwasan nalika ana wit-witan sing padha ambruk keterak angin.
Prelu uga dieling-eling, biyen ora akeh wit-witan ing sakiwatengene dalan-dalan lan ing taman-
taman sing ambruk katerak angin, jalaran wit-witane pancen ora gampang ambruk, kaya dene wit asem
lan wit mahoni. Biyen mula wit asem lan wit mahoni pancen ulet lan kuwat, ora gampang ambruk
katerak angin lisus, saengga wong-wong tuwa biyen padha seneng nandur kanggo ijon-ijon lan adhem-
adheman sakiwatengene dalan-dalan lan sajrone taman-taman. Wit asem ulet lan kuwat jalaran pang-
pange cekak lan akeh tur godhonge uga cilik-cilik. Dene wit mahoni ora gampang ambruk katerak
angin lisus jalaran godhonge padha gogrog (pancen mangsane gogrog) nalika ngepasi mangsa labuh
lan rendheng. Mula saka kuwi nalika Kumpeni lagi nyengkerem nagara kita banjur gawe dalan gedhe
sing kasebut Dalan Daendels sing sakiwatengene ditanduri wit asem lan wit mahoni. Ing babagan iki,
Kumpeni wis cetha gelem sinau marang ngelmu titen sing diugemi dening wong-wong tuwa ing Jawa
magepokan karo babagan nandur wit-witan.
Kosok baline, saiki akeh wit-witan sakiwatengene dalan-dalan lan sing ana sajrone taman-taman
padha gampang ambruk katerak angin jalaran pancen gampang ambruk. Kaya dene wit sengon lan
sapadhane. Kamangka wis cetha yen wit sengon lan sapadhane kuwi cepet gedhe lan getas, pang-
pange uga dawa-dawa, saengga luwih gampang coklek utawa ambruk katerak angin. Dene wit sengon
lan sapadhane sing uga cepet gedhe kuwi amung pantes ditandur ing alas utawa ing kebon sing adoh
saka omah lan kahanan sing rame. Mula yen wit-wit sing cepet gedhe lan getas kuwi padha ditandur
sajrone taman lan sakiwatengene dalan sing rame mangka bakal mbebayani.
Ana pitakon sing sajak prelu dibeberake: Geneya akeh sing ngawur nandur wit sengon lan
sapadhane ing sakiwatenge dalan lan sajrone taman? Wangsulane, jalaran saiki akeh sing grusa-
grusu utawa kepengin sarwa cepet-cepetan. Cethane, nandur sengon lan sapadhane jalaran sengon
pancen bisa cepet gedhe, saengga cepet bisa dadi ijon-ijon. Ora preduli yen wit sengon lan sapadhane
kuwi gampang ambruk.
Saya akehe wit-witan sing padha ambruk, banjur ngebruki omah, mobil lan uga mateni manungsa,
kudune bisa dadi pratandha yen ing mangsa modheren saiki pancen saya akeh sing sok modheren
saengga ngawur nandur wit-witan. Dene lelakon ngawur ing babagan iki magepokan karo sipat sing
ora gelem ngajeni marang ngelmu titen sing wiwit biyen dadi cekelane bangsa kita. Saiki saya cetha
yen ngelmu sing padha dianggep modheren ing babagan tetanduran ora bisa ngasorake ngelmu titen
sing kebacut dianggep kuna utawa ketinggalan jaman. Mula wis pantes yen kita kudune gelem sinau
marang ngelmu titen amrih ora ngawur nandur wit-witan sing bisa gawe cilaka.
Saliyane kuwi, ana uga perkara sing prelu dadi wigati. Yaiku saiki saya akeh sing tumindhak
ngawur marang wit-witan saengga saya luwih gampang ambruk. Contone, saya akeh wong sing
ngawur nancepake paku ing wit-witan kanggo nemplekake gambar utawa masang spanduk lan umbul-
umbul. Paku-paku sing tumancep ing wit kuwi bakal neyeng saengga bisa gawe rusake wit kasebut.
Ing babagan iki, wis akeh wit-witan gedhe utawa cilik sing ambruk sanajan ora katerak angin lisus
jebule pancen jalaran ditancepi paku sing wis padha neyeng. Mligine saben-saben mangsa kampanye
pemilu utawa pilkada, saya akeh calon pemimpin sing seneng masang gambar ing wit-witan
sakiwatengene dalan-dalan sing rame. Mula banjur saya akeh wit-witan sing gapuk ketancep paku
neyeng, banjur padha ambruk lan akeh sing kebrukan.
Ing jaman mbiyen ana wewaler, kayata aja nancepake paku ing wit-witan. Malah uga akeh bangsa
sing duweni wewaler, aja sembarangan negori pange wit-witan sing bisa gawe gapuk. Mula saka kuwi
bangsa kita prelu duweni paugeran utawa perda kanggo njaga supaya aja padha ngawur nandur wit-
witan lan aja nganti tumindhak ala marang wit-witan. (http: //www. Sloops.com/2012/03/10)
LAMPIRAN II
PENILAIAN SIKAP
1) Sikap yang menjadi focus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, kerjasama dan
Kepedulian.
2) Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap kelima
sikap diatas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;
3) Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan ke walikelas,
untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapot (menunjang penilaian sikap dari guru
PAI dan guru PKN)
Ketentuan
1= Jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
Indikator
2= Jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam Indikator
3= Jika peserta didik sangat mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
Indikator
4= Jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam Indikator
5= Jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam Indikator
Format Penilaian
Nilai jumlah skor x 100
25
Penilaian pengetahuan
Wewaler Luhur Uri ping Madyaning Bebrayan
Manungsa urip ing alam donya ora bisa uwal saka tepa slira lan samad sinamadan. Kudu
nggatekake marang welinge para leluhur kang kebak ing kautaman. Para leluhur wis akeh paring
patuladhan becik marang turune kang awujud wewaler utawa pitutur kabecikan.
Minangka anak sakmestine duwe rasa urmat marang wong tuwa kaya dene wewaler wong
jawa aja sira wani marang wong atuwanira, jalaran sira bakal kena bendu saka kang murbeng
dumadi. Saka andharan iku bisa dimangerteni menawa kanggone wong jawa , wong tuwa iku
utama ateges kudu diajeni, diurmati kanthi gelem ngajeni lan ngurmati ateges diarani anak sing
bekti.
Menawa matur ana sangarepe wong tuwa prayogane kudu nganggo basa kang alus lan
kepenak dirungokake, ya mesthine nganggo basa jawa karma. Aja pisan- pisan wani marang wong
tua amarga wani marang wong tuwa iku bisa diarani ana kang duraka lan bisa
kuwala.Penganggepe wong jawa wong tuwa kang nandhang tatu atine amarga saka tumindak
duraka anake, apa kang kewetu saka pangucape bisa malati tumrap anak
Teknik Bentuk
Instrumen
Penilaian Penilaian
Mencermati pokok isi Tes lisan/ Uraian
teks eksposisi budaya tertulis 1. Tulisen pokok- pokok isine teks
wewaler wewaler Luhur Ing Madyaning
Bebrayan!
Kunci
Paragraf I
Manungsa urip ing donya kudu tepa
slira
Paragraf II
Anak kudu urmat marang wong
tuwa
Paragraf III
Matur marang wong tuwa nganggo
basa kang alus
Kunci
Mempertanyakan nilai- Tes lisan/ Uraian 3.Tulisen pitutur luhur kang ana
nilai yang terdapat tertulis ing teks wewaler Luhur Ing
dalam teks wewaler Madyaning Bebrayan!
Kunci
Mendiskusikan
relevansi nilai –nilai Tes lisan/ Uraian 4.Tulisen gegayutane pitutur luhur
wewaler dengan tulis kang ana ing teks wewaler Luhur
kebudayaan saat ini Ing Madyaning Bebrayan! karo
kahanan bebrayan wektu saiki!
Kunci
Ing jaman saiki akeh anak kang ora
bekti marang tuwane, ana anak
kang ora gelem ngakoni wong
tuwane
NILAI MAKSIMAL
2. Soal nomor 2
Aspek Tingkat Nilai
Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 20
NILAI MAKSIMAL 4
3. Soal nomor 3
Aspek Tingkat Nilai
Siswa menjawab dengan benar dan sangat baik AB 20
NILAI MAKSIMAL
4. Soal nomor 4
Aspek Tingkat Nilai
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sangat baik AB 20
NILAI MAKSIMAL
5. Soal nomor 5
Aspek Tingkat Nilai
Siswa mendeskripsikan dengan benar dan sangat baik AB 20
NILAI MAKSIMAL
a. Penilaian Keterampilan
Penilaian Proyek
4.
Kelengkapan data lengkap dan sesuai dengan aturan,Tampilan kurang rapi 71-80
kurang bersih, Isi sesuai, pengumpulan tugas tidak tepat waktu
70
Kelengkapan data lengkap dan sesuai dengan aturan,Tampilan tidak rapi
tidak bersih, Isi sesuai, pengumpulan tugas tidak tepat waktu
Penilaian proyek
2
Penilaian Praktik
Kunci jawaban:
Tes Praktik
Ancer – ancer Pambiji
Pedoman Penskoran
Peserta didik menyampaikan dengan benar dan sangat baik (lafal jelas, AB 91-100
intonasi tepat, ekspresi sangat baik, dan nada tepat/memenuhi keempat unsur)
Peserta didik menyampaikan dengan benar dan baik (memenuhi ketiga unsur B 81-90
yang tepat, salah satu ada yang kurang)
Peserta didik menjawab dengan benar dan sedang (jika hanya dua unsure yang S 71-80
tepat,dua yang lain salah)
Peserta didik menjawab kurang benar (jika yang tepat hanya 1 unsur, tiga K 70
unsure lain kurang tepat)